LAPORAN MINGGUAN
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MELULUSI MATA KULIAH PERENCANAAN TAMBANG
DIAJUKAN OLEH :
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Mingguan Peralatan Tambang” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Perencanaan Tambang. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang peralatan tambang bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs, Firdaus
M.Si. , selaku Dosen Perencanaan Tambang yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini. Kemudian, saya menyadari bahwa laporan yang saya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah, konstruksi jalan, konstruksi
bangunan, perkebunan, dan pertambangan. Keberadaan alat berat dalam setiap proyek
sangatlah penting guna menunjang pembangunan infrastruktur maupun dalam
mengeksplorasi hasil tambang, misalnya semen, batubara dll. Banyak keuntungan
yang didapat dalam menggunakan alat berat yaitu waktu yang sangat cepat, tenaga
yang besar, nilai-nilai ekonomis dan lainnya. Penggunaan alat berat yang kurang tepat
dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian,
antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah
ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu,
sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan sebaiknya dipahami terlebih dahulu
fungsinya. Keberadaan alat berat pertambangan tidak dapat dipisahkan dari segala
aktivitasnya. Seiring berjalannya waktu akan terjadi peningkatan kebutuhan sebab
volume material juga meningkat.
Batasan masalah dalam laporan peralatan tambang ini adalah agar peneliti
dapat mengurangi penyimpangan batasan dan sebagai acuan agar analisis ini lebih
mudah dipahami oleh pembaca. Pada laporan kali ini penulis hanya akan membahas
analisis kebutuhan alat pada PT.Ifsu Jaya.
Rumusan masalah dalam praktikum ini yaitu bagaimana kebutuhan alat pada
kegiatan penambangan di PT.Ifsu Jaya
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kebutuhan alat pada
kegiatan penambangan di PT.Ifsu Jaya.
Manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan kali ini adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan mengenai kegiatan pertambangan khususnya pada
kebutuhan alat pada kegiatan penambangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penambangan
Penambangan merupakan kegiatan padat modal, salah satunya pertimbangan
investasi dalam kepemilikan peralatan penambangan. Pemilihan peralatan
dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah topografi, karakteristik material,
kemudahan transportasi, sasaran produksi, dan umur pakai alat. Penggunaan peralatan
tambang mempunyai risiko yang signifikan, terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan sumber investasi modal untuk pembelian peralatan dalam jumlah yang
besar atau jenis yang bervariasi. Proyek-proyek pemindahan tanah seperti pembukaan
lahan di daerah tambang, pembuatan bendungan dan kanal memerlukan jenis
peralatan yang besar, sehingga memerlukan modal kapital yang besar pula Dalam
menentukan kapan harus melakukan investasi peralatan juga harus
dipertimbangkan. Alternatif pertimbangan penilaian kelayakan ekonomi dalam investasi
terdapat beberap metode, diantaranya adalah metode average cost dan incremental
cost. Analisa kelayakan dimulai dengan membuat model life cycle cost excavator
Doosan DX 340 LC-5 untuk mengetahui performa biaya yang ditimbulkan akibat
penggunaan alat tersebut (Sidiq & Mukarrom, 2019).
Keterangan :
CTm = waktu edar excavator, menit
𝑇𝑚1 = waktu menggali material, detik
𝑇𝑚2 = waktu berputar (swing) dengan bucket terisi muatan,detik
𝑇𝑚3 = waktu menumpahkan muatan, detik
𝑇𝑚4 = waktu berputar (swing) dengan bucket kosong, detik
Keterangan :
CTa = waktu edar alat angkut, menit
𝑇𝑎1 = waktu mengambil posisi untuk siap dimuati, detik
𝑇𝑎2 = waktu diisi muatan, detik
𝑇𝑎3 = waktu mengangkut muatan, detik
𝑇𝑎4 = waktu mengambil posisi untuk penumpahan, detik
𝑇𝑎5 = waktu muatan ditumpahkan (dumping), detik 𝑇𝑎6 = waktu kembali
kosong, detik
(Oemati,2020).
