PERCOBAAN I
PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar,
atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat
material kering dengan volumenya.
I. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
b. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.
c. Tongkat pemadat berdiameter 15cm, panjang 60cm yang ujungnya bulat,
terbuat dari baja tahan karat.
d. Mistar perata.
e. Sekop.
f. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang
(bohler).
Ukuran butir
Kapasitas Diameter Tinggi Tebal Wadah maks. Agregat
(liter) (cm) (cm) Minimum (mm)
dasar sisi
2.832 152.4 ±2.5 154.9 ±2.5 5.08 2.54 12.70
9.435 152.4 ±2.6 292.1 ±2.5 5.08 2.54 25.40
14.158 152.4 ±2.7 279.4 ±2.5 5.08 3.00 38.10
28.316 152.4 ±2.8 284.9 ±2.5 5.08 3.00 101.60
III.PROSEDUR PRAKTIKUM
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 1
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2. Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38.19mm (1.5in) dengan cara
penusukan :
a. Timbang dan catat wadah (W1).
b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusuk –
tusuk sebanyak 25 kali secara merata.
c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
d. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).
3. Berat isi untuk agregat ukuran butir 38,10 – 101,10mm (1,5 – 4in)
dengan cara penggoyangan :
a. Hitung dan catat berat wadah (W1).
b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
c. Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang – goyangkan
wadah dengan prosedur sebagai berikut :
- Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar,
angkatlah salah satu sisinya kira – jira setinggi 5cm
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 2
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 3
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ANALISA PERCOBAAN
Dari pemeriksaan berat volume agregat halus didapatkan :
Keadaan gembur dengan cara lepas : 1361,972 kg/m3
Keadaan padat dengan cara penusukan : 1484,013 kg/m3
Rata – rata : 1422,992 kg/m3
Catatan :
V mould = 3,14 (1/4) . (15,3)2 . (22,3) = 4097,86 cm3
= 4,098.10-3 m3
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 4
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN II
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 5
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan
adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat
halus dan kasar. Alat yang digunakan adalah seperangkat saringan dengan
ukuran jaring- jaring tertentu.
IV. PERALATAN
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b. Satu set sarungan untuk agregat kasar ukuran #67 (diameter agregat
antara 50,00 – 4,76mm) dengan berat minimum contoh 20kg.
c. Satu set saringan agregat halus dengan berat minimum contoh 500kg.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu ubtuk pemanasan sampai
110ºC.
e. Alat pemisah contoh (sample splinter).
f. Talam – talam.
g. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat bantu lainya.
V. BAHAN - BAHAN
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh, berat dari contoh disesuaikan
dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan. Dalam
praktikum ini tidak ada agregat kasar berdiameter lebih dari 50mm, sehingga
digunakan saringan ukuran #467.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 6
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
VII. PERHITUNGAN
Analisa ayakan bagi butiran antara 50,0 – 4,76mm berat contoh 5kg dan
kategori ayakan No. 467.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 7
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 8
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 9
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ANALISA PERCOBAAN
- Modulus kehalusan (FM) = fineness modulus diperoleh dengan
menjumlahkan prosentase komulatif pada masing – masing ayakan
dibagi 100.
AGREGAT HALUS
0,03 + 17,07 + 63,73 + 98,82 + 99,986
FM = = 2,77
100
AGREGAT HALUS
26,9 + 92,18 + 99,91 + 500
FM = = 7,19
100
Catatan :
untuk mencapi suatu kekuatan beton tertentu pada suatu nilai
slump tertentu, pada umumnya diperoleh penghematan semen
sebanyak 25kg/m3 beton pada daerah 3 dibandigkan daerah 2.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 10
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN III
PEMERIKSAAN ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan adanya bahan organic dalam
agregat halus. Kandungan bahan organic yang berlebihan pada unsure bahan
beton dapat mempengaruhi kualitas beton. Kadar oeganik adalah bahan-
bahan yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian terhadap
suatu mortar atau beton.
VIII. PERALATAN
a. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gelas atau bahan
penutup lainnya yang tidak beraksi terhadap NaOH volume gelas =
350ml.
b. Standard warna (organic plate).
c. Larutan NaOH 3%.
X. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Contoh benda uji dimasukkan kedalam botol.
b. Tambahkan larutan NaOH 3% setelah dikocok, total volume menjadi kira
– kira ¾ volume botol.
c. Botol ditutup erat – erat dengan penutup dan botol dikocok kembali.
