TEKNIK GEOMATIKA
JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2018
DAFTAR ISI
Mhd Irfansyah
NIM. 23115007
Pada era pembangunan dewasa ini ketersediaan akan peta menjadi suatu hal yang tak dapat
ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Kemajuan dibidang ilmu dan teknologi yang
demikian pesat, wahana atau teknik pemetaan juga berkembang, baik dalam hal teknik
pengumpulan data maupun proses pengolahan dan penyajiannya baik secara spasial maupun
informasi kebumian lainnya. Cakupan wilayah kajiannya menjadi tidak terbatas, demikian pula
wilayah kerjanya. Hal tersebut diatas termasuk dalam wilayah kerja atau disiplin ilmu
geomatika. Disiplin ilmu geomatika merupakan ilmu yang berbasis lapangan dan praktik maka
dibutuhkan latihan yang mampu menunjukkan secara nyata pekerjaan geomatika di lapangan
melalui kemah kerja.
Kemah kerja merupakan kegiatan survei pemetaan topografi yang dilakukan oleh
mahasiswa/i Program Studi Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera. Kemah kerja ini
merupakan salah satu bentuk nyata dari pelaksanaan atau praktik pengukuran di lapangan
karena untuk memahami keilmuan Geomatika tidak cukup hanya dengan pembelajaran di ruang
perkuliahan. Mahasiswa/i yang mengikuti kemah kerja ini diharapkan dapat memahami akan
profesi yang akan dijalakannya setelah masa perkuliahan selesai, mampu mengaplikasikan teori
– teori yang didapatkan selama perkuliahan, mempunyai keterampilan dalam menggunakan alat
–alat pengukuran, dan mampu memahami situasi lapangan, baik dari proses pengumpulan dan
pengolahan data, sampai pada visualisai data. Hasil akhir dari kegiatan pengukuran kemah kerja
ini ditampilkan dengan peta situasi skala 1:1000.
Peta yang menggambarkan relief permukaan bumi atau tanah yang dinyatakan dengan garis
ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan manusia
seperti jalan, jembatan, gedung dan sebagainya di atas permukaan bumi ini, disebut dengan peta
topografi yang juga disebut sebagai peta umum, sebab dalam peta topografi tersebut unsur-
unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja tetapi juga menyajikan semua unsur yang ada
di permukaan bumi. Penyajian tersebut tentu disesuaikan dengan skala peta topografi tersebut.
Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal
sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan
perencanaan pembangnan suatu wilayah.
1.3.2. Pelaksanaan
- Pemasangan patok pada titik kerangka yang telah direncanakan
- Pengukuran meliputi kerangka kontrol horizontal, kerangka kontrol vertikal, dan
detail situasi
- Pengukura GPS
- Pengolahan data
- Analisis dan evaluasi hasil pengukuran
- Plotting hasil pengukuran
- Pelaporan
Mulai
Orientasi Lapangan
Pengambilan Data
Data Sesuai
Toleransi
Ya
Selesai
1. Membutuhkan dua receiver GPS tipe geodetik dengan dual frekuensi L1 dan L2 (Topcon
Hiper II), masing-masing berfungsi sebagai base dan rover.
2. Data pengamatan yang digunakan adalah data fase.
3. Pengolahan data dilakukan secara post processing dengan menggunakan software Topcon
Tools.
4. Desain jaring yang digunakan adalah metode radial.
5. Metode yang digunakan adalah metode rapid statik dengan pengamatan 15 menit (panjang
baseline < 5 km).
