Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA DI

PT BANYAN KOALINDO LESTARI, MUSI RAWAS UTARA,

SUMATRA SELATAN

PROPOSAL

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


pendidikan dan program studi S1 teknik pertambangan dan memperoleh gelar
sarjana teknik dari universitas cenderawasih

Oleh :

ANGGA WICAKSONO

20180611044117

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
“ANALISIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA DI PT
BANYAN KOALINDO LESTARI, MUSI RAWAS UTARA, SUMATRA
SELATAN”

Disusun Oleh :

ANGGA WICAKSONO

20180611044117

Menyetujui/Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

BEVIE M. NAHUMURY ST.MT

198104212008121003

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Permasalahan.................................................................................................2

1.2.1. Rumusan Masalah..............................................................................2

1.2.2 Batasan Masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................3

1.3.1 Tujuan Penelitian.................................................................................3

1.3.2 Manfaat Penelitian...............................................................................3

1.4 Keadaan Umum Daerah Penelitian...............................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5

2.1Sistem Penyaliran Tambang...........................................................................5

2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Sistem Penyaliran Tambang...........................6

2.4 Saluran Terbuka..........................................................................................12

2.6 Pompa..........................................................................................................15

2.7Kolam Pengendapan Lumpur.......................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................19

3.1 Rencana Penelitian......................................................................................19

iii
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................19

3.2.1 Alat....................................................................................................19

3.2.1. Bahan................................................................................................19

3.3 Tahapan Penelitian......................................................................................19

3.4 Diagram Alir Penelitian...............................................................................23

3.5 Jadwal Penelitian.........................................................................................24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Geomorfologi Daerah Penelitian............................................................4

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi ……………………………………………………..7

Gambar 2. 2 Unsur-unsur Geometris Penampang Saluran....................................15

Gambar 2. 3 Grafik Penentuan Volume Sumuran Air Tambang...........................16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Karakteristik Distribusi Frekuensi..........................................................9

Tabel 2. 2 Nilai Variabel Reduksi Gauss...............................................................10

Tabel 2. 3 Derajat dan Intensitas Curah Hujan......................................................11

Tabel 2. 4 Koefisien Limpasan Pada Berbagai Kondisi........................................13

Tabel 2. 5 Harga Koefisien Manning (n)...............................................................14

Tabel 3. 1 Tahap penelitian…………………………………………………........21

Tabel 3. 2 Jadwal penelitian...................................................................................25

vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan batubara merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi
ketersediaan energi pada saat ini, baik digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik, industri pembuatan semen, peleburan bijih besi, dan lain-lain. Hal itu dapat
dilihat dari meningkatnya permintaan batubara, baik dari pasar domestik maupun
mancanegara. Sehingga menuntut banyaknya perusahaan tambang berlomba-
lomba meningkatkan produksi batubaranya untuk bersaing memenuhi permintaan
pasar batubara dunia. Dalam mencapai target produksi, kelancaran suatu kegiatan
penambangan menjadi faktor yang paling utama, yaitu dengan cara
meminimalkan kendala-kendala yang dapat menghambat kegiatan penambangan.
Kendala air merupakan aspek vital yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
pertambangan terbuka, semakin banyak lahan yang akan ditambang, semakin
banyak pula air yang masuk ke dalam tambang (Ramadandika & Putri, 2015).
Oleh karena itu perlu adanya rancangan sistem penyaliran yang baik untuk
mencegah front penambangan tergenang air.
Sistem penyaliran tambang adalah suatu upaya yang diterapkan pada kegiatan
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengalirkan air yang masuk
ke bukaan tambang. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya
aktivitas pertambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama
pada musim hujan.
PT Banyan Koalindo Lestari merupakan perusahaan dibidang pertambangan
batubara dengan metode Stripe Mine yang dimana metode ini menyebabkan
terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat berpotensi untuk menjadi
daerah tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan maupun air
tanah. Pada saat kondisi cuaca ekstrim dengan adanya curah hujan yang tinggi,
maka air yang berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar
dan menyebabkan front penambangan berlumpur sehingga dapat menghambat