Diamkan botol selama 24 jam.
d. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan warna
standard No. 3 (apakah lebih tua / muda). Bila terlihat nyata warnanya
lebih muda (misalnya sesuai No.1) berarti kadar organiknya rendah.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 11
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 12
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Analisa Percobaan :
Warna lebih rendah dari warna standard.
Standard warna No.3 dari standard warna colour chart warna tersebut masih
sesuai untuk menentukan rendahnya kadar organic, maka agregat halus
tersebut dapat digunakan untuk pembuatan beton.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 13
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN IV
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang
terkandung dalm agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5%
merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk
pembuatan beton.
XI. PERALATAN
a. Gelas ukur
b. Alat pengaduk
XIV. PERHITUNGAN
1 V
Kadar lumpur = V + V x100 %
1 2
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 14
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2 V
Kadar lumpur = V +V x100 %
1 2
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 15
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2 V
Kadar lumpur = V +V x100 %
1 2
7
x100%
270 + 7
7
x100% = 2,53%
277
ANALISA PERCOBAAN :
Bahwa kadar agregat yang kita teliti mengandung lumpur kurang dari 5%,
maka agregat halus tersebut dapat digunakan untuk pembuatan campuran
beton.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 16
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN V
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Nilai
kadar air ini digunakan untuk korelsi tekanan air untuk adukan beton yang
disesuaikan dengan kondisi agregat lapangan.
XV. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.
b. Oven yang suhunya dapat diatur sampai 110±5°C
c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat
pengeringan contoh benda uji.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 17
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
XVIII. PERHITUNGAN
W3 − W5
Kadar air agregat = x100 %
W3
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 18
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 19
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
C −D 2.820 − 2.770
Kadar air = x100 % ⇒ x100 % = 1,77 %
C 2.820
C −D 4.820 − 4.804 ,5
Kadar air = x100 % ⇒ x100 % = 0,32 %
C 4.820
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 20
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN VI
ANALISIS SPECIFIC GRAVITY
DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bulk dan apparent specific
gravity dan penyerapan (absobsion) dari agregat kasar menurut prosedur
ASTM C127. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi
volume agregat dalam beton.
XX. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,5gr yang mempunyai kapasitas 5kg.
b. Keranjang besi diameter 203.2 (b”) dan tinggi 63,5mm (2,5”).
c. Alat penggantung keranjang.
d. Oven.
e. Handuk.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 21
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 22
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
E 6.666 ,4
Apparent Spesific Grafity = E − D = 6.666 ,4 − 4.183 = 2,684 4
E 6.666,4
Bulk SG kondisi kering = = = 2,4286
A - D 6.928 − 4.183
A 6.928
Bulk SG kondisi SSG = = = 2,524
A − D 6.928 − 4183
A− E
Prosentase Absorpsi Air = x100%
E
6.928 − 6.666,4
x100 % = 3,924 %
6.666,4
Berat tali = 29,5gr
Berat keranjang = 804gr
Agregat + keranjang = 7.769gr
Besi + rafia = 912gr
ANALISA PERCOBAAN
Dari analisa specific gravity agregat kasar dapat diketahui nilai :
• APPARENT S.G = 2,6844
• BULK S.G KONDISI KERING = 2,4286
• BULK S.G KONDISI SSD = 2,524
• ABSORPSI AIR = 3,924%
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 23
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN VII
ANALISIS SPECIFIC GRAVITY
DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bulk dan apparent specific
gravity dan penyerapan (absobsion) dari agregat halus menurut prosedur
ASTM C128. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi
volume agregat dalam adukan beton.
XXIV. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,5gr yang mempunyai kapasitas minimum
1kg.
b. Piknometer dengan kapasitas 500gr.
c. Cetakan kerucut pasir.
d. Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 24
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
E
Bulk S.G kondisi kering = B − ( D − C ) = 2,248
B
Bulk S.G kondisi SSD = B − ( D − C ) = 2,340
B− E
Prosentase Absorpsi air = x100% = 4,08%
E
Volume air 400 ml --- sisa 95 ml --- yang terpakai 400 – 95 = 305 ml, berat
contoh 500 gram, berat contoh oven + cawan = 544,6 dan berat cawan 64,2
gram.
Jadi, berat contoh setelah di oven : 544,6 – 64,2 = 480,4gr.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 25
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ANALISA PERCOBAAN
Dari analisa specific gravity agregat halus dapat diketahui nilai :
• APPARENT S.G = 2,475
• BULK S.G KONDISI KERING = 2,248
• BULK S.G KONDISI SSD = 2,340
• ABSORPSI AIR = 4,08%
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 26
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN VIII
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan komposisi atau unsure beton
basah dengan ketentuan kekuatan tekan karakteristik dan SLUMP rencana.
