Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

REKAYASA AKUAKULTUR

PENGGUNAAN DAN MANFAAT ALAT AUTOLEVEL

Oleh:

Asra Mutiah Simanullang (18020001)

Mardiani Safitri (18020010)

Ahya Gusnur Purba (18020020)

Syahril Ramadhan Matondang (18020021)

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI


PANDAN
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Praktikum Rekayasa
Akuakultur dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan praktikum
Rekayasa Akuakultur yang telah dilaksanakan dan juga sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti praktikum Rekayasa Akuakultur selanjutnya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Rekaya
Akuakultur yang telah memberikan pengarahan selama melaksanakan praktikum
ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari bahwa penulisan
laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat mendukung dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan
laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pandan, 23 Desember 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………….... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat………………………………... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan……………………………………………………. 8
4.2 Saran………………………………………………………….. . 8

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Waterprass…………………………………………………… 5
Gambar 2. Tripod………………………………………………………… 7
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur. Ketidakteraturan ini
memerlukan determinasi untuk merepresentasikan ukuran dan bentuknya.
Penggambaran bentuk dan ukuran permukaan bumi pada sebuah peta dapat
memudahkan dalam mengamati keadaan suatu wilayah. Dalam pembuatan peta
yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai dengan melakukan
pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak
beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar
untuk mendapat hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi
(pengukuran kerangka dasar horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna
mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka
Dasar Vertikal) serta pengukuran titik-titik detail. Pengukuran detail memberikan
data topografi di atas peta sehingga diperoleh bayangan atau informasi dari relief
bumi.
Kelengkungan dan ketelitian data topografi tersebut sangat tergantung dari
kerapatan titik detail yang akan diukur. Untuk mengukur titik detail yang lengkap
dan efisien, maka harus dipahami maksud dan kegunaan peta yang akan dibuat.
Sebelum suatu daerah dilakukan pengukuran detail harus sudah ada titik ikat.
Biasanya hal-hal yang perlu diukur secara detail adalah segala benda atau
bangunan yang terdapat di areal yang dipetakan akan menambah kelengkapan
data peta. Dalam melakukan pengukuran terhadap suatu wilayah ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu metode pengukuran dan alat yang digunakan dalam
melakukan pengukuran.
Alat-alat yang biasa digunakan pada pengukuruan suatu wilayah adalah
waterpass, theodolite, total station, GPS, tripod, dan bak ukur. Berdasarkan
pemaparan di atas maka perlu dilakukan praktikum pengenalan alat yang
digunakan dalam mengambil data untuk mengetahui penggunaan alat-alat tersebut
serta metode yang harus dilakukan pada saat pengambilan data.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam mengambil data, untuk
mengetahui fungsi masing-masing alat, serta hal-hal yang harus dilakukan dalam
pengambilan data. Manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui
metode pengambilan data pada saat di lapangan sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam pembuatan kontur lahan pertanian.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu Ukur Wilayah Ilmu ukur wilayah merupakan ilmu, seni, dan
teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun
unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar dan merupakan bagian
dari ilmu godesi. Ilmu ukur bertujuan untuk memindahkan keadaan permukaan
bumi yang tidak beraturan dan yang melengkung ke bidang peta yang datar
(Putro, 2015). Menurut Putro (2015) untuk memindahkan keadaan permukaan
bumi perlu adanya pengukuran-pengukuran permukaan bumi dalam arah
mendatar dan tegak guna mendapatkan hubungan mendatar dan tegak dari titik-
titik yang diukur.
Autolevel merupakan alat ukur yang bersifat otomatis, letak otomatisnya
berada pada system pengaturan garis bidik yang tidak lagi tergantung pada nivo
yang terletak pada teropongnya. Lat ini hanya mendatarkan bidang nivo kotak
melalui tiga skrup penyetel dan secara otomatis sebuah bandul menggantikan
fungsi nivo tabung dalam mendatarkan garis nivo ke target yang
dikehendaki.Bagian-bagian dari alat penyipat datar otomatis ini diantaraya : klip
bagian bawah ( sebagai landasan pesawat yang menumpu pada kepala tatif ),
sekrup pnyetel kedataran (untuk menyetel nivo), teropong, nivo kotak (sebagai
pedoman pnyetelan rambu kesatu yang tegak lurus nivo), lingkaran mendatar
(skala sudut), dan tombol pengatur focus (menyetel ketajamanganbar objek).
Keistimewaan utama dari alat penyipat datar otomatis ini adalah garis
bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal
meskipun sumbu optic alat tersebut tidak horizontal. Pesawat ini muncul karena
waktu menyetel instrument-instrumen penyipat datar memerlukan banyak waktu
dan selama pmbacaannya pun selalau diadakan pengontrolan apakah gelembung
uap berada ditengah-tengah nivo. Oleh karena itu, timbul kbutuhan akan alat
penyipat datar otomatis.Pengoperasia alat ini dimulai dengan memasangkan
peawat pada suatu kaki tiga dengan bantuan ketiga sekrup penyetel kita arahkan
pada nivo kotak. Pembidikan instrument pada sebuah bak dilakukan dengan cara
yang sama seperti pada instrument penyipat datar tradisional, yaitu diarahkan dan
distel secara cermt dengan sekrup penyetel halus. Benang-benang silang dan
gambaran objek di stel dan diatur.
III. HASIL
Autolevel merupakan alat utama dalam melakukan leveling survey yang
berfungsi untuk menentukan jarak horizontal maupun vertikal suatu titik (stasiun).
Agar alat ini dapat digunakan dengan baik, maka diperlukan juga waterprass dan
tripod.
Waterpass adalah alat ukur yang menggunakan gelombang air dalam
sebuah tabung kaca kecil, prinsip kerjanya adalah berdasarkan kerataan terhadap
horizontal bumi serta mempunyai fungsi untuk mengukur beda tinggi suatu
tempat dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan
kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah
terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat.
Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang
dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam
lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada
sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih
ketinggian dapat diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran
bidik kiri dengan kanan.

Gambar 1. Waterprass
Waterpass yang juga disebut penyifat datar karena sifatnya tersebut
digunakan untuk mementukan ketinggian titik-titik yang menyebar dengan
kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis ketinggian (kontur) suatu
daerah.Adapun beberapa jenis pengukuran sifat, yaitu:
1. Pengukuran sifat datar resiprokal (reciprocal leveling). Adalah pengukuran sifat
datar dimana alat sifat datar tidak dapat ditempatkan di antara dua stasiun.
Misalnya, pengukuran sifat datar menyeberangi sungai/ lembah yang lebar.
2. Pengukuran sifat datar teliti (precise leveling). Adalah pengukuran sifat datar
yang menggunakan aturan serta peralatan sifat datar teliti.
Bagian – bagian dari waterpass:
• Lensa obyektif.
• Lensa okuler.
• Nivo.
• Garis bidik.
• Dasar alat.
• Sekrup lantai.
• Garis arah nivo.
• Sekrup koreksi nivo.
• Sekrup pengunci dengan kaki tiga.
• Sekrup koreksi diafragma.
• Sekrup pengatur.
• Kaki penyangga.
Adapun nama bagian-bagian utama dari alat ukur waterpass beserta
fungsinya, sebagai berikut:
• Teropong, berfungsi sebagai alat pembidik.
• Visir, berfungsi sebagai alat pengarah bidikan secara kasar sebelum
dibidik dilakukan melalui teropong atau lubang tempat membidik.
• Lubang tempat membidik.
• Nivo kotak, digunakansebagai penunjuk Sumbu Satu dalam keadaan tegak
atau tidak. Bila nivo berada ditengah berarti Sumbu Satu dalam keadaan
tegak.
• Nivo tabung adalah penunjuk apakah garis bidik sejajar garis nivo atau
tidak. Bila gelembung nivo berada di tengah atau nivo U membentuk huruf
U, berarti garis bidik sudah sejajar garis nivo.
• Pemfokus diafragma, berfungsi untuk memperjelas keadaan benang
diafragma.
• Skrup pemokus bidikan, berfungsi untuk mengatur agar sasaran yang
dibidik dari teropong terlihat dengan jelas.
• Tiga sekrup pendatar, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo kotak.
• Skrup pengatur nivo U, berfungsi untuk mengatur nivo U membentuk
huruf U.
• Sekrup pengatur gerakan halus horizontal, berfungsi untuk menepatkan
bidikan benang difragma tegak tepat disasaran yang dibidik.
• Sumbu tegak atau sumbu satu (tidak nampak), berfungsi agar teropong
dapat diputar ke arah horizontal.
• Lingkaran horizontal berskala yang berada di badan alat berfungsi sebagai
alat bacaan sudut horizontal.
Tripod berfungsi untuk mendudukkan autolevel tersebut serta sebuah rod
yang didirikandisuatu titik/stasiun yang berfungsi sebagai sasaran yang akan
diteropong/dikaji jarak horizontal maupun jarak vertikalnya, sehingga kerataaan
suatu tempat itu akan terlihat dan kita bisa tentukan.

Gambar 2. Tripod
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Autolevel merupakan alat ukur yang bersifat otomatis, letak otomatisnya
berada pada system pengaturan garis bidik yang tidak lagi tergantung pada nivo
yang terletak pada teropongnya. Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan
istilah pemetaan dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas
permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-
pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan
titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi (pengukuran kerangka dasar
horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak
antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta
pengukuran titik-titik detail.
Alat yang biasa digunakan pada pengukuruan suatu wilayah adalah
autolevel. Keistimewaan utama dari alat penyipat datar otomatis ini adalah garis
bidiknya yang melalui perpotongan benang silang tengah selalu horizontal
meskipun sumbu optic alat tersebut tidak horizontal.

4.2 Saran
Diharapkan agar pengambilan data selanjutnya dapat berjalan dengan baik,
dengan adanya kerjasama antara asisten dengan praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Wongsotjitro, Soetomo. 1967. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Swada. Jakarta.

Anonim. 1992. Operator’s Manual Elektronic Digital Theodolit.

Shokkisha CO. Ltd. Shibuya, Tokyo.

Darfis, Irwan. 1995. Penuntun Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Faperta Universitas
Andalas. Padang.

Gabungan Asisten Survey. 2006. Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ukur


Tanah.

Fakultas Teknik Universitas Andalas. Padang.

Anonim. 2006. Garmin eTrex Vista Cx hiking companion owner’s

Manual. Garmin.Ltd. Taiwan.

Arifin, Zainal. 2015. Teori Sipat Datar pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Hidayat, Nursyamsu. 2012. Sifat Datar Levelling Waterpassing: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai