Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN MATERIAL JALAN


“Pengujian Berat Volume Agregat Halus”

DOSEN PEMBIMBING :

MUHAMMAD GALA GARCYA, MT

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD ULIL AMRI

NIM 4204221516

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
2023
A. LANDASAN TEORI
Perbandingan antara berat volume agregat termasuk pori-pori antara butirnya
biasanya disebut berat volume atau berat satuan. Agregat adalah material granular
misalnya pasir,batu pecah dan kerak tungku besi, yang di pakai Bersama-sama
dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidrolik atau
adukan pori atau rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang di antara
butir butir agregat yang tidak diisi oleh partikel yang padat. Metode pengujian berat
satuan agregat di lakukan dengan mengacu pada ketentuan sesuai SNI 03-4804-
1998 tentang metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat.
Berat volume atau berat isi merupakan rasio antara berat agregat dan isi atau
volume. Berat isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran beton,
apabila jumlah bahan ditakar dengan ukuran volume. Berat volume agregat ditinjau
dalam dua keadaan, yaitu berat volume gembur dan berat volume padat. Berat
volume gembur merupakan perbandingan berat agregat dengan volume literan,
sedangkan berat volume padat adalah perbnadingan berat agregat dalam keadaan
padat dengan volume literan. Menurut British Standar 812, berat volume agregat
yang baik untuk material beton mempunyai nilai yang lebih besar dari 1445 kg/m3.
Agregat dibedakan menjadi dua macam, yaitu agregat halus dan agregat kasar
yang di dapat secara alami atau buatan. Cara membedakan jenis agregat yang
paling banyak dilakukan adalah dengan didasarkan pada ukuran butirbutirannya.
Agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar disebut agregat kasar, sedangkan
agregat yang berbutir kecil disebut agregat halus. Sebagai batas ukuran butir kasar
dan butir halus umumnya adalah 4,75 mm atau 4,80 mm. Agregat yang butirnya
lebih besar dari 4,80 mm disebut agregat kasar, dan agregat halus lebih kecil dari
4,80 mm. Secara umum agregat kasar sering disebut sebagai kerikil, kericak atau
batu pecah, sedangkan agregat halus disebut dengan pasir yang biasa berasal dari
sungai, tanah galian, atau dari hasil pemecahan batu.
Agregat halus (pasir) adalah batuan yang mempunyai ukuran butiran antara
0,15 mm – 5 mm. Agregat halus dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai
atau dari tepi laut. Oleh karena itu pasir dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu
pasir galian, pasir sungai dan pasir laut (Tjokrodimuljo.2007). Menurut PBI 1971,
agregat halus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras, bersifat kekal dalam arti
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan.
Agregat halus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1 (PBI
1971), harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.

b. Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.

c. Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.

Berat volume agregat merupakan rasio antara berat agregat dengan volume
agregat. Berat volume agregat diperlukan dalam perhitungan bahan adukan beton
(mix design) apabila bahan ditakar dengan ukuran volume. Berat volume atau
berat isi agregat ditinjau dari 2 keadaan, yaitu berat isi gembur dan berat isi padat.

B. TUJUAN PRATIKUM
Tujuan pratikum dari pengujian berat volume kasar pada mata kuliah
Pengujian Material Jembatan adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa memahami tata cara pengujian berat volume agregat kasar.
b. Mahasiswa mengetahui kegunaan peralatan dari pengujian berat volume
agregat kasar
c. Menentukan berat isi agregat halus dan kasar yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan volume.
d. Mampu menentukan berat volume agregat kasar dalam kondisi berat isi lepas
dan dan berat isi padat.
C. PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan pemeriksaan berat
volume agregat adalah sebagai berikut :
a. Timbangan digital, digunakan untuk menentukan berat benda uji.
b. Talam dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan
contoh agregat.
c. Tongkat pemadat diameter 15 mm dan panjang 60 cm, yang
ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat.
d. Mistar perata untuk meratakan permukaan benda uji.
e. Sekop untuk memasukkan benda uji.
f. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang.
g. Kompor untuk mengeringkan benda uji agregat.
h. Benda uji agregat halus (pasir) yang lolos saringan No. 4 dengan
ukuran maksimum 5 mm.
D. KESELAMATAN KERJA
Dalam melaksanakan Praktikum Pengujian Material Jembatan dianjurkan
mengikuti semua prosedur pengujian dan pedoman petunjuk K3 yang ada agar
praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu Mahasiswa/i
yang mengikuti praktikum diharapkan untuk membaca terlebih dahulu semua
pedoman praktikum sebelum mengikuti (melaksanakan) praktikum di
laboratorium. Dalam melaksanakan praktikum pemeriksaan berat volume
agregat, mahasiswa/I diwajibkan untuk :
a. Mempelajari dengan baik mengenai cara-cara melakukan/prosedur
pengujian yang akan dilaksanakan.
b. Berdoa sebelum pratikum atau (melakukan) pengujian.
c. Menggunakan alat pelindung diri (APD) selama praktikum berlangsung.
Adapun alat pelindung diri meliputi : helm, sepatu safety, sarung tangan, dll.
d. Bekerja secara hati-hati dengan alat yang digunakan, terutama alat yang
terbuat dari bahan yang keras.
e. Setelah selesai praktikum, mahasiswa/i wajib membersihkan dan
merapikan (meletakkan) peralatan yang telah digunakan untuk praktikum
dengan baik yang disaksikan oleh Dosen Pengampu atau laboran.
E. LANGKAH KERJA/FLOW CHART (BAGAN ALIR)
1. Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan berat volume
agregat adalah sebagai berikut:
a. Masukkan benda uji agregat kasar dan halus ke dalam talam yang
berbeda sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah. Kemudian
keringkan hingga agregat mencapai berat tetap untuk dijadikan sebagai
benda uji.
b. Berat isi benda uji agregat dengan cara berat isi lepas:
1) Timbang dan catat berat wadah baja yang digunakan (W1).
2) Masukkan agregat kedalam wadah baja menggunakan
sekop hingga penuh dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan
butir- butir agregat
3) Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata.
4) Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
5) Hitung berat benda uji (W3) dengan cara W3 = W2 – W1.

c. Berat isi agregat dengan cara penumbukan atau berat isi padat:

1) Timbang dan catat berat wadah baja yang digunakan (W1).


2) Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama
tebal.
Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan
cara ditumbuk sebanyak 25 kali secara merata.
3) Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata.
4) Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
5) Hitung berat benda uji (W3) dengan cara W3 = W2 – W
2. FLOW CHART (BAGAN ALIR)
a. Berat volume dalam kondisi gembur/lepas

Timbang berat bejana (B1)

Masukan agregat kedalam bejana, dengan hati-hati agar


tidak ada butiran yang keluar

Ratakan permukaan agregat sehingga rata dengan bagian atas


bejana menggunakan mistar perata.

Timbang berat bejana berisi berat agregat tersebut (B2).

Selesai

b. Berat volume dalam kondisi tusuk

Timbang berat bejana (B1)

Masukkan agregat ke dalam bejana dalam 3 lapisan sama


tebal. Setiap lapisan di tusuk tusuk dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan secara rata

Ratakan permukaan agregat sehingga rata dengan


bagian atas bejana menggunakan mistar perata.

Timbang berat bejana berisi berat


agregat tersebut (B2).

Selesai
F. CONTOH PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA PEMBAHASAN
Catat data pengujian sebagaimana formulir yang telah di sediakan

Analisa dan Pembahasan

Berat mould 3liter = ...... gr

Diameter mould rata rata (D) = ...... cm

Tinggi mould rata rata (T) = ...... cm

Volume mould (V) = ¼ x π x d2 x t

= ......gr/cm3

berat agregat
Berat volume agregat (M) = ¿)
volume mould

Data hasil pengujian berat volume agregat kasar

Analisa dan Pembahasan

Berat mould 3liter = 1720 gr

Diameter mould rata rata (D) = 15,505 cm

Tinggi mould rata rata (T) = 16,752 cm

Volume mould (V) = ¼ x π x 15,5052 x 16,752

= 3.163 gr/cm3

 Agregat Halus Kondisi Lepas/Gembur

Sampel 1

Berat agregat = 6635 gr – 1720 gr

= 4,915 gr

Berat volume / berat isi = 4,915 kg / 3.163 cm3

= 1,553.90 kg/cm3
Sampel 2

Berat agregat = 6689 gr – 1720 gr

= 4,969 kg

Berat volume / berat isi = 4,462 kg / 3.163 cm3

= 1,570.97 kg/cm3

1,553.90+1,570.07
Rata-rata =
2

= 1,562.43 kg/cm3

 Agregat Halus Kondisi Tusuk (25 kali)

Sampel 1

Berat agregat = 7113 gr – 1720 gr

= 5,393 gr

Berat volume / berat isi = 5,393 kg / 3.163 cm3

= 1,705.02 kg/cm3

Sampel 2

Berat agregat = 7110 gr – 1720 gr

= 5,390 kg

Berat volume / berat isi = 5,390 kg / 3.163 cm3

= 1,704.07 kg/cm3

1,705.02+ 1,704.07
Rata-rata =
2

= 1,704.54 kg/cm3
G. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat volume agregat halus yang telah dilakukan
didapati berat volume agregat halus kondisi tusuk lebih tinggi dari pada berat
volume agregat halus kondisi lepas/gembur. Berdasarkan hasil data rata-rata dari
kedua sampel adalah sebagai berikut :

 Berat Volume Kondisi Lepas/Gembur


1,553.90+1,570.97
Rata-rata =
2

= 1,562.43 kg/cm3

 Berat Volume Kondisi Tusuk (25 kali)

1,705.02+ 1,704.07
Rata-rata =
2

= 1,704.54 kg/cm3

Berat volume agregat pada kondisi padat lebih berat dibandingkan berat
volume pada kondisi lepas karena menggunakan metode yang berbeda. Berat
volume dalam kondisi padat menggunakan metode penumbukan, sehingga
agregat mengisi ruang kosong dalam wadah lebih rapat dan padat, sedangkan
pada kondisi lepas hanya memasukkan agregat kedalam wadah sehingga masih
ada kemungkinan wadah tersebut memiliki ruang kosong yang tidak terisi.
Manfaat dari cara uji ini bagi perencana, pelaksana, pengawas untuk mengetahui
volume produksi campuran beton, kadar semen yang digunakan dan kadar udara

dalam beton dalam suatu campuran beton segar.


H. DOKUMENTASI

Wadah Kosong (3liter) Timbang berat mould kosong (3/4”)

Masukan agregat halus kedalam mould Timbang berat mould+ isi


Masukan agregat ke dalam mould Cara lepas Masukkan agregat halus ke dalam bejana
dalam 3 lapisan sama tebal. Setiap lapisan
di tusuk tusuk dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan

Timbang Berat mould+ Agregat halus dengan


cara tusuk

Anda mungkin juga menyukai