6. Titik BM yang dijadikan base station adalah ITR-11 (orde 2).
Berikut spesifikasi receiver Topcon Hiper II:
40 channel terintegrasi receiver GPS / antena
Deskripsi
dengan MINTER interface
Spesifikasi Pelacakan
standard: 40 L1 GPS (20 GPS L1+L2)
Tracking
Channels optional: 20 GPS L1+L2 (GD), GPS
L1+GLONASS (GG), 20 GPS L1+L2+GLONASS
(GGD)
Signals
L1/L2 C/A and P Code & Carrier and GLONASS
Tracked
Spesifikasi Kinerja
Statik, Horizontal: 3mm+ 0.5ppm (x panjang baseline)
Rapid
Statik Vertical: 5mm+ 0.5ppm (x panjang baseline)
Horizontal: 10mm+ 1.0ppm
RTK
Vertical: 15mm+ 1.0ppm
Spesifikasi Daya
Internal Lithium-Ion batteries plus 1 port daya
Baterai
eksternal
Waktu
14+ jam (10 hrs TX)
Operasi
Melakukan orientasi lapangan untuk mengukur nilai jarak antar titik simpul dan
mengukur jarak antar titik kontrol (menyesuaikan kondisi lapangan dan maksimum
100 meter). Titik kontrol dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan, seperti adanya
lengkungan jalan dan sebagainya.
o Antar patok harus saling terlihat
o Melakukan tracking dengan GPS Handheld untuk mengambil koordinat titik
kontrol. Sehingga diperoleh data jarak dan koordinat (posisi)
o Plotting data GPS Handheld dari data hasil orientasi lapangan ke peta citra kampus
sebagai peta kerangka acuan
o Membandingakan lokasi data hasil orientasi lapangan dengan peta citra yang sudah
ada, agar dapat dilihat ketelitiannya.
Pengukuran sipat datar pada kemah kerja ini menggunakan kelas LD orde L4 dengan ketentuan
sebagai berikut :
I. Alat ukur
Alat ukur yang digunakan pada pengukuran sipat datar adalah :
Sipat datar otomatik, dengan deviasi standar maksimum ± 2 mm/km, memiliki gerakan
bebas kompensator maksimum 25’, dilengkapi dengan mikrometer planparalel.
Jenis alat yang digunakan untuk pengukuran ketinggian adalah dengan Waterpass Topcon
AT-B4.
Sensitivitas nivo kotak terendah 15’.
Panjang jalur/jumlah jarak ke rambu muka dan belakang pengukuran sipat datar antara dua
titik (H), tidak boleh lebih dari 4 kali jarak lurus antarkedua titik tersebut.
Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double stand dilakukan 2 (dua) berdiri alat,
dengan perbedaan pembacaan maksimum 2 dm.
Pengukuran setiap seksi dilakukan pergi-pulang secara independen.
Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) pembacaan benang atas, tengah dan bawah
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB), mempunyai kontrol
pembacaan: 2BT=BA+BB
Pada pengukuran setiap slag, usahakan agar alat ukur waterpass selalu berdiri di tengah-
tengah diantara kedua rambu ukur.
Jarak pandang antara alat ukur sipat datar dan rambu 100 meter.
Tinggi garis bidik terendah yang diperbolehkan adalah 0,2 meter di atas permukaan tanah.
Dalam setiap slag, beda jarak antara alat ukur sipatdatar ke rambu belakang dan ke rambu
muka tidak boleh lebih dari 5 %, artinya:
[(Dm – Db) / (Dm + Db)] x 100 % ≤ 5 %
Keterangan:
Dm: Jarak muka
Db : Jarak belakang
Dalam setiap seksi, beda jumlah jarak ke rambu muka dan jumlah jarak ke rambu belakang
tidak boleh lebih dari 5 %, artinya:
[(ΣDm – ΣDb) / (ΣDm + ΣDb)] x 100 % ≤ 5 %
Metode yang digunakan untuk titik detail dikenal dengan metode tacheometry yang pada
dasarnya merupakan:
1. Metode polar untuk posisi horizontal
2. Metode trigonometrik untuk posisi vertikal dengan cara pengaturan jarak optis
Dalam pelaksanaan pengukuran detil untuk menentukan arah dari detil yang akan diukur
menggunakan azimuth atau sudut horizontal, sedangkan untuk pengukuran jarak dilaksanakan
a b
A B
Keterangan gambar :
A dan B : titik ikat (titik poligon)
a,b,c,d, : titik-titik detil
Sebagai contoh, untuk mengukur detil titik c, alat didirikan di titik poligon B, lalu titik poligon
A dibidik sebagai acuan dan setelah itu membidik titik c, langkah ini dilakukan untuk setiap detil
yang akan diukur.
