4 PRO 2.0 DI PT. GRAHA ASRI SELARAS, GALIAN 40 MANULAI II, KECAMATAN
DISUSUN OLEH :
NIM. 1806100038
2023
LEMBAR PENGESAHAAN
Kupang,...April 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 : PENDAHULUAN
2.2.1 Pengertin
2.4.1 Fotogrametri
2.4.6 orthofoto
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu sumberdaya mineral yang terbesar di Kupang, Nusa Tenggara Timur
saat ini adalah batu gamping. Batuan gamping ialah batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan sisa makhluk hidup laut yang mengandung unsur CaCo3 sebagai penyusun
utamanya. Dalam kegiatan industri, batu gamping merupakan sumberdaya mineral yang
penting, baik sebagai bahan bangunan, batu hias, dan industrI lainnya.
PT. Graha Asri Selaras merupakan sebuah perusahaan tambang batu gamping
yang telah beroperasi selama kurang lebih 10 tahun. Secara administrasi, PT. Graha
Asri Selaras berada di desa Manulai II, Kecamatan Alak Kota Kupang. Saat ini PT.
PT. Graha Asri Selaras membutuhkan data topografi kawasan proyek untuk
umur tambang, dan lainnya. Pemenuhan data topografi itu memerlukan suatu
dilapangan salah satunya yakni dengan pengukuran terestris atau proses pengukuran
yang langsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan tertentu (Basuki, 201).
biaya untuk pengoperasiannya mahal. Oleh karena itu, diperlukan metode pengukuran
data namun dengan biaya yang terjangkau salah satunya adalah pengukuran dengan
dikendalikan oleh remote dan diterbangkan untuk mengambil gambar permukaan dari
udara. Maka, berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan pemetaan
di lapangan, serta menghitung kemajuan dan volume tertambang dari batuan gamping.
drone
peta topografi.
penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,maka perlu adanya
1) Objek yang diteliti adalah tambang batu gamping CV. Graha Asri Selaras, Galian
4) Hanya membahas mengenai pemetaan topografi, cara kerja drone untuk pemetaan,
6) Software yang digunakan berupa Agisoft Photoscan, Arcgis, dan Autocad Civil
3D.
1.5 Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti :
Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi program mata kuliah Tugas Akhir
menggunakan Drone
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan referensi bagi
Drone.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam hal pemenuhan data
topografi serta perhitungan volume batugamping, sehingga suatu saat dapat digunakan
TINJAUAN PUSTAKA
Keadaan Stratigrafi
Atambua, urutan stratigrafi Timor dari muda ke tua (sumber : Tony Bani, 2013) terdiri
atas Batu Gamping Koral ( Ql ), Formasi Noele (QTn ) dan Komplek Bobonaro (Tb).
Umur Pliosen sampai Pleistosen, yang selang seling antara marl dan batu pasir,
konglomerat dan tuff, struktur sedimen yang berupa lapisan berangsur, konvolut,
laminasi parallel, mengandung moluska dan cangkang. Fosil-fosil terdiri dari
dehiscens yang menutup selaras di atas Formasi Batu Putih dan yang tertutup tidak
selaras oleh sedimen kuarter di beberapa tempat bagian bawah formasi ini menjari
Satuan batuan tersusun atas batu gamping koral yang berwarna putih hingga
napalan. Umur Plistosen, terdiri dari batugamping koral, setempat batu gamping
terumbu. Satuan ini membentuk topografi yang agak menonjol berupa bukit
didapatkan pada ketinggian sekitar 1300 meter diatas permukaan laut. Ketebalan
2.2.1 Pengertian
Batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium
sering disebut juga dengan istilah batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa
(Flysh Geost. 2016). Batu gamping (batu kapur) kebanyakan merupakan batuan
sedimen organik yang terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, dan
pecahan-pecahan sisa organisme. Batuan ini juga dapat menjadi batuan sedimen
kimia yang terbentuk oleh pengendapan kalsium karbonat dari air danau ataupun
air laut.
mengandung setidaknya 50% berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit.
feldspar, mineral lempung, pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya. Bahkan batu
gamping juga dapat mengandung nodul besar rijang, nodul pirit ataupun nodul
siderit.
maka dapat dipastikan batuan tersebut adalah batugamping (Flysh Geost. 2016).
untuk bahan galian yang keterdapatannya relatif dekat dengan permukaan bumi
perhatian lingkungan.