XXVIII. PERALATAN
a. Timbangan.
b. Peralatan membuat adukan :
• Wadah
• Sendok semen
• Peralatan pengukur SLUMP
• Peralatan pengukur berat volume
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 27
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 28
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
3
KOMPOSISI BERAT UNSUR ADUKAN / M BETON
LAPANGAN
3
LAPANGAN / M BETON
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 29
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
MESIN MOLEN
37 Semen 11,69 kg
38 Air 5,33 kg
39 Agregat kasar kondisi lapangan 29,28 kg
40 Agregat halus kondisi lapangan 30,65 kg
TABEL I
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 30
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
KONDISI LINGKUNGAN
PEKERJAAN
BASAH DAPAT PENGARUH
JENIS KONSTRUKSI
KERING SULFAT
NORMAL
BERGANTI - AIR LAUT
GANTI
Konst. Lansing / hanya
punya penutup tulangan 0,53 0,59 0,40
kurang dari 2,50 cm.
Struktur dinding
penahan tanah, pilar, - 0,53 0,44
balok abutmen
Beton yang tertanam
- 0,44 0,44
dalam air, pilar, balok
TABEL II
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 31
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2
Kekuatan tekan beton umur 28 hari (kg/cm) Nilai rata - rata W/C
420 0,44
350 0,53
280 0,62
210 0,73
140 0,89
Nilai pada Tabel II berdasarkan atas ukuran terbesar agregat kasar diameter
2,5 cm. Bagi W/C ratio yang sama dengan ukuran agregat lebih besar,
kekuatan tekan beton akan lebih rendah.
TABEL III
UKURAN SLUMP YANG DIANJURKAN BAGI BERBAGAI KONSTRUKSI
Slump (cm)
Uraian
Maksimum Minimum
1. Dinding, plat pondasi, dan pondasi 8,00 2,50
telapak bertulang
2. Pondasi telapak tidak bertulang, 8,00 2,50
kaison, dan konstruksi dibawah tanah
Catatan :
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 32
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Nilai pada Tabel III ini berlaku untuk pemadatan menggunakan alat
penggetar. Untuk cara yang lain , nilai slump dapat dinaikkan 2,50cm lebih
besar.
TABEL IV
UKURAN MAKSIMUM AGREGAT
3. ¾ lebih kecil atau sama dari jarak bersih tulangan, berkas tulangan
atau berkas kabel pratekan.
TABEL A
JUMLAH BERAT AIR PERLU UNTUK SETIAP M3 BETON DAN UDARA
YANG TERPERANGKAP UNTUK BERBAGAI SLUMP DAN UKURAN
MAKSIMUM AGREGAT
TABEL B
PROSENTASE VOLUME AGREGAT KASAR / SATUAN VOLUME BETON
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 33
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
CATATAN :
Volume pada Tabel B berdasarkan kondisi agregat kering muka atau dry
rodded. Nilai dalam table dipilih dari hubungan empiris untuk bisa
mendapatkan beton dengan tingkat kekenyalan umum. Untuk beton yang
kurang kenyal bagi pekerjaan jalan, harga didalam table bisa dinaikkan
sebanyak 10% untuk lebih kenyal, seperti beton yang ditempatkan melalui
sistem pompa, nilai pada table dikurangi sampai 10%.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 34
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 35
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN IX
PELAKSANAAN CAMPURAN
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 36
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN X
MENENTUKAN SLUMP BETON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsistensi suatu campuran beton
berdasarkan satuan SLUMP. Suatu campuran beton memiliki konsistensi
yang berbeda – beda sesuai kebutuhan suatu bangunanyang akan di beton.
Konsistensi itu dapat sangat kering, kering, plastis, plastis cair, cair, dan
sebagainya.
XXXI. PERALATAN
1. Apparatus bagi pemeriksaan SLUMP yang terdiri dari :
• Cetakan
• Timbangan
• Alat ukur
2. Tongkat pemadat dengan diameter 10mm, panjang Ø)cm.
Ujung dibulatkan dan sebaiknya dari bahan baja anti karat.
3. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
4. Sendok cekung.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 37
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
XXXIV. PERHITUNGAN
Nilai SLUMP = Tinggi cetakan – Tinggi rata rata benda uji
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 38
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 39
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 40
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Jenis adukan dengan ekivalen yang berbeda. Contoh ini merupakan contoh
adukan dengan bahan – bahan yang tepat komposisinya, tidak terjadi
segregasi walaupun nilai SLUMPnya tinggi.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 41
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN XI
PEMBUATAN DAN PERSIAPAN BENDA UJI
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang keras dalam bentuk
kubus dan silinder ( masing – masing empat buah ), yang akan digunakan
sebagai benda uji dalam pemeriksaan kekuatan tekan beton.
XXXV. PERALATAN
1. Cetakan dari baja berbentuk kubus dan silinder masing – masing 4
buah.
2. Meja penggetar.
3. Pisau perata.
4. Sendok.
5. Bak perendam atau karung basah.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 42
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 43
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
PERCOBAAN XII
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk
kubus dan silinder dibuat dan dirawat (cured) di laboratorium. Kekuatan
tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
XXXVII. PERALATAN
Mesin penguji tekanan beton.
XXXIX. PERHITUNGAN
Kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)
Dimana :
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas penampang benda uji (cm2)
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 44
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 45
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
2
Umur Beban Max σ = P/A (kg/cm )
No. kode
( hari ) ( kg ) σb σb = 28 hari
1 Kubus 3 73.006,8 328,84 724,96
2 Silinder 3 31.730,20 178,46 326,55
3 Kubus 7 12.988,03 368,84 813,14
4 Silinder 7 48.514,10 267,63 489,71
5 Kubus 16 108.966,00 484,43 1.067,97
6 Silinder 16 63.930,80 361,96 662,32
7 Kubus 28 113.370,20 503,87 1.110,82
8 Silinder 28 54.370,20 300,02 548,98
Σ= 5.744,45
1 pound ( Lb ) = 0,4536 kg
1
Kubus = σb = 28 hari ⇒ 0,4536 xσb
1
Silinder = σb = 28 hari ⇒ 0,4536 xσbx 0,83
PERCOBAAN XIII
ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON KARAKTERISTIK
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 46
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton, dilakukan
penentuan tegangan tekanan karakteristik beton. Tegangan tekan
karakteristik beton ini diperoleh dengan menggunakan rumusan statistik
sebagai berikut :
Dimana :
s = deviasi standar
σb = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing
masing – masing benda uji ( kg/cm2 )
σbm = kekuatan tekan beton rata – rata ( kg/cm2 )
N
σbm = ∑ .σb
N
N = jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan
II. PERHITUNGAN
Kekuatan tekan rata – rata :
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 47
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
∑N .σb
σbm =
N
σbm = ∑ N .σb / N
2
No. σb 28 hari (σb - σbm) (σb - σbm)
1 364,75 56,56 3199,0036
2 266,202 - 41,988 1762,992
3 294,56 - 13,63 185,7769
4 253,80 - 54,39 2958,2721
5 282,87 - 25,32 641,1324
6 266,26 - 41,93 1758,1249
7 428,95 120,76 145,829,776
8 - - -
Σ = 2157,392 Σ = 25088,2795
Jadi nilai :
2157 ,392
σbm = ∑ N .σb / N = = 308 ,199
7
Standard deviasi :
∑(σb −σbm ) 2 25088 ,2795
s= = = 26 ,399
(7 −1) (7 −1)
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 48
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
KESIMPULAN AKHIR
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 49
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
Setelah diadakan beberapa kali percobaan dalam suatu proses untuk pembuatan
campuran beton yang dimulai dari pemeriksaan bahan / agregat sampai dengan
pembuatan mix design, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
• Modulus agregat halus diambil antara 2,56.
• Modulus agregat kasar diambil antara 3,8 cm.
• Untuk agregat halus, kadar lumpur yang terkandung maximum 5%.
• Untuk agregat kasar, kadar lumpur yang terkandung maximum 1%.
Kemudian setelah dihitung seluruh kebutuhan material yang akan dipergunakan
dalam pembuatan campuran beton dan adanya koreksi tentang kebutuhan jumlah
air yang dibutuhkan untuk mendapatkan perencanaan beton dengan
αbk = 550 kg/cm2 dengan slump test = 0,2 cm.
Dari hasil test kekuatan beton pada umur 28 hari didapatkan :
αbm = 521,6 kg/cm2 αbm = kekuatan beton rata – rata
Karena didalam pelaksanaan pembuatan beton memungkinkan terdapat
kekuatan yang tidak memenuhi syarat, yang besarnya diperhitungkan sebesar
5%, maka kekuatan beton karakteristik menjadi :
αbk = αbm – 1,64 s
= 521,6 – 1,64 (69,03)
= 408,391 kg/cm2
αbk = nilai kekuatan beton karakteristik dengan 5% kemungkinan tidak
memenuhi syarat.
αbm = kekuatan beton rata – rata (kg/cm2)
s = standar deviasi.
ilmusipil.com
Laporan Praktikum Konstruksi Beton 50