DOSEN PEMBIMBING :
DI SUSUN OLEH :
NIM 4204221516
c. Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.
Berat volume agregat merupakan rasio antara berat agregat dengan volume
agregat. Berat volume agregat diperlukan dalam perhitungan bahan adukan beton
(mix design) apabila bahan ditakar dengan ukuran volume. Berat volume atau
berat isi agregat ditinjau dari 2 keadaan, yaitu berat isi gembur dan berat isi padat.
B. TUJUAN PRATIKUM
Tujuan pratikum dari pengujian berat volume kasar pada mata kuliah
Pengujian Material Jembatan adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa memahami tata cara pengujian berat volume agregat kasar.
b. Mahasiswa mengetahui kegunaan peralatan dari pengujian berat volume
agregat kasar
c. Menentukan berat isi agregat halus dan kasar yang didefinisikan sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan volume.
d. Mampu menentukan berat volume agregat kasar dalam kondisi berat isi lepas
dan dan berat isi padat.
C. PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan yang diperlukan dalam percobaan pemeriksaan berat
volume agregat adalah sebagai berikut :
a. Timbangan digital, digunakan untuk menentukan berat benda uji.
b. Talam dengan kapasitas cukup besar untuk mengeringkan
contoh agregat.
c. Tongkat pemadat diameter 15 mm dan panjang 60 cm, yang
ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat.
d. Mistar perata untuk meratakan permukaan benda uji.
e. Sekop untuk memasukkan benda uji.
f. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat
pemegang.
g. Kompor untuk mengeringkan benda uji agregat.
h. Benda uji agregat halus (pasir) yang lolos saringan No. 4 dengan
ukuran maksimum 5 mm.
D. KESELAMATAN KERJA
Dalam melaksanakan Praktikum Pengujian Material Jembatan dianjurkan
mengikuti semua prosedur pengujian dan pedoman petunjuk K3 yang ada agar
praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu Mahasiswa/i
yang mengikuti praktikum diharapkan untuk membaca terlebih dahulu semua
pedoman praktikum sebelum mengikuti (melaksanakan) praktikum di
laboratorium. Dalam melaksanakan praktikum pemeriksaan berat volume
agregat, mahasiswa/I diwajibkan untuk :
a. Mempelajari dengan baik mengenai cara-cara melakukan/prosedur
pengujian yang akan dilaksanakan.
b. Berdoa sebelum pratikum atau (melakukan) pengujian.
c. Menggunakan alat pelindung diri (APD) selama praktikum berlangsung.
Adapun alat pelindung diri meliputi : helm, sepatu safety, sarung tangan, dll.
d. Bekerja secara hati-hati dengan alat yang digunakan, terutama alat yang
terbuat dari bahan yang keras.
e. Setelah selesai praktikum, mahasiswa/i wajib membersihkan dan
merapikan (meletakkan) peralatan yang telah digunakan untuk praktikum
dengan baik yang disaksikan oleh Dosen Pengampu atau laboran.
E. LANGKAH KERJA/FLOW CHART (BAGAN ALIR)
1. Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan berat volume
agregat adalah sebagai berikut:
a. Masukkan benda uji agregat kasar dan halus ke dalam talam yang
berbeda sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah. Kemudian
keringkan hingga agregat mencapai berat tetap untuk dijadikan sebagai
benda uji.
b. Berat isi benda uji agregat dengan cara berat isi lepas:
1) Timbang dan catat berat wadah baja yang digunakan (W1).
2) Masukkan agregat kedalam wadah baja menggunakan
sekop hingga penuh dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan
butir- butir agregat
3) Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar
perata.
4) Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).
5) Hitung berat benda uji (W3) dengan cara W3 = W2 – W1.
c. Berat isi agregat dengan cara penumbukan atau berat isi padat:
Selesai
Selesai
F. CONTOH PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA PEMBAHASAN
Catat data pengujian sebagaimana formulir yang telah di sediakan
= ......gr/cm3
berat agregat
Berat volume agregat (M) = ¿)
volume mould
= 3.163 gr/cm3
Sampel 1
= 4,915 gr
= 1,553.90 kg/cm3
Sampel 2
= 4,969 kg
= 1,570.97 kg/cm3
1,553.90+1,570.07
Rata-rata =
2
= 1,562.43 kg/cm3
Sampel 1
= 5,393 gr
= 1,705.02 kg/cm3
Sampel 2
= 5,390 kg
= 1,704.07 kg/cm3
1,705.02+ 1,704.07
Rata-rata =
2
= 1,704.54 kg/cm3
G. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian berat volume agregat halus yang telah dilakukan
didapati berat volume agregat halus kondisi tusuk lebih tinggi dari pada berat
volume agregat halus kondisi lepas/gembur. Berdasarkan hasil data rata-rata dari
kedua sampel adalah sebagai berikut :
= 1,562.43 kg/cm3
1,705.02+ 1,704.07
Rata-rata =
2
= 1,704.54 kg/cm3
Berat volume agregat pada kondisi padat lebih berat dibandingkan berat
volume pada kondisi lepas karena menggunakan metode yang berbeda. Berat
volume dalam kondisi padat menggunakan metode penumbukan, sehingga
agregat mengisi ruang kosong dalam wadah lebih rapat dan padat, sedangkan
pada kondisi lepas hanya memasukkan agregat kedalam wadah sehingga masih
ada kemungkinan wadah tersebut memiliki ruang kosong yang tidak terisi.
Manfaat dari cara uji ini bagi perencana, pelaksana, pengawas untuk mengetahui
volume produksi campuran beton, kadar semen yang digunakan dan kadar udara