Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM PERENCANAAN DAN

SIMULASI TAMBANG

NO. TUGAS : 12A


LAPORAN AWAL
REKLAMASI & PASCATAMBANG

Nama : Ferdi Eka Putra


NPM : 10070120049
Shift / Waktu : III (Tiga) / 12.30 – 15.00 WIB
Hari/Tanggal Praktikum : Kamis / 18 Mei 2023
Hari/Tanggal Laporan : Kamis / 18 Mei 2022
Assisten : 1. Ir. Zaenal, M.T.
2. Muhamad Fadhil Saputra, S.T.
3. Wahyu Hidayat, S.Kom.
4. Dewi Luckyta Kusuma Negara, S.T.
5. Luki Sukmana
6. M. Rafi Nabil
7. Mestiya Gusjuliasih
8. Dimas Gumelar

PARAF PEMERIKSA NILAI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1444 H / 2023 M
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadiran Allah Swt
Yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis Laporan
pratikum ini dapat terselesaikan dengan baik, laporan ini dapat terselesaikan atas
bantuan dan pembimbing dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini
kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan moril.
2. Ir. Zaenal., M.T. sebagai Kepala Laboratorium Perencanaan..
3. Tim Asisten Laboratorium Praktium Perencanaan Tambang Terbuka. Yang
membimbing Praktikum.
4. Tidak lupa juga teman-teman yang telah memberikan dukungan selama
kegiatan pratikum ini.
Saran dan kritik yang bersifat membangun selalu penulis harapkan, agar
dapat menjadi koreksi dan menyempurnakan laporan ini, laporan ini di susun untuk
memenuhi persyaratan untuk praktikum selanjutnya dan sebagai bukti telah
menjalani praktikum ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 18 Mei 2023


Penulis,

Ferdi Eka Putra


NPM 10070120049

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................... 2
1.2.1 Maksud ............................................................................. 2
1.2.2 Tujuan ............................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 3
2.1 Perencanaan Tambang ................................................................ 3
2.2 Desain Tambang .......................................................................... 5
2.3 Reklamasi Tambang ..................................................................... 5
2.4 Jaminan Reklamasi Tambang ...................................................... 7
BAB III KESIMPULAN .............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10
LAMPIRAN .............................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pertambangan menjadi salah satu industri yang hasilnya sangat
dibutuhkan untuk memenuhi kehidupan hidup manusia. Pertambangan dilakukan
dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada didalam bumi ini untuk
dijadikan sumber energi ataupun bahan baku dari berbagai macam kebutuhan
manusia.
Menurut UU No. 3 Tahun 2020, pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka, pengelolaan dan pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau pengembangan
dan/atau pemanfaatan, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan
pascatambang.
Sebagaimana penjelasan pertambangan menurut UU tersebut, dapat
dilihat bahwa pertambangan sangatlah memerlukan perencanaan tambang yang
sebaik-baiknya. Kegiatan dalam perencanaan tambang ini harus menggunakan
data geologi, kadar bijih, geoteknik, infrastruktur dan teknologi, metalurgi, hingga
pemasaran. Hasil akhir dari suatu perencanaan ini dapat menentukan umur
tambang, metode penambangan yang dapat digunakan, hingga keekonomian dari
tambang tersebut. Tujuan dari perencanaan itu sendiri harus dapat menghasilkan
tonase bahan galian pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya
yang murah, dan juga menghasilkan aliran kas dalam memaksimalkan nilai
ekonomi dari tambang trsebut.
Perencanaan tambang ini memerlukan data dari hasil penyelidikan umum
hingga studi kelayakan untuk selanjutnya diolah data tersebut untuk
merencanakan bagaimana tambang tersebut akan berjalan. Sehingga perencaan
ini menjadi penting untuk dipahami agar suatu tambang tersebut dapat berjalan
dengan baik dengan memperhatikan segala aspek yang telah ditinjau sebelumnya

1
2

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari praktikum kali ini adalah mengenali apa saja dasar yang
diperlukan dalam reklamasi dan pasca tambang.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum yang dilakukan kali ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tujuan reklamasi tambang.
2. Untuk mengetahui kebijakan reklamasi dan pasca tambang
3. Agar dapat mengetahui hal-hal yang harus disiapkan untuk merencanakan
dan melaksanakan Reklamasi dan Pasca Tambang.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Perencanaan Tambang