2.5 Efesiensi Waktu Kerja
Efesiensi kerja adalah Penilaian terhadapa pelaksanaan suatu pekerjaan atau
merupakan perbandingan antara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu
yang tersedia. Efisiensi kerja ini akan mempengaruhi kemampuan produksi dari suatu
alat. Untuk memperoleh waktu kerja yang efektif dapat dilakukan dengan cara
memperkecil hambatan-hambatan tersebut. Waktu kerja efektif dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑊𝑒 = 𝑊𝑡 − (𝑊𝑡𝑑 + 𝑊ℎ𝑑)
Keterangan :
We = waktu kerja efektif, menit
Wt = waktu kerja tersedia, menit
Whd = waktu hambatan dapat dihindari, menit
Wtd = waktu hambatan tidak dapat di hindari, menit
Setelah menghitung waktu kerja efektif, maka diperoleh efisiensi kerja dengan rumus
sebagai berikut :
We
Ek= x 100 %
Wt
Keterangan :
Ek= efisiensi kerja, %
We = waktu kerja efektif, menit
Wt = waktu kerja tersedia, menit
(Oemati,2020).
2.6 Kebutuhan Alat Gali Muat dan Alat Angkut
Untuk mengetahui kebutuhan alat gali-muat dan alat angkut serta nilai faktor
keserasian (MF) didapatkan niali dari kapasitas bucket excavator, kapasitas bak
dumpt truck, waktu edar alat galimuat excavator, waktu edar dump truck Rumus
mencari kebutuhan alat gali-muat dan alat angkut adalah :
a. Jumlah bucket untuk pemuatan dump truck = kapasitas dumpt truck / kapasitas
bucket
b. Waktu excavator dalam pemuatan = jumlah bucket excavator dalam pengisian
dump truck x waktu edar excavator dalam sekali muat
c. Waktu minimum yang diperlukan dump truck x waktu edar excavator dalam sekali
muat
d. Jumlah Kebutuhan dumpt truck = Waktu edar dump truck / waktu edar excavator
untuk pemuatan.
2.7 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Produksi Alat Gali Muat dan
Alat Angkut
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi Produksi alat muat dan alat angkut
adalah:
a) Sifat Fisik Material
b) Kondisi Tempat Kerja
c) Keadaan Jalan Angkut
d) Kondisi Alat
e) Kemampuan Operator
f) Pengaruh Cuaca
g) Pemeliharaan Alat
(Setyawan dkk., 2020)
2.8 Rimpull
Rimpull (RP) adalah besarnya kekuatan tarik (pulling force) yang dapat
diberikan mesin atau suatu alat pada permukaan roda atau ban penggeraknya yang
menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya harga RP, rimpull untuk mengatasi
rolling resistance (RR), dan rimpull untuk mengatasi grade resistance (GR) dihitung
berdasarkan persamaan berikut :
HPkendaraan x 375 x Eff
Rimpull=
Kecepatan
(Kurniawan,dkk 2019).
2.9 Teori Antrian
2.9.1 Pengertian Teori Antrian
Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antian atau
baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan seluruh aspek dari situasi
pelanggan (baik orang maupun barang) harus antri untuk mendapatkan suatu layanan.
Sistem antrian adalah suatu himpunan pelanggan, pelayan, dan aturan yang mengatur
kedatangan para pelanggan. Keadaan sistem menunjuk pada jumlah pelanggan yang
berada dalam suatu fasilitas pelayanan, termasuk dalam antriannya. Tujuan
penggunaan teori antrian adalah untuk merancang fasilitas pelayanan, dalam
mengatasi permintaan pelayanan yang berfluktuasi secara random dan menjaga
keseimbangan antara biaya (waktu menganggur) pelayanan dan biaya (waktu) yang
diperlukan selama antrian.
2.9.2 Komponen Sistem Antrian
Komponen dasar sistem antrian adalah kedatangan, pelayanan dan antri.
Faktor – faktor penting dalam pengembangan model antrian yaitu :
a. Sumber masukan unit masukan dari sebuah sistem diperoleh dari beberapa
populasi. Populasi ini bisa tidak terbatas dan bisa pula terbatas ukurannya.