Dimana, yang membedakannya adalah jenis bahan galian yang ditambang. Secara
kuari lebih banyak diterapkan pada penambangan mineral non logam atau batuan.
Berdasarkan kondisi geologi batuan yang akan ditambang, terdapat beberapa jenis
bahan galian yang umum ditambang dengan metode penambangan quarry, seperti:
(andesit).
Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian
Pit type adalah sistem penambangan yang diterapkan untuk menambang mineral
atau batuan yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. Permukaan kerja
sangat besar. Batuan ini menjadi salah satu batuan yang banyak digunakan
dibuat menjadi batu pecah yang dapat digunakan sebagai material konstruksi
seperti: landasan jalan dan kereta api serta agregat dalam beton. Nilai paling
ekonomis dari sebuah deposit batugamping yaitu sebagai bahan utama pembuatan
mereka yang kuat dan padat dengan sejumlah ruang/pori. Sifat fisik ini
(geologinesia,2014).
yaitu pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit yang koordinatnya diketahui
(Abidin, 2007). Apabila pada pemotongan data yang diukur adalah sudut, maka pada
penentuan posisi dengan GPS data yang diukur adalah jarak dari receiver ke sekurang-
Penentuan posisi suatu titik pengamatan diperlukan data jarak dari stasiun
tersebut ke beberapa satelit GPS yang diamati. Jarak stasiun ke GPS tidak dapat diukur
secara langsung tetapi dengan jalan mengukur misalnya waktu rambat sinyal dari satelit
ke stasiun pengamat atau jumlah fase gelombang sinyal yang merupakan fungsi waktu
rambat sinyal.
dari jarak jauh, baik secara manual atau semi-otonom dengan remote control atau secara
otonom melalui penggunaan sistem navigasi komputer di pesawat atau stasiun kontrol
Saat ini orang menggunakan drone karena dapat membuat peta dengan lebih akurat,
mesti, otomatis, dan lebih kompetitif dalam penganggaran. Karena model drone yang
berbeda-beda, begitu pula jenis kamera atau sensor untuk mengambil gambar atau
kamera digital dan sensor multispektral. Karena drone memiliki bobot yang bervariasi,
waktu penerbangan mereka juga berbeda tergantung pada kapasitas bahan bakar
(Papilaya, 2015). UAV berpotensi digunakan untuk memetakan area yang tidak
Sebelum UAV digunakan, harus dilakukan kalibrasi. Ada 3 jenis kalibrasi antara
1. Kalibrasi kompas Kalibrasi ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan pada IMU
(Inertial Measuring Unit) aircraft dan dapat dikendalikan sesuai dengan perintah
nantinya.
2. Kalibrasi gymbal Kalibrasi pada alat kontrol horizontal kamera, jadi gymbal
disini bertanggung jawab untuk menjaga kondisi kamera tetap pada posisi
3. Kalibrasi pada remote control Kalibrasi pada remote pengontrol UAV. Bertujuan
control normal.
2.4.1 Fotogrametri
memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu obyek fisik dan
1) Fotogrametri metric
ukuran jarak, sudut, luas, volume, elevasi, ukuran dan bentuk objek
2) Fotogrametri interpretative
menilai arti pentingnya obyek tersebut melalui suatu analisis sistematik dan
cermat.
(sumber : Bobby Santoso 2004)
melalui foto udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan
tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta (Prayogo dkk,
2020).
Foto udara adalah rekaman fotografis obyek di atas permukaan tanah yang
umunya dibedakan atas foto vertikal dan foto condong. Foto udara dapat dibagi
menjadi dua yaitu foto udara format besar dan foto udara format kecil. Pada foto
udara, skala foto udara tergantung pada tinggi terbang dan panjang fokus lensa
kamera. Untuk panjang fokus yang sama dan semakin tinggi terbang pesawat,
skala foto yang dihasilkan semakin kecil dan daerah liputan semakin luas.
