TOPIK
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan laporan Pratikum Perpetaan dan
SIG. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik. tidak lupa kita limpahkan dan curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Didalam penyusunan laporan ini, Tim penyusun mendapatkan banyak bantuan dari berbagai
pihak didalam memberikan berbagai macam pandangan sehingga tim bisa menyelesaikan
laporan ini.
Terimakasih juga kami tujukan kepada para asisten dosen yang juga telah banyak menuntun
kami sehingga kami bisa memperoleh pemahaman bagaimana prosedur yang harus dilalui
dalam sebuah pekerjaan pengukuran.
Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca dan berguna
bagi semua pembaca, Walaupun Laporan Pratikum ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima kasih.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI : Halaman
SAMPUL DEPAN. I
KATA PENGANTAR... II
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.3.Anggota Kelompok
3.1.Tempat Pelaksanaan
3.3.Pelaksanaan
BAB V : PENUTUP
5.1.Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Didalam menjalankan suatu proyek, banyak tahapan-tahapan yang harus dilalui baik itu
yang bersifat teknis maupun non teknis. Salah satu bidang keilmuan yang sangat dibutuhkan
untuk hal ini adalah Perpetaan dan SIG, dimana dengan ilmu ini akan didapatkan berbagai
informasi mengenai lahan yang akan dibangun.
Banyak sekali alat-alat yang digunakan untuk mendukung pekerjaan dilapangan yang
berkaitan dengan ilmu ini seperti salah satu contohnya adalah Water Pass Terbuka.Ilmu ukur
tanah adalah bagian rendah dari ilmu Geodesi, yang merupakan suatu ilmu yang mempelajari
ukuran dan bentuk bumi dan menyajikannya dalam bentuk tertentu. Dalam Perpetaan dan SIG
kita akan mempelajari tentang Ilmu Ukur Tanah. Ilmu Geodesi ini berguna bagi pekerjaan
perencanaan yang membutuhkan data-data koordinat dan ketinggian titik lapangan
Berdasarkan ketelitian pengukurannya, ilmu Geodesi terbagi atas dua macam, yaitu :
2. Plane Surveying, yaitu suatu survey yang mengabaikan kelengkungan bumi dan
mengasumsikan bumi adalah bidang datar. Plane Surveying ini digunakan untuk
pengukuran daerah yang tidak luas dengan menggunakan bidang hitung yaitu bidang
datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying) . Ilmu Ukur tanah
dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua metode untuk
pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi dan lingkungan fisik bumi
yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga dapat ditentukan posisi titik-titik di
permukaan bumi. Dari titik yang telah didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan pekerjaan-
pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat dibangku kuliah dapat
diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat memahami dengan
baik aspek diatas.
Dengan praktikum ini diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan pemetaan situasi
teritris. Hal ini ditempuh mengingat bahwa peta situasi pada umumnya diperlukan untuk
berbagai keperluan perencanaan teknis atau keperluan-keperluan lainnya yang menggunakan
peta sebagai acuan. Dan untuk Pratikum Perpetaan dan SIG ini kita akan mempelajari cara
mempergunakan alat Waterpass Terbuka. Mengenai apa saja yang bisa diperoleh dari
penggunaan WaterPass Terbuka akan diuraikan didalam laporan ini.
Praktikum ini ditujukan agar mahasiswa bisa bertambah wawasannya dalam penggunaan
alat ukur tanah. Selain itu diharapkan mahasiswa bisa secara langsung memahami bagaimana
penggunaan alat-alat ini berikut aplikasinya dilapangan. Dari semua pemahaman itu
diharapkan juga bisa dibuat sebuah bentuk laporan pengukuran berikut gambar yang
diperlukan untuk bisa memulai sebuah proyek.
1.3.Anggota Kelompok
BAB II
DASAR TEORI
2.1.Teori Pengukuran
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua titik
atau lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai
keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi. Hasil dari pengukuran
waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran,
penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan
urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu sebagai berikut :
a. Garis Vertikal
Garis Vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umumnya di anggap
sama dengan garis unting-unting.
b. Bidang Mendatar
Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada setiap titik,
Bidang horizontal berbentuk melengkung yang mengikuti permukaan laut.
c. Datum
Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk ketinggian,
misalnya permukaan laut rata-rata.
d. Elevasi
Elevasi adalah jarak vertical (ketinggian) yang di ukur terhadap bidang datum.
e. Banch Mark (BM)
Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui elevasinya terhadap
datum, yang dipakai untuk pedoman pengukuran elevasi daerah sekelilingnya.
Prinsip cara kerja dari alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong horisontal.
Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk tabung
berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Sumbu I vertikal (syarat dinamis).
b. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo.
c. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I
d. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
2.2. Kegunaan Alat
Dari alat yang kita gunakan untuk pengukuran perpetaan dan SIG ini banyak sekali arti dan
kegunaannya dari masing-masing alat. Fungsi Utama dari alat tersebut antara lain :
a. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapat garis bidikan yang sama tinggi,
sehingga titik-titik yang tepat garis bidikan/ bidik memiliki ketinggian yang sama.
b. Dengan pandangan mendatar ini dan diketahui jarak dari garis bidik yang dapat
dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik titik tertentu, maka akan
diketahui atau ditentukan beda tinggi atau ketinggian dari titik titik tersebut.
Alat waterpass ini dapat ditambah fungsi atau kegunaannya, tetapi dengan menambah
bagian alat lainnya, seperti :
a. Benang stadia, yaitu dua buah benang yang berada di atas dan dibawah serta sejajar dan
dengan jarak yang sama dari benang diafragma mendatar. Dengan adanya benang stadia
dan bantuan alat ukur waterpass berupa rambu atau bak ukur alat ini dapat digunakan
sebagai alat ukur jarak horizontal atau mendatar. Pengukuran jarak dengan cara seperti ini
dikenal dengan jarak optik.
b. Lingkaran berskala, yaitu lingkaran di badan alat yang dilengkapi dengan skala ukuran
sudut. Dengan adanya lingkaran berskala ini arah yang dinyatakan dengan bacaan sudut
dari bidikan yang ditunjukkan oleh benang diafragma tegak dapat diketahui, sehingga bila
dibidikkan ke dua buah titik, sudut antara ke dua titik tersebut dengan alat dapat
ditentukan atau dengan kata lain dapat difungsikan sebagai alat pengukur sudut horizontal.
BAB III
PELAKSANAAN
3.1.Tempat Pelaksanaan:
Praktikum WaterPass Terbuka ini dilaksanakan pada Tanggal 22 Maret 2015 bertempat
di lapangan Sepakbola Universitas Mercubuana Meruya Jakarta Barat.
Praktikum dibagi menjadi 2 kelompok besar dan menggunakan 2 unit alat WaterPass Terbuka.
1. WaterPass Terbuka
2. Rambu ukur ( Jalon)
3. Tripod
4. Patok Survey
5. Martil
6. Rol Meter
7. Payung
1. WaterPass Terbuka
Alat ini digunakan untuk mengukur Level lahan. Merk WaterPass bermacam-macam,
dalam praktikum ini digunakan merk Topcon. Contoh alat ini seprti gambar dibawah
ini :
2. Rambu Ukur
Rambu ukur digunakan untuk menentukan beda tinggi antara garis bidik dengan
permukaan tanah. Rambu ukurberbentuk uk segi empat berongga dan memiliki
panjang 2m,3m,4m dan 5m dan dicat dasar putih dengan skala dicat merah atau hitam
agar memudahkan untuk dilihat pada saat pengukuran.Bentuk rambu ukur seperti
gambar dibawah ini :
3. Tripod
Digunakan untuk meletakkan WaterPass selama proses pengukuran. Sebelum
pengukuran dimulai sangat penting untuk menempatkan tripod pada titik yang
ditentukan termasuk mengatur tripod agar dalam posisi seimbang dan tidak miring.
Penyetelan tripod ini bisa dibantu dengan Nivo yang ada pada alat Waterpass. Bentuk
tripod seperti gambar dibawah ini :
4. Patok Survey
Patok ini biasanya dibuat dari bambu atau kayu yang diruncingkan ujungnya. Panjang
ideal dari sebuah patok kira-kira 40 cm untuk mencegah dia berubah posisi.
5. Martil
Martil digunakan untuk menancapkan patok pada permukaan tanah.
6. Roll Meter
Untuk pengukuran lahan yang luas akan sulit kalau kita menggunakan meteran biasa,
untuk itu lebih mudah jika digunakan pita ukur. Biasanya alat ini terbuat dari bahan
kain atau steinles.
7. Payung
Payung digunakan untuk melindungi alat waterpass dari sinar matahari langsung
maupun hujan karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar
matahari.
3.3. Pelaksanaan
Kemudian pasang Tripod pada titik berjarak 2.5 m diantara dua patok kemudian
pasang waterpass pada tripod.
Setelah Waterpass dipasang pada tripod maka langkah selanjutnya adalah menyetel
waterpass tersebut dengan cara memutar sekrup penyetel nivo agar gelembung nivo
pas ditengah tengah lingkaran
Jika sudah terpenuhi keseimbangan tripod dan WaterPass maka pengukuran dimulai
dengan menempatkan rambu ukur yang dipegang 1 orang pada patok kedua untuk
mendapatkan Perhitungan Pergi.
Pengukuran Perhitungan Pergi ini dengan cara melihat Batas Atas dan Batas
Bawah yang terdapat pada skala lensa dengan melihat pada skala rambu ukur.
Setelah didapatkan ukuran Perhitungan Pergi, maka dengan prosedur yang sama
dilakukan pengukuran untuk patok yang dibelakang untuk mendapatkan
Perhitungan Pulang.
Semua cara ini diulang sampai patok yang terakhir sehingga bisa didapatkan data
pengukuran untuk semua patok yang berjumlah 6 buah itu.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
TABEL HASIL PENGUKURAN : ( dalam m )
A1 A2 B2 B3 C3 C4 D4 D5 E5 E6
Batas 1.24 1.232 1.232 1.258 1.258 1.232 1.232 1.195 1.195 1.204
Bbawah 1.215 1.202 1.202 1.246 1.246 1.216 1.216 1.17 117 1.176
Perhitungan Pergi
2 2
= 0.015 m = 0.015 m
2 2
= 0.008 m = 0.006 m
Perhitungan Pulang
2 2
= 0.0125 m = 0.015 m
2 2
= 0.006 m = 0.008 m
E5 = 1.195 1.17
= 0.013 m
PERHITUNGAN JARAK :
Perhitungan Pergi
= 1.5 m = 0.6 m
= 0.8 m = 1.3 m
E6 = 0.014 x 100
= 1.4 m
Perhitungan Pulang
= 1.25 m = 1.5 m
= 0.6 m = 0.8 m
E5 = 0.013 x 100
= 1.3 m
= - 0.015 m = 0.009 m
= - 0.2 m = - 0.5 m
= - 0.1 m
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan maka dapat kami simpulkan bahwa :
1. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak dan
beda tinggi titik di permukaan tanah.
2. Untuk mendapatkan hasil yang benar maka hasil pengukuran jarak
dan beda tinggi titik harus mendapatkan koreksi dengan ketentuan tidak
melebihi batas toleransi.
3. Untuk mendapatkan tinggi titik di permukaan tanah guna
penggambaran peta kontur maka diperlukan pengukuran beda tinggi.
BAB I
PENDAHULUAN
Anggota Kelompok :
1. HERI PRASETIYO NIM : 41114120107
2. RWASTA FENDY NIM : 41114120010
3. DWI IKHSANUDIN NIM : 41114120069
4. WAHYU PURWOKO NIM : 41114120008
5. MUHAMMAD IQBAL NIM : 41114120
Peralatan :
Praktikum kali ini mempergunakan alat-alat dan bahan sebagai berikut :
1. WaterPass Terbuka
2. Rambu ukur ( Jalon)
3. Tripod
4. Patok Survey
5. Martil
6. Rol Meter
7. Payung
1. WaterPass Terbuka
Alat ini digunakan untuk mengukur Level lahan. Merk WaterPass bermacam-macam,
dalam praktikum ini digunakan merk Topcon. Contoh alat ini seprti gambar dibawah
ini :
2. Rambu Ukur ( Jalon )
Jalan biasanya berbentuk segi empat berongga dan memiliki ketinggian kira-kira 2
meter dan dicat putih dengan skala dicat merah atau hitam agar memudahkan untuk
dilihat pada saat pengukuran. Alat ini untuk menetapkan ketinggian level tanah yang
akan diukur. Bentuk jalon seperti gambar dibawah ini :
3. Tripod
Digunakan untuk meletakkan WaterPass selama proses pengukuran. Sebelum
pengukuran dimulai sangat penting untuk menempatkan tripod pada titik yang
ditentukan termasuk mengatur tripod agar dalam posisi seimbang dan tidak miring.
Penyetelan tripod ini bisa dibantu dengan Nivo yang ada pada alat Waterpass. Bentuk
tripod seperti gambar dibawah ini :
4. Patok Survey
Patok ini biasanya dibuat dari bambu atau kayu yang diruncingkan ujungnya. Panjang
ideal dari sebuah patok kira-kira 40 cm untuk mencegah dia berubah posisi.
5. Martil
Martil biasanya di buat untuk menancapkan patok pada permukaan tanah.
6. Roll Meter
Untuk pengukuran lahan yang luas akan sulit kalau kita menggunakan meteran biasa,
untuk itu lebih mudah jika digunakan pita ukur. Biasanya alat ini terbuat dari bahan
kain atau steinles.
7. Payung
Payung digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung maupun
hujan karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap sinar matahari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PELAKSANAAN
A. Lokasi Praktikum
Lokasi kegiatan praktikum dilaksanakan di lapangan sepakbola
UNIVERSITAS MERCUBUANA
B. Tahap Kegiatan
1. Persiapkan alat alat yang akam dipergunakan untuk pengukuran.
2. Menentukan patok patok pada titik titik yang telah ditentukan, 7 buah
patok memanjang dan 7 buah patok melintang dengan jarak 5m tiap titik.
3. Pasang 1 patok terpisah dari patok yang lain, titik ini merupakan titik
muka.
4. Pasang Water Pass dan titik muka, lalu pasang dan sesuaikan alat agar
gelembung nivo berada tepat ditengah lingkaran.
5. tambahkan alat pada titik muka, batas atas atau maupun bawah.
6. pasang patok pada titik yang telah diukur secara bertahap dan baca hasil
pengukurannya antar benang bawah dan atas.
7. Mencari batas tengah setelah diketahui batas atas dan bawahnya, serta
volume bidang yang diukur.
C. Pengolahan Data
Pengolahan data diadakan secara sistematis dan transparan dengan
mengunakan rumus rumus yang sudah ditetapkan kebenarannya.
Bagan
Praktikum Beda Tinggi Memanjang Melintang
Bagan
Praktikum Beda Tinggi Memanjang Melintang
Pengukuran Memanjang Melintang