PROPOSAL
KERJA PRAKTEK
OLEH :
ERIC EXTRADA
181016131201014
KERJA PRAKTEK
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Teknik Pada Program Studi Teknik Pertambangan - Fakultas
Teknik Universitas Muara Bungo
OLEH :
ERIC EXTRADA
181016131201014
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3. Tujuan Kerja Praktek........................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................3
BAB 2. DASAR TEORI...................................................................................4
2.1. Siklus Hidrologi................................................................................4
2.2. Curah Hujan......................................................................................4
2.2.1 Curah Hujan Rencana.......................................................................5
2.2.2 Intensitas Curah Hujan......................................................................7
2.3. Daerah Tangkapan Hujan (Castment Area)......................................9
2.4. Limpasan.........................................................................................10
2.5. Su mp..............................................................................................11
2.6. Sistem Pemompaan.........................................................................13
2.6.1 Klasifikasi Pompa Turbo.................................................................13
2.6.2 Pengukuran Debit Pompa................................................................14
2.6.3 Head Pompa....................................................................................15
2.6.4 Daya Air..........................................................................................20
2.6.5 Daya Poros......................................................................................21
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................22
3.1. Studi Literatur.................................................................................22
3.2. Tahap Penelitian Lapangan............................................................24
3.3. Waktu dan Rencana Pelaksanaam..................................................25
3.4. Kerangka Pikir................................................................................27
BAB 4. PENUTUP..........................................................................................28
4.1. Peserta.............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
KATA PENGANTAR
1. Bapak Radinal, S.T., M.T, selaku dekan Fakultas Teknik Universitas Muara
Bungo
2. Bapak Rakhmatul Arafat, S.T.,M.T selaku Ketua Program Studi
Pertambangan Universitas Muara Bungo
3. Bapak Irfan Satria Permana, S.T. selaku dosen pembimbing
4. Penguji 1
5. Penguji 2
6. Seluruh keluarga terutama kedua orang tua yang selalu mendo’a kan untuk
kesuksesan penulis
7. Seluruh dosen Fakultas Teknik terutama dosen Program Studi Pertambangan
8. Teman-teman dari program studi pertambangan terutama angkatan 2018 yang
sudah berjuang bersama dan masih bertahan sampai tahap ini
9. Pihak lain yang belum penulis sebutkan satu per satu dan telah membantu
kelancaran penyusunan proposal kerja praktek penulis, terima kasih untuk
bantuan dan dukungannya.
iv
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal kerja praktek ini masih memiliki
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak agar kedepannya dapat berguna untuk penulisan proposal
selanjutmya
Penulis
v
BAB 1. PENDAHULUAN
lingkungan sekitarnya (Listiyani N, 2017). Salah satu bahan galian yang memiliki
nilai ekonomis tinggi adalah batubara. Provinsi Jambi yang terletak di Pulau
Sumatera memiliki potensi batubara yang sangat besar sehingga banyak terdapat
Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan
untuk mencegah masuknya air atau mengeluarkan air yang telah masuk ke front
Salah satu syarat agar kegiatan penambangan berjalan sesuai dengan yang
direncanakan, diperlukan kondisi kerja yang baik, yaitu tidak adanya genangan
air pada daerah kerja dan jalan tambang (Cahyadi TA dkk, 2020).
menggunakan sistem tambang terbuka. Salah satu ciri utama tambang terbuka
iklim tersebut antara lain hujan, panas, temperatur, tekanan udara, dan lain-lain
yang dapat mempengaruhi kondisi tempat kerja, seperti tergenangnya air pada
1
lokasi (front) kerja/pit yang disebabkan masuknya air limpasan permukaan
maupun air tanah. Apabila hal ini tidak dilakukan penanganan yang serius maka
tambang.
air dari lokasi tambang (front) kerja/pit yaitu dengan cara melakukan pemompaan
ke luar lokasi penambangan (settling pond) agar sump yang ada dapat segera
2. Berapakah debit air yang masuk ke dalam sump di PT. Sumber Cahaya Mineral ?
3. Berapakah debit air yang keluar dari sump di PT. Sumber Cahaya Mineral ?
2. Menghitung debit air yang masuk ke sump pada PT. Sumber Cahaya Mineral
3. Menghitung debit air yang keluar dari sump di PT. Sumber Cahaya Mineral
2
1.4. Manfaat Penelitian
3
BAB 2. DASAR TEORI
sehingga terjadi salju dan atau hujan yang jatuh kepermukaan tanah
Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah
ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Tidak semua butir air yang mengalir akan
tiba ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke
udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-
sungai disebut aliran intra (interflow). Tetapi sebagian besar akan tersimpan
seabgai air tanah (groundwater) yang akan keluar sedikit demi sedikit dalam
jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di daerah – daerah yang rendah
disebut limpasan air tanah (gorudwater runoff), (Suyono S dkk, 1999). Siklus
Satuan curah hujan adalah millimeter, yang berarti jumlah air hujan yang jatuh
pada satuan luas tertentu.Jadi, 1 milimeter berat pada luas 1 meter kuadrat (m 2)
jumlah hujan yang jatuh sebanyak 1 liter. Derajat curah hujan dinyatakan dalam
4
curah hujan persatuan waktu, dan disebut intersitas hujan, yang menyatakan
ukuran hujan.
Data curah hujan umunya disajikan dalam data curah hujan harian,bulanan,
tahunan, penyajian dapat dalam bentuk tabel dan grafik. Analisi data curah hujan
Dalam perancangan suatu bangunan air, atau dalam hal sarana penyaliran
tambang. Salah satu kriteria perancangan adalah hujan rencan yaitu curah hujan
dengan peroide ulang tertentu atau curah hujan yang dimiliki kemungkinan akan
terjadi sekali dalam suatu jangka waktu tertentu. Salah satu metoda untuk
menganalisis curah hujan adalah metoda distribusi ektrim atau distribusi gumbel.
5
1. Menentukan rata – rata curah hujan maksimum( x ) dengan rumus:
x=
∑ xi
n (2.1)
Dimana:
Dimana:
S = Standar deviasi
Dimana:
Yt = Reduced variate
Dimana:
Ym = Reducedmean (variasi
6
m = Nomor urut
∑ (𝒀𝒎–̅𝒀̅𝒎̅ ) (2.5)
𝑺𝒏 = √ 𝒏−𝟏
Dimana:
( )
❑
Yt−Ym
Xt = x + S
Sn
Dimana:
maksimum(mm/jam)
S = Standar deviation
deviation
Curah hujan jangka pendek dinyatakan dalam intensitas per jam yang disebut
Rumus ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro dalam tahun 1953 (Suyono S dkk,
7
1999).
8
𝑹𝟐𝟒 𝟐𝟒
I= ( )𝟐/𝟑 (2.7)
𝟐𝟒 𝒕
Dimana:
Hubungan antara derajat , keadaan dan intensitas hujan dapat dilihat pada table
Table 2.1 Derajat curah hujan dan intensitas curah hujan (Suyono S dkk,
1999).
Intensitas
(mm/jam)
Hujan sangat lemah <0,02 Tanah gak basah atau dibasahi sedikit.
dari genangan.
9
Tabel 2.2 Keadaan curah hujan dan intensitas curah hujan(Suyono S dkk,
1999)
Intensitas curah hujan
Keadaan curah hujan
1 jam 24 jam
area maka diperkirakan setiap debit hujan yang tertangkap akan terkonsentrasi
pada elevasi terendah pada Castment tersebut. Pembatasan Castment area biasa
penyerapan air limpasan karena untuk setiap jenis dan kondisi material yang
“retention”, dan intersepsi pada daerah tersebut. Beberapa harga koefisien (c)
10
Tabel 2.3 Beberapa harga koefisien limpasan (Rudy Sagoya G, 1999)
Koefisien
Kemiringan Tutupan
limpasan(c )
Perumahan 0,5
3%-15,5%
Tumbuhan yang jarang 0,6
Hutan 0,6
2.4. Limpasan
Faktor yang mempengaruhi limpasan dapat dibagi menjadi 2(dua) kelompok yaitu
a. Jenis presipitasi
11
f. Curah hujan terdahulu dan kelembaban tanah
2. Faktor – faktor yang termasuk ke dalam faktor fisik daerah pengaliran adalah:
b. Luas daerah
c. Keadaan topografi
d. Jenis tanah
Untuk menghitung jumlah air limpasan permukaan dari suatu daerah dapat
Q = 0,278 × C × I × A (2.8)
Dimana:
C = Koefisien limpasan
2.5. Sump
terbuka.Sump berfungsi sebagai penampung segala jenis air yang masuk ke dalam
pit tambang terbuka. Sumber air pada sistem tambang terbuka meliputi air hujan,
air permukaan, limpasan/rembesan dari sumber air permukaan dan air tanah.