Foto udara adalah peta foto yang didapat dari survei udara dengan
1. Skala pada foto udara sama untuk skala satu lembar foto
Foto udara dibagi menjadi dua jenis, yaitu foto udara metrik dan foto udara
non metrik. Foto udara udara metrik merupakan foto udara yang datanya
diperoleh dari kamera udara. Kamera udara adalah kamera metrik yang fokusnya
sudah tertentu. Kamera udara ini berbeda dengan kamera biasa yang non metrik
dengan fokus yang dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan (Sudarsono, B.,
2008). Foto udara metrik ini memiliki ketelitian yang sangat tinggi karena
memang dirancang khusus untuk pemetaan. Foto udara ini memiliki panjang dan
lebar masing- masing adalah 23 cm x 23 cm. Pada foto ini dilengkapi dengan
fiducial mark. Sedangkan, foto udara non metrik merupakan foto yang diperoleh
Berdasarkan jenis tegaknya, foto udara dibedakan atas dua jenis, yaitu foto
tegak dan foto miring. Foto udara tegak merupakan foto yang dihasilkan dari hasil
pengambilan foto di mana pada saat pengambilan foto tersebut sumbu kamera
berada dalamposisi tegak lurus dengan permukaan bumi. Sedangkan foto miring
merupakan foto yang dihasilkan dari hasil pengambilan foto di mana pada saat
pengambilan foto tersebut sumbu kamera berada dalam posisi miring. Jenis foto
udara yang digunakan untuk keperluan pemetaan adalah foto udara tegak. Jenis
digambarkan oleh foto udara berurutan di dalam satu jalur terbang. Tampalan
Prosentase besarnya tampalan depan berkisar antara 55% sampai 65%, hal ini
bertujuan agar foto yang dihasilkan dapat dibuat model stereoskopiknya. Sidelap
foto dan pencegahan efek deformasi blok yang dihasilkan dari kesalahan
sistematis kalibrasi kamera (arah dan ketinggian terbang bervariasi). Hal ini
selaras dengan penelitian Gerke and Przybilla (2016) bahwa untuk menghindari
Untuk desain misi sendiri terdapat beberapa kriteria untuk jenis pekerjaan
sebagai berikut:
1) Tampalan baik overlap atau sidelap minimal 70%. Lebih besar lebih baik,
Ground control point atau titik kontrol tanah adalah titik yang terdapat di
lapangan dan dapat diidentifikasi pada foto dan mempunyai koordinat di kedua
koordinat tertentu ke sistem koordinat tanah. Titik kontrol ini terdapat pada
kedua sistem koordinat yang mempunyai posisi relatif pada obyek yang sama
Titik kontrol minor adalah titik kontrol tanah perapatan yang mengacu
pada titik kontrol tanah hasil premarking. Titik kontrol minor ini sering disebut
berfungsi sebagai data masukan untuk proses hitungan titik bantu minor atau
ikatan bantu secara fotogrametris. Titik kontrol tanah yang terdistribusi merata
pada area pemotretan akan memberikan hasil rektifikasi yang lebih presisi.
Selain itu, perlu dilakukan pemasangan titik kontrol tanah pada daerah-
daerah ekstrim, agar diperoleh titik-titik kontrol tanah yang mewakili kondisi
kontrol tanah diperoleh dari koordinat kamera saat exposure, sehingga tidak
titik premark menggunakan GPS. Premark biasanya dibuat dengan bentuk tanda
silang dengan titik Premark berada tepat pada perpotongan tanda tersebut.
Warna premak juga biasanya dipilih warna yang mencolok agar terlihat pada
foto menjadi satu data citra foto udara yang terpadu. Dalam tahapan ini
sekaligus dilakukan proses koreksi dengan menggunakan data GCP yang
2.4.6 Orthofoto
Orthofoto dapat didefinisikan sebagai foto yang menyajikan gambaran objek pada
posisi orthografik yang benar. Orthofoto secara geometrik ekuivalen terhadap peta garis
konvensional dan peta simbol planimetrik yang juga menyajikan posisi orthografik
objek secara benar. Beda utama antara orthofoto dan peta adalah bahwa orthofoto
terbentuk gambar kenampakan, sedangkan peta menggunakan garis dan simbol yang
1983).
