Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PERENCANAAN TAMBANG QUARRY

“ARSOPURA KECAMATAN SKANTO KABUPATEN KEEROM”

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4

LAODE ALIBIN AKBAR TUMINDA 2020061044003


DAVE CREFLO LANOH 2020061044013
ANGEL.J.R.LOLOLUAN 2020061044029
RIO 2020061044094
YOHANES SUMAROLLAN MAPA 2020061044103
JISON KATO 2020061044106

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Perencanaan Tambang
Quarry pada Arsopura Kecamatan Skanto Kabupaten Keerom ini dengan baik. Pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga laporan ini
dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada :

1. Bapak Fandy Ginting, S.T., M.T., Ibu Felice Deglardini Wopari, S.T.,
M.T, Bapak Anton Yudi Umsini Putra, S.T., M.T, Bapak Enos Karapa S.T., M.T,
dan Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah Perencanaan yang telah memberikan
dukungan penuh bagi mahasiswa/i yang akan melaksanakan penyusunan laporan ini.

Teman-teman mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih angkatan


2020, khususnya kelompok 4 (Kelas A) yang telah berkontribusi serta selalu sportif
dalam memberi semangat dan membantu penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis berharap mendapatkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun guna menyempurnakan tulisan ini. Demikian laporan ini dibuat, semoga
dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan tambang merupakan suatu tahap yang paling penting dalam studi
kelayakan dan rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka
yang modern memerlukan model computer dari sumberdaya yang akan
ditambang.Baik berupa blok model untuk tambang bijih.

Perencanaan tambang bertujuan untuk membuatu suatu rancangan produksi


tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan menghasilkan aliran kas dan
memastimalkan kriteria (NPV) dan mengasilkan tonase material pada tingkat
produksi yang telah ditentukan dengan biaya.

Perencanaan tambang terbuka juga disebut quarry yaitu jenis tambang terbuka
yang ditetapkan untuk menambang bahan galian industry atau mineral, miisalnya batu
gamping,marmer,granit,andesit,dll. Berdasarkan letak batuan yang digali atau arah
penambangannya quarry dibagi menjadi 2 bagian yaitu side hill type dan pit type.

1.2 Maksud Dan Tujuan


1.2.1 Tujuan

Maksud dari kegiatan perencanaan tambang ini, yaitu:

1.Dapat merencanakan tambang yang sesuai dengan UU Pertambangan dan SNI


Pertambangan Indonesia

2.Dapat membuat rancangan tambang dalam jangka waktu tertentu secara aman
dan menguntungkan.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan perencanaan tambang ini yaitu:


1.Dapat menghitung volume cadangan dan sumber daya

2.Dapat mengetahui siklus hidrologi kampong harapan

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Data awal berupa peta topografi daerah penelitian menggunakan skala 1 :


20.000

2.Daerah penelitian hanya terpusat pada tambang tambang batu gamping PT.
Maju tarang di Arsopura Kecamatan Skanto Kabupaten Keerom, Provinsi
Papua.

1.4 Metode Studi

A.Metode Observasi

Observasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan


pengamatannya melalaui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya. Dalam menggunakan metode observasi untuk
penggumpulan data peneliti harus melakukan pengamatan langsung sekaligus
pencatatan terhadap fenomena yang sedang dikumpulkan informasinya.
Metode obsevasi pada penelitian ini digunakan untuk mengumpukan data-data
yang berkaitan dengan pemetaan, kondisi geologi, luasan area, jumlah dan
jenis alat mekanis.

B.Metode Wawancara

Metode wawancara (metode interview) adalah suatu proses interaksi


dan komunikasi, guna untuk memperoleh data secara langsung yang dapat
mempermudah dalam menganalisa data penelitian/proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab secara bertatap
muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman wawancara. Pada metode ini data yang di peroleh berupa
kepemilikan lahan penambangan, legalitas, harga jual material, luasan area
penambangan, umur alat mekanis yang digunakan, jumlah karyawan dan lain-
lain.

C.Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data


secara tertulis, berupa catatan, transkip, arsip, dokumen, buku tentang
pendapat (doktrin), teori, dalil, atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Metode pada penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan latar belakang obyek penelitian
yang didokumentasikan dan kemungkinan dokumen lain yang diperlukan
untuk menunjang data penelitian yang sesuai dengan pokok masalah.

1.5 Alat Yang di Gunakan

Dalam dunia pertambangan alat berat barangkali bukan hal yang asing
lagi untuk didengar dan dilihat,alat-alat ini digunakan untuk menunjang
proses pertambangan mulai dari pembukaan tambang.Pembuatan
jalan,penggalian serta pengangkutan bahan tambang menuju ke
berikutnya.Jenis alat berat ini pun bermacam-macam disesuaikan dengan
pengaplikasihnya, seperti pengangkutan,penggalian dan sebagainya, akan
tetapi,meskipun alat berat kebanyakan lebih dikenal didunia tambang namun
sejatinya tidak hanya digunakan ditambang.kontruksi,landscaping dan
beberapa aplikasi lain turut menggunakan juga dalam sehari-hari.

a.Backhoe

Salah satu jenis alat berat yang banyak digunakan dalam kegiatan ini
adalah excavator. Alat berat yang lebih dikenal dengan nama backhoe ini
lebih dikenal sebagai mesin penggali yang biasanya digunakan untuk
mengeruk bahan tambang, misalnya batu gamping (bisa dilihat di PT.Maju
Terang) akan tetapi, sebenarnya fungsi dari ekskavator bukanlah sekedar
untuk menggali dan mengeruk bahan tambang saja. Excavator ini juga dapat
digunakan untuk pekerjaan kehutanan, pembuatan jalan, konstruksi dan
sebagainya. Dalam aplikasinya yang bermacam-macam itu jugalah excavator
juga banyak memiliki additional front attachment seperti breaker untuk
memecah batu, harvester untuk pekerjaan forestry serta attachment yang
lainnya. Oleh karena itu, wajar saja jika alat berat jenis ini termasuk yang
menjadi primadona.

Mengingat begitu banyaknya aplikasi dari excavator ini, maka


penggunaan dan kinerjanya pun dapat dikatakan cukup banyak. Akibat
banyaknya hak tersebut, tentunya dibutuhkan juga pengetahuan dasar yang
menunjang dalam proses kinerjanya sehingga tidak mengalami miss aplikasi
dan kerusakan yang terlalu dini. Untuk tahap dasar, pengetahuan yang harus
dikuasai adalah bagian-bagian dari sebuah excavator, prinsip kerja serta
pengoperasian berdasarkan aplikasinya, termeasuk jenis-jenis kelengkapan
tambahan yang harus digunakan sehingga dengan pemakaian yang benar akan
didapatkan life time yang cukup Panjang.
Gambar 1. Excavator sebagai alat gali muat

b.dumpTruck

Dump truck adalah kendaraan alat berat yang digunakan untuk


mengangkut bahan material seperti pasir, kerikil atau tanah untuk keperluan
konstruksi. Dump truck dapat memindahkan material pada jarak menengah
sampai jarak jauh (500 meter – up). Isi muatannya diisikan oleh alat pemuat
seperti excavator, whell loader , sedangkan untuk membongkar muatannya
alat berat ini dapat bekerja sendiri dengan mengangkat bagian bak dengan
menggunakan teknologi hidrolik. Menurut (Sudianto, Syaifudin, Nugraha, &
Wiyono, 2018) dump truck merupakan sebuah alat berat yang berfungsi untuk
mengangkut atau memindahkan material dalam jarak tertentu. Terdapat
beberapa komponen utama seperti tube, rod dan piston. Dari beberapa
komponen tersebut yang sering mengalami kerusakan yaitu piston,
dikarenakan mobilitas pemakaiannya bergerak naik dan turun maupun maju
dan mundur dump truk dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan
dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak itu bisa diangkat keatas dan
bagian belakang bak berfungsi sebagai engsel atau sumbu putar sehingga
memungkinkan material yang diangkut bisa turun jatuh ke tempat yang
diinginkan, dump truck biasa digunakan untuk memindahkan material hasil
tambang ataupun material tanah. Kapasitas dump body akan menentukan
kinerja dari hidraulik. Kedua komponen tersebut harus sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing agar dump truck dapat beroperasi sesuai dengan
medan operasional agar memperlancar dan membuat efektif dalam
penyelesaian kerja yang optimal. Dalam hal ini komponen dump body
mempunyai peranan yang sangat penting karena dump body akan menjalani
tekanan sepanjang massa terutama pada saat loading (memuat) yang
selanjutkan akan diteruskan oleh hidraulik dump truck dengan gerakan
dumping yang berprinsip kerja sistem hidraulik tersebut muatan akan dengan
mudah meluncur ke bawah. Saat memiringkan muatan tersebut sistem
hidraulik. Sistem hidrolik berfungsi sebagai penerus gaya yang memanfaatkan
fluida cair. Sistem hidrolik mempumyai komponen komponen utama seperti
power take off (PTO), pompa hidrolik, silinder hidrolik, tangka oli hidrolik,
lift arm, dan sebagainya, komponen yang termasuk penting dalam sistem
hidrolik adalah pompa hidrolik karena sangat berpengaruh besar terhadap
kinerja sistem unit tersebut. Banyaknya kasus kerusakan terhadap beberapa
komponen pada dump truk seperti pada komponen dump body (bak) dan pada
bagian pompa hidrolik, rusaknya pompa hidrolik mengakibatkan bongkar
muat material tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu perlunya perencanaan
ulang terhadap silinder dan pompa hidrolik guna membuat komponen ini lebih
efisien dalam pengoprasiannya, sehingga pompa yang dihasilkan akan lebih
baik dalam beroprasi dalam jangka waktu yang lama.

Gambar 2. Dumptruck alat muat angkut


BAB II

KEADAAN UMUM

2.1 Letak Geografis dan Demografi

Keerom, Infopublik - Bupati Keerom Papua, M. Markum mengatakan Kab.


Keerom adalah Miniatur Indonesia di wilayah timur Perbatasan. Saat ini Penduduk di
Kab. Keerom kurang lebih ada 61,000 jiwa dengan luas wilayah 9635 km2. Berbagai
macam kultur budaya di Keerom kira-kira ada ada 19 bahasa atau kondoape. Dan 23
bahasa yang asli atau owape. Belum lagi bahasa ditambah bahasa nusantara.

Topografi wilayah Kabupaten Keerom merupakan lahan dengan kemiringan


sekitar 52,2%. Untuk wilayah lahan datar sekitar 44,05% sedangkan 2,75% adalah
wilayah perbukitan dan rawa. Daerah datar umunya tersebar dibeberapa kawasan
pada Distrik Arso, Skanto, Waris, Senggi dan Web.

Ketinggian Kabupaten Keerom berkisar antara 0 – 2000 M di atas permukaan


laut, di mana Distrik Arso, Arso Timur dan Distrik Skanto merupakan daerah
terendah dengan ketinggian 0 – 1000 M di atas permukaan laut. Sedangkan Distrik
Waris, Senggi, Web dan Towe berada pada ketinggian 500 – 2000 M dari

permukaan laut. Tekstur tanah di wilayah Kabupaten Keerom 99,36 % merupakan


tanah bertekstur halus. Tanah dengan tekstur gambut terdapat di Distrik Senggi yang
meliputi 0,42 % dari wilayah Kabupaten Keerom.
Gambar 3. Peta kesampaian daerah

2.2Kondisi Kehidupan Sosial-budaya, Politik, Ekonomi Kabupaten Jayapura

2.2.1 Pendidikan

Kab. Keerom adalah salah satu kabupaten / kota di Papua, Indonesia.


Jumlah sekolah yang berada di Kab. Keerom adalah sebanyak 121 sekolah.

2.2.2 Keagamaan
Kristen 54,78% - Protestan 29,26% - Katolik 25,52% Islam 44,70%
Hindu 0,50% Buddha 0,02%

2.2.3 Kondisi Ekonimi

Perekonomian Kabupaten Keerom berdasarkan besaran Produk


Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2021
mencapai Rp 3,07 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2,05
triliun. Ekonomi Kabupaten Keerom pada tahun 2021 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,83 persen (c-to-c).

BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

3.1 Kondisi Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Keerom merupakan lahan dengan kemiringan


sekitar 52,2%. Untuk wilayah lahan datar sekitar 44,05% sedangkan 2,75% adalah
wilayah perbukitan dan rawa. Daerah datar umunya tersebar dibeberapa kawasan
pada Distrik Arso, Skanto, Waris, Senggi dan Web. Ketinggian Kabupaten Keerom
berkisar antara 0 – 2000 M diatas permukaan laut, dimana Distrik Arso, Arso
Timur dan Distrik Skanto merupakan daerah terendah dengan ketinggian 0 – 1000
M diatas permukaan laut. Sedangkan Distrik Waris, Senggi, Web dan Towe berada
pada ketinggian 500 – 2000 M dari permukaan laut.

Gambar 5 peta topografi Arsopura Kec.Skanto Kabupaten Keero

3.2 Cadangan
Cadangan merupakan bagian dari sumberdaya quarry yang telah diketahui
dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan
dinyatakan “layak” untuk ditambang.berikut cadangan pada Arsopura Kec.Skanto
Kabupaten Keerom.

