Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT

2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum pemeriksaan berat volume agregat yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan berat volume agregat kasar dan agregar halus atau campuran
keduanya yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material
kering dengan volume agregat kering itu sendiri.
2. Menentukan berat volume agregat dalam kondisi berat isi lepas dan berat isi
padat.
3. Menentukan proporsi agregat yang akan digunakan dalam campuran (berat
volume agregat halus, kasar, ataupun campuran).

2.2 Landasan Teori


Berat volume agregat adalah perbandingan antara berat dengan volume
agregat dalam keadaan kering. Di dalam perhitungan campuran beton untuk
menetapkan volume padat dari bagian-bagian yang terpilih, maka dari itu
diperlukan pengujian berat isi agregat untuk mengetahui volume atau ruang yang
ditempati partikel agregat, terlepas ada atau tidaknya pori dalam partikel (SNI 52-
1980).
Pengujian berat isi pada agregat berguna untuk mengkonversi dari satuan
berat ke satuan volume. Dalam merancang campuran beton, komposisi dari bahan
ditentukan salam satuan berat. Untuk mengkonversi dari komposisi satuan berat
ke komposisi satuan volume digunakanlah metode pengujian berat isi agregat.
Berat isi untuk agregat betton disyaratkan lebih dari 1,2 kg/l (SNI 52-1980).
Berat isi agregat dengan metode lepas, pada pengujian agregat akan
dimasukkan sekaligus ke dalam wadah untuk selanjutnya ditimbang dan
mengetahui berat isi agregatnya. Berbeda dengan menentukan berat isi metode
padat, agregat dimasukkan sebagian atau secara bertahap ke dalam wadah dan
dilakukan proses pemadatan dengan penusukan. Standar penusukannya adalah 25
kali tiap sebagian agregat dalam wadah. Setelah itu, baru melakukan penimbangan
dan diketahui berat isi padat agregatnya (Pedoman Pekerjaan Beton, 2004).

12
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

Metode lepas dan metode padat dimaksudkan untuk melakukan


perbandingan berat isi agregat halus dan kasar yang sama namun dengan
perlakuan berbeda. Hal ini dapat menjadi parameter yang baik untuk mengetahui
agregat halus dan agregat kasar seperti apa yang memiliki berat tertinggi karena
pada akhirnya berat isi akan mempengaruhi mutu beton (Pedoman Pekerjaan
Beton, 2004).
Cara menentukan berat isi agregat dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (SNI 1973:2008):
W
Berat isi agregat¿
V
Keterangan:
W = berat agregat (Kg)
V = volume agregat (L)

2.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan berat
volume agregat ini berupa alat dan bahan sebagai berikut:

2.3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan berat
volume agregat ini sebagai berikut:
1. Timbangan dengan ketelitian 0,2% berat sampel agregat
2. Wadah baja yang memiliki kapasitas cukup besar.
3. Tongkat pemadat (batang penusuk)
4. Mistar perata
5. Sekop

2.3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan berat
volume agregat ini sebagai berikut:
1. Agregat halus
2. Agregat kasar

3.

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

Talam dengan ukuran


Timbangan Kompor gas
besar

Tongkat pemadat Sekop Wadah baja silinder

Benda uji agregat Benda uji agregat


halus kasar

Gambar 2.1 Peralatan dan bahan pemeriksaan berat volume agregat

2.4 Prosedur
Pemeriksaan berat volume agregat kasar dan halus menggunakan
ketentuan yang sudah ditetapkan, yakni berdasarkan SNI 1973:2008. Berikut
prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan berat volume agregat kasar dan halus.

1. Berat isi agregat dengan cara berat isi lepas


Berikut ini merupakan prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan berat
volume agregat dengan cara berat isi lepas (metode lepas):
a. Siapkan alat bahan yang akan digunakan dalam pengujian ini.

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

b. Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas


wadah.
c. Keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)oC, sampai agregat mencapai
berat tetap untuk digunakan sebagai benda uji.
d. Timbang dan catat berat wadah yang akan digunakan (W1).
e. Masukkan benda uji (agregat halus) ke dalam wadah baja sekaligus dengan
sekop. Diharapkan berhati-hati saat proses memasukkan bebda uji untuk
memgurangi resiko kehilangan benda uji.
f. Ratakan permukaan wadah yang sudah terisi benda uji (agregat halus)
dengan menggunakan mistar perata.
g. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).
h. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).

2. Berat isi agregat dengan cara berat isi padat


Berikut ini merupakan prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan berat
volume agregat halus dengan cara berat isi tusuk (metode padat):
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Timbang dan catat berat wadah yang akan digunakan (W1).
c. Masukkan benda uji (agregat halus) ke dalam wadah secara bertahap, yaitu
1/3 bagian
d. Tusuk agregat sebanyak 25 kali tiap 1/3 bagian.
e. Ratakan permukaan dengan menggunakan mistar perata.
f. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2).

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

1. Ambil agregat kasar lalu keringkan 2. Timbang dan catat berat wadah
diatas kompor sampai agregat terlebih dahulu
mencapai berat tetap untuk digunakan
sebagai benda uji.

