Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200

4.1 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum pemeriksaan bahan lolos saringan
No.200 adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui prosedur pemeriksaan bahan lolos saringan No. 200 sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Menentukan persentase berat bahan dalam agregat halus yang lolos saringan
No.200 dengan cara pencucian.

4.2 Landasan Teori


Pemeriksaan jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200
adalah banyaknya bahan yang lolos saringan No.200 sesudah agregat dicuci
sampai air cucian menjadi jernih, bertujuan untuk memperoleh persentase jumlah
bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200 yang berukuran 0,075 mm.
Bahan yang lolos saringan No.200 (yang terkecil) merupakan lumpur (SNI 03-
4142-1996).
Metode pemeriksaan bahan lolos saringan No.200 harus meliputi
persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara penyajian agregat untuk menentukan
persentase bahan dalam agregat yang lolos saringan No.200. Jumlah bahan dalam
agregat yang lolos saringan No.200 (0,075mm) adalah menentukan banyaknya
bahan yang lolos saringan No.200 setelah agregat tersebut dicuci sampai air
pencuciannya jernih (SNI 03-4142-1996).
Lumpur adalah gumpalan atau lapisan yang menutupi permukaan butiran
agregat dan lolos ayakan saringan No.200. Kandungan kadar lumpur pada
permukaan butiran akan mempengaruhi kekuatan ikatan antara pasta semen dan
agregat sehinggaakan mengurangi kekuatan dan ketahanan beton. Bahan
pembersih adalah suatau bahan pembersih atau detergen yang digunakan untuk
mempermudah pemisahan bahan halus yang merekat pada agregat (PBI, 1971).
Suspensi adalah bahan yang lolos saringan No.200 (0,075 mm) yang
didalam larutan pencuci. Pengembangan contoh agregat halus dilakukan secara
acak agar dapat mewakili seluruh bahan yang akan diuji dan tanah liat serta

42
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

bahan-bahan organik tercampur dalam agregat halus. Bila kandungan tanah liat
atau unsur lain dalam agregat cukup banyak dapat mempengaruhi dan mengurangi
kekuatan beton serta menghambat hidrasi semen. Keadaan ini dapat memburuk
bila lumpur membentuk lapisan yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Kadar
lumpur didalam agregat halus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih dari 5% dari
standar yang telah ditentukan. Adanya lumpur menyebabkan bertambahnya air
pengaduk yang di perlukan dalam pembuatan beton, Agregat kotor akan
memberikan pengaruh buruk pada kinerja beton (PBI, 1971).
Dalam spesifikasi biasanya dimasukkan syarat kebersihan agregat, yaitu
dengan memberikan suatu batasan jenis dan jumlah material yang tidak
diinginkan (seperti tanaman, partikel lunak, lumpur maupun tanah liat, dan lain
sebagainya), seperti berkurangnya biasanya berada di dalam atau pun melekat
pada agregat. Agregat kotor akan memberikan pengaruh buruk pada kinerja
seperti berkurangnya ikatan antar campuran dengan
agregat yang disebabkan banyaknya kandungan lumpur, zat organik atau unsur
lain pada agregat tersebut (PBI, 1971).
Benda uji adalah agregat halus yang dikeringkan dalam oven selama 1 x
24 jam atau dalam kondisi kering oven dengan berat tergantung pada ukuran
maksimum agregat sesuai dengan tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Ketentuan Berat Kering Minimum Benda Uji
Ukuran Maksimum Agregat Berat Kering Benda Uji
Ukuran Saringan mm (gram)
No. 8 2,36 100
No. 4 4,75 500
3/8 9,50 1000
¾ 19,00 2500
>1 ½ >38,10 5000
(Sumber: SNI 03-4142-1996)
Adapun rumus yang digunakan dalam pemeriksaan berat bahan lolos
saringan No. 200 atau mencari berat isi rata-rata menurut standar SNI 03-4142-
1996 adalah sebagai berikut:

W 1−W 3
Berat isi rata-rata =
W1
Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003
Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

Keterangan:
W1 = Berat benda uji sebelum dicuci.
W2 = Berat benda uji setelah dicuci dan dimasukkan ke oven.
4.3 Peralatan
Pemeriksaan bahan lolos saringan No.200 menggunakan alat dan bahan
sebagai berikut:

4.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan bahan lolos saringan
No. 200 adalah sebagai berikut:
a. Saringan No.16 dan No. 200 yang digunakan untuk menyaring agregat.

Gambar 4.1 Saringan No.16 dan No. 200


b. Pan atau wadah untuk mencuci benda uji dengan kapasitas cukup besar.

Gambar 4.2 Wadah


c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

Gambar 4.3 Oven


d. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat sampel agregat.

Gambar 4.4 Timbangan


e. Talam.

Gambar 4.5 Talam


f. Sekop.

Gambar 4.6 Sekop


4.3.2 Bahan

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

Bahan yang diperlukan dalam pengujian adalah agregat yang beratnya


tergantung pada ukuran maksimum, dengan batasan sebagai berikut:
a. 2,36 mm (No.8) = 100 gr
b. 1,18 mm (No.4) = 500 gr
c. 9,50 mm (3/8”) = 2000 gr
d. 19,10 mm (3/4”) = 2500 gr
e. 38,10 mm (3/2”) = 5000 gr
Berdasarkan keterangan di atas maka bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan bahan lolos saringan No.200 adalah sebagai berikut:
a. Agregat halus yang lolos saringan No.4 sebanyak 500 gram x 1,25.

Gambar 4.7 Agregat Halus 500 gr


b. Air

Gambar 4.8 Air


4.4 Prosedur
Pemeriksaan bahan lolos saringan harus dilakukan menurut standar dan
ketentuan yang berlaku, yaitu SNI 03-4142-1996. Adapun prosedur kerja pada
pemeriksaan bahan lolos saringan No. 200 adalah sebagai berikut:
a. Keringkan agregat dalam oven selama 1 x 24 jam sampai mencapai berat
tetap.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

b. Timbang berat aregat hingga beratnya 1,25 kali berat minimum benda uji.
c. Cuci bahan uji sampai air cucian jernih.
d. Guncang-guncang wadah dan tuangkan air cucian ke dalam susunan saringan.
e. Masukan air pencuci baru, dan ulangi pekerjaan 3 sampai air cucian menjadi
jernih.
f. Keringkan agregat dalam oven, dengan suhu (110±5)0C sampai mencapai
berat tetap.
g. Setelah agregat kering, timbang dan catatlah bahan kering tersebut.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

Masukkan bahan uji ke dalam Timbang bahan uji hingga


oven dengan suhu 110+5oC. beratnya 1,25 x berat minimum.

Masukkan bahan uji ke atas


saringan, lalu guncang-guncang. Cuci bahan uji sampai air cucian
jernih.

Keringkan lagi bahan uji yang Timbang dan catatlah berat bahan
tertahan di saringan. uji kering tersebut.

Gambar 4.9 Prosedur Bahan Lolos Saringan No. 200

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

4.5 Perhitungan
Pengujian yang dilakukan adalah untuk menentukan persentase berat
bahan dalam agregat halus yang lolos saringan No.200 dengan cara data yang
telah didapatkan. Setelah mendapatkan data berupa berat benda uji sebelum
dicuci, berat benda setelah dicuci, dan berat benda uji setelah dimasukkan ke
dalam oven, maka dilakukan perhitungan mengenai berat volume agregat dengan
menggunakan rumus:

W 1−W 3
Berat isi rata-rata =
W1
Keterangan:
W1 = Berat benda uji sebelum dicuci
W3 = Berat benda uji setelah dicuci dan dimasukkan ke oven

625,03−595,23
Berat isi rata-rata = =4,768 %
625,03

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No. 200


Benda Uji
Keterangan
Berat Satuan

Berat benda uji sebelum dicuci (W1) 625,03 g

Berat benda uji sesudah dicuci (W2) 725,03 g

Berat benda uji setelah dimasukan ke


595,23 g
dalam oven (W3)

Jumlah bahan lewat saringan No. 200 4,768% %

4.6 Hasil dan Analisi Data


Berat benda uji semula (W1) dari pemeriksaan bahan lolos saringan No.
200 dengan cara pencucian yaitu sebanyak 625,03 gram, sedangkan berat bahan
tertahan saringan setelah dicuci sampai airnya menjadi jernih dan dikeringkan lagi
di oven(W3) sebanyak 595,23 gram. Jumlah berat benda uji yang lewat saringan
No.200 didefinisikan sebagai selisih dari berat benda uji tertahan saringan No.200
dengan berat uji semula lalu dibagi berat benda uji semula sehingga menghasilkan
persentase sebanyak 4,768%. Pada persyaratan kelayakan penggunaan agregat
halus yakni memiliki nilai maksimal 5%.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

Hasil analisis data yang didapatkan ialah berat bahan tertahan saringan
No.200 sebanyak 595,23 % gram lebih sedikit dibandingkan berat benda uji
semula. Faktor yang mempengaruhi pengurangan jumlah agregat meliputi
kelalaian dalam pencucian sehingga agregat ikut lolos bersama air. Agregat yang
tertahan saringan No.200 meloloskan debu, butiran halus serta lumpur, sehingga
bahan yang lolos tersebut dianggap sebagai persentase debu sebanyak 4,768 %.
Hasil persentase bahan lolos saringan No.200 ialah sebanyak 4,768 %, maka
bahan yang tertahan sebanyak 95,232 %.

4.7 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum pemeriksaan bahan lolos
saringan No. 200 adalah sebagai berikut:
a. Berat benda uji semula sebesar 625,03 gram.
b. Berat benda uji setelah tahap pencucian sebanyak 725,03 gram.
c. Berat benda uji setelah tahap pencucian sampai air menjadi jernih dan
pengeringan kembali dalam oven sebesar 595,23 gram.
d. Persentase berat bahan uji lewat saringan (setelah tahap pencucian dan
pengeringan oven) sebesar 4,768 %.
e. Persentase berat bahan uji tertahan sebesar 95,232 %.
f. Persyaratan kelayakan penggunaan agregat halus yakni memiliki nilai
maksimal 5%, maka agregat yang diuji pada percobaan yang dapat digunakan
sebagai bahan campuran beton.

4.8 Saran
Setelah melakukan pemeriksaan bahan lolos saringan No. 200, dapat
dilihat bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi jumlah bahan lolos saringan.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan terhadap
bahan lolos saringan No. 200 adalah sebagai berikut:
a. Tahap pencucian benda uji (agregat halus) harus dilakukan dengan hati-hati,
untuk mengurangi resiko kehilangan benda uji yang akan mempengaruhi
jumlah benda uji yang lolos saringan No.200.
b. Pastikan dalam tahap pencucian benda uji, air harus sampai jernih, agar
kebersihan dari benda uji terjamin.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003


Laporan Praktikum Beton Pemeriksaan Bahan Lolos Saringan No.200

c. Zat organik atau sampah yang terdapat dalam benda uji (agregat halus) jangan
dibuang, tetapi masukkanlah kembali ke dalam wadah.
d. Saat menimbang dan menghitung berat benda uji harus teliti untuk
memastikan hasil yang didapatkan tidak terdapat kekeliruan dan sesuai
dengan yang diinginkan.

Hardiani Nofriza Z.N – M1C120003

Anda mungkin juga menyukai