Total Cadangan

Totals - Object: 8

Surface area: 20538

Volume : 64853

Target produksi atau perkiraan akan di cari selama 5 tahun

Target Produksi Per Tahun


Tahu
n Plan/target target/bulan target/minggu target/hari
1 29832 2486 621 88,8
2 29832 2486 621 88,8
3 29832 2486 621 88,8
4 29832 2486 621 88,8
5 29832 2486 621 88,8

3.3 Geoteknik

Tambang terbuka tersusun atas sekumpulan lereng yang terdiri dari lereng
tunggal (single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope) dengan dimensi tinggi
dan sudut tertentu. Tinggi lereng adalah jarak vertikal dari bidang kaki (bench toe)
hingga puncak lereng (bench crest), sedangkan sudut lereng adalah sudut yang dibuat
antara garis yang menghubungkan kaki dan puncak lereng dengan garis horizontal
(bench face angle). Pada lereng keseluruhan juga terdapat daerah yang
menghubungkan antara lereng yang dikenal dengan jenjang penahan (catch berm)
dan bagian lereng jalan tambang yang disebut (ramp), serta lebar lereng yaitu (berm
width,) dan tanggul atau (back break).

Gambar 3. 1 Bagian dari Bench


Geometri lereng yang akan dipakai pada PT. Valhalla adalah:
1. Tinggi lereng tunggal : 10 meter
2. Lebar lereng tunggal : 5 meter
3. Sudut lereng tunggal : 55o
Kestabilan lereng, baik lereng alami atau buatan manusia serta lereng timbunan,
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan secara sederhana sebagai
gaya-gaya penahan dan gaya-gaya penggerak yang bertanggung jawab terhadap
kestabilan lereng tersebut. Pada kondisi gaya penahan (terhadap longsoran) lebih
besar dari gaya penggerak, lereng tersebut akan berada dalam kondisi yang stabil
(aman). Namun, apabila gaya penahan lebih kecil dari gaya penggeraknya, lereng
tersebut tidak stabil dan akan terjadi longsoran. Sebenarnya longsoran merupakan
suatu proses alamiiah yang terjadi untuk mendapatkan kondisi lereng yang stabil
(keseimbangan baru), dimana gaya penahan lebih besar dari gaya penggerak.
Gambar 3. 2 Faktor Keamanan Sederhana
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng:

1. Faktor-faktor pembentuk gaya penahan


a. Jenis batuan
b. Kekuatan batuan
c. Penyebaran
2. Faktor-faktor pembentuk gaya penggerak
a. Sudut lereng dan tinggi lereng (geometri lereng)
b. Bobot isi
c. Kandungan air tanah
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya penahan
a. Proses pelapukan
b. Bidang lemah
c. Iklim
d. Air
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya penggerak
a. Aktivitas tektonik
b. Gempa atau sumber getaran yang lain
c. Penambahan air tanah
d. Pengeringan waduk
Berdasarkan (Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik
Indonesia No. 1827 K/30 MEM/2018), Hal 56 tentang faktor keamanan lereng, maka
dibagi 3 kelompok rentan Faktor Keamanan (FK) sebagai berikut.

Tabel 3. 1 Faktor Keamanan Lereng


Kriteria dapat diterima (Acceptance Criteria)
Keparahan Probabilitas
Longsor Faktor Faktor Longsor
Jenis Lereng
(Consequences of Keamanan (FK) Keamanan (FK) (Probability of
Failure/ CoF) Statis (Min) Dinamis (min) Failure) (maks)
PoF (FK≤1)
Rendah s.d. 1,1 Tidak ada 25-50 %
Lereng tunggal
tinggi
Rendah 1,15-1,2 1,0 25%
Inter-ramp Menengah 1,2-1,3 1,0 20%
Tinggi 1,2-1,3 1,1 10%
Rendah 1,2-1,3 1,0 15-20%
Lereng
Menengah 1,3 1,05 10%
Keseluruhan
Tinggi 1,3-1,5 1,1 5%

Metode Bishop yang disederhanakan merupakan metode yang paling populer


dalam analisis kestabilan lereng. Asumsi yang digunakan dalam metode ini yaitu
besarnya gaya geser antar irisan sama dengan nol (X=0) dan bidang runtuh berbentuk
sebuah bidang busur lingkaran.
Gambar 3. 3 Gaya yang bekerja pada bidang longsoran
Dalam setiap segmen atau irisan terdapat gaya yang bekerja pada bidang
longsoran yang terbagi ke dalam beberapa segmen atau irisan. Gaya-gaya ini terdiri
dari gaya geser (Xr dan Xl) dan gaya normal efektif (Er dan El) di sepanjang sisi
irisannya, dan juga resultan gaya geser efektif (Ti) dan resultan gaya normal efektif
(Ni) yang bekerja di sepanjang dasar irisan. Tekanan air pori Ul dan Ur bekerja di
kedua sisi irisan, dan tekanan air pori Ui bekerja pada dasar irisannya.
Gambar 3. 4 Gaya Yang Bekerja pada Tiap Irisan
F = Σ ¿¿

Keterangan:

F = Faktor aman

c = Kohesi tanah efektif (kN/m2)

ɸ = Sudut gesek dalam tanah efektif (o)

b = Lebar irisan ke-i (m)

W = Berat irisan tanah ke-i (kN/m3)

𝛼 = Kemiringan bidang longsor (o)

u = Tekanan air pori pada irisan ke-i (kN/m2)

Mi = Fungsi trial and error dari nilai F


3.3.1 Hasil Analisis Kestabilan Lereng
Tabel 3. 2 Parameter Masukan Analisis Lereng
Bobot Isi (γ) Kohesi (c)
No Sudut Gesek Dalam (ɸ)o
3 3
(gr/cm ) (kN/cm ) (Kg/cm2) (kN/cm2)
1 1,61 15,78 0,26 25,59 11,28

Gambar 5. 5 Model simulasi geometri lereng tunggal dengan sudut 55o tinggi 10 m
Simulasi geometri single slope pada pit quarry dengan memakai software Slide
6.0 mendapatkan nilai FK sebesar 1,37.
3.4 Perencanaan Jalan Angkut
3.4.1 Perencanaan Jalan Angkut
Perencanaan geometri jalan angkut merupakan hal yang penting untuk menjamin
keselamatan dan kelancaran operasi pengangkutan di tambang. Geometri jalan angkut
yang baik dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan, meningkatkan efisiensi
operasi, dan mengurangi biaya operasional. Regulasi geometri jalan tambang di
Indonesia mengacu pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827/K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam perencanaan
ini geometri jalan akan menggunakan teori AASHTO (American Association of State
Highway and Transportation Officials) 1993.Pemilihan teori tersebut karena teori
AASHTO merupakan standar Amerika yang telah banyak digunakan oleh pihak
internasional dalam pembuatan jalan, baik jalan umum maupun jalan di
pertambangan. Setelah dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan standar teori
AASHTO. Keterkaitannya dengan penelitian yang saya lakukan adalah melakukan
perhitungan geometri jalan dengan ketentuan AASTHO dan tujuannya sama-sama.
3.4.2 Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan angkut produksi sangat mempengaruhi kelancaran operasi
pengangkutan. Lebar jalan angkut daripit menujudisposal memiliki lebar yang
bervariasi. Pengukuran lebar jalan menggunakan meteran yang diukur pada
masing-masing segmen. Perhitungan lebar jalan lurus berbeda dengan lebar
jalan tikungan karena jalan lebar tikungan lebih besar daripada lebar jalan lurus
Jumlah lajur pada jalan angkut produksi mempunyai 2 lajur (n) dengan unit alat
angkut terbesar yang menjadi patokan pengukuran lebar adalah Hitachi EH
1700 yang mempunyai lebar sebesar 6,2 meter (Wt). Perhitungan lebar jalan
lurus dapat menggunakan rumus berikut.

