Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. Bapak Fandy Ginting, S.T., M.T., Ibu Felice Deglardini Wopari, S.T.,
M.T, Bapak Anton Yudi Umsini Putra, S.T., M.T, Bapak Enos Karapa S.T., M.T,
dan Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah Perencanaan yang telah memberikan
dukungan penuh bagi mahasiswa/i yang akan melaksanakan penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis berharap mendapatkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun guna menyempurnakan tulisan ini. Demikian laporan ini dibuat, semoga
dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan tambang merupakan suatu tahap yang paling penting dalam studi
kelayakan dan rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka
yang modern memerlukan model computer dari sumberdaya yang akan
ditambang.Baik berupa blok model untuk tambang bijih.
Perencanaan tambang terbuka juga disebut quarry yaitu jenis tambang terbuka
yang ditetapkan untuk menambang bahan galian industry atau mineral, miisalnya batu
gamping,marmer,granit,andesit,dll. Berdasarkan letak batuan yang digali atau arah
penambangannya quarry dibagi menjadi 2 bagian yaitu side hill type dan pit type.
2.Dapat membuat rancangan tambang dalam jangka waktu tertentu secara aman
dan menguntungkan.
1.2.2 Tujuan
2.Daerah penelitian hanya terpusat pada tambang tambang batu gamping PT.
Maju tarang di Arsopura Kecamatan Skanto Kabupaten Keerom, Provinsi
Papua.
A.Metode Observasi
B.Metode Wawancara
C.Metode Dokumentasi
Dalam dunia pertambangan alat berat barangkali bukan hal yang asing
lagi untuk didengar dan dilihat,alat-alat ini digunakan untuk menunjang
proses pertambangan mulai dari pembukaan tambang.Pembuatan
jalan,penggalian serta pengangkutan bahan tambang menuju ke
berikutnya.Jenis alat berat ini pun bermacam-macam disesuaikan dengan
pengaplikasihnya, seperti pengangkutan,penggalian dan sebagainya, akan
tetapi,meskipun alat berat kebanyakan lebih dikenal didunia tambang namun
sejatinya tidak hanya digunakan ditambang.kontruksi,landscaping dan
beberapa aplikasi lain turut menggunakan juga dalam sehari-hari.
a.Backhoe
Salah satu jenis alat berat yang banyak digunakan dalam kegiatan ini
adalah excavator. Alat berat yang lebih dikenal dengan nama backhoe ini
lebih dikenal sebagai mesin penggali yang biasanya digunakan untuk
mengeruk bahan tambang, misalnya batu gamping (bisa dilihat di PT.Maju
Terang) akan tetapi, sebenarnya fungsi dari ekskavator bukanlah sekedar
untuk menggali dan mengeruk bahan tambang saja. Excavator ini juga dapat
digunakan untuk pekerjaan kehutanan, pembuatan jalan, konstruksi dan
sebagainya. Dalam aplikasinya yang bermacam-macam itu jugalah excavator
juga banyak memiliki additional front attachment seperti breaker untuk
memecah batu, harvester untuk pekerjaan forestry serta attachment yang
lainnya. Oleh karena itu, wajar saja jika alat berat jenis ini termasuk yang
menjadi primadona.
b.dumpTruck
KEADAAN UMUM
2.2.1 Pendidikan
2.2.2 Keagamaan
Kristen 54,78% - Protestan 29,26% - Katolik 25,52% Islam 44,70%
Hindu 0,50% Buddha 0,02%
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
3.2 Cadangan
Cadangan merupakan bagian dari sumberdaya quarry yang telah diketahui
dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan
dinyatakan “layak” untuk ditambang.berikut cadangan pada Arsopura Kec.Skanto
Kabupaten Keerom.