3. Agregat di masukan ke dalam 4. Setelah wadah terisi penuh


wadah permukaan agregat diratakan.

5. Berat wadah beserta benda


uji dihitung dan dicatat.

Gambar 2.2 Prosedur pemeriksaan berat isi lepas agregat kasar

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

1. Ambil agregat halus lalu keringkan 2. Timbang dan catat berat wadah
diatas kompor sampai agregat terlebih dahulu
mencapai berat tetap untuk digunakan
sebagai benda uji.

3. Agregat di masukan ke dalam 4. Setelah wadah terisi penuh


wadah permukaan agregat diratakan.

5. Berat wadah beserta benda


uji dihitung dan dicatat.

Gambar 2.3 Prosedur pemeriksaan berat isi lepas agregat halus

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

1. Ambil agregat kasar lalu keringkan 2. Timbang dan catat berat wadah
diatas kompor sampai agregat terlebih dahulu
mencapai berat tetap untuk digunakan
sebagai benda uji.

3. Isi wadah dengan benda uji 4. Setiap lapis dipadatkan dengan


sebanyak 1/3 wadah secara merata. ditusuk sebanyak 25 kali dengan
tongkat pemadat secara merata

5. Permukaan agregat yang full 6. Berat wadah beserta benda uji


diratakan. Berat wadah beserta benda ditimbang dan dicatat.
uji ditimbang dan dicatat.

Gambar 2.4 Prosedur pemeriksaan berat isi padat agregat kasar

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

1. Ambil agregat halus lalu keringkan 2. Timbang dan catat berat wadah
diatas kompor sampai agregat terlebih dahulu
mencapai berat tetap untuk digunakan
sebagai benda uji.

3. Isi wadah dengan benda uji 4. Setiap lapis dipadatkan dengan


sebanyak 1/3 wadah secara merata. ditusuk sebanyak 25 kali dengan
tongkat pemadat secara merata

5. Permukaan agregat yang full 6. Berat wadah beserta benda uji


diratakan. Berat wadah beserta benda ditimbang dan dicatat.
uji ditimbang dan dicatat.

Gambar 2.5 Prosedur pemeriksaan berat isi padat agregat halus

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

2.5 Perhitungan
Berikut merupakan hasil dari pengujian berat volume agregat halus dan
kasar menggunakan metode berat isi lepas dan berat isi tusuk (padat) berdasarkan
rumus yang di atas:
Tabel 2.1 Hasil Pengujian Berat Isi Agregat Kasar Metode Lepas
Agregat kasar Metode Lepas
Satua Data Asli Data Asli + NIM/100
Keterangan
n I II I II
Berat contoh + tempat kg 19.958 20.083 20.358 20.483
Berat tempat kg 5.928 5.928 5.928 5.928
Berat contoh kg 14.030 14.155 14.430 14.555
Volume tempat m3 0.01045 0.01045 0.01045 0.01045
Berat isi contoh kg / m3 1342.584 1354.545 1380.861 1392.823
Berat isi rata rata kg / m 3
1348.565 1386.842

Tabel 2.2 Hasil Pengujian Berat Isi Agregat Kasar Metode padat
Agregat kasar Metode Padat
Satua Data Asli Data Asli + NIM/100
Keterangan
n I II I II
Berat contoh + tempat kg 21.011 20.715 21.411 21.115
Berat tempat kg 5.928 5.928 5.928 5.928
Berat contoh kg 15.083 14.787 15.483 15.187
Volume tempat m3 0.01045 0.01045 0.01045 0.01045
Berat isi contoh kg / m3 1443.349 1415.024 1481.627 1453.301
Berat isi rata rata kg / m 3
1429.187 1467.464
Perhitungan data pada tabel di atas yang didapatkan dari hasil pengujian
berat isi lepas dapat di bawah ini:

1. Metode lepas
1 4,430
Berat isi agregat kasar sampel I ¿
0,01045
= 1380,861 kg/m3
14 , 555
Berat isi agregat kasar sampel II ¿
0,01045
= 1392,823 kg/m3
1380,861+1392,823
Berat isi rata-rata =
2
= 1386,842 kg/m3

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

2. Metode Padat
15.483
Berat isi agregat kasar sampel I ¿
0,01045
= 1481.627 kg/m3
15.187
Berat isi agregat kasar sampel II ¿
0,01045
= 1453.301 kg/m3
1481.627+1453.301
Berat isi rata-rata =
2
= 1467,464 kg/m3

Data dan hasil hitung pada agregat halus dapat dilihat pada Tabel 2.2
berikut:
Tabel 2.3 Hasil Pengujian Berat Isi Agregat Halus Metode Lepas
Agregat Halus Metode Lepas
Satua Data Asli Data Asli + NIM/100
Keterangan
n I II I II
Berat contoh + tempat kg 6.709 6.682 7.109 7.082
Berat tempat kg 2.811 2.811 2.811 2.811
Berat contoh kg 3.898 3.871 4.298 4.271
Volume tempat m3 0.003092 0.003092 0.003092 0.003092
Berat isi contoh kg / m3 1,260.673 1,251.940 1,390.039 1,381.307
Berat isi rata rata kg / m 3
1,256.307 1,385.673