Kedatangan pelanggan biasanya dicirikan oleh adanya waktu edar antar kedatangan
(interarrival time), yaitu waktu antar kedatangan dari pelanggan secara berturut –
turut pada suatu fasilitas pelayanan.
b. Disiplin pelayanan Disiplin pelayanan merupakan sutau aturan dimana para
pelanggan dilayani
2.9.3 Karakteristik Sistem Antrian Putaran
Operasi antrian adalah memakai sistem antrian putaran terdiri dari kumpulan
tahap dalam suatu rangkaian tertutup. Sistem ini memakai 1 unit alat muat sebagai
pelayan sedangkan alat angkut sebagai pelanggan. Pada operasi penambangan yang
melibatkan sebuah excavator dan dump truck, pada operasi ini terdiri dari 4 tahap,
yaitu :
1) Excavator (pelayanan pemuatan dump truck)
2) Dump truck bermuatan (pengangkutan ke stockpile).
3) Lokasi stockpile (pelayanan dump truck menumpahkan muatannya).
4) Dump truck kosong (pelayanan dump truck kembali ke front penambangan)
(Hidayati dkk,2021).
2.10 Program Talpac
TALPAC merupakan suatu software sirnulasi komputer yang digunakan
untuk memperkirakan produktivitas dan ke-ekonomisan sistem pengangkutan dari
truck dan loader yang diterapkan di lapangan. TALPAC mempelajari tentang
faktor penting yang mempengaruhi produktivitas dan sensitivitas dari faktor
produktivitas tersebut. T ALPAC digunakan untuk merencanakn jalur
pengangkutan yang akan digunakan oleh truk, dirnana truk atau sejumlah truk
beroperasi dan batasan dari pengoperasiannya (misalnya batas kecepatan truk).
TALPAC merupakan program yang menggunakan database dirnana didalamnya
terdapat data tentang unjuk kerja (performance dari alat angkut yang digunakan,
profil pengangkutan, analisis produksi, analisis pengangkutan, tenaga penggerak,
pay load dan sebagainya. Hasil dari simulasi tersebut memberikan
informasi tentang waktu tempuh, jarak tempuh, konsumsi bahan bakar dan informasi
tentang biaya. Program TALPAC dapat digunakan untuk menghitung waktu tempuh
alat angkut pada suatu simulasi profil pengangkutan, memperkirakan kemampuan
produksi untuk study perencanaa2021n jangka pendek dan jangka
panjang, memperkirakan dan membandingkan produktivitas dengan
menggunakan beberapa metode pemuatan untuk menentukan Teknik pemuatan yang
optimal, memperkirakan biaya pada suatu perencanaan profil pengangkutan serta
sampai dengan memperkirakan penggunaan bahan bakar (fuel usage) (Santoso,
2017).
BAB III
METODE STUDI PRAKTIKUM
Studi praktikum ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data
yang sudah ada, baik yang bersumber dari studi literatur, hasil studi sebelumnya
lokasi studi dan informasi-informasi yang terkait dengan permasalahan dalam studi
ini.
Adapun instrument praktikum yang akan dipergunakan dalam praktikum dapat dilihat
pada table 3.1 sebagai berikut :
No Instrumen Fungsi
1 Laptop Sebagai perangkat pengolahan data dan sebagai
perangkat membantu pembuatan laporan lengkap
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder
1. Data curah hujan
2. Peta Topografi
3. Data Pit Limit
A
Pengolahan Data
1. Perhitungan nilai Cs dan Ck
dari data curah hujan
2. Perhitungan curah hujan rata-rata
wilayah
3. Perhitungan curah hujan rencana
menggunakan metode Gumbel
4. Perhitungan intensitas curah hujan
menggunakan rumus Mononobe
5. Perhitungan luas daerah tangkapan hujan dengan
software Arcgis 10.8
Analisis
Hasil
Perancangan sistem penyaliran pada PT. Ifusu
Jaya
Selesai
BAB IV
Target Produksi
Sequence 82,
1 Target produksi/Bulan 746.97 Ton
20,
Target Produksi/Minggu 686.74 Ton
waste
3,
Target Produksi/Hari 309.88 Ton
Waktu tempuh alat angkut diperoleh dari total kecepatan tempuh masing-
masing segmen. Kecepatan tempuh diperoleh dari gear yang digunakan pada setiap
segment. Dari hasil perhitungan, waktu tempuh alat angkut pada saat hauling (kondisi
bermuatan) dipeoleh selama 1.20 menit. Waktu tempuh alat angkut pada saat
hauling dapat dilihat pada tabel 4.6.1berikut.