Total Cadangan
Totals - Object: 8
Volume : 64853
3.3 Geoteknik
Tambang terbuka tersusun atas sekumpulan lereng yang terdiri dari lereng
tunggal (single slope) dan lereng keseluruhan (overall slope) dengan dimensi tinggi
dan sudut tertentu. Tinggi lereng adalah jarak vertikal dari bidang kaki (bench toe)
hingga puncak lereng (bench crest), sedangkan sudut lereng adalah sudut yang dibuat
antara garis yang menghubungkan kaki dan puncak lereng dengan garis horizontal
(bench face angle). Pada lereng keseluruhan juga terdapat daerah yang
menghubungkan antara lereng yang dikenal dengan jenjang penahan (catch berm)
dan bagian lereng jalan tambang yang disebut (ramp), serta lebar lereng yaitu (berm
width,) dan tanggul atau (back break).
Keterangan:
F = Faktor aman
Gambar 5. 5 Model simulasi geometri lereng tunggal dengan sudut 55o tinggi 10 m
Simulasi geometri single slope pada pit quarry dengan memakai software Slide
6.0 mendapatkan nilai FK sebesar 1,37.
3.4 Perencanaan Jalan Angkut
3.4.1 Perencanaan Jalan Angkut
Perencanaan geometri jalan angkut merupakan hal yang penting untuk menjamin
keselamatan dan kelancaran operasi pengangkutan di tambang. Geometri jalan angkut
yang baik dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan, meningkatkan efisiensi
operasi, dan mengurangi biaya operasional. Regulasi geometri jalan tambang di
Indonesia mengacu pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827/K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara. Dalam perencanaan
ini geometri jalan akan menggunakan teori AASHTO (American Association of State
Highway and Transportation Officials) 1993.Pemilihan teori tersebut karena teori
AASHTO merupakan standar Amerika yang telah banyak digunakan oleh pihak
internasional dalam pembuatan jalan, baik jalan umum maupun jalan di
pertambangan. Setelah dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan standar teori
AASHTO. Keterkaitannya dengan penelitian yang saya lakukan adalah melakukan
perhitungan geometri jalan dengan ketentuan AASTHO dan tujuannya sama-sama.
3.4.2 Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan angkut produksi sangat mempengaruhi kelancaran operasi
pengangkutan. Lebar jalan angkut daripit menujudisposal memiliki lebar yang
bervariasi. Pengukuran lebar jalan menggunakan meteran yang diukur pada
masing-masing segmen. Perhitungan lebar jalan lurus berbeda dengan lebar
jalan tikungan karena jalan lebar tikungan lebih besar daripada lebar jalan lurus
Jumlah lajur pada jalan angkut produksi mempunyai 2 lajur (n) dengan unit alat
angkut terbesar yang menjadi patokan pengukuran lebar adalah Hitachi EH
1700 yang mempunyai lebar sebesar 6,2 meter (Wt). Perhitungan lebar jalan
lurus dapat menggunakan rumus berikut.
Wj = n (U + Fa + Fb + Z) + C
C = Z = ½ (U + Fa + Fb)
Dimana
3.4.4 Superelevasi
Untuk mencari angka superelevasi yang standat penulis berpatokan pada nilai
superelevasi yang diizinkan.
Tikunga 10 15 20 25 30 <3
n (feet) 0
50 0.0 0.04
4
1 feet = 0,305 m
Dimana :
e = Angka superelevasi
∆X.........................................................................
Grade (α o ) = arc tan ∆h (2. 15)
Keterangan :
January 527,34 237,3 242,58 195,12 263,67 116,02 384,96 174,02 179,3 379,98
February 258,4 131,84 184,57 131,84 200,39 284,77 326,95 126,56 448,24 235,56
March 411,33 89,65 163,48 242,58 100,2 279,49 464,06 195,12 184,57 164,45
April 174,02 353,32 121,29 131,84 268,95 163,48 400,78 221,48 251,61 259,26
May 200,39 100,2 84,38 100,2 174,02 131,84 152,93 158,2 186,97 107,85
June 232,03 205,66 147,66 205,66 200,39 147,66 126,56 532,62 118,62 69,75
July 189,84 131,84 131,84 163,48 232,03 116,02 158,2 121,29 179 154,73
August 131,84 158,2 131,84 89,65 147,66 116,02 73,83 168,75 138,03 107,04
September 137,11 226,76 131,84 284,77 195,12 163,48 73,83 126,56 162,35 110,71
October 147,66 79,1 47,46 189,84 147,66 94,92 184,57 137,11 222,41 125,14
November 268,95 253,12 121,29 195,12 221,48 226,76 179,3 210,94 329,02 130,75
December 290,04 284,77 158,2 300,59 226,76 290,04 152,93 105,47 290,95 282,53
Rerata (X) 247,41 187,65 138,87 185,89 198,19 177,54 223,24 189,84 224,26 177,31
( )
2
R 24 24
I= 3
24 t
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
t = Lamanya curah hujan (jam)
R24 = Curah hujan rencana dalam suatu periode ulang (tahapan analisis
frekuensi)
Dengan menggunakan periode ulang 5 tahun didapatkan intensitas hujan
dengan waktu hujan rata-rata 1 jam dan 2 jam secara berurutan adalah
122,3 mm/jam dan 77,1 mm/jam.