atas jarak, sudut, posisi, dan daerah tanpa melakukan koreksi bagi pergeseran letak
gambar (Julzarika, A., 2009). Di dalam proses peniadaan pergeseran letak oleh relief
pada sembarang foto, variasi skala harus dihapus sehingga skala menjadi sama bagi
seluruh foto (Wolf, P. R., 1983). Pada akhirnya tingkat kebenaran orthofoto adalah
orthofoto. Input yang digunakan adalah model (foto stereo). Oleh sebab itu proses
2. Menyamakan skala
Proses orthofoto dibuat untuk melengkapi atau menggantikan peta-peta garis yang
konvensial. Proses orthofoto dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
konvensional dan cara digital. Perbedaan antara orthofoto manual dan digital adalah
pada proses digital kita tidak bisa melihat proses restitusi secara langsung seperti pada
proses manual. Othofoto digital diperoleh malalui digital yaitu dengan menggunakan
Pembuatan DEM pada software berasal dari data-data yaitu titik kontrol, garis kontur
bentuk permukaan bumi kita dalam bentuk tiga dimensi (3D). defenisi lain,
menyatakan bahwa DEM merupakn suatu file ata data base yang menampung titik-
Data DEM dapat berupa grid yaitu memiliki bentuk berupa petak petak
zona segi empat yang beraturan yang membentuk permukaan DEM serta dapat juga
berupa TIN atau jaringan segitiga yang tidak beraturan yang menghubungkan antar
titik-titik spasial sehingga menjadi DEM. DEM terbagi menjadi dua, DTM atau
Digital Terrain Model atau bentuk digital dari terrain yang menggambarkan
permukaan medan yang terdiri dari X,Y, Z dalam bentuk digital yang tidak hanya
mencakup ketinggian dan elevasi geografis lainnya dan fitur alami seperti sungai,
jalur punggungan dan lain-lain. Sementara untuk DSM atau Digital Surface Model
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui
garis-garis ketinggian. Menurut Suparno dan Endy (2005), keadaan topografi adalah
keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan atau kontur lahan, semakin besar
kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar.
dipermukaan bumi dengan ketinggian yang dihitung dari permukaan air laut dan
digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur, dengan setiap satu garis kontur mewakili
satu ketinggian. Peta topografi memiliki dua unsur utama yaitu ukuran planimetrik
(ukuran permukaan bidang datar) dan ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi).
sedangkan ukuran relief digambarkan dalam koordinat Z. Elevasi pada peta topografi
Pada gambar diatas, terlihat gambar garis ketinggian pada peta (bidang dua
dimensi) dan di lapangan (ruang tiga dimensi). Garis ketinggian pada peta membentuk
garis yang berbelok-belok dan tertutup serta merupakan rangkaian dari titik-titik.
Kegunaan dari garis ketinggian adalah untuk mengetahui berapa tingginya suatu tempat
b) Garis ketinggian tidak akan saling berpotongan dan tidak akan bercabang
c) Pada daerah yang landai garis ketinggian akan berjauhan, sebaliknya pada
daerah yang terjal akan saling merapat. Untuk kondisi daerah yang khusus
khusus pula
f) Selisih tinggi antara dua garis ketinggian yang berurutan (interval) adalah
Menurut Kusnadi (2013) peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian
kontur. Garis kontur pada peta topografi diperoleh dengan melakukan pengolahan
interpolasi linier antara titik-titik ketinggian yang berdekatan. Interpolasi linier adalah
suatu metode atau fungsi matematika yang menduga nilai pada lokasilokasi yang
datanya tidak tersedia atau tidak didapatkan. Interpolasi linier mengasumsikan bahwa
atribut data bersifat kontinu di dalam ruang dan atribut ini saling berhubungan
(dependence).
diantaranya membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang besar karena semakin luas area
yang dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin rapat titik yang
diambil, maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Titik
kontur.
Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan
disebut dengan peta topografi (Noor dalam Djuhadi, 2009). Peta topografi
tidak terlalu banyak memberikan informasi secara detail tentang suatu daerah,
permukaan bumi saja. Secara garis besar Noor juga menjelaskan peta
1) Peta kontur pada umumnya hanya berwarna putih dan kuning dengan
pokok yang diberikan oleh peta topografi ini sebatas kontur tanah saja
sedetail mungkin kepada pembaca. Selain itu dengan skala lebih besar,
3) Ciri khusus dari peta topografi yang sangat mudah dikenali adalah,
terdapat garis-garis halus namun tegas yang tergambar pada peta tersebut.