Waktu per
Panjang Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Segmen segmen
(m) (mph) (km/jam) (m/menit)
(menit)
A B 118 0.22
B C 215 385.47 620.21 10,336.89 0.63
C D 160 517.97 833.41 13,890.20 0.34
Hasil perhitungan waktu tempuh alat angkut pada saat return (kondisi kosong)
diperoleh selama 0,22 menit waktu tempuh alat angkut pada saat return dapat dilihat
pada tabel 4.6.1 berikut.
Waktu per
Panjang Kecepatan Kecepatan
Segmen segmen
(m) (km/jam) (m/menit)
(menit)
D C 160 257.44 4,290.67 0.07
C B 215 345.94 5,765.58 0.10
B A 118 189.86 3,164.37 0.05
Waktu tempuh alat angkut diperoleh dari total kecepatan tempuh masing-
masing segmen. Kecepatan tempuh diperoleh dari gear yang digunakan pada setiap
segment. Dari hasil perhitungan, Waktu tempuh alat angkut pada saat hauling dapat
dilihat pada tabel 4.6.2 berikut.
Tabel 4.6.2 Waktu Tempuh angkut saat Hauling
Hasil perhitungan waktu tempuh alat angkut pada saat return (kondisi
kosong) diperoleh selama 5.07 menit waktu tempuh alat angkut pada saat return
dapat dilihat pada tabel 4.6.2 berikut.
Waktu per
Panjan Kecepatan Kecepatan Kecepatan
Segmen segmen
g (m) (mph) (km/jam) (m/menit)
(menit)
Waktu tempuh alat angkut diperoleh dari total kecepatan tempuh masing-
masing segmen. Kecepatan tempuh diperoleh dari gear yang digunakan pada setiap
segment. Dari hasil perhitungan, Waktu tempuh alat angkut pada saat hauling dapat
dilihat pada tabel 4.6.3 berikut
Hasil perhitungan waktu tempuh alat angkut pada saat return (kondisi
kosong) diperoleh selama 0.55 menit waktu tempuh alat angkut pada saat return
dapat dilihat pada tabel 4.6.2 berikut.
Waktu
Panjang Kecepata Kecepatan Kecepatan per
Segmen
(m) n (mph) (km/jam) (m/menit) segmen
(menit)
D C 122 679.30 1,093.00 18,216.65 0.05
C B 123 673.78 1,084.11 18,068.55 0.36
B A 82 1,010.67 1,626.17 27,102.82 0.13
Untuk jumlah keadaan antrian dimana alat gali muat melayani alat angkut sebanyak 5
unit yaitu sebanyak 56 kemungkinan, yang artinya ada 56 bentuk atau cara keadaan
sistem alat angkut pada saat mengantri. Perhitungan probabilitas keadaan sistem
antrian dapat dilihat pada Lampiran. Berdasarkan Lampiran dimana apabila yang
mengantri di tahap satu sebanyak 5 unit jadi untuk tahap 2, 3 dan 4 tidak ada dump
truck yang mengantri. Untuk jumlah dump truck yang berada di tahap 1 ada 4 unit
maka di mungkinkan bahwa jumlah dump truck yang berada di tahap 2, 3 dan 4 ada 1
unit dan seterusnya sehingga diperoleh banyaknya peluang kemungkinan terjadinya
antrian putaran dari distribusi 5 unit dump truck pada kasus 4 tahap yaitu sebanyak 56
kemungkinan. Dimana dasar dari ketentuan jumlah probabilitas-probabilitas sama
dengan 1 yaitu probabilitas keadaaan (5,0,0,0).
4.7.3 Tingkat penggunaan dump truck dan jumlah dump truck pada tahap 1
dan tahap 3
Adapun hasil perhitungan tingkat penggunaan dump truck ηn dan jumlah dump
truck yang terlayani pada tahap 1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7.3 Hasil perhitungan tahap 1 dan tahap 3
4.7.4 Jumlah dump truck yang antri dan waktu tunggu pada tahap 1 dan 3
Adapun jumlah dump truck yang antri ( Lq 1) dan waktu tunggu (W q 1 ) pada tahap
1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7.4 Hasil perhitungan Truck Yang antri tahap 1 dan tahap 3
Tahap 1 Tahap 3
Lq1 (unit) Wq1 (menit) Lq3 (unit) Wq3 (menit)
0.251302 3.979 5.278149 0.189
4.7.5 Analisis Waktu Edar (cycle time) dan Produktivitas Berdasarkan Teori
Antrian
Hasil perhitungan nilai waktu edar dan tingkat kedatangan dump truck dapat
dilihat pada tabel berikut:
Untuk jumlah keadaan antrian dimana alat gali muat melayani alat angkut
sebanyak 5 unit yaitu sebanyak 56 kemungkinan, yang artinya ada 56 bentuk atau
cara keadaan sistem alat angkut pada saat mengantri. Perhitungan probabilitas
keadaan sistem antrian dapat dilihat pada Lampiran. Berdasarkan Lampiran dimana
apabila yang mengantri di tahap satu sebanyak 5 unit jadi untuk tahap 2, 3 dan 4 tidak
ada dump truck yang mengantri. Untuk jumlah dump truck yang berada di tahap 1
ada 4 unit maka di mungkinkan bahwa jumlah dump truck yang berada di tahap 2, 3
dan 4 ada 1 unit dan seterusnya sehingga diperoleh banyaknya peluang kemungkinan
terjadinya antrian putaran dari distribusi 5 unit dump truck pada kasus 4 tahap yaitu
sebanyak 56 kemungkinan. Dimana dasar dari ketentuan jumlah probabilitas-
probabilitas sama dengan 1 yaitu probabilitas keadaaan (5,0,0,0).
Adapun hasil perhitungan tingkat penggunaan dump truck ηn dan jumlah dump
truck yang terlayani pada tahap 1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
Tahap 1 Tahap 3
η1 η1µ1 η3 η3µ3 (unit/menit)
(unit/menit)
0.816 0.490 0.250 0.490
4.8.4 Jumlah dump truck yang antri dan waktu tunggu pada tahap 1 dan 3
Adapun jumlah dump truck yang antri ( Lq 1) dan waktu tunggu (W q 1 ) pada tahap
1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8.4 Hasil perhitungan Truck Yang antri tahap 1 dan tahap 3
Tahap 1 Tahap 3
Lq1 (unit) Wq1 (menit) Lq3 (unit) Wq3 (menit)
0.458513 2.181 7.555844 0.132
4.8.5 Analisis Waktu Edar (cycle time) dan Produktivitas Berdasarkan Teori
Antrian
Hasil perhitungan nilai waktu edar dan tingkat kedatangan dump truck dapat
dilihat pada tabel berikut:
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.8.6 Produktivitas Alat Angkut
56.869 Ton/jam
Produktivitas DT
Untuk jumlah keadaan antrian dimana alat gali muat melayani alat angkut
sebanyak 5 unit yaitu sebanyak 56 kemungkinan, yang artinya ada 56 bentuk atau
cara keadaan sistem alat angkut pada saat mengantri. Perhitungan probabilitas
keadaan sistem antrian dapat dilihat pada Lampiran. Berdasarkan Lampiran dimana
apabila yang mengantri di tahap satu sebanyak 5 unit jadi untuk tahap 2, 3 dan 4 tidak
ada dump truck yang mengantri. Untuk jumlah dump truck yang berada di tahap 1
ada 4 unit maka di mungkinkan bahwa jumlah dump truck yang berada di tahap 2, 3
dan 4 ada 1 unit dan seterusnya sehingga diperoleh banyaknya peluang kemungkinan
terjadinya antrian putaran dari distribusi 5 unit dump truck pada kasus 4 tahap yaitu
sebanyak 56 kemungkinan. Dimana dasar dari ketentuan jumlah probabilitas-
probabilitas sama dengan 1 yaitu probabilitas keadaaan (5,0,0,0).
Adapun hasil perhitungan tingkat penggunaan dump truck ηn dan jumlah dump
truck yang terlayani pada tahap 1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
Tahap 1 Tahap 3
η1 η1µ1 η3 η3µ3 (unit/menit)
(unit/menit)
0.997 0.511 0.261 0.511
4.9.4 Jumlah dump truck yang antri dan waktu tunggu pada tahap 1 dan 3
Adapun jumlah dump truck yang antri ( Lq 1) dan waktu tunggu (W q 1 ) pada tahap
1 dan tahap 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9.4 Hasil perhitungan Truck Yang antri tahap 1 dan tahap 3
Tahap 1 Tahap 3
Lq1 (unit) Wq1 (menit) Lq3 (unit) Wq3 (menit)
0.156254 6.400 5.743317 0.174
4.9.5 Analisis Waktu Edar (cycle time) dan Produktivitas Berdasarkan Teori
Antrian
Hasil perhitungan nilai waktu edar dan tingkat kedatangan dump truck dapat
dilihat pada tabel berikut:
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel berikut
57.456 Ton/
Produktivitas DT
jam
287.28243 Ton/
Produktivitas seluruh
jam
DT
4.10 Analisis Kebutuhan Alat Pengupasan Overburden dan Waste
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil perhitungan kebutuhan alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil perhitungan kebutuhan alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil perhitungan kebutuhan alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13.1 Produktivitas Alat
Hasil perhitungan kebutuhan alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Hasil perhitungan kebutuhan alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.13 Produktivitas Alat per-squence
Sequence 1
Hauling Stockpile -
4 10 114912.97
Ore Jetty
Sequence 2
Sequence 3
Sequence 4
Sequence 5
Sequence 6
Sequence 7
Sequence 8
Sequence 9
Sequence 10
Hasil perhitungan produktivitas alat angkut per-squence dapat dilihat pada tabel
berikut.
Jumlah Alat
Hauling
Pit - Disposal 2
OB/Waste
Hauling
Pit - Stockpile 4
Ore
Hauling
Stockpile - Jetty 4
Ore
Berdasarkan data tersebut Dt yang di gunakan untuk satu loading poin pengisian
adalah 5 unit dengan exca 2 unit untuk pengisian dan pembongkaran. Kapasitas
produksi mengguanakan teori antrian yaitu 67336 ton/bulan dan untuk kapasitas
produksi menggunakan talpac yaitu 71855 ton/ bulan. Target produksi setiap
bulannya disesuaikan dengan cara menambahkan loading poin pengisian agar
tercapai nya target produksi perbulan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Andi K .,dkk (2019). Pengaruh Geometri Jalan Sebelum Dan Setelah Perbaikan Jalan
Terhadap Produktivitas Dan Konsumsi Bahan Bakar Serta Rasio Bahan
Bakar. Jurnal Pertambangan.
Anggun Putri Dwi H .,dkk (2021). Optimasi Alat Gali Muat Dan Alat Angkut
Menggunakan Metode Teori Antrian Dan Kapasitas Produksi Pada
Kegiatan Coal Di Pit Natural Artha Resource.
I Ketut A .,dkk (2021). Optimasi Kombinasi Alat Berat Pada Proyek Pembangunan
Gedung RSUD Sanjiwani Gianyar. Jurnal Spektran.
Nurnilam O .,dkk (2020). Analisis Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut
Pada Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden).
Sabar S .,dkk (2020). Kajian Teknis Kebutuhan Alat Gali-Muat Dan Alat Angkut
Pada Tambang Batu Andesit PT. Rangga Eka Pratama, Kabupaten
Dompu. Jurnal Ulul Albab.