Lmin = n . Wt + (n+1) ( 1/ 2 . Wt)

Lmin : lebar jalan angkut minimum (meter),

n : jumlah jalur yang digunakan,

Wt : lebar alat angkut total (meter)


3.4.3 Lebar Pada Belokan ( Tikungan)
Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar dari pada
lebar jalan lurus. Perhitungan lebar jalan minimum pada belokan, yaitu seperti
terlihat di bawah ini.

Wj = n (U + Fa + Fb + Z) + C

C = Z = ½ (U + Fa + Fb)

Dimana

Wj : lebar jalan angkut pada tikungan (m),


U : adalah jarak jejak roda (m),

Fa : adalah lebar juntai depan (m),

Fb : lebar juntai belakang (m),

Z: lebar bagian tepi jalan (m),

C : jarak antara alat angkut saat bersimpangan (m).

3.4.4 Superelevasi

Superelevasi ini bertujuan untuk membantu kendaraan dalam mengatasi


tikungan. Dengan superelevasi yang ada, diharapkan alat angkut tidak
tergelincir pada saat melewati tikungan dengan kecepatan yang maksimum.
Secara umum superelevasi yang ada di PT. Artamulia Tatapratama belum
semuanya ada sehingga ketika alat angkut melewati tikungan kecepatan yang
dipakai sangat rendah sehingga berpengaruh pada cycle time alat angkut yang
semakin besar. Angka superelevasi yang dianjurkan untuk mengatasi tikungan
jalan pada PT. Artamulia Tatapratama dengan kecepatan maksimum 40km/jam.

Kecepatan yang digunakan adalah berdasarkan grade per section. Sedangkan


koefisien gesekan secara matematis dapat dihitung sebagai berikut :

a. Untuk V < 80 km/jam f = -0,00065 × V + 0,192

b. Untuk V > 80 km/jam f = -0,00125 × V + 0,24

Untuk mencari angka superelevasi yang standat penulis berpatokan pada nilai
superelevasi yang diizinkan.

Nilai Superelevasiyang Diizinkan

Jari Jari Kecepatan mph

Tikunga 10 15 20 25 30 <3
n (feet) 0

50 0.0 0.04
4

100 0.0 10 0.0


4 4

150 0.0 10 0.0 0.0


4 4 5

250 0.0 10 0.0 0.0 0.0


4 4 4 5

300 0.0 10 0.0 0.0 0.0 0.0


4 4 4 5 6

600 0.0 10 0.0 0.0 0.0 0.0


4 4 4 4 5

1000 0.0 [0.0 0.0 0.0 0.0 0.0


4 4 4 4 4 4

1 feet = 0,305 m

1 mph = 1,609 km/jam (5)

Dimana :

e = Angka superelevasi

f = Koefisien gesekan melintang

V = Kecepatan kendaraan (km/jam)

R = Radius/jari-jari tikungan (m)

Angka superelevasi yang dianjurkan untuk mengatasi tikungan jalan pada


PT.Artamulia Tatapratama dengan kecepatan maksimum 40km/jam dengan
lebar jalan ditikungan 26,88 meter adalah 0,04. Sehingga beda tinggi antara
sisi dalam dan sisi luar tikungan yang harus dibuat yaitu : tg  = 0,04 ; maka
 = 2,29o a = r x sin  = 26,88 meter x sin 2,29o = 1,07 meter
Penampang melinttang jalan tikungan

3.4.1 Kemiringan Jalan Angkut


Kemiringan jalan angkut atau grade jalan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi nilai dari produktivitas alat angkut. Hal
tersebut dikarenakan, grade jalan berhubungan dengan kapasitas dan
kemampuan dari alat angkut itu sendiri, maupun kemampuan alat
angkut untuk menanjak ataupun kemampuan alat angkut untuk
mengerem saat menurun. Besarnya
kemiringan biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dimana, kemiringan 1%
berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau 1 ft untuk jarak mendatar
100 m atau 100 ft (Partanto, 1996). Kemiringan jalan angkut dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Indonesianto, 2015):


Grade (α %) = ∆h x100%.......................................................................(2. 14)
∆X

∆X.........................................................................
Grade (α o ) = arc tan ∆h (2. 15)
Keterangan :

Δh = beda tinggi antara 2 titik yang diukur (m)


Δx = jarak datar antara 2 titik yang diukur (m)

Gambar 2. 4 Grade Jalan


3.5 Hidrologi

Tabel 3. 3 Data Curah Hujan 2013-2022 Kab. Keerom


TOTAL RAINFALL (mm)
Bulan
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

January 527,34 237,3 242,58 195,12 263,67 116,02 384,96 174,02 179,3 379,98

February 258,4 131,84 184,57 131,84 200,39 284,77 326,95 126,56 448,24 235,56

March 411,33 89,65 163,48 242,58 100,2 279,49 464,06 195,12 184,57 164,45

April 174,02 353,32 121,29 131,84 268,95 163,48 400,78 221,48 251,61 259,26

May 200,39 100,2 84,38 100,2 174,02 131,84 152,93 158,2 186,97 107,85

June 232,03 205,66 147,66 205,66 200,39 147,66 126,56 532,62 118,62 69,75

July 189,84 131,84 131,84 163,48 232,03 116,02 158,2 121,29 179 154,73

August 131,84 158,2 131,84 89,65 147,66 116,02 73,83 168,75 138,03 107,04

September 137,11 226,76 131,84 284,77 195,12 163,48 73,83 126,56 162,35 110,71

October 147,66 79,1 47,46 189,84 147,66 94,92 184,57 137,11 222,41 125,14

November 268,95 253,12 121,29 195,12 221,48 226,76 179,3 210,94 329,02 130,75

December 290,04 284,77 158,2 300,59 226,76 290,04 152,93 105,47 290,95 282,53

Rerata (X) 247,41 187,65 138,87 185,89 198,19 177,54 223,24 189,84 224,26 177,31

3.5.1 Rencana Penyaliran Tambang


Pada metode tambang terbuka, air permukaan akan mengalir dari tempat yang
tinggi menuju daerah yang lebih rendah, sehingga apabila tidak dikendalikan dengan
baik akan merusak raut muka tambang akibat erosi dan sedimentasi. Sehingga
pengendalian air permukaan dipusatkan pada pengendalian arah dan kecepatan laju
aliran melalui jalur dan fasilitas tangkapan air, baik yang terbentuk secara alami
maupun yang dibuat dan difungsikan khusus sebagai pusat pengendali baku mutu air
tambang.
Penyusunan sistem penyaringan air tambang yang memadai hendaknya
mengikuti parameter yang distandarkan untuk desain saluran, fasilitas penampungan
dan pengendapan. Parameter desain tersebut dapat diketahui melalui beberapa kajian,
meliputi;
1. Estimasi debit limpasan. Dengan memperhitungkan intensitas curah hujan,
bentuk topografi permukaan, tipe daerah tangkapan air, kecepatan aliran air
permukaan dan waktu terkumpulnya air limpasan di titik terendah.
Perkiraan curah hujan rancangan dan intensitas curah hujan rencana
didapatkan dengan menggunakan Metode Gumbel dan Metode Mononobe.
Perhitungan Gumbel
(Yt −Yn)
CHR = Xrerata + S
Sn
CHR = Curah hujan rencana
Xrerata = Rata-rata nilai data
S = Standar deviasi
Sn = Koreksi simpangan
Yt = Koreksi varians
Yn = Rata-rata nilai Yn

Tabel 3. 4 Curah Hujan Rencana


Periode Ulang (Tahun) Metode Gumbel
Tahun Curah Hujan Rencana (mm/hari)
2 368,83
5 478,41
10 550,96
20 620,55
Perhitungan Mononobe

( )
2
R 24 24
I= 3
24 t
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Lamanya curah hujan (jam)
R24 = Curah hujan rencana dalam suatu periode ulang (tahapan analisis
frekuensi)
Dengan menggunakan periode ulang 5 tahun didapatkan intensitas hujan
dengan waktu hujan rata-rata 1 jam dan 2 jam secara berurutan adalah
122,3 mm/jam dan 77,1 mm/jam.

Tabel 3. 5 Intensitas Curah Hujan

Durasi Intensitas Hujan Metode Mononobe (mm/menit)


(menit)
T = 2 thn T = 5 thn T = 10 thn T = 20 thn
5 670,2 869,3 1001,2 1127,6
10 422,2 547,6 630,7 710,4
15 322,2 417,9 481,3 542,1
30 203,0 263,3 303,2 341,5
60 127,9 165,9 191,0 215,1
120 80,6 104,5 120,3 135,5
360 38,7 50,2 57,8 65,2
720 24,4 31,6 36,4 41,0
1440 15,4 19,9 23,0 25,9

Koefisien ditetapkan sebagai rasio kecepatan maksimum pada aliran air


dari daerah tangkapan hujan. Koefisien ini merupakan nilai banding antara
bagian hujan yang membentuk limpasan langsung dengan hujan total yang
terjadi. Pada daerah dimana penggunaan lahan berubah-ubah, nilai dari
koefisien limpasan yang digunakan harus mempertimbangkan
pembangunan di daerah hulu, untuk daerah tangkapan air pada masa yang
akan datang. Berikut dapat dilihat pada tabel 4.13. Nilai koefisen limpasan
(c) berdasarkan fungsi lahan.

Tabel 3. 6 Koefisien Limpasan (c)


Kemiringan Tutupan/Jenis Lahan c
< 3 % (datar) Sawah, Rawa 0,2
Hutan, Perkebunan 0,3
Perumahan 0,4
Hutan, Perkebunan 0,4
Perumahan 0,5
3 % - 15 % (sedang)
Semak-semak agak jarang 0,6
Lahan Terbuka 0,7
Hutan 0,6
Perumahan 0,7
> 15 % (curam)
Semak-semak agak jarang 0,8
Lahan Terbuka Daerah Tambang 0,9
Qlimpasan = 0,278 × C × I ×A
= 0,278 × 0,9 ×165,9 mm/jam × 0,02 km2
= 0,830 m3/s
2. Perhitungan kecepatan aliran (v) berdasarkan tabel sifat-sifat hidraulik
pada saluran terbuka dengan kemiringan lantai saluran 2%.
Tabel 3. 7 Tabel Sifat-Sifat Hidrolik Pada Saluran Terbuka
Kemiringan Rata-Rata Dasar Saluran (%) Kecepatan Rata-Rata (m/s)
<1 0,4
1-2 0,6
2-4 0,9
4-6 1,2
6-10 1,5
10-15 2,4
3. Perhitungan luas penampang basah (A). Luas penampang aliran atau luas
penampang basah, A (flow area) adalah luas penampang aliram yang
diambil tegak lurus arah aliran. Luas Penampang basah dapat diukur
dengan melakukan pengukuran lebar dan kedalaman aliran.
A = Q/V
= 0,83/0,9
= 0,92 m2
4. Perhitungan kemiringan talud (m). Dinding penahan tanah (talud) adalah
bangunan yang berguna untuk memperbesar tingkat kestabilan tanah.
Berikut dapat dilihat pada tabel 5.8 kemiringan dinding talud sesuai jenis
material bahan saluran (Gunadarma, 2011).
Tabel 3. 8 Nilai Kemiringan Drainase
Jenis Material Kemiringan (m)
Batuan cadas, tanah berlumpur 0,25
Lempung keras tanah 0,5-1
Tanah dengan pasangan batu 1
Lempung 1,5
Tanah berpasir lepas 2
Lumpur 3
5. Koefisien kekerasan Manning (n). Diasumsikan bahwa tipe dinding saluran
bernilai 0,025.
Tabel 3. 9 Koef. Kekerasan Manning
No Tipe Dinding n
Saluran
1 Semen 0,010-0,014
2 Beton 0,011-0,016
3 Bata 0,012-0,020
4 Besi 0,013-0,170
5 Tanah 0,020-0,030
6 Gravel 0,022-0,035
7 Tanah yang ditanami 0,025-0,040
6. Perhitungan ketinggian air (h).

h=
√ A
m+n
=
√ 0 , 92m2
1 m+0,025
= 0,94 m
7. Perhitungan lebar dasar saluran (b).
b =2×h
= 2 × 0,94 m
= 1,88 m
8. Perhitungan lebar atas saluran (B).
B = b + 2.m.h
= 1,88 + 2 × 1 × 0,94
= 3,76 m
9. Perhitungan keliling basah penampang (P).
P = b+ 2h √ 1+m2
= 1.88 + 2.0,94√ 1+12
= 4,55 m
10. Perhitungan jari-jari hidraulik penampang (R).
A
R =
P
2
0 , 83 m
=
4 ,55 m
= 0,18 m
11. Perhitungan kedalaman hidraulik (D).
A
D =
B
2
0 , 83 m
=
3 , 76 m
= 0,22 m
12. Perhitungan perencanaan debit pada saluran terbuka (Qmanning).
2 1
1 3 2
Qmanning = R S A
n
2 1
1
= × 0 ,18 3 × 0 ,02 2 ×0 , 83
0.025
= 1,49 m3/s
13. Perhitungan freeboard (W). Tinggi jagaan atau freeboard adalah jarak
vertikal dari puncak saluran ke permukaan air pada kondisi debit
rencana.

W =
√ h
2

=
√ 0 ,94 m
2
= 0,68 m
14. Perhitungan tinggi saluran (H)
H =W+h
= 0,68 m + 0,94 m
= 1,62 m

3.5.2 Desain Geometri Drainase


Desain saluran drainase yang dirancang pada badan jalan angkut tambang ini
menggunakan perhitungan metode rasional USCCS (1973). Di awali dengan analisis
distribusi frekuensi data curah hujan untuk periode 5 tahun (2018-2022).

Tabel 3. 10 Parameter geometri saluran drainase


Parameter Nilai

Lebar dasar saluran

Lebar atas saluran

Kedalaman air

Luas penampang basah

Keliling basah penampang

Jari-jari hidraulik penampang


Kedalaman hidraulik

Tinggi jagaan

Bentuk drainase yang digunakan menggunakan bentuk saluran trapesium.


Alasan menggunakan bentuk trapesium karena lebih hemat biaya (umumnya terbuat
dari tanah) dan mudah untuk mendesainnya. Selain itu, bentuk trapesium tersebut
berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan yang memiliki
debit yang besar

3.5.3 Siklus Hidrologi

Dalam siklus hidrologi terdapat sungai dan saluran drainase yang berfungsi
untuk mengalirkan air dari daerah tangkapan sampai ke laut. Pada lokasi studi yang
berada di kawasan Arso terdapat dua sungai dan dua saluran yaitu Sungai Skanto,
Sungai Tami, saluran drainase Arso Barat, dan saluran drainase Arso Timur. Kondisi
saat ini, debit di Sungai Skanto dan Sungai Tami cukup besar sehingga
terjadi backwater. Dengan adanya backwater di Sungai Skanto dan Sungai Tami
maka aliran air limpasan dari drainase Arso Barat dan Arso Timur tidak bisa mengalir
ke Sungai Skanto dan Sungai Tami yang menyebabkan melimpasnya air ke wilayah
Arso. Dalam pengendalian banjir di kawasan Arso, secara prinsip air limpasan dari
kawasan Arso di tampung sementara di kolam retensi. Saat banjir di Sungai Skanto
dan Sungai Tami surut, air di kolam retensi dapat dialirkan keluar. Perencanaan
sistem kolam retensi Arso dihitung menggunakan debit banjir dengan periode ulang
10 tahun. Dari hasil pengolahan data curah hujan periode ulang 10 tahun dengan
menggunakan metode Nakayasu didapat Qrencana sebesar 246,20m3/detik untuk saluran
drainase Arso Barat dan 17,282 m3/detik untuk saluran drainase Arso Timur. Dari
hasil pemeriksaan saluran eksisting didapatkan bahwa saluran drainase Arso Barat
bahwa saluran harus dinormalisasi. Dengan menggunakan metode flood routing Q
periode ulang 10 tahun didapat volume air yang tertampung di kolam retensi sebesar
3.253.796 m3.
BAB IV

RENCANA PENAMBANGAN

4.1 Pemilihan Metode Penambangan

4.1.1 kriteria

Seperti pada umumya penambangan didaerah batu gamping,maka


metode penambangan yang akan diterapkan oleh PT JAGGER MINE
diJayapura, Papua adalah penambangan dengan system tambang terbuka dan
dilakukan dengan metod Quarry dimana Penambangan akan dimulai dari
Jenjang paling atas dan dilanjutkan ke bawah secara berJenjang. Ketinggian
Jenjang disesuaikan degan Jenis dan spesifikasi peralatan yang dipegunakan
dan kodisi geoteknik tanah dan batuan.

Quarry yaitu Sistem penambangan yang di pergunakan untuk endapan


endapan mineral Industri(batu gamping). Dimana material akan digali oleh
excavator dengan cara penggalian ke samping atau depan dimana truck akan
dimuat pada level yang sama atau sejajar.

Penambangan dilakukan secara berurutan dimulai degam pengupasan


OB dengan Dozer setelah itu pembersihan Land Clearning selesai. Top Soil
yang kaya akan humus dikupas dan ditumpuk ditempat terpisah untuk
keperluan reklamasi di akhir tahap penambangan, penambangan akan
dilakukan degan kombinasi excavator berkapasitas 0.9m 3 da Truck 3.6m3,yag
memungkinkan akan megotrol kadar degan baik pada waktu penambagan.

Faktor-faktor yang mempegaruhi Pemilihan sistem penambangan


didasarkan pada kriteria berikut:
1) Ukuran endapan(dimensi: tinggi atau tebal)

2) Kedalaman/SR

3) Bentuk endapan (massif regular, tabular)

4) Altitude(Inkliasi dekliasi)

5) Jenis endapan

6) Kondisi geologi dan hidrologi.

4.1.2 Break Even Sripping Ratio(BESR)

vol.
jumla kontra pemakaia
kegiatan h k n harga satuan (Rp) jumlah harga (Rp)
pengupasan OB
Kebutuhan alat berat
1. excavator PC 200 Rp1.537.350.000.0
200/sejenis 2 unit jam 400 jam 0 Rp3.074.700.000.00
2. dumptruck Hino fm 200 Rp1.220.000.000.0
260jd/sejenis 6 unit jam 1200 jam 0 Rp7.320.000.000.00

upah operator alat


berat
1. operator excavator 2 200
PC 200/sejenis orang jam 400 jam Rp50.000.00 Rp20.000.000.00
2. Operator
dumptruck Hino fm 6 200
260jd/sejenis orang jam 1200 jam Rp50.000.00 Rp60.000.000.00

kebutuhan BBM alat


berat
25
1. excavator ltr/ja 400
PC200/sejenis m jam 10.000 ltr Rp24.000.00 Rp240.000.000.00
10
2. dumptruck Hino fm ltr/ja 1200
260jd/sejenis m jam 12.000 ltr Rp24.000.00 Rp288.000.000.00
pemeliharaan alat
berat
1. excavator PC
200/sejenis 2 unit Rp14.000.000.00 Rp28.000.000.00
2. dumptruck Hino fm
260jd/sejenis 6 unit Rp5.500.000.00 Rp33.000.000.00
Rp11.063.700.000.0
total pengupasan OB 0

vol.
jumla kontra pemakaia
kegiatan h k n harga satuan (Rp) jumlah harga (Rp)
penggalian ore
Kebutuhan alat berat
1. excavator PC 300 Rp1.537.350.000.0 Rp12.298.800.000.0
200/sejenis 8 unit jam 2400 jam 0 0

upah operator alat


berat
1. operator excavator 8 300
PC 200/sejenis orang jam 2400 jam Rp50.000.00 Rp120.000.000.00

kebutuhan BBM alat


berat
25
1. excavator ltr/ja 2400
PC200/sejenis m jam 60.000 ltr Rp24.000.00 Rp1.440.000.000.00

pemeliharaan alat
berat
1. excavator PC
200/sejenis 8 unit Rp14.000.000.00 Rp112.000.000.00
Rp13.970.800.000.0
total penggalian ore 0
BAB V

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan


upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang
mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi


dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan
tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai
tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003
tentang ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan


perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti
peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang
dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang


keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di
darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja


dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang
produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada


pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena
itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di
masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan kerjasama dengan mitra sosial guna
membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.

1. Sebab-sebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang
salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan
nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan
yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh
diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk
menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan
setiap karyawan pabrik.

Penyebab dasar kecelakaan kerja :

 Faktor Personil

a. Kelemahan Pengetahuan dan Skill

b. Kurang Motivasi

c. Problem Fisik

 Faktor Pekerjaan

a. Standar kerja tidak cukup Memadai

b. Pemeliharaan tidak memadai

c. Pemakaian alat tidak benar

d. Kontrol pembelian tidak ketat

Penyebab Langsung kecelakaan kerja

 Tindakan Tidak Aman

a. Mengoperasikan alat bukan wewenangnya

b. Mengoperasikan alat dg kecepatan tinggi

c. Posisi kerja yang salah

d. Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi


 Kondisi Tidak Aman

a. Tidak cukup pengaman alat

b. Tidak cukup tanda peringatan bahaya

c. Kebisingan/debu/gas di atas NAB

d. Housekeeping tidak baik

Penyebab Kecelakaan Kerja (Heinrich Mathematical Ratio) dibagi atas 3 bagian


Berdasarkan Prosentasenya:

a. Tindakan tidak aman oleh pekerja (88%)

b. Kondisi tidak aman dalam areal kerja (10%)

c. Diluar kemampuan manusia (2%)


BAB VI
PEMASARAN Quarry
6.1 Pemasaran Quarry
Pemasaran tambang quarry melibatkan strategi untuk memasarkan produk-
produk yang dihasilkan oleh tambang tersebut. Berikut beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam pemasaran tambang quarry:
Penentuan Pasar Sasaran: Identifikasi segmen pasar yang mungkin
membutuhkan produk tambang quarry, seperti kontraktor konstruksi, produsen beton,
pengembang properti, dan industri terkait.
Analisis Persaingan: Pahami pasar lokal dan persaingan dalam industri
tambang. Tinjau kebijakan harga, kualitas produk, dan layanan tambang lainnya.
Kualitas Produk: Fokus pada kualitas produk tambang untuk memenuhi standar
industri dan kebutuhan pelanggan. Kualitas yang baik dapat menjadi keunggulan
bersaing.
Harga yang Kompetitif: Tetapkan harga yang bersaing dengan pasar sambil
mempertimbangkan biaya produksi, margin keuntungan, dan harga di pasar sekitar.
Pemasaran Online dan Offline: Gunakan strategi pemasaran yang mencakup online
dan offline. Platform digital seperti situs web, media sosial, dan pemasaran melalui
mesin pencari dapat membantu mencapai audiens yang lebih luas.
Hubungan Pelanggan: Jalin hubungan yang baik dengan pelanggan potensial
dan yang sudah ada. Layani permintaan pelanggan dengan baik dan tanggap terhadap
kebutuhan mereka.
Iklan dan Promosi: Gunakan iklan dan promosi untuk meningkatkan
visibilitas dan kesadaran merek tambang. Ini dapat mencakup iklan cetak, media
daring, partisipasi dalam pameran industri, dan sponsor acara terkait.
Kepatuhan Regulasi: Pastikan untuk mematuhi semua regulasi dan izin yang
berlaku untuk operasi tambang. Kepatuhan ini dapat membangun kepercayaan
pelanggan dan meningkatkan citra perusahaan.
Pemasaran tambang quarry harus berfokus pada membangun hubungan
jangka panjang dengan pelanggan, memberikan nilai tambah, dan memastikan
keberlanjutan operasi bisnis.

6.2 Pengertian Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran adalah suatu wujud rencana yang terurai dibidang
pemasaran. Untuk memperoleh hasil yang optimal, strategi pemasaran ini mempunyai
ruang lingkup yang luas di bidang pemasaran diantaranya adalah strategi dalam
menghadapi persaingan, strategi harga, strategi promosi, strategi produk, strategi
pelayanan dan sebagainya.
Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam setiap
persaingan, hal ini akan sangat membantu dalam mengenali diri, serta memanfaatkan
setiap peluang yang ada dan menghindari atau meminimalkan setiap kelemahan atau
kekurangan, dimana strategi pemasaran merupakan upaya mencari posisi pemasaran
yang menguntungkan dalam suatu industri atau arena fundamental persaingan
berlangsung. Pemasaran di suatu perusahaan, selain bertindak dinamis juga harus
selalu menerapkan prinsip-prinsip yang unggul dan perusahaan harus meninggalkan
kebiasaan - kebiasaan lama yang sudah tidak berlaku serta terus menerus melakukan
inovasi. Karena sekarang bukanlah jaman dimana produsen memaksakan kehendak
terhadap konsumen, melainkan sebaliknya konsumen memaksakan kehendaknya
terhadap produsen.
Agar perusahaan tetap mampu bersaing dengan perusahaan lain yang menjual
produk sejenis, maka manajemen perusahaan harus mampu mengelola perusahaannya
dengan baik, supaya konsumen atau pelanggan tidak beralih kepada perusahaan lain
dan melakukan pembelian ulang secara terus menerus. Untuk itu perusahaan dituntut
untuk lebih memahami segala kebutuhan dan keinginan konsumen atau perusahaan
harus mampu menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Selain itu juga diperlukan pemasaran yang baik agar konsumen yang ada
menjadi loyal dan tidak beralih ke perusahaan lain. Konsep pemasaran menyatakan
bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen (M Suyanto, 2007:14).
6.3 Strategi Pemasaran
Basu Swastha dan Irawan (2008:67) memberikan definsi tentang strategi
sebagai berikut : Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama, tetapi
strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Jadi, strategi
dibuat berdasarkan tujuan”. Menurut Kotler dan Keller (2009:5) dalam bukunya
mengungkapkan bahwa : Inti dari pemasaran (marketing adalah mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.Salah satudefinsi yang baik dan singkat dari
pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara menguntungkan”. Pengertian
tersebut diperjelas lagi oleh Philip Kotler (1990:401) yang menyatakan bahwa :
“Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan oleh
bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan lebih dulu; didalamnya
tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk di
pasar, bauran pemasaran dan tingkat biaya pemasaran yang di perlukan.
6.4 Strategi Penjualan
“Menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh
penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkannya”
yang dimaksud dengan strategi penjualan adalah memindahkan posisi
pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui
penjualan tatap muka.
Data Korelasi Variabel Strategi Pemasaran
No Ganj Gen XY X2 Y
il ap 2
1 33 33 1089 1089 1225
2 35 31 1085 1225 961
3 33 30 990 1089 900
4 34 30 1020 1156 900
5 33 32 1056 1089 1024
6 29 22 638 841 484
7 32 28 896 1024 784
8 22 19 418 484 361
9 31 29 899 961 841
10 34 29 986 1156 841
11 34 35 1190 1156 1225
12 30 28 840 900 784
13 32 33 1056 1024 1089
14 33 29 957 1089 841
15 15 16 240 225 246
Total 46 424 13360 14508 1250
0 6