Garis-garis itu disebut dengan garis kontur. Garis kontur ini berjumlah
berpotongan. Garis kontur ini menunjukan titik elevasi pada peta topografi
supaya pembaca dapat melihat dan mengetahui dengan jelas keadaan yang
dimaksud.
2.6.4
BAB III
METODE PENELITIAN
Wilayah izin Usaha Pertambangan (WIUP) CV. Graha Asri Selaras memiliki luas
area sebesar 20 Ha. Secara administrati, lokasi penambangan perusahaan CV. Graha
Asri Selaras terletak di KM 40. Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Lokasi penelitian dapat ditempuh dalam waktu ±40 Menit dari arah Universitas Nusa
Cendana yang berlokasi di Penfui. Kondisi jalan akses cukup baik sehingga dapat
dijangkau dengan menggunakan kendaraan roda dua (motor) maupun kendaraan roda
empat (mobil).
I II II IV V VI VII VIII
Survei lokasi
Studi literature
Pengambilan data
Pembuatan skripsi
Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan alat dan bahan yang digunakan sebagai
berikut :
1) Smartphone
3) GPS
4) Kamera
5) Peralatan tulis
6) Laptop
Pada tahap ini, yang dilakukan antara lain studi literature dan survey awal.
dengan pokok penelitian yang akan dilakukan. Tujuan survey awal ialah
area tambang.
Untuk desain misi sendiri terdapat beberapa kriteria untuk jenis pekerjaan
sebagai berikut:
1) Tampalan baik overlap atau sidelap minimal 70%. Lebih besar lebih
lama.
2) Ketinggian terbang disesuaikan dengan spesifikasi sensor kamera.
1. Data Primer
b. Data berupa foto yang di ambil melalui metode foto udara menggunakan
drone.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang sudah ada pada referensi terkait. Data
1) Memplot lokasi titik-titik GCP agar bisa membuat GCP (Ground Control
Point)
2) Mendesain jalur terbang drone yang akan dilalui ketika proses foto udara
software agar elevasinya tetap sama dengan elevasi yang telah dihitung
sebelumnya
1) Berdasarkan data peta topografi, yang didapat tiap minggu, maka akan
Afani, I. Y., Yuwono, B. D., & Bashit, N. (2019). Optimalisasi Pembuatan Peta Kontur Skala
Besar Menggunakan Kombinasi Data Pengukuran Terestris dan Foto Udara Format Kecil. Jurnal
Aji, D. S., Sabri, L. M., & Prasetyo, Y. (2019). Analisis akurasi DEM dan foto tegak hasil
pemotretan dengan pesawat nir awak DJI Phantom 4 (studi kasus : Bukit Perumahan Permata
Indarto, & Prasetyo, D. R. (2014). Pembuatan Digital Elevation Model Resolusi 10m dari Peta
RBI dan Survey GPS dengan Algoritma ANUDEM. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol.2, No.1 .
Junarto, R., Djurdjani, & Permadi, F. B. (2020). Pemanfaatan Teknologi Unmanned Areal
Vehicle (UAV) Untuk Pemetaan Kadaster. Jurnal agraria dan Pertanahan , 105-118.
Rostianingsih, s., Gunandi, K., & Handoyo, I. (2004). Pemoelan Peta Topografi Ke Objek Tiga
Silalahi, B. J., Feryandi, F. T., & Sidabutar, P. (2021). Pemanfaatan Teknologi Citra Satelit dan
Sutanto, S. J., & Ridwan, B. W. (2016). Teknologi Drone Untuk Pembuatan Peta Kontur : Studi
Kasus Pada Kawasan P3son Hambalang. Jurnal Teknik Hidraulik , Vol.7 No.2 , 179-194.
Syauqani, A., Subiyanto, S., & Suprayogi, A. (2017). Pengaruh Variasi Tinggi Terbang
Menggunakan wahana Unnmaned Aerial Vehicle (UAV) Quadcopter DJI Phantom 3 Pro Pada
Pembuatan Peta Orthofoto (Studi kasus Kampus Universitas Diponegoro). Jurnal Geodesi