PEDOMAN
PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1.2
2.2
Jenis-Jenis Waterpass................................................................................ 3
2.3
2.4
2.5
Tripod ........................................................................................................ 7
2.6
2.7
2.8
2.9
3.2
Pelaksanaan ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah salah satu mata kuliah yang disajikan oleh
Fakultas Teknik, dimana pengukuran merupakan dasar dan pekerjaan yang berkaitan
dengan pekerjaan sipil maupun perencanaan wilayah dan kota (PWK) seperti
perencanaan dan pembuatan Trasejalanraya, pengukuran areal lingkungan wilayah
dan gedung gedung (baik gedung yang permanen maupun semi permanen). Saluran
irigasi unutk pengairan, jalan rel kereta api dan pekerjaan-pekerjaan sipil dan PWK
lainnya. Semua pekerjaan tersebut sangat memerlukan ahli ukur yang memberikan
data ukur yang akurat. Dalam pengukuran diperlukan alat seperti Theodolite dan
Waterpass.
Ilmu ukur tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang
merupakan suatu ilmu yang mempelajari ukuran dan bentuk bumi dan
menyajikannya dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan
perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan
Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas dua macam,
yaitu :
1.
2.
Surveying) . Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang
meliputi semua metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang
permukaan bumi dan lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai
bidang datar, sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari
titik yang telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Theodolite adalah alat ukur untuk mendapatkan data akurat menghitung
luas suatu daerah dengan data polygon dan perhitungan jarak titik Waterpass atau
penyipat datar dapat memberikan data untuk mencari beda tinggi. Untuk dapat
melaksanakan pengukuran secara tepat dan benar Fakultas Teknik Program Studi
Teknik Sipil, mewajibkan mahasiswa/i untuk mengikuti Pratikum Ilmu Ukur Tanah
1.2
Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum ilmu ukur tanah ini adalah :
1. Menentukan batas-batas suatu areal tanah atau wilayah tertentu
2. Mahasiswa mempunyai keahlian dalam bidang ilmu ukur tanah serta mampu
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan secara tepat dan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan
ke titik berikutnya. Waterpass merupakan salah satu alat ukur tanah secara optis.
Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk
mengecek apakah waterpass telah terpasang secara benar, perhatikan gelembung
di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, maka
waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass terdapat lensa untuk
melihat sasaran bidik. Waterpas memilki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa
obyektif, lensa okuler dan penangkap cahaya.
Pengukuran dengan menggunakan alat waterpass sangat penting
gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan
ataupun untuk pekerjaan konstruksi. Hasil-hasil dari pengukuran waterpass
diantaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api, penentuan letak
bangunan, saluran dan lainnya.
2.2
Jenis-Jenis Waterpass
Type semua tetap (dumpy level), dimana teropong dengan nivo menjadi
satu, penyetelan kedudukan teropong di lakukan dengan tiga sekrup
pengatur.
b.
Type nivo refreksi (wye level), dimana teropong dapat di putar pada sumbu
memanjangnya.
c.
Type semua tetap dengan sekrup pengungkit (dumpy tilting level), pada
jenis ini sumbu teropong dapat di setel dengan menggunakan sekrup
pengungkit (tilting screw).
d.
Type otomatis (automatic level), Pada jenis ini kedudukan sumbu teropong
akan horizontal secara otomatis karena di dalamnya di lengkapi dengan
prisma-prisma yang di gantungkan pada plat baja.
e.
Hand level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang di lengkapi
dengan nivo, sedangkan cara menggunakannya cukup di pegang dengan
tangan.
2.3
Gambar 1. Waterpass
b.
c.
2.4
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :
Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting.
Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap
titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti permukaan laut.
Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya
terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran elevasi daerah
sekelilingnya.
Prinsip kerja alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
Rambu
ukur,
fungsinya
sebagai
titik
patokan
dalam
pengukuran
mengguanakan waterpass.
2.
3.
Patok, fungsinya sebagai ciri atau tanda suatu tempat dan penunjuk arah
utara.
4.
Tripod (kaki tiga), fungsinya sebagai penegak atau mendirikan alat waterpass
yang disimpan diatas tripod (kaki tiga).
5.
6.
Nivo, fungsinya sebagai penunjuk sumbu vertical dalam keadaan tegak atau
tidak. Didalam nivo terdapat gelembung yang harus diatur berada ditengah.
Agar hasil bidikan benar-benar tegak.
7.
Pada saat pengukuran ada dua hasil bidikan dengan waterpass yang dapat dibaca,
yaitu:
1.
Pembacaan benang atau rambu adalah bacaan angka pada rambu ukur yang
dibidik tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang standia atas dan
bawah. Bacaan yang tepat dengan benang diafragma mendatar disebut Benang
Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan benang standia atas disebut Benang
Atas (BA) dan yang tepat dengan benang standia bawah disebut Benang Bawah
(BB).