h=
√ A
m+n
=
√ 0 , 92m2
1 m+0,025
= 0,94 m
7. Perhitungan lebar dasar saluran (b).
b =2×h
= 2 × 0,94 m
= 1,88 m
8. Perhitungan lebar atas saluran (B).
B = b + 2.m.h
= 1,88 + 2 × 1 × 0,94
= 3,76 m
9. Perhitungan keliling basah penampang (P).
P = b+ 2h √ 1+m2
= 1.88 + 2.0,94√ 1+12
= 4,55 m
10. Perhitungan jari-jari hidraulik penampang (R).
A
R =
P
2
0 , 83 m
=
4 ,55 m
= 0,18 m
11. Perhitungan kedalaman hidraulik (D).
A
D =
B
2
0 , 83 m
=
3 , 76 m
= 0,22 m
12. Perhitungan perencanaan debit pada saluran terbuka (Qmanning).
2 1
1 3 2
Qmanning = R S A
n
2 1
1
= × 0 ,18 3 × 0 ,02 2 ×0 , 83
0.025
= 1,49 m3/s
13. Perhitungan freeboard (W). Tinggi jagaan atau freeboard adalah jarak
vertikal dari puncak saluran ke permukaan air pada kondisi debit
rencana.
W =
√ h
2
=
√ 0 ,94 m
2
= 0,68 m
14. Perhitungan tinggi saluran (H)
H =W+h
= 0,68 m + 0,94 m
= 1,62 m
Kedalaman air
Tinggi jagaan
Dalam siklus hidrologi terdapat sungai dan saluran drainase yang berfungsi
untuk mengalirkan air dari daerah tangkapan sampai ke laut. Pada lokasi studi yang
berada di kawasan Arso terdapat dua sungai dan dua saluran yaitu Sungai Skanto,
Sungai Tami, saluran drainase Arso Barat, dan saluran drainase Arso Timur. Kondisi
saat ini, debit di Sungai Skanto dan Sungai Tami cukup besar sehingga
terjadi backwater. Dengan adanya backwater di Sungai Skanto dan Sungai Tami
maka aliran air limpasan dari drainase Arso Barat dan Arso Timur tidak bisa mengalir
ke Sungai Skanto dan Sungai Tami yang menyebabkan melimpasnya air ke wilayah
Arso. Dalam pengendalian banjir di kawasan Arso, secara prinsip air limpasan dari
kawasan Arso di tampung sementara di kolam retensi. Saat banjir di Sungai Skanto
dan Sungai Tami surut, air di kolam retensi dapat dialirkan keluar. Perencanaan
sistem kolam retensi Arso dihitung menggunakan debit banjir dengan periode ulang
10 tahun. Dari hasil pengolahan data curah hujan periode ulang 10 tahun dengan
menggunakan metode Nakayasu didapat Qrencana sebesar 246,20m3/detik untuk saluran
drainase Arso Barat dan 17,282 m3/detik untuk saluran drainase Arso Timur. Dari
hasil pemeriksaan saluran eksisting didapatkan bahwa saluran drainase Arso Barat
bahwa saluran harus dinormalisasi. Dengan menggunakan metode flood routing Q
periode ulang 10 tahun didapat volume air yang tertampung di kolam retensi sebesar
3.253.796 m3.