. Data Korelasi Variabel Penjualan


No Ganjil Genap XY X2
Y2
1 35 35 1225 1225 1225
2 35 35 1225 1225 1225
3 31 30 930 961 900
4 31 33 1023 961 1089
5 30 31 930 900 961
6 27 27 729 729 729
7 34 32 1088 1156 1024
8 24 22 528 576 484
9 31 33 1023 961 1089
10 35 35 1225 1225 1225
11 34 32 1088 1156 1024
12 34 32 1088 1156 1024
13 27 30 810 729 900
14 34 34 1156 1156 1156
15 18 19 342 324 361
To 460 460 14410 14440 14416
tal
BAB VII
REKLAMASI
7.1 Rencana Reklamasi
Tabel 1. Rencana dan Luasan Lahan Reklamasi

Tahun Lokasi Luas Bukaan Reklamasi


2018 Blok 1 1,25 0
2019 Blok 2 0,6 0
2020 Blok 3 0,83 1,85
2021 Blok 4 0,58 0,83
2022 Blok 5 0,9 1,48
Total 4,16 4,16

Tabel 2. Kebutuhan Overburden dan

Top Soil

Kebutuhan (LCM) Kebutuhan (LCCM)


Tahun Luas (ha)
OB Top Soil OB Top Soil
3 1,85 18.500 5.550 25.694 7.708
4 0,83 8.300 2.490 11.528 3.458
5 1,48 14.800 4.440 20.556 6.167
Total 4,16 41.600 12.480 57.778 17.333

Tabel 3. Ketersediaan Topsoil

Berdasarkan Rencana Produksi

Tahun Luas (ha) Topsoil yang tersedia m BCM

1 1,25 24.960
2 0,6 24.960
3 0,83 24.960
4 0,58 24.960
5 0,9 24.960
Total 4,16 124.800
Tabel 4. Biaya Penataaan Permukaan Tanah dengan Dozer

Keterangan Parameter Satuan Biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


Waktu kerja jam 245,097 109,966 196,085
Konsumsi bahan Ltr 7.058,79 3167,03 5647,25
Bulldozer bakar
Biayaoperasi Rp 565.000 138.479.805 62.130.790 110.788.025
Hargasolar Rp 6.500 85.411.359 38.321.063 68.331.725
Total 223.891.164 100.451.853 179.119.750

Perhitungan Biaya Langsung Biaya Penatagunaan Lahan

Tabel 5. Biaya Penebaran Tanah Pucuk

Parameter Satuan Biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


Waktu kerja jam 55,28 24,8 44,23
Konsumsi bahan bakar Ltr 1.166,45 523,3 933,25
Biaya operasi Rp 345.000 19.071.600 8.556.000 15.259.350
Harga solar Rp 12.100 14.114.045 6.331.930 11.292.325
Total 33.185.645 14.887.930 26.551.675
Parameter Satuan Biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Waktu kerja jam 117,52 52,72 94,02
Konsumsi bahan bakar Ltr 1.762,77 790,82 1.410,35
Biaya operasi Rp 160.000 18.803.200 8.435.200 15.043.200
Harga solar Rp 6.500 21.329.517 9.568.922 17.065.235
Total 40.132.717 18.004.122 32.108.435
Parameter Satuan Biaya Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Waktu kerja jam 73,53 32,99 58,83
Konsumsi bahan bakar Ltr 2.117,58 950 1.694
Biaya operasi Rp 565.000 41.544.450 18.639.350 33.238.950
Harga solar Rp 6.500 25.622.718 11.495.000 20.500.183
Total 67.167.168 30.134.350 53.739.133
Total keseluruhan 140.485.530 63.026.402 112.399.243

Tabel 6. Rincian Biaya Reklamasi


Tidak Langsung
Biaya tidakl angsung (Rp)
a.Biaya mobil esas idan demobilisas ialat(2,5%) - 150.000 10.050.190 4.572.836 7.930.883
b.Biaya perencanaan reklamasi(2%) - 120.000,00 8.040.151,68 3.658.269,14 6.344.706,60
c.Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana - 180.000 12.060.228 5.487.404 9.517.060
d.Biaya Supervisi (2%) - 120.000,00 8.040.151,68 3.658.269,14 6.344.706,60
SUB-TOTAL2(Rp) - 570.000 38.190.720 17.376.778 30.137.356
Tabel 7. Total Biaya Reklamasi

TAHUN
NO DESKRIPSI BIAYA
1 2 3 4 5
1 Biaya Langsung (Rp)
a. Biaya penatagunaan lahan terdiri atas biaya:
1) Penataan permukaan tanah 223.891.164 100.451.853 179.119.750
2) Penebaran tanah pucuk 140.485.530 63.026.402 112.399.243
3) Pengendalian erosi dan pengelolaan air 6.000.000 5.100.000 3.900.000
b. Biaya revegetasi terdiri atas biaya:
1) Analisa Kualitas Tanah 2.100.000 1.050.000 1.400.000
2) Pengadaan Bibit/benih 14.234.563 7.094.688 11.314.275
3) Pemupukan 577.940 259.292 462.352
4) Penanaman 13.484.263 6.091.048 10.802.410
5) Pemeliharaan & Perawatan 2.134.125 1.040.175 1.737.300
c. Biaya Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang
d. Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan Pascatambang
e. Biaya pemanfaatan lubang bekas tambang (void) terdiri atas biaya:
1) Stabilitas Lereng
2) Pengamanan Lubang Bekas Tambang (void)
3) Pemulihan dan pemantauan kulitas air serta pengelolaan air dalam
lubang bekas tambang (void ) sesuai dengan peruntukannya
4) Pemeliharaan lubang bekas tambang (void )
SUB-TOTAL 1 (Rp) - 6.000.000 402.007.584 182.913.457 317.235.330
Biaya tidak langsung (Rp)
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat (2,5%) - 150.000 10.050.190 4.572.836 7.930.883
b. Biaya perencanaan reklamasi (2%) - 120.000,00 8.040.151,68 3.658.269,14 6.344.706,60
c. Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana - 180.000 12.060.228 5.487.404 9.517.060
d. Biaya Supervisi (2%) - 120.000,00 8.040.151,68 3.658.269,14 6.344.706,60
SUB-TOTAL 2 (Rp) - 570.000 38.190.720 17.376.778 30.137.356
TOTAL (Rp) - 6.570.000 440.198.304 200.290.235 347.372.686
TOTAL BIAYA REKLAMASI PERIODE TAHUN 1- 5 (Rp) 994.431.226

Nama NIM TTD


LAODE ALIBIN 2020061044003
AKBAR TUMINDA
DAVE CREFLO 2020061044013
LANOH

ANGEL 2020061044029
J.R.LOLOLUAN

RIO 2020061044094

YOHANES 2020061044103
SUMAROLLAN
MAPA

JISON KATO 2020061044106

Anda mungkin juga menyukai