Tabel 2.4 Hasil Pengujian Berat Isi Agregat Halus Metode Padat
Agregat Halus Metode Padat
Satua Data Asli Data Asli + NIM/100
Keterangan
n I II I II
Berat contoh + tempat kg 7.077 7.089 7.477 7.489
Berat tempat kg 2.811 2.811 2.811 2.811
Berat contoh kg 4.266 4.278 4.666 4.678
Volume tempat m3 0.003092 0.003092 0.003092 0.003092
Berat isi contoh kg / m 3
1,379.690 1,383.571 1,509.056 1,512.937
Berat isi rata rata kg / m3 1,381.630 1,510.996
Perhitungan data pada tabel di atas yang didapatkan dari hasil pengujian
berat isi lepas dapat di bawah ini:
1. Metode lepas
4.298
Berat isi agregat halus sampel I ¿
0,003092
M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

= 1,390.039 kg/m3
4.271
Berat isi agregat halus sampel II ¿
0,003092
= 1,381.307 kg/m3
1,390.039+ 1,381.307
Berat isi rata-rata =
2
= 1,385.673 kg/m3
2. Metode padat
4.666
Berat isi agregat halus sampel I ¿
0,003092
= 1,509.056 kg/m3
4.678
Berat isi agregat halus sampel II ¿
0,003092
= 1,512.937 kg/m3
1,509.056+1,512.937
Berat isi rata-rata =
2
= 1,510.996 kg/m3

2.6 Hasil dan Analisis Data


Pada pemeriksaan berat volume atau berat isi agregat dilakukan dengan
metode lepas dan metode padat, sehingga mendapatkan hasil perhitungan seperti
di atas, dapat kita lihat bahwa semakin besar berat suatu butir agregat maka berat
isinya pun semakin besar pula. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan
setelah dilakukan penambahan nim pada data maka pada agregat kasar berat isi
lepasnya sebesar 1386,842 kg/m3dan berat isi padat agregat sebesar 1467,464
kg/m3. Pada praktikum berat isi padat dan berat isi lepas pada agregat kasar pun
demikian, dimana semakin banyak butiran maka semakin berat pula suatu berat
isinya dan begitupun sebaliknya dari percobaan yang dilakukan pada agregat
halus diperoleh berat isi lepas sebesar 1,509.056 kg/m3dan berat isi padat sebesar
1,510.996 kg/m3.
Terjadi perbedaan nilai dalam berat volume antara metode lepas dan
metode padat, disebabkan oleh penusukan yang terjadi pada metode padat
sehingga mempengaruhi jumlah agregat yang dapat memenuhi volume wadah.
Pada metode padat, tidak terdapat rongga sehingga jumlah butir agregat lebih

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

banyak dan wadah terisi penuh, sedangkan pada metode lepas terdapat banyak
rongga karena agregat dimasukkan sekaligus yang menyebabkan jumlahnya tidak
akan sebanyak metode padat. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat kita lihat
bahwa besar kecilnya berat butiran agregat dan volume wadah sangat
mempengaruhi berat isi agregat.

2.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum berat volume agregat yang dilakukan
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan berat volume agregat kasar dan halus terbagi dua yaitu metode
lepas dan metode padat (tusuk).
2. Hasil yang didapatkan adalah berat isi agregat kasar dan halus yang paling
besar yaitu berat agregat dengan metode dipadatkan dengan tongkat pemadat.
3. Berat isi rata-rata metode lepas agregat kasar adalah 1386,842 kg/m3
4. Berat isi rata-rata metode padat agregat kasar adalah 1467,464 kg/m3.
5. Berat isi rata-rata metode lepas agregat halus adalah 1509,056 kg/m3
6. Berat isi rata-rata metode padat agregat halus adalah 1510,996 kg/m3
7. Pemeriksaan berat volume agregat mendapatkan hasil yang berbeda-beda
pada kondisi padat dan kondisi lepas. Kondisi padat dapat digunakan dalam
proses pembuatan beton. Sedangkan kondisi lepas tidak dapat digunakan
dalam pembuatan beton dikarenakan agregat tidak mengisi ruang wadah
dengan merata.
2.8 Saran
Setelah melakukan pengujian berat volume agregat kasar dan halus, kita
dapat melihat bahwa banyak hal yang mempengaruhi berat volume agregat, maka
dari itu perlu memperhatikan beberapa hal untuk memastikan pengujian
mendapatkan hasil yang sesuai. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pemeriksaan terhadap berat isi agregat khalus dan kasar adalah sebagai
berikut:
1. Mengikuti praktikum dengan sungguh-sungguh.
2. Melaksanakan praktikum dengan mengikuti ketentuan dan aturan yang
berlaku.

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Berat Volume Agregat

3. Menghitung dan menganalisis data dilakukan dengan teliti untuk menghindari


kesalahan perhitungan.

M. Hisyam Ar-Rayyan – M1C120040

Anda mungkin juga menyukai