Perencanaan sendiri mempunyai arti yaitu penentuan persyaratan dalam
suatu teknik untuk mencapai sasaran atau target dari kegiatan yang dilakukan,
serta sebagai penentuan urutan teknis pelaksanaan rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan dan sasaran kegiatan tersebut.
Perencanaan tambang adalah kegiatan untuk mendapatkan rancangan
tambang untuk mencapai ultimate pit limit dalam waktu tertentu secara aman dan
juga menghasilkan keuntungan, serta mengetahui bagaimana tahapan
penambangan yang perlu dilakukan. Dalam perencanaan tambang terdapat
perencanaan yang berhubungan dengan waktu dan yang tidak berhubungan
dengan waktu. Adapun perencanaan tambang yang berhubungan dengan waktu
adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah geometrik, seperti merencanakan
urutan penambangan tahunan atau bulanan, penjadwalan produksi dan
wastedump, hingga menentukan ultimate pit limit. Sedangkan perencanaan yang
tidak berhubungan dengan waktu yaitu beberapa aspek yang tidak ada kaitannya
dengan masalah geometri, seperti kebutuhan alat, kebutuhan tenaga kerja,
perkiraan biaya kapital dan juga biaya operaisonal.

Sumber : Mc Kenzie, 1980


Gambar 2.1
Mineral Supply Process

3
4

Perencanaan tambang mempunyai tujuan membuat rencana produksi


tambang dari sebuah endapan bahan galian agar dapat menghasilkan keuntungan
dan menghasilkan cashflow yang maksimal dengan kriteria ekonomi yang
digunakan, serta menghasilkan tingkat produksi yang tinggi dengan biaya
serendah mungkin.
Menurut Atkinson (1983), terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam perencanaan awal, antara lain:
1. Faktor geologi dan alam: kondisi geologi, jenis dan kadar bijih, kondisi
hidrologi, topografi, karakteristik metalurgi, iklim, dan variabel lingkungan
di site.
2. Faktor ekonomi: kadar bijih, tonase bijih, stripping ratio, cutoff grade, biaya
investasi, margin profit yang diinginkan, tingkat produksi, biaya smelting,
dan kondisi pasar.
3. Faktor teknologi: peralatan, kemiringan pit, tinggi jenjang, kemiringan jalan,
batas wilayah, pilihan transportasi, dan batas pit.
Terdapat banyak variabel yang harus diperhatikan dan dipertimbangan
agar terciptanya perencanaan yang baik dengan hasil produksi yang dapat
dilakukan seawal mungkin dan tahapannya tidak mengganggu produksi ataupun
cashflow. Secara umum terdapat tiga metode yang digunakan dalam perencanaan
tambang yaitu perencanaan tambang jangka panjang, perencanaan tambang
jangka pendek, dan penjadwalan produksi.

Sumber : Tri Adi, 2014


Gambar 2.2
Tambang Terbuka
5

2.2 Desain Tambang


Desain tambang sangatlah mempengaruhi banyak hal, dari mulai metode
penambangan yang akan digunakan, alat berat yang akan digunakan, serta biaya
yang perlu dikeluarkan. Dalam mendesain suatu tambang biasanya harus
menghasilkan pengeluaran biaya yang seminimum mungkin. Desain tambang ini
meliputi perancangan desain akhir pertambangan, penentuan tahapan
penambangan, dan pembuatan jadwal produksi dan desain kemajuan tambang.
Dalam membuat desain akhir tambang perlu diperhatikan beberapa hal
berikut ini yaitu :
1. Penetuan Ultimate Pit Limit, batas paling luar dari suatu tambang yang
masih diperbolehkan secara geoteknik, legal, dan lingkungan serta tidak
melebihi batas wilayah IUP.
2. Pembuatan Desain Lereng, berupa data geometri seperti tinggi jenjang,
sudut lereng, dan lebar lereng.
3. Pembuatan Desai Jalan (Ramp), jalan masuk ke area penambangan, jalan
pengangkutan bahan galian, dan juga akses menuju area penimbunan.

Sumber : Micromine global, 2014


Gambar 2.3
Contoh desain tambang terbuka

2.3 Reklamasi Tambang


Reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan yang mana kegiatan ini dilakukan untuk menata, memulihkan dan
juga memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali
sesuai peruntukannya. Sedangkan pascatambang adalah kegiatan terencana,
sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha
6

pertambangan yang dilakukan agar memulihkan fungsi lingkungan alam dan


fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah pertambangan.
Dalam UU No. 3 Tahun 2020, dijelaskan ada yang disebut pascatambang
yaitu kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah sebagian atau seluruh
kegiatan Usaha Pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alan dan
fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah Pertambangan. Dalam Pasal
6 ayat (1) dijelaskan wewenang pemerintah pusat dalam pengelolaan
pertambangan mineral dan batubara yang mana salah satunya adalah melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap Reklamasi dan Pascatambang. Tidak
hanya dari pihak pemerintah pusat, dari pihak pemegang IUP pun sudah diatur
didalam Pasal 39 yang mana IUP harus memuat salah satunya adalah
melaksanakan Reklamasi dan Pascatambang. Selain pemegang IUP, para
pelaksana industri pertambangan rakyat atau pemegang IPR juga diatur untuk
melakukan pengelolaan lingkungan hidup atau yang dimaksud adalah
melaksanakan reklamasi dan pascatambang dan diatur oleh menteri yang
bertanggung jawab atas kaidah pelaksanaan teknis tersebut. Untuk pelaksanaan
reklamasi dan pascatambang, setiap pemilik IUP atau IUPK wajib menyerahkan
rencananya dan pelaksanaannya disesuaikan dengan peruntukan lahan
pascatambang, sebagaimana tertuang dalam Pasal 99 ayat (1) dan (2). Teknisnya
pada saat pelaksanaan reklamasi dan pascatambang ini, dapat diatur oleh Menteri
dengan menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan tersebut, tetapi para
pemilik izin usaha baik itu IUP atau IUPK wajib memberikan dana jaminan
pascatambang, sehingga apabila Menteri yang menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan kegiatan tersebut maka semuanya berasal dari dana
pascatambang yang telah disetorkan sebelumnya. Dan penunjukan pihak ketiga
oleh Menteri tersebut adalah jika para pemegang izin usaha tidak melaksanakan
reklamasi dan pascatambang sesuai dengan rencana yang sudah disetujui, hal ini
tercantum pada Pasal 100 ayat (1), (2) dan (3). Kegiatan reklamasi dan
pascatambang ini diusahakan mencapai hasil maksimal 100% keberhasilannya
dalam pengupayaan pengembalian WIUP atau WIUPK. Dan apabila para
pemegang izin tidak melaksanakan reklamasi dan pascatambang, sesuai dengan
Pasal 161B ayat (1), maka akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
tahun dan denda paling banyak Rp 100 Miliar. Selain sanksi tersebut, pada ayat
(2) dijelaskan para eks pemegang IUP atau IUPK dapat dijatuhi pidana tambahan
7

berupa pembayaran dana dalam rangka pelaksanaan kewajiban reklamasi dan


pascatambang yang tidak mereka lakukan sebelumnya.
Rencana kegiatan reklamasi dan pascatambang ini harus diajukan ketika
seseorang atau suatu perusahaan ingin membuat permohonan IUP Operasi dan
IUP Produksi. Dan kegiatannya harus dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan
bekas tambang. Para pemiliki IUP dan IUPK pun harus menyediakan dan
menyetorkan dana jaminan untuk pelaksanaan reklamasi dan pascatambang
tersebut. Apabila para pemilik IUP dan IUPK ini tidak melaksanakan reklamasi dan
pascatambang sesuai dengan rencananya, maka pemerintah yang berwenang
mengatur pelaksanaan kegiatan tersebut. Apabila para pemilik IUP dan IUPK ini
melanggar ketentuan yang telah ditetapkan sesuai dengan UU tersebut, maka
terdapat sanksi, salah satunya adalah sanksi administratif. Sanksi administratif ini
bisa berupa peringatan tertulis, penghentian sebagian atau seluruh kegiatan
penambangan, dan pencabutan izin. Reklamasi pada lahan bekas tambang harus
mencakup keseluruhan bagian yang sudah tidak digunakan lagi untuk kegiatan
pertambangan. Contohnya adalah dari mulai jalan dan jalan tambang, jaringan
listrik dan instalasi komunikasi, lubang bekas tambang, terowongan dan sumuran
yang ditinggalkan.

2.4 Jaminan Reklamasi Tambang


Jaminan Reklamasi Umumnya dapat didefinisikan sebagai suatu dana
yang disediakan oleh para pemilik perusahaan pertambangan yang digunakan
sebagai uang jaminan dalam hal pelaksanaan kegiatan reklamasi dan
pascatambang di wilayah pertambangan umum. Seperti yang diketahui, bahwa
perusahaan pertambangan perlu melakukan reklamasi dan pascatambang
sebagai bentuk dari pengelolaan lingkungan di area pertambangan tersebut.
Reklamasi sendiri bertujuan agar memperbaiki dan juga menata ulang kegunaan
lahan yang sebelumnya terganggu oleh usaha pertambangan, dan menjadikannya
sebagai lahan yang berdaya guna sesuai peruntukannya kembali. Pengelolaan
lingkungan didalam usaha pertambangan ini harus direncanakan sebagai rencana
kerja pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang disusun oleh perusahaan dan
mengacu kepada AMDAL yang telah disetujui. Jaminan reklamasi ini disetujui oleh
Direktur Jenderal dari pihak Bank atau perusahaan asuransi. Dana pelaksanaan
reklamasi ini dicadangkan dalam pembukaan perusahaan pertambangan setiap
8

tahunnya. Pada setiap perusahaan pertambangan, jaminan reklamasi dilakukan


selama tahap pertambangan atau operasi produksi.
Penetapan Jaminan Reklamasi Rencana Tahunan Pengelolaan
Lingkungan diberlakukan dengan jangka waktu selama 5 tahun, dan jika umur
tambangnya kurang dari 5 tahun maka jumlah jaminan reklamasi ditetapkan sesuai
dengan rencana umur tambang tersebut. Biaya dari rencana reklamasi tersebut
harus dipertimbangkan juga dengan anggapan reklamasi akan dilaksanakan oleh
pihak ketiga.
Penempatan Jaminan Reklamasi Perusahaan pertambangan dalam
melakukan jaminan reklamasi harus dilakukan ketika kegiatan penambangan atau
operasi produksi dilakukan dan harus diajukan kepada
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota. Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota dapat
melakukan perubahan terhadap jaminan reklamasi jika perusahaan pertambangan
tidak memenuhi syarat yang sudah ditetapkan. Permohonan pencairan atau
pelepasan jaminan reklamasi diajukan kepada M/G/B/W dengan disertai laporan
pelaksanaan rencana tahunan penglolaan lingkungan. Keputusan atas
permohonan pencairan atau pelepasan jaminan reklamasi diberikan oleh M/G/B/W
paling lambat 45 hari sehak permohonan tersebut diterima. Apabila dalam jangka
waktu tersebut M/G/B/W belum memberikan keputusan, maka permohonan
tersebut dianggap telah disetujui.
Pencairan atau Pelepasan Jaminan Reklamasi Perusahaan pertambangan
dapat mengajukan pencairan atau pelepasan jaminan reklamasi kepada
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan tahapan pelaksanaan
reklamasi. . Sebagai bahan pertimbangan M/G/B/W dalam memberikan keputusan
terhadap penilaian pelaksanaan reklamasi apabila diperlukan peninjauan
lapangan maka peninjauan tersebut harus sudah dlakukan 15 hari setelah diterima
permohonan pencairan pelepasan jaminan reklamasi yang disampaikan oleh
perusahaan. Dalam hal tidak ada kesesuaian atas hasil penilaian sebagaimana
dimaksud ayat (1) perusahaan pertambangan dapat mengajukan keberatan
kepada M/G/B/W selambat-lambatnya 1 minggu setelah hasil penilaian tersebut
disampaikan kepada perusahaan pertambangan.
BAB III
KESIMPULAN

Setelah dibuatnya laporan awal dari modul praktikum kali ini maka bisa
disimpulkan bahwa :
1. Setiap perusahaan tambang tentunya diwajibkan untuk melaksanakan
kegiatan reklamasi dan pascatambang sebagaimana sudah diatur didalam
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Tujuan dilakukannya
reklamasi itu sendiri adalah untuk menata, memulihkan dan memperbaiki
kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya. Reklamasi ini dilakukan dari dimulainya kegiatan
penambangan pada suatu area pertambangan tersebut. Sehingga
kelestarian alam dan lingkungan dapat terjaga dengan baik juga.
2. Kebijakan tentang reklamasi dan pasca tambang di Indonesia ini sudah
diatur didalam Undang-Undang dan juga peraturan lainnya. Didalam UU
No. 3 Tahun 2020 contohnya pada Pasal 6 ayat (1) dijelaskan tentang
wewenang pemerintah pusat dalam pengelolaan pertambangan mineral
dan batubara yang salah satunya adalah melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan Reklamasi dan Pascatambang ini.
3. Hal yang harus disiapkan untuk perencanaan dan pelaksanaan dari
reklamasi tambang
a. Pengamanan lahan, lalu landscaping, management tailing ataupun low
grade
b. Management Over Burden
c. Vegetasi untuk persiapan penanaman kembali
d. Management erosi dan sedimentasi

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Al Kahfiya, Abu . 2019. “Rekayasa Geoteknik Pada Tambang Terbuka”.

2. Mahridin, Udin. 2013. “Geoteknik Tambang”. Vol Balkema Publisher, New


York

3. Prof. Dr. Ir. Irvandy Arif, M.Sc. 2016. “Geoteknik Tambang”. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

4. S.B Waterman, 2018. “Perencanaan Tambang”. Edisi ke delapan. Jakarta.

5. Permadi. 2016. “Perencanaan Tambang Terbuka”.

10
LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai