Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

2.5 PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200

Disusun oleh : Rizka Mardiana 1707111289

Praktikan : Agus Dedi Yaman 1707122566


Hikmah Amalika 1707111369
Karina Aprisindy 1707111316
Reza Arisandy Nasution 1707113929
Rezha Yaren 1707114525
Rian Hariadi 1707123027
Rizka Mardiana 1707111289
Syahvira Julisia Putri 1707111126
Taufik Hidayat 1707111103

2.5.1 STANDAR REFERENSI


1) SNI 03-4142-1996; Metode Pengujian Jumla Bahan dalam Agregat yang Lolos
Saringan No.200 ( 0,075 mm ).
2) ASTM C 117-03; Standard Test Method for Matherials Finer than 75-
µm( No.200 ) Sieve in Mineral Aggregates by Washing.
3) Nugraha, Paul. Antoni. 2007.Teknologi Beton Dari Material Pembuatan ke
Beton Kinerja Tinggi. Yogyakarta: civi ANDI OFFSET.

2.5.2 TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan persentase jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan nomor 200
( 0,075 mm) dengan cara pencucian sampai air pencucian menjadi jernih.

2.5.3 DASAR TEORI


Tanah liat dan lumpur biasanya serta bahan-bahan organik tercampur dalam agregat
halus. Bila cukup banyak dapat mempengaruhi dan mengurangi kekuatan betonserta
beberapa kemungkinan lainnya yang dapat muncul sehingga dapat menghambat hidrasi
semen. Keadaan ini dapat memburuk bila lumpur atau tanah liat membentuk suatu lapisan
yang dapat mempengaruhi kekuatan beton. Karena buruknya kadar lumpur atau yang lolos
saringan no.200 yang terdapat pada agregat perlu untuk diuji (diketahui) dan jumlahnya

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
didalam agregat halus dibatasi , yaitu tidak melebihi 5% dari standar yang telah ditentukan
agregat dicuci sampai bersih atau kadar lumpurnya rendah.
Analisa ayakan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah.
Cara kering dilakukan dengan menngetarkan saringan, baik itu manual ataupun
menggunakan alat. Cara kedua yaitu cara basah dilakukan dengan mencampurkan tanah
dengan air sampai menjadi lumpur encer dan dibasuh seluruhnya melewati saringan.
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam pemeriksaan bahan lolos saringan no.200,
yaitu :
1. Jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no.200 (0,075 mm) adalah banyaknya
bahan yang lolos saringan no.200 sesudah agregat dicuci sampai air cucian jernih.
2. Bahan pembersih adalah bahan pembersih seperti detergen atau sabun yang digunakan
untuk mempermudah pemisahan bahan halus yang melekat pada agregat.
3. Suspensi adalah bahan lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)yang melayang didalam
larutan pencuci.

2.5.4 PERALATAN
1. Saringan no.16 dan no.200.

2.5.1 Gambar Saringan no.16

bermerek : Controls ( milano – italy ), memiliki ukuran tiap lubang sebesar 1,2
mm, terbuat dari bahan besi yang tahan lama.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

2.5.2 Gambar Saringan no.200


bermerek : Controls ( milano – italy ), ukuran tiap lubang sebesar 0,075 mm, setiap
1mm terdiri dari 200 lubang ayakan, terbuat dari bahan besi yang tahan lama.

2. Wadah pencuci

2.5.3 Gambar Wadah Pencuci


Digunakan sebagai tempat pencuci benda uji, terbuat dari bahan logam yang tahan
panas dan tahan karat ,alas talam berbentuk persegi.

3 Oven

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

2.5.4 Gambar Oven


Oven memiliki ukuran dimensi 59cm×59cm, bermerek : Controls,memiliki
pengaturan suhu (110±5)˚C, diimpor dari Los Angeles.

4 Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.

2.5.5 Gambar Timbangan


Oven bermerek : Excellent, terbuat dari stanless yang memiliki kapasitas 10kg
dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.

5 Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

2.5.6 Gambar Talam


Digunakan untuk wadah pengeringan agregat halus, alas talam berbentuk persegi,
terbuat dari bahan logam yang tahan panas dan tahan karat.

6 Sekop

2.5.7 Gambar Sekop


Sekop digunakan untuk mengambil agregat halus atau bahan contoh, terbuat dari
bahan besi yang kuat untuk menampung agregat.

2.5.5 BAHAN UJI


Berat minimum contoh agregat tergantung pada ukuran maksimum, dengan batasan
sebagai berikut :

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

Berat Kering
Ukuran Maksimum Agregat
Benda Uji

Ukuran Saringan Lubang Ayakan (mm) (gram)

No.8 2.36 100

No.4 4.75 500

3/8" 9.50 2000

3/4" 19.10 2500

≥ 1.5" ≥38.10 5000

2.5.6 PROSEDUR PRAKTIKUM


1. Memasukkan contoh agregat yang beratnya 1,25 kali berat minimum benda uji
kedalam talam. Mengeingkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) ºC sampai
mencapai berat tetap.
2. Memasukkan benda uji agregat kedalam wadah, dan diberi air pencuci
secukupnya sehingga benda uji terendam.
3. Mengguncang – guncangkan wadah dan menuangkan air cucian kedalam
susunan saringan no.16 dan no.200
4. Memasukkan air pencuci baru, dan mengulangi pekerjaan (c) sampai air cucian
menjadi jernih.
5. Mengembalikan semua bahan yang tertahan saringan no.16 dan no.200 kedalam
wadah, kemudian memasukkan seluruh bahan tersebut kedalam talam yang
telah diketahui beratnya (W 2 ). Mengeringkan dalam oven dengan suhu ( 110 +
5 ) ºC sampai mencapai berat tetap.
6. Menimbang dan mencatatat berat benda uji setelah mengering.
7. Menghitung berat bahan kering tersebut ( W 4= W 3 –W 2 ).

2.5.7 PERHITUNGAN

(W 1 −W 4 )
Jumlah bahan lewat saringan no.200 = × 100%
W1

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
Keterangan :
W 1= Berat benda uji semula ( gram )
W 4 = Berat bahan tertahan saringan no.200 ( gram )

Contoh 1
W 1= 625 gram
W 4= 598 gram
(W 1 −w 4 )
Agregat Lewat Saringan no.200 = × 100%
W1
(625−598)
= ×100%
625
= 4,32%
Contoh 2
W 1= 625 gram
W 4 = 594 gram
(W 1 −W 4 )
Ag. Lewat Saringan no.200 = × 100%
W1
(625−594)
= × 100%
625
= 4,96%

2.5.7 PENGAMATAN
Dalam praktikum analisa saringan lolos no.200 memerlukan bahan cotoh yang
beratnya 625 gram dan alat-alat ( saringan no.16, saringan no.200, wadah pencuci, oven,
timbangan,sekop). Pada praktikum yang dilakukan yaitu dengan cara basah dilakukan
dengan mencampurkan tanah dengan air sampai menjadi lumpur encer dan dibasuh
seluruhnya melewati saringan no.16 dan no.200. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam praktikum menganalisa lolos saringan no.200 :
1. Dalam perencanaan campuran beton diisyaratkan tidak boleh lebih dari 5 % bahan
lolos saringan no.200. Dengan banyaknya bahan yang lolos saringan no.200 akan
menyebabkan daya lekat semen terhadap agregat berkurang, sehingga kuat tekan pada
suatu beton menurun.
2. Bahan contoh ( agregat halus ) harus dicuci sampai bersih agar tidak ada zat lain yang
menempel pada bahan contoh.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017
3. Pada saat mencuci agregat halus, usahakan agregat tidak ikut terbuang bersama air
karena dapat mengurangi tingkat ketelitian.
Bahan yang lolos saringan 200 merupakan kadar lumpur. Perbedaan diantara analisa lolos
saringan 200 dengan kadar lumpur adalah prosedur praktikumnya dimana, pada
pemeriksaan kadar lumpur merendam agregat dengan air didalam gelas ukur selama
kurang lebih 24 jam sampai mendapatkan kondisi tetap, kemudian ukur ketinggian lumpur
dengan tinggi pasir. Sedangkan pada prosedur analisa lolos saringan no.200 yaitu agregat
diayak menggunakan saringan no.16 dan no.200 bersama air hingga air jenih atau kadar
lumpur berkurang pada agregat, kemudian masukkan agregat yang tertahan di nomor 200
kedalam oven sampai keadaan tetap, setelah mendapat keadaan tetap timbang berat uji
menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1%. Dalam hal ini keduanya mencari kadar
lumpur tapi, dalam analisa penulis ada hal harus diperhatikan dalam praktikum saringan
200 yaitu memperhatikan keadaan saringan karena bisa mengurangi tinngkat ketelitian
untuk mencari kadar lumpur.

2.5.9 KESIMPULAN
Dari percobaan 1 telah diketahui besar persentase bahan lolos saringan no.200
sebesar 4,32 %. Hasil percobaan ini sesuai dengan ketentuan SNI 03-4142-1996; tentang
metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos dari saringan no.200 yang
menyebutkan kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %( ditentukan terhadap benda kering )
dalam perencanaan campuran beton yang diisyaratkan, dan dari percobaan 2 telah
diketahui besar persentase bahan lolos saringan no.200 sebesar 4,96 %. Hasil percobaan ini
sesuai dengan ketentuan SNI 03-4142-1996; tentang metode pengujian jumlah bahan
dalam agregat yang lolos dari saringan no.200 yang menyebutkan kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5 % ( ditentukan terhadap benda kering ) dalam perencanaan campuran
beton yang diisyaratkan. Apabila melebihi batas tersebut maka, agregat harus dicuci agar
lumpur agregat berkurang (tidak melebihi batas peraturan yang diisyaratkan). Bila banyak
agregat yang melewati saringan no.200 dapat mempengaruhi dan mengurangi kekuatan
beton karena penyusutan serta beberapa kemungkinan lainnya yang dapat muncul sehingga
dapat menghambat hidrasi semen. Semakin tinggi persentase yang lolos saringan nomor
200 semakin buruk tingkat kekuatan bet
LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

               
PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200
No. Contoh :   Sumber Contoh :  
Tgl. Terima : Jenis Contoh :  
Pelaksana :   Untuk   :  
PENELITIAN 1
Berat agregat mula-mula     (W 1) 625 Gram
Berat talam     (W 2)   Gram
Berat agregat kering + talam     (W 3 )   Gram
Berat agregat kering     (W 4) = W 3 -W 2 598  Gram
(W 1-W 4)/W 1
Ag. Lewat saringan no.200     ×100% 4,32 %
PENELITIAN 2
Berat agregat mula-mula     (W 1) 625 Gram
Berat talam     (W 2)   Gram
Berat agregat kering + talam     (W 3 )   Gram
Berat agregat kering     (W 4) = W 3 -W 2 594 Gram
(W 1-W 4)/W 1
Ag. Lewat saringan no.200     ×100% 4,96 %

PEMERIKSAAN BAHAN LOLOS SARINGAN NO.200

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

1. Menimbang berat 2. Mencuci agregat


agregat yang didalam susunan
beratnya 1,25 kali saringan no.16 dan
berat minimum no.200 sampai air
benda uji. cucian jernih.

4. Menimbang agregat 3. Memasukkan benda


halus yang sudah uji yang sudah dicuci
kering. kedalam oven.

DAFTAR PUSTAKA

SNI 03-4142-1996; Metode Pengujian Jumla Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan
No.200 ( 0,075 mm ).

ASTM C 117-03; Standard Test Method for Matherials Finer than 75-µm( No.200 ) Sieve
in Mineral Aggregates by Washing

Nugraha, Paul. Antoni. 2007.Teknologi Beton Dari Material Pembuatan ke Beton Kinerja
Tinggi. Yogyakarta: civi ANDI OFFSET.

KELOMPOK 9 KELAS C
LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 2017

KELOMPOK 9 KELAS C

Anda mungkin juga menyukai