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
4.1.1 kriteria
2) Kedalaman/SR
4) Altitude(Inkliasi dekliasi)
5) Jenis endapan
vol.
jumla kontra pemakaia
kegiatan h k n harga satuan (Rp) jumlah harga (Rp)
pengupasan OB
Kebutuhan alat berat
1. excavator PC 200 Rp1.537.350.000.0
200/sejenis 2 unit jam 400 jam 0 Rp3.074.700.000.00
2. dumptruck Hino fm 200 Rp1.220.000.000.0
260jd/sejenis 6 unit jam 1200 jam 0 Rp7.320.000.000.00
vol.
jumla kontra pemakaia
kegiatan h k n harga satuan (Rp) jumlah harga (Rp)
penggalian ore
Kebutuhan alat berat
1. excavator PC 300 Rp1.537.350.000.0 Rp12.298.800.000.0
200/sejenis 8 unit jam 2400 jam 0 0
pemeliharaan alat
berat
1. excavator PC
200/sejenis 8 unit Rp14.000.000.00 Rp112.000.000.00
Rp13.970.800.000.0
total penggalian ore 0
BAB V
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia
merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang
mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat serta nilai-nilai agama.
1. Sebab-sebab Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang
salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan
nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan
yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh
diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk
menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan
setiap karyawan pabrik.
Faktor Personil
b. Kurang Motivasi
c. Problem Fisik
Faktor Pekerjaan
Top Soil
1 1,25 24.960
2 0,6 24.960
3 0,83 24.960
4 0,58 24.960
5 0,9 24.960
Total 4,16 124.800
Tabel 4. Biaya Penataaan Permukaan Tanah dengan Dozer
TAHUN
NO DESKRIPSI BIAYA
1 2 3 4 5
1 Biaya Langsung (Rp)
a. Biaya penatagunaan lahan terdiri atas biaya:
1) Penataan permukaan tanah 223.891.164 100.451.853 179.119.750
2) Penebaran tanah pucuk 140.485.530 63.026.402 112.399.243
3) Pengendalian erosi dan pengelolaan air 6.000.000 5.100.000 3.900.000
b. Biaya revegetasi terdiri atas biaya:
1) Analisa Kualitas Tanah 2.100.000 1.050.000 1.400.000
2) Pengadaan Bibit/benih 14.234.563 7.094.688 11.314.275
3) Pemupukan 577.940 259.292 462.352
4) Penanaman 13.484.263 6.091.048 10.802.410
5) Pemeliharaan & Perawatan 2.134.125 1.040.175 1.737.300
c. Biaya Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang
d. Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan Pascatambang
e. Biaya pemanfaatan lubang bekas tambang (void) terdiri atas biaya:
1) Stabilitas Lereng
2) Pengamanan Lubang Bekas Tambang (void)
3) Pemulihan dan pemantauan kulitas air serta pengelolaan air dalam
lubang bekas tambang (void ) sesuai dengan peruntukannya
4) Pemeliharaan lubang bekas tambang (void )
SUB-TOTAL 1 (Rp) - 6.000.000 402.007.584 182.913.457 317.235.330
Biaya tidak langsung (Rp)
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat (2,5%) - 150.000 10.050.190 4.572.836 7.930.883
b. Biaya perencanaan reklamasi (2%) - 120.000,00 8.040.151,68 3.658.269,14 6.344.706,60
c. Biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai pelaksana - 180.000 12.060.228 5.487.404 9.517.060
d. Biaya Supervisi (2%) - 120.000,00 8.040.151,68 3.658.269,14 6.344.706,60
SUB-TOTAL 2 (Rp) - 570.000 38.190.720 17.376.778 30.137.356
TOTAL (Rp) - 6.570.000 440.198.304 200.290.235 347.372.686
TOTAL BIAYA REKLAMASI PERIODE TAHUN 1- 5 (Rp) 994.431.226
ANGEL 2020061044029
J.R.LOLOLUAN
RIO 2020061044094
YOHANES 2020061044103
SUMAROLLAN
MAPA