12
suatu keharusan. Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan jika pengelolaan
sistem penyaliran tidak berjalan dengan baik yaitu banjir pada pit sehingga dapat
Dampak yang ditimbulkan dapat direduksi dan dicari solusinya dengan suatu
optimasi yang melibatkan pengaruh air pada sistem tambang terbuka guna
korelasi hubungan antara aspek ekonomi dalam membuat keputusan dan hasil dari
aspek teknis dimana sebuah keputusan didasarkan (Sperling dkk, 1992). Dengan
Pada sistem ini sump – sump akan ditempatkan di setiap jenjang tambang
(bench), dengan sistem pengalirannya dari jenjang paling atas menuju jenjang
yaitu:
13
1. Trevelling sump (balong front)
Sump ini dibuat pada daerah front tambang, baik secara terencana yang
Jika laju aliran keseluruhan (yaitu jumlah konsumsi air bersih atau drainase) telah
ditentukan maka kapasitas pompa dapat dihitung dengan membagi laju aliran total
1. Pompa sentrifugal
Mempunyai sebuah impeller (baling – baling) untuk mengangkat zat cair dari
menggunakan rumah diffuser dan jika pompa menggunakan rumah volut untuk
menampung langsung aliran yang keluar dari impeller , maka disebut “ pompa
14
3. Pompa aksial
Digunakan untuk head yang lebih rendah lagi. Aliran didalam pompa ini
menjadi head tekanan, dipakai sudut antara yang berfungsi sebagai dufser.
Langkah kerja metode ini yaitu buat alat ukur berbentuk “L” seperti terlihat pada
gambar 3.3. sisi yang pendek berukuran 4 inchi dan sisi yang lebih panjang
Ketika air mengalir keluar dari pipa, letakan sisi L yang panjang pada bagian atas
pipa yang ditentukan pada saat sisi yang pendek menyentuh aliran air seperti yang
Q = X × 1,28 × D2 (2.9)
15
Dimana:
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah air seperti
direncanakan dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani oleh
pompa.
H= + Δhp + hf + 𝒗𝟐
( 𝟐𝒈 )2h
2
(2.10)
hs
Dimana:
lain(m)
𝑣2
2𝑔 = Head kecepatan (m)
Hs = h2 – h1 2h2 (2.11)
16
Dimana:
pompa.
𝟐
Hv = 𝒗 2h2 (2.12)
𝟐𝒈
Dimana:
dan A = 𝐴 = 𝜋𝑥𝑟2
Hf adalah kehilangan akibat gesekan air yang melalui pipa dan dinding
S,2004).
𝒇𝒙𝑳𝒙𝒗𝟐
Hf = ( )2h2 (2.13)
𝑫𝒙𝟐 𝒙𝒈
Dimana:
17
friction head yang dihitung berdasarkan persamaan “Hazen-
𝟏,𝟖𝟓
Hf = (𝟏𝟎,𝟔𝟔𝟔 𝒙𝑸
𝟏,𝟖𝟓 𝟒,𝟖𝟓
)2h2 (2.14)
𝑪 𝒙𝑫
Dimana:
C = Koefisien kekarasan
(mm) C
303,3 142
18
Tabel Lanjutan
155,3 129
303,3 142
223,3 146
326,2 126
278,0 140
138,7 151
dalam aliran melaui jalur pipa, kerugian juga terjadi apabila ukuran
19
Dimana:
f = Koefisien kerugian
Dimana:
F = Koefisien kerugian
Takanan
20
Tabel Lanjutan
Diameter (mm) / jenis katub 100 150 200 2500 300 400
Bebas
Katup cegah tutup cepat jenis 7,3 6,6 5,9 5,3 4,6
Pegas
Daya air adala h energy yang secara efektif ditrima oleh dari pompa persatuan
Dimana:
Q = Kapasitas (m3/min)
PW = 𝜸QHv2h2 (2.19)
21
2.6.5 Daya Poros
Daya poros yang diperlukan untuk menggerakkan pompa adalah sama dengan
daya air ditambah kerugian daya di dalam pompa. Daya ini dapat dinyatakan
P=𝐏𝐰2h2 (2.20)
𝜼𝐩
Dimana:
22
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
berupa pengambilan bahan, baik berupa dasar teori maupun data-data objek yang
Studi literatur didapat dari buku referensi, jurnal, internet, dan standar nasional
indonesia. Studi literatur dilakukan untuk mengumpulkan bahan acuan yang akan
Curah hujan yang dipakai dari tahun 2016- 2020. Pengolahan data ini dapat
dilakukan dengan metode Gumbel, yaitu suatu metode yang didasarkan atas
Dimana:
maksimum(mm/jam)
S = Standar deviation
23
deviation
24
Dalam menentukan intensitas curah hujan dapat dicari dengan menggunakan
𝑹𝟐𝟒 𝟐𝟒 𝟐/𝟑
I= 𝟐𝟒 ( 𝒕 )
Dimana:
Q = 0,278 x C x I x A
Dimana:
C = Koefisien limpasan
Perhitungan debit air tanah biasanya dilakukan pada kondisi pengontrolan air
tanah yang sulit diatasi. Untuk menghitung debit air tanah adalah sebagai berikut:
Q = h × A /∆t
Dimana:
Debit air hujan adalah jumlah air hujan yang masuk kedalam sumuran atau bottom
25
pit pada tambang dan dapat dihitung dengan rumus:
Q = Xt. A
Dimana:
Pada tahap pengumpulan data ini, peneliti mengidentifikasi data yang dibutuhkan
1. Data Primer
Data ini merupakan data yang peneliti peroleh dari observasi langsung ke
lapangan pada saat penelitian, atau data yang dihasilkan dari suatu observasi.