Terlebih dahulu posisi 3D titik detail, diikatkan pada kerangka dasar yang masih memiliki
posisi 3D lokal. Setelah pengolahan kerangka dasar selesai yang menghasilkan posisi 3D yang
sebenarnya, maka posisi titik kerangka dasar yang mengikat titik detail ditransformasikan ke
koordinat sebenarnya. Sehingga secara otomatis titik-titik detail memiliki koordinat sebenarnya
juga.
f β ≤ i√𝑛
f β≤ 10”√𝑛
8. Hitung koordinat :
Xi = Xj + adj ΔX dan Yi = Yj + adj ΔY
9. Hitung kesalahan penutup jarak (linier) poligon:
KSL = √𝑓𝑥 2 + 𝑓𝑦 2
1
KTL = 𝐾𝑆𝐿
1
KTL ≤ 1000
Hitung perataan metoda DELL, merupakan metoda praktis yang ditujukan untuk
menyeder-hanakan hitungan perataan, terutama dalam penerapannya di bidang rekayasa
(engineering). Dalam penerapan yang lebih teliti ataupun cakupan daerah lebih luas, maka
hitung perataan yang sering diterapkan adalah metoda “Least Square” = “Kuadrat
Terkecil”.
Metoda DELL, berawal dari konsep dasar (least square) yang dalam penerapannya
terdapat beberapa asumsi dengan tujuan mempermudah hitungan (Soedomo, Agoes).
Akibat “permudahan” tersebut, maka metoda DELL ini hanya dapat diterapkan pada hitung
perataan jaringan dengan bentuk kring sampai dengan 10 (sepuluh) kring. Untuk jaringan
lebih besar, metoda ini akan memberikan hasil yang kurang baik bila dibandingkan dengan
hitung perataan sebenarnya (metoda least square).
Sebagai langkah awal hitungan metoda DELL, terdapat beberapa kegiatan yang menjadi
dasar hitungan dan harus dilakukan secara hati-hati, karena akan besar pengaruhnya pada
hasil akhir hitungan tersebut.
Untuk ini, pembahasan akan dinyatakan dalam bentuk “langkah” kerja untuk tahap
persiapan.
1. Nyatakan hasil ukuran pada sketsa
2. Buat tabel hitungan
3. Tuliskan nama-nama seksi, sesuai dengan arah hitungan (misal searah jarum jam). Seksi
yang sama pada kring berbeda, akan dituliskan terbalik.
4. Tuliskan panjang seksi ataupun banyak sudut pada seksi tersebut :
Untuk hitungan koreksi sudut, hitung jumlah sudut dengan menyatakan
setengah/ separuh (½) sudut untuk setiap titik simpul
Untuk hitungan koreksi beda absis, beda ordinat atau beda tinggi, dinyatakan
dalam panjang/ jarak setiap seksi
5. Hitung jumlah sudut/jarak untuk seluruh kring
6. Hitung prosentase (%) setiap seksi terhadap kring
7. Tuliskan salah penutup setiap kring
Metoda DELL, merupakan cara hitungan iterativ (berulang dengan cara serupa), sehingga/
sampai salah penutup setiap kring sebesar 0 (nol).
1. Pemberian koreksi setiap seksi, disesuaikan dengan prosentase seksi terhadap kring yang
bersangkutan.
2. Perhitungan koreksi setiap seksi, dimulai dari kring dengan nilai salah penutup terbesar
(tidak memperhatikan tanda salah penutup).
3. Koreksi berlawanan tanda dengan salah penutup
4. Setelah menghitung koreksi seksi setiap kring, periksa seksi yang sama pada kring lain.
5. Berikan koreksi seksi yang “sama” tersebut (tanda berlawanan) dengan seksi yang telah
dikoreksi pada kring lain (pada butir 2.). Hal ini dilakukan untuk setiap iterasi.
6. Hitung kembali salah penutup setiap kring (KSPi), dengan menjumlahkan salah penutup
terakhir dan jumlah koreksi.
12. Koreksi setiap seksi akan “dibagikan” untuk setiap bagian titik-titik pada seksi yang
bersangkutan dengan cara pemberian koreksi yang telah dibahas pada metoda-metoda
pengukuran.
Hasil hitungan metode DELL pada poligon, hanya memberikan koreksi untuk tiap seksi.
Hitungan terbagi atas sudut dan beda absis/ordinat.
Untuk perhitungan koordinat pada pengukuran kerangka ini menggunakan metode
DELL, dengan tujuan mempermudah hitungan. Dalam perataan perhitungan metoda
DELL terdapat ketentuan sebagai berikut :
1. Jumlah kring jaringan tidak lebih dari 10 (sepuluh) kring
2. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk “sketsa”
3. Salah penutup setiap kring dihitung dengan arah hitungan yang sama (searah jarum
jam) dengan menggunakan syarat geometric jaringan.
4. Dalam setiap kring, sudah harus ditentukan seksi-seksi ukuran (ukuran antar titik
simpul)
5. Titik simpul jaringan, dapat ditambahkan (disisipkan), untuk seksi yang terlalu
panjang (terlalu banyak datanya)
Hitung Perataan
a. Model perataan yang digunakan adalah metode parameter dengan model matematik besaran
pengamatan beda tinggi tiap seksi pengukuran (dh) pergi-pulang masing-masing sebagai
Kemah Kerja Teknik Geomatika 2018 20
fungsi dari parameter tinggi titik (H). Jumlah persamaannya adalah sebanyak jumlah
pengukuran pergi-pulang
b. Tahap pertama dilakukan hitung perataan terkendala minimal. Apabila hitungan perataan
menghasilkan nilai σ1 (mm) < 18√d maka pengukuran yang bersangkutan termasuk kelas
pengukuran LD.
c. Tahap kedua dilakukan hitung perataan terkendala penuh dan nilai σ2 (mm) hasil perataan
digunakan untuk menentukan orde-nya.
Dapat dilihat bahwa azimuth dari titik-titik detail k merupakan penjumlahan hasil pengukuran
sudut Bk (sudut horizontal tercatat) ditambah dengan Azimuth titik 54. Sehingga perhitungan
azimuth untuk daerah ini adalah :
𝛼 k = 𝛼 54 + 𝛽 k
Perlu dicatat bahwa perhitungan Azimuth sangat mungkin berbeda untuk perbedaan arah titik
detail oleh karena itu penting untukmenggambarkan sketsa kasar beserta azimuth untuk setiap
daerah.Dengan Azimuth dan juga data hasil ukuran lainnya, maka ketigakomponen koordinat (X,
Y, Z) untuk setiap detail dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Interpolasi kontur
Kemah Kerja Teknik Geomatika 2018 21
Karena menggunakan skala 1:1000 maka, menghitung kontur interval adalah
sebagai berikut:
1
C = 2000 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎
1
C = 2000 𝑥 1000
= 0,5 m
Spesifikasi Kartografi 1:1000 Kemah Kerja Teknik Geomatika 2018 mengacu kepada
Spesifikasi Penyajian Peta Rupabumi – Bagian 2 : Skala 1:25000 dengan catatan :
1. Selang dan indeks kontur
Selang kontur digambar tiap 0.5 meter, indeks kontur digambar tiap empat selang kontur
(2 m), dan kontur bantu adalah setengah dari nilai garis kontur (0.25 m)
2. Grid peta
Grid peta ditunjukkan dengan garis penuh berwarna hitam, dan diberi angka tiap 200 meter
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan survey yang
telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan survey dan pemetaan.