2.
Pembacaan sudut
Satuan derajat
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 360 bagian, setiap bagian
dinyatakan dengan 1 derajat (1), setiap derajat dibagi lagi menjadi 60 bagian,
setiap bagian dinyatakan dengan 1 menit (1) dan setiap menit dibagi lagi
kedalam 60 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 detik (1).
b.
Satuan grid
Pada satuan ini satu lingkaran dibagi kedalam 400 bagian, setiap bagian
dinyatakan dengan 1 grid (1g), setiap grid dibagi lagi menjadi 100 bagian,
setiap bagian dinyatakan dengan 1 centigrid (1cg) dan setiap centigrid dibagi
lagi kedalam 100 bagian dan setiap bagian dinyatakan dengan 1 centi-
centigrid (1ccg). Salah satu contoh pembacaan sudut horizontal dari alat ukur
waterpass NK2 dari Wild.
2.5
Tripod
Tripod atau statif adalah penyangga berdirinya waterpass. Alat ini umumnya
dibuat dari aluminium dan kayu (sudah tidak dipakai). Saat diberdirikan diatas
tanah, tripod dengan mudah dapat ditinggi rendahkan, yang kemudian disesuaikan
dengan tinggi rendahnya pengguna. Sedangkan bagian-bagian penting tripod
adalah kepala/bidang level, sekrup pengunci waterpass, sekrup penyetel naik
turun tripod, dan kaki tripod.
Rambu ukur adalah papan berskala yang dibuat dari kayu atau aluminium. Pada
umumnya rambu ukur ini memiliki panjang 3-4 meter, bahkan yang dibuat dari
aluminium ada yang mencapai 5 meter, dan dapat diatur panjang pendeknya,
sesuai kebutuhan. Rambu ukur ini memiliki skala bacaan meter, decimeter,
centimeter, milimeter, untuk ini mencatat hasil bacaan rambu ukur harus terdiri
dari 4 digit dengan cara 0,000 (m,dm,cm,mm). Ketelitian bacaan hingga 1
milimeter.
Latihan membaca rambu ukur :
1.
b. Baca dan catat bacaan skala rambu ukur sesuai posisi silang tersebut.
c. Setiap mahasiswa wajib melakukan latihan membaca rambu secara
langsung minimal pada 5 posisi silang yang berbeda.
2.
Peralatan Pendukung
2.
Payung, untuk melindungi alat waterpass dari panas matahari dan hujan.
Laboratorium Teknik Sipil-Wiraraja | 8
2.8
Maksud pengukuran beda tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik di
suatu daerah, misal titik A dan titik B. Yang dimaksud dengan beda tinggi antara
titik A dan titik B adalah jarak antara dua bidang nivo yang melalui titik A dan
titik B. Umumnya bidang nivo adalah bidang yang lengkung, tetapi bila jarak
antara titik-titik A dan B dapat dianggap sebagai bidang datar. Adapun fungsi dari
pengukuran beda tinggi ini antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
2.9
Metode Pengukuran
Pengukuran beda tinggi antara dua titik dengan menggunakan waterpass dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1.
2.
Untuk menghitung jarak (D) antara dua titik tersebut diatas menggunakan rumus :
D = (Ba-Bb) x 100
Apabila jarak antara dua titik (P dan Q) yang akan diukur beda tingginya relatif
jauh, sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran dengan sekali berdiri alat, maka
pengukurannya dapat dibuat secara berantai (differential levelling) dengan
menggunakan titik-titik bantu diantara P dan Q.
.....
.....
.......
.....
.....
.......
.....
.....
= b - m
Dalam melakukan pengukuran sipat datar terdapat adanya tingkat ketelitian sesuai
dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap
pengukuran akan selalu terdapat kesalahan-kesalahan. Fungsi tingkat ketelitian
tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkan. Untuk
itu perlu mengantisipasi kesalahan tersebut agar diperoleh suatu hasil pengukuran
yang memenuhi batas toleransi yang ditetapkan. Adapun antisipasi kesalahan
dapat dilakukan dengan bekerja secara disiplin, serius, dan jujur.
BAB 3
PELAKSANAAN
3.1
Pada saat melapor, segera lakukan peminjaman peralatan dan permintaan bahan
praktikum di laboratorium ilmu ukur tanah. Yang dimaksud peralatan yang
dipinjam adalah perangkat peralatan praktikum yang harus dikembalikan setelah
pemakaian. Yang dimaksud bahan adalah peralatan yang dipinjam dan sifatnya
habis pakai, jika tidak bersisa tidak wajib untuk dikembalikan.
Peralatan yang dipinjam antara lain :
1.
Waterpass 1 unit
2.
Tripod 1 buah
3.
4.
Rollmeter 1 buah
5.
Payung 1 buah
6.