1
kegiatan penambangan (Endriantho, 2009).
Pada musim penghujan PT Banyan Koalindo Lestari memiliki curah hujan
tinggi yaitu 155,55 mm/hari di tahun 2011-2020 yang mengakibatkan air limpasan
masuk ke areal penambangan dan menimbulkan masalah seperti lokasi jalan
tambang becek dan licin, peralatan tambang cepat rusak, efisiensi kerja menurun
dan mengancam keselamatan dan kesehatan kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Penyaliran Tambang
Batubara di PT Banyan Koalindo Lestari, Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan”.
1.2 Permasalahan
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan ditinjau dari
beberapa aspek diantaranya:
1. Berapakah ukuran dimensi saluran terbuka yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air limpasan pada mine sump ?
2. Berapa unit dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga elevasi air
pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan ?
3. Berapakah ukuran dimensi settling pond yang sesuai untuk menampung
dan mengalirkan air dari mine sump utama ?
1.2.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai tujuannya, maka penelitian
ini diberi batasan sebagai berikut:
1. Jumlah air yang akan dipompa dan dialirkan adalah air yang masuk ke
dalam tambang mine sump PT. Banyan Koalindo Lestari.
2. Menentukan jumlah dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga
elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan
PT. Banyan Koalindo Lestari.
3. Komponen–komponen sistem penyaliran tambang yang akan
direncanakan adalah dimensi saluran terbuka dan settling pond yang
sesuai untuk menampung dan mengalirkan air.

2
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan ukuran dimensi saluran terbuka yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air limpasan pada mine sump utama pit barat PT Banyan
Koalindo Lestari.
2. Mendapatkan jumlah dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga
elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan
PT Banyan Koalindo Lestari.
3. Mendapatkan ukuran dimensi settling pond yang dibutuhkan untuk
menampung air serta mengendapkan lumpur yang berasal dari mine sump
utama PT Banyan Koalindo Lestari.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilakukan, penulis berharap hasil penelitian dapat
memberikan manfaat:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menjadi pertimbangan
untuk rencana teknis sistem penyaliran tambang.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menganalisis
suatu masalah serta dapat menuangkan ide-ide kritis dalam bentuk
karya tulis ilmiah.
1.4 Keadaan Umum Daerah Penelitian
Daerah penelitian berada di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas
Utara, Sumatra Selatan. Luas daerah penelitian sebesar 15,1 km2. Lokasi ini
berada di daerah perbukitan bergelombang dengan arah punggungan yang relatif
memanjang NW-SE. Pola ini mengindikasikan adanya kendali struktur lipatan.
Variasi ketinggian pada daerah penelitian mulai dari 23 mdpl hingga 83 mdpl.
Pada TimurLaut-Timur daerah penelitian dibatasi oleh Sungai Celau dan pada
Barat- BaratDaya daerah penelitian dibatasi oleh Sungai Putih. Variasi curah
hujan pada daerah penelitian dari tahun 2011-2020 mulai dari 1.275,6 mm/tahun
hingga 4.733 mm/tahun.

3
Gambar 1. 1 Peta Geomorfologi Daerah Penelitian

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Penyaliran Tambang

Penyaliran tambang adalah usaha atau kegiatan pengelolaan air yang masuk
ke dalam tambang agar tidak menganggu kegiatan penambangan. Penanganan
masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
a. Mine drainage merupakan suatu upaya untuk mencegah masuknya air ke
dalam lubang tambang. Hal ini umum dilakukan untuk penanganan air tanah
dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Untuk itu dibuat sistem
penyaliran air parit terbuka (open ditch), parit ini dibuat untuk mengalirkan air
ke semua tempat agar tidak menganggu kegiatan penambangan.
b. Mine dewatering merupakan usaha yang dilakukan untuk mengeluarkan air
yang telah masuk ke dalam areal penambangan, terutama untuk penanganan air
hujan. Upaya penanganan digunakan pompa-pompa sehingga area produksi
tidak terendam air dan kegiatan penambangan dapat terus beroperasi.
2.2 Siklus Hidrologi (Hydrologycal Cycle)

Keberadaan air di bumi mengalami proses alam yang berlanjut dan berputar
sehingga membentuk suatu siklus atau daur ulang. Dengan demikian jumlah air
yang ada di bumi merupakan satu kesatuan yang utuh dan bersifat tetap. Proses
pengurangan dan pengisian kembali sumber-sumber air di bumi dari suatu tempat
ke tempat yang lain membutuhkan waktu yang lama dan diatur dalam suatu siklus
tertutup yang disebut dengan siklus hidrologi yang melibatkan elemen-elemen
presipitasi, evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, infiltrasi, dan limpasan di
permukaan (surface run off). Proses siklus hidrologi ini bermula dari panas
matahari yang menguapkan air di permukaan bumi. Uap air akan memasuki
atmosfer dan bergerak mengikuti gerakan udara. Beberapa bagian akan
mengumpul dan jatuh sebagai hujan dan salju kemudian mengalir kembali ke laut,
sebagian daripadanya akan tertinggal di darat. Begitu pula hujan yang jatuh ke

5
permukaan akan mengalir ke laut. Siklus ini diperlihatkan pada gambar dibawah
ini.