Debit aktual diperlukan untuk mengetahui debit air yang dikeluarkan oleh
Spesifikasi pompa dan pipa yang digunakan oleh PT. Sumber Cahaya
26
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung, data
hujan yang akan terjadi pada tahun selanjutnya. Data curah hujan juga
yang terjadi pada kurun waktu 10 tahun sehingga akan didapat debit
limpasan.
Daerah tangkapan hujan dapat diketahui dari data peta topografi. Peta
kontur serta titik dengan elevasi ketinggian daerah pit. Peta topografi ini
kebijakan Perusahaan).
27
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Minggu
I II III IV
1 Studi pustaka
2 Observasi lapangan
3 Pengolahan data
4 Penyusunan laporan
28
3.4. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian ini dapat dilihat dalam diagram alur penelitian pada
(Gambar 3.1).
Pengambilan data
Pengolahan data
Mengetahui volume sump, kedalaman sump, dan debit air
Total volume air yang masuk ke sump
Kesimpulan
1. Volume sump, kedalaman sump dan debit air
2. Total volume air yang masuk ke sump
29
BAB 4. PENUTUP
Demikian proposal ini saya sampaikan agar pada proses selanjutnya dapat
berguna sebagai kerangka acuan Kerja Praktek yang dilakukan oleh mahasiswa
perusahaan yang saya tuju dapat menyetujui dan menerima proposal Kerja
Praktek ini.Untuk ini saya siap dan bersedia datang ke perusahaan, guna
proposal ini.
mengucapkan terimakasih.
4.1. Peserta
Peserta kerja praktek ini adalah mahasiswi Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Muara Bungo yang disebut namanya dalam surat pengantar resmi,
yaitu :
NPM 181016131201014
Telepon 085379815912
Email : Ericextrada30@gmail.com
30
DAFTAR PUSTAKA
A.A Inung Arie Adnyano dkk, 2020. Kajian Teknis Dewatering System Tambang
pada Pertambangan Batubara, PROMINE, Juni, Vol. 8 (1), Halaman 28-33
Cahyadi TA dkk, 2018. Influence of Drain Hole Inclination on Drainage
Effectiveness of Coal Open Pit Mine Slope. IOP Conf. Series: Earth and
Enviromental Science 212.
Cahyadi TA dkk, 2020. Evaluasi Saluran Terbuka Dengan Menggunakan
Distribusi Gumbell dan Model Thomas Fiering, Jurnal KURVATEK, 5(1),
29-36
Gautama RS, 2019. Sistem Penyaliran Tambang, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Gumbel E.J, 1941. The Return Period of Flood Flows. Ann. Math. Statist.
H.A Halim hasmar, 2011. “Drainasi Terapan”. Universitas islam Indonesia
pres, Yogyakarta.
Irvan Oktaviadi dkk, 2017. Analisis Sistem Penirisan Tambang di Pit S12GN 72
pada PT. Kitadin Site Embalut Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, Jurnal Teknologi Mineral
FT UNMUL, Vol. 5, No. 1, Juni: 7-13
Listiyani N, 2017. Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan Hidup Di
Kalimantan Selatan dan Implikasinya Bagi Hak-hak Warga Negara. Al-Adl:
Jurnal Hukum. Vol. 9, No. 1, Hal. 67-85
Rudi Sayago G, 1999. ”system penyaliran tambang”. Jurusan teknik
pertambangan fakultas mineral ITB.
Schultzs T, 2007. “thehydrologic cycle “.
http://www.buffer.forestry.iastate.edu/photogallery/ilustrations/images/hydr
ologic-cycle.jpg, diakses 10september 2016.
Stefyna carolin S.R, 2012. “rancangan system penyaliran pada tambang
batubara”. Program studi pertambangan fakultas teknik universitas lampung
mangkurat.kalimantan selatan.
Sularso dkk, 2000. “Pompa dan Kompresor”. Pradnya paramita,Jakarta.
Suyono S dkk,1999. “Hidrologi untuk Pengairan”. PT pradnya paramita,Jakarta.
Syarifuddin dkk, 2017. Kajian Sistem Penyaliran Pada Tambang Terbuka
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Geomine.
Vol. 5, No.2. Hal. 84- 89.
Tukiman dkk, 2013. ” perhitungan dan pemilihan pompa pada instalasi
pengolahan air bebas mineral irradiator gamma kapasitas 200 kcl”.
Pertemuan ilmiah perekayasaan perangkat naklir PRPN-BATAN,tangerang
selatan.
31