Kompas 1 buah
7.
3.2
Pelaksanaan
Pasang patok kayu atau peralatan lainnya sebagai tanda/ kode titik awal,
kemudian sket dan catat sebagai titik awal
2.
Ukur jarak 50 meter dari titik awal, dan pasang atau beri tanda/kode titik
kedua, kemudian sket dan catat sebagai titik kedua.
3.2.2 Pengukuran Profil Memanjang (Long Section) dan Profil Melintang (Cross
Section) Menggunakan Waterpass
Keterangan :
Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dalam pengukuran profil memanjang (Long Section) dan
profil melintang (Cross Section) :
LANGKAH PERTAMA
1.
2.
Bidik alat ke arah BM (Banch Mark), kemudian baca benang tengah (BT),
catat hasilnya sebgai rambu belakang (backsight)
Cek bacaan benang tengah (BT) dengan menggunakan rumus berikut ini :
Benang Tengah (BT) = (Benang Atas + Benang Bawah)
3.
Bidik ke arah muka/ depan, bidik R1 (Right 1), CL1 (Centre Line 1), L1 (Left
1), kemudian catat hasilnya
LANGKAH KEDUA
1.
Dirikan alat diantara atau ditengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
2.
Bidik alat kearah R1 (Right 1), CL1 (Centre Line 1), L1 (Left 1), kemudian
baca benang atas (BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat
hasilnya sebagai rambu belakang (backsight)
3.
Bidik ke arah muka/ depan, bidik R2, CL2, L2, kemudian baca benang atas
(BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat hasilnya sebagai
rambu muka (forsight)
LANGKAH KETIGA
1.
Dirikan alat diantara atau ditengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
2.
Bidik alat kearah R2 (Right 2), CL2 (Centre Line 2), L2 (Left 2), kemudian
baca benang atas (BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat
hasilnya sebagai rambu belakang (backsight)
3.
Bidik ke arah muka/ depan, bidik R3, CL3, L3, kemudian baca benang atas
(BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat hasilnya sebagai
rambu muka (forsight)
LANGKAH KEEMPAT
1.
Dirikan alat diantara atau ditengah patok CL (seperti pada gambar 2.)
2.
Bidik alat kearah R3 (Right 3), CL3 (Centre Line 3), L2 (Left 3), kemudian
baca benang atas (BA), benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat
hasilnya sebagai rambu belakang (backsight)
Bidik ke arah muka/ depan, bidik R4, CL4, L4, kemudian baca benang atas (BA),
benang tengan (BT), dan benang bawah (BB), catat hasilnya sebagai rambu muka
(forsight)
TUGAS MAHASISWA
NO
KETERANGAN
*CEK
[.......]
[.......]
Mencatat hasil pengukuran benang/ rambu ukur (BB, BA, dan BT)
[.......]
[.......]
Menghitung jarak optis dari titik satu ke titik yang lain dan di cek
[.......]
dengan roll meter
6
Menghitung beda tinggi antara titik satu dengan titik yang lain
[.......]
Menghitung sudut horizontal antara titik satu dengan titik yang lain
[.......]
[.......]
[.......]
memanjang (Long Section) dan profil melintang (cross section)
10
[.......]
DAFTAR PUSTAKA
Aly, H. (2015). Geosutra Blognya Anak Lapangan. Dipetik 2016, dari Cara
Melakukan Pengukuran Cross Section dan Long Section Menggunakan
Waterpass: http://www.google.com/Cara Melakukan Pengukuran Cross
Section dan Long Section Menggunakan Waterpass
Noname. (2015). TreeMusketer. Diambil kembali dari Pengukuran Sipat Datar
(Waterpass):
http://www.google.com/Pengukuran
Sipat
Datar
(Waterpass)
Zulzulaidy.
(2012).
Menggunakan
Contoh
Alat
Laporan
Praktikum
Waterpass.
Survey
Dipetik
Pengukuran
2016,
dari
LAMPIRAN
Titik Bidikan
BA
BB
BT
BT = BA + BB
2
Sudut
Horizontal
Jarak
(m)
Beda
Tinggi
(m)
Besar Sudut
Antara dua
titik
Pelaksanaan Pengukuran :
Lokasi
:
Hari/Tanggal :
Cuaca
: Cerah/Mendung/Hujan
Alat Digunakan
Tipe Alat/ Reg
Diukur Oleh
Kelompok
:
:
:
:
Titik Bidikan
BA
BB
BT
BT = BA + BB
2
Sudut
Horizontal
Jarak
(m)
Beda
Tinggi
(m)
Besar Sudut
Antara dua
titik
Pelaksanaan Pengukuran :
Lokasi
:
Hari/Tanggal :
Cuaca
: Cerah/Mendung/Hujan
Alat Digunakan
Tipe Alat/ Reg
Diukur Oleh
Kelompok
:
:
:
: