KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
didalam agregat halus dibatasi , yaitu tidak melebihi 5% dari standar yang telah ditentukan
agregat dicuci sampai bersih atau kadar lumpurnya rendah.
Analisa ayakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
Cara kering dilakukan dengan menngetarkan saringan, baik itu manual ataupun
menggunakan alat. Cara kedua yaitu cara basah dilakukan dengan mencampurkan tanah
dengan air sampai menjadi lumpur encer dan dibasuh seluruhnya melewati saringan.
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam pemeriksaan bahan lolos saringan no.200,
yaitu :
1. Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.200 (0,075 mm) adalah banyaknya
bahan yang lolos saringan no.200 sesudah agregat dicuci sampai air cucian jernih.
2. Bahan pembersih adalah bahan pembersih seperti detergen atau sabun yang digunakan
untuk mempermudah pemisahan bahan halus yang melekat pada agregat.
3. Suspensi adalah bahan lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)yang melayang didalam
larutan pencuci.
2.5.4 PERALATAN
1. Saringan no.16 dan no.200.
bermerek : Controls ( milano – italy ), memiliki ukuran tiap lubang sebesar 1,2
mm, terbuat dari bahan besi yang tahan lama.
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
2. Wadah pencuci
3 Oven
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
6 Sekop
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
Berat Kering
Ukuran Maksimum Agregat
Benda Uji
2.5.7 PERHITUNGAN
(W 1 −W 4 )
Jumlah bahan lewat saringan no.200 = × 100%
W1
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
Keterangan :
W 1= Berat benda uji semula ( gram )
W 4 = Berat bahan tertahan saringan no.200 ( gram )
Contoh 1
W 1= 625 gram
W 4= 598 gram
(W 1 −w 4 )
Agregat Lewat Saringan no.200 = × 100%
W1
(625−598)
= ×100%
625
= 4,32%
Contoh 2
W 1= 625 gram
W 4 = 594 gram
(W 1 −W 4 )
Ag. Lewat Saringan no.200 = × 100%
W1
(625−594)
= × 100%
625
= 4,96%
2.5.7 PENGAMATAN
Dalam praktikum analisa saringan lolos no.200 memerlukan bahan cotoh yang
beratnya 625 gram dan alat-alat ( saringan no.16, saringan no.200, wadah pencuci, oven,
timbangan,sekop). Pada praktikum yang dilakukan yaitu dengan cara basah dilakukan
dengan mencampurkan tanah dengan air sampai menjadi lumpur encer dan dibasuh
seluruhnya melewati saringan no.16 dan no.200. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam praktikum menganalisa lolos saringan no.200 :
1. Dalam perencanaan campuran beton diisyaratkan tidak boleh lebih dari 5 % bahan
lolos saringan no.200. Dengan banyaknya bahan yang lolos saringan no.200 akan
menyebabkan daya lekat semen terhadap agregat berkurang, sehingga kuat tekan pada
suatu beton menurun.
2. Bahan contoh ( agregat halus ) harus dicuci sampai bersih agar tidak ada zat lain yang
menempel pada bahan contoh.
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
3. Pada saat mencuci agregat halus, usahakan agregat tidak ikut terbuang bersama air
karena dapat mengurangi tingkat ketelitian.
Bahan yang lolos saringan 200 merupakan kadar lumpur. Perbedaan diantara analisa lolos
saringan 200 dengan kadar lumpur adalah prosedur praktikumnya dimana, pada
pemeriksaan kadar lumpur merendam agregat dengan air didalam gelas ukur selama
kurang lebih 24 jam sampai mendapatkan kondisi tetap, kemudian ukur ketinggian lumpur
dengan tinggi pasir. Sedangkan pada prosedur analisa lolos saringan no.200 yaitu agregat
diayak menggunakan saringan no.16 dan no.200 bersama air hingga air jenih atau kadar
lumpur berkurang pada agregat, kemudian masukkan agregat yang tertahan di nomor 200
kedalam oven sampai keadaan tetap, setelah mendapat keadaan tetap timbang berat uji
menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1%. Dalam hal ini keduanya mencari kadar
lumpur tapi, dalam analisa penulis ada hal harus diperhatikan dalam praktikum saringan
200 yaitu memperhatikan keadaan saringan karena bisa mengurangi tinngkat ketelitian
untuk mencari kadar lumpur.
2.5.9 KESIMPULAN
Dari percobaan 1 telah diketahui besar persentase bahan lolos saringan no.200
sebesar 4,32 %. Hasil percobaan ini sesuai dengan ketentuan SNI 03-4142-1996; tentang
metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos dari saringan no.200 yang
menyebutkan kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %( ditentukan terhadap benda kering )
dalam perencanaan campuran beton yang diisyaratkan, dan dari percobaan 2 telah
diketahui besar persentase bahan lolos saringan no.200 sebesar 4,96 %. Hasil percobaan ini
sesuai dengan ketentuan SNI 03-4142-1996; tentang metode pengujian jumlah bahan
dalam agregat yang lolos dari saringan no.200 yang menyebutkan kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5 % ( ditentukan terhadap benda kering ) dalam perencanaan campuran
beton yang diisyaratkan. Apabila melebihi batas tersebut maka, agregat harus dicuci agar
lumpur agregat berkurang (tidak melebihi batas peraturan yang diisyaratkan). Bila banyak
agregat yang melewati saringan no.200 dapat mempengaruhi dan mengurangi kekuatan
beton karena penyusutan serta beberapa kemungkinan lainnya yang dapat muncul sehingga
dapat menghambat hidrasi semen. Semakin tinggi persentase yang lolos saringan nomor
200 semakin buruk tingkat kekuatan bet
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200
No. Contoh : Sumber Contoh :
Tgl. Terima : Jenis Contoh :
Pelaksana : Untuk :
PENELITIAN 1
Berat agregat mula-mula (W 1) 625 Gram
Berat talam (W 2) Gram
Berat agregat kering + talam (W 3 ) Gram
Berat agregat kering (W 4) = W 3 -W 2 598 Gram
(W 1-W 4)/W 1
Ag. Lewat saringan no.200 ×100% 4,32 %
PENELITIAN 2
Berat agregat mula-mula (W 1) 625 Gram
Berat talam (W 2) Gram
Berat agregat kering + talam (W 3 ) Gram
Berat agregat kering (W 4) = W 3 -W 2 594 Gram
(W 1-W 4)/W 1
Ag. Lewat saringan no.200 ×100% 4,96 %
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-4142-1996; Metode Pengujian Jumla Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan
No.200 ( 0,075 mm ).
ASTM C 117-03; Standard Test Method for Matherials Finer than 75-µm( No.200 ) Sieve
in Mineral Aggregates by Washing
Nugraha, Paul. Antoni. 2007.Teknologi Beton Dari Material Pembuatan ke Beton Kinerja
Tinggi. Yogyakarta: civi ANDI OFFSET.
KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
KELOMPOK 9 KELAS C