Penyusunan Laporan
Dalam proses penyusunan laporan, selain harus memperhatikan berbagai prinsip dan
syarat dalam penyusunan laporan, juga harus memperhatikan tata caranya. Pada intinya, tata
cara penyusunan laporan dimulai dari tahap persiapan yang mencakup penentuan kerangka
permasalahan, tujuan penulisan laporan, dan proses pengumpulan data, kemudian membuat
kerangka laporan dan diakhiri dengan tahap penulisan laporan itu sendiri.
- Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan untuk dapat merumuskan secara jelas latar belakang dan
masalah laporan, tujuan laporan, target waktu laporan, data yang relevan untuk disajikan,
dan sumber-sumber data.
Dalam proses pengumpulan harus selalu mengacu pada permasalahan dan tujuan yang telah
ditetapkan. Data yang diperoleh dari pengukuran, kemudian dikumpulkan, selanjutnya data
itu dikelompokkan, dan diolah yang dan disajikan dalam bentuk peta.
- Sistematika Laporan
Tahap berikutnya adalah menentukan bagian-bagian utama laporan atau lazim disebut
sistematika laporan, kemudian sub-sub bagian laporan yang nantinya akan dijabarkan lebih
lanjut dalam kalimat-kalimat.
- Penulisan Laporan
Penulisan laporan dilakukan agar adanya penggambaran dari hasil pengukuran yang
menjelaskan dan memberikan informasi pada tahap penulisan laporan, dan harus mengacu
pada sistematika yang telah ditetapkan, sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut,
dan mudah dipahami.
Surveyor (1 orang)
Bertugas melakukan persiapan dan kegiatan pengukuran. Serta memeriksa, mengelolah dan
menganalisa data hasil survey.
Metode
Hari Kelompok - Orientasi Pembuatan Pengukuran Pengukuran Pengolahan Data dan Keterangan
Presentasi Keterangan
ke- Lahan Lapangan KAK KDH + GPS Penyusunan Laporan Alat
KDV
Detail
Kel 10 - 1
Kel 1 - 2
Kel 7 - 3
0 Kel 8 - 4
25 - Kel 4 - 5
06- Kel 9 - 6
2018 Kel 7 - 7
Kel 2 - 8
Kel 5 - 9
Kel 3 - 10
Kel 10 - 1
Kel 1 - 2 Total Station
Kel 7 - 3 GTS/ES/OS
Kel 8 - 4
1
Kel 4 - 5 Waterpass
26 -
Total Station
06- Kel 9 - 6
GTS/ES/OS
2018
Kel 7 - 7
Kel 2 - 8
Waterpass
Kel 5 - 9
Kel 3 - 10
Kel 10 - 1
Kel 1 - 2
Kel 7 - 3
2 Kel 8 - 4
27 - Kel 4 - 5
06- Kel 9 - 6
2018 Kel 7 - 7
Kel 2 - 8
Kel 5 - 9
Kel 3 - 10
Kel 10 - 1
Kel 1 - 2 Total Station
Kel 7 - 3 GTS/ES/OS
Kel 8 - 4
3
Kel 4 - 5 Waterpass
28 -
Total Station
06- Kel 9 - 6
GTS/ES/OS
2018
Kel 7 - 7
Kel 2 - 8
Waterpass
Kel 5 - 9
Kel 3 - 10
Kel 10 - 1
Kel 1 - 2 Total Station
Kel 7 - 3 GTS/ES/OS
Kel 8 - 4
4
Kel 4 - 5 Waterpass
29 -
Total Station
06- Kel 9 - 6
GTS/ES/OS
2018
Kel 7 - 7
Kel 2 - 8
Waterpass
Kel 5 - 9
Kel 3 - 10
RAB KESELURUHAN
No Kebutuhan total
1 Pengadaan Rp 2.094.000
2 Konsumsi Rp 30.856.000
3 Medis Rp 829.500
3 Logistik Rp 610.000
Total Keseluruhan Rp 34.389.500