6
Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi
2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Sistem Penyaliran Tambang

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang sistem


penyaliran pada tambang terbuka adalah:
a. Curah Hujan

Curah Hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu satuan
luas, dinyatakan dalam satuan mm. Sumber utama air permukaan pada suatu
tambang terbuka adalah air hujan. Pengamatan curah hujan dilakukan dengan alat
pengukur curah hujan. Ada dua jenis alat pengukur curah hujan yaitu alat ukur
manual dan otomatis. Alat ini biasanya diletakan ditempat terbuka agar air hujan
yang jatuh tidak terhalangi oleh bangunan atau pepohonan. Data tersebut berguna
pada saat penentuan hujan rancangan. Analisa terhadap curah hujan ini dapat
dilakukandua metode, yaitu:
1) tahunnya yang berarti bahwa hanya besaran maksimum setiap tahun saja
yang dianggap berpengaruh dalam analisa data penelitian.
2) Partial Duration Series yaitu metode dengan menentukan lebih dahulu batas
awal tertentu curah hujan, selanjutnya data yang lebih besar dari batas
bawah tersebut diambil dan dijadikan data yang akan dianalisa.
b. Periode Ulang Hujan
1) Annual Series yaitu metode dengan mengambil satu data maksimum setiap
Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah
hujan

7
biasanya akan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal dengan periode
ulang hujan. Sebelum menganalisis data hujan dengan salah satu distribusi di atas,
perlu pendekatan dengan parameter-parameter statistik untuk menentukan
distribusi yang tepat digunakan.
Parameter-parameter tersebut meliputi antara lain:

1) Penentuan rata-rata (X)

(2.1)

2) Penentuan deviasi standar (S)

(2.2)

3) Koefisien variasi (Cv)

(2.3)
4) Koefisien skewness (Cs)

(2.4)
5) Koefisien Kurtosis (Ck)

(2.5)

Keterangan:

𝐗̅ = Curah hujan rata-rata (mm/bulan)

Xi = Curah hujan maksimun pada tahun


x n = Lama tahun pengamatan
S = Deviasi standar
Cv = Koefisien variasi

8
Cs = Koefisien skewness
Ck = Koefisien ketajaman

Tabel 2. 1 Karakteristik Distribusi Frekuensi

Jenis Distribusi Frekuensi Syarat Distribusi


Distribusi Normal Cs = 0 dan Ck = 3
Distribusi Log Normal Cs >0 dan Ck >3
Distribusi Gumbel Cs = 1,139 dan Ck =5,402
Distribusi Log-Person III Cs antara 0 – 0,9
Sumber: Soewarno, 2004.

Perhitungan periode ulang hujan dapat dilakukan dengan beberapa metode,


metoda Gumbel, metode distribusi Log Normal , metode Log Person III. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode distribusi Log Normal
dengan rumus sebagai berikut ini:

YT=Y+KTxS (2.6)
(Sumber: Suripin , 2004)

Keterangan:

YT = Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T tahunan

YT = Log X
T̅ = Nilai rata-rata hitung variat
S = Deviasi standar nilai variat
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang.
Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss.

9
Tabel 2. 2 Nilai Variabel Reduksi Gauss

No Periode Ulang Peluang KT


1 1,001 0,999 -3,05
2 1,005 0,995 -2,58
3 1,010 0,990 -2,33
4 1,050 0,950 -1,64
5 1,110 0,900 -1,28
6 1,250 0,800 -0,84
7 1,330 0,750 -0,67
8 1,430 0,700 -0,52
9 1,670 0,600 -0,25
10 2,000 0,500 0
11 2,500 0,400 0,25
12 3,330 0,300 0,52
13 4,000 0,250 0,67
14 5,000 0,200 0,84
15 10,000 0,100 1,28
16 20,000 0,050 1,64
17 50,000 0,020 2,05
18 100,000 0,010 2,33
19 200,000 0,005 2,58
20 500,000 0,002 2,88
21 1.000,000 0,001 3,09
Sumber:Suripin, 2004

c. Intensitas Curah Hujan (I)


Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi
hujan atau volume hujan dalam satuan waktu. Berdasarkan tinggi rendahnya nilai
intensitas curah hujan, hujan dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan
yang dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.

10
Tabel 2. 3 Derajat dan Intensitas Curah Hujan

Derajat Intensitas
No Kondisi
Hujan Curah Hujan
Hujan sangat Tanah agak basah atau dibasahi
1 < 0,02
Lemah sedikit.
2 Hujan lemah 0,02 - 0,05 Tanah menjadi basah semuanya.
3 Hujan normal 0,05 - 0,25 Bunyi curah hujan terdengar.
Air tergenang diseluruh
4 Hujan deras 0,25 – 1,00 permukaan tanah dan terdengar
bunyi dari genangan.
Hujan sangat Hujan seperti ditumpahkan,
5 >1,00
Deras seluruh drainase meluap.
Sumber: Rudy Sayoga,1999

(2.7)
(Sumber: Awang Suwandhi, 2004)

Harga tc dapat dicari dengan menggunakan rumus :

(2.8)
(Sumber: Awang Suwandhi, 2004)

Keterangan:

It = Intensitas curah hujan (mm/jam)

R24 = Curah hujan rancangan (mm/hari)

Tc = Lama waktu konsentrasi (jam)


L = Jarak terjauh sampai titik pengaliran (meter)
H = Beda ketinggian dari titik terjauh sampai ke tempat berkumpulnya air
(meter)

11
d. Daerah Tangkapan Hujan

Daerah tangkapan hujan (catchment area) adalah luasnya permukaan yang


apabila terjadinya hujan, maka air hujan tersbut akan mengalir ke daerah yang
lebih rendah menuju titik pengaliran. Air yang jatuh ke permukaan sebagian akan
meresap ke dalam tanah (infiltrasi), sebagian ditahan oleh tumbuhan (intersepsi),
dan sebagian lagi akan mengisi liku-liku permukaan bumi dan akan mengalir ke
tempat yang lebih rendah. Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang
dapat mengakibatkan air limpasan permukaan (run off) mengalir ke suatu daerah
penambangan yang lebih rendah. Dalam menentukan batasan catchment area
dapat dibatasi dari daerah pit limit penambangan, sedangkan daerah di luar areal
penambangan tidak termasuk kedalam catchment area.
e. Air Limpasan

Air limpasan (run off) adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang
bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa
memperhatikan asal atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Debit
limpasan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut ini:

QAL = C × I × A (2.9)

(Sumber: Rudy Sayoga, 1999)

Keterangan:

QAL = Debit limpasan (m3/detik)


C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/detik)

A = Luas catchment area (km2)

12
Tabel 2. 4 Koefisien Limpasan Pada Berbagai Kondisi

No Kemiringan Tutupan Nilai (C)


a. Sawah dan rawa 0,2
Datar
1
b. Hutan dan perkebunan 0,3
<3%
c. Perumahan dengan kebun 0,4
a. Hutan dan perkebunan
0,4
b. Perumahan
Menengah 0,5
2 c. Tumbuhan yang jarang
3% - 5% 0,6
d. Tanpa tumbuhan dan
daerah penimbunan 0,7

a. Hutan
0,6
b. Perumahan dan kebun
Curam 0,7
3 c. Tumbuhan yang jarang
>15% 0,8
d. Tanpa tumbuhan dan
daerah tambang 0,9 - 1

2.4 Saluran Terbuka

Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran
terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alami
(natural) dan saluran buatan (artificial). Bentuk penampang saluran air umumnya
dipilih berdasarkan debit air, tipe material pembentuk saluran serta kemudahan
dalam pembuatanya.

Saluran air dengan penampang segi empat atau segitiga umumnya untuk
debit kecil sedangkan untuk penampang trapesium untuk debit yang besar. Bentuk
penampang yang paling sering dan umum dipakai adalah bentuk trapesium, sebab
mudah dalam pembuatannya, murah, efisien dan mudah dalam perawatannya serta
stabilitas kemiringannya dapat disesuaikan menurut keadaan topografi dan
geologi.

13
Kapasitas pengaliran suatu saluran ditentukan dengan rumus manning dan
harga koefesien manning (n) dapat dilihat pada tabel 2.5

21
1
Q SA =x R x3S x 2A (2.10)
𝑛
(Sumber: Rudy Sayoga, 1999)

Keterangan:

QSA = Debit aliran pada saluran (m3/detik)

R = Jari-jari hidrolik

S = Kemiringan dasar saluran (%)

A = Luas penampang basah

n = Harga koefisien manning

Tabel 2. 5 Harga Koefisien Manning (n)

No Tipe Dinding Saluran N


1 Kaca 0,010

2 Saluran beton 0,013

3 Besi tulang dilapis 0,014

4 Bata dilapis mortar 0,015

5 Saluran air bersih 0,022

6 Pasangan batu sedimen 0,025

7 Saluran dengan dasar batu dan tebing rumput 0,030

8 Saluran pada galian batu padas 0,040

9 Saluran pada galian batu padas 0,040

Sumber: Bambang Triatmodjo, 2008

14
Dimensi penampang yang paling efisien, yaitu dapat mengalirkan debit yang
maksimum untuk suatu luas penampang basah tertentu. Untuk bentuk saluran yang

akan dibuat ada beberapa macam bentuk dengan perhitungan geometrinya, dapat
dilihat pada gambar 2.2 berikut.

Gambar 2. 2 Unsur-unsur Geometris Penampang Saluran

2.5 Sumuran (Sump)

Sump adalah tempat yang paling rendah (semacam kolam kecil) dalam
tambang (tambang dalam atau tambang terbuka) untuk menampung air dan dari
tempat itu air dipompakan keluar tambang. Sump berfungsi sebagai tempat
penampungan air sebelum dipompa keluar tambang. Dengan demikian dimensi
sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang masuk serta keluar dari
sumuran. Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan biasanya dibuat sumuran
sementara yang disesuaikan dengan keadaan kemajuan medan kerja (front)
penambangan. Jumlah air yang masuk kedalam sumuran merupakan jumlah air
yang dialirkan oleh saluran-saluran, jumlah limpasan permukaan yang langsung
mengalir kesumuran serta curah hujan yang langsung jatuh kesumuran.
Sedangkan jumlah air yang keluar dapat dianggap sebagai yang berhasil dipompa,
karena penguapan dianggap tidak terlalu berarti. Dengan melakukan optimalisasi
antara input (masukan) dan output (keluaran), maka dapat ditentukan volume dari

15
sumuran.
Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas (debit) air limpasan,
kapasitas pompa, waktu pemompaan, kondisi lapangan seperti kondisi penggalian
terutama pada lantai tambang (floor) dan lapisan batubara serta jenis tanah atau
batuan di bukaan tambang. Volume sumuran ditentukan dengan
menggabungkan grafik intensitas hujan yang dihitung dengan teori mononobe
versus waktu, dan grafik debit pemompaan versus waktu, dapat dilihat pada
gambar 2.3 berikut.

Gambar 2. 3 Grafik Penentuan Volume Sumuran Air Tambang

Setelah ukuran sumuran diketahui tahap berikutnya adalah menentukan lokasi


sumuran pada bukaan tambang (Pit). Pada prinsipnya sumuran diletakkan pada
lantai tambang (Floor) yang paling rendah, jauh dari aktifitas penggalian
batubara, jenjang disekitarnya tidak mudah longsor, dekat dengan kolam
pengendapan, dan mudah untuk dibersihkan.
2.6 Pompa

Pompa merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk memindahkan zat


cair dari suatu tempat ketempat lain. Berdasarkan prinsip kerjanya pompa
dibedakan atas:
a. Reciprocating Pump

Pompa ini bekerja berdasarkan torak maju mundur secara horizontal di dalam
silinder. Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya

16
dapat mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah
beban yang berat serta perlu perawatan yang teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai
untuk air berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis
pompa ini kurang sesuai untuk digunakan di tambang.
b. Centrifugal Pump

Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air yang
masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan
dilemparkan dengan kuat ke arah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini
banyak digunakan ditambang, karena dapat melayani air berlumpur,
kapasitasnya besar dan perawatannya lebih mudah.

c. Axial Pump

Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar poros) melalui
kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal.
1) Daya Pompa

Daya pompa merupakan usaha pompa tiap satuan waktu. Beberapa


langkah yang harus ditempuh untuk menghitung daya pompa adalah
dengan menghitung losses yang terjadi pada instalasi pompa yang akan
direncanakan. Untuk menentukan daya pompa dapat ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:

Ppump = 𝑝 X g x 𝑄𝑝𝑢𝑚𝑝 X 𝐻 (2.11)


p

(Sumber: Syukriadi, 2005)

Keterangan:

Ppump = Daya pompa (Watt)

Ρ = Kerapatan air (998,3 kg/m3 pada suhu 20º C)

G = Percepatan gravitasi ( 9.8m/s2)


Qpump = Kapasitas pompa (m3/s)
H = Head total pompa (m)

17
p = Efisiensi pompa (%)

Untuk menghitung debit aktual pompa dapat menggunakan persamaan Xray

berikut :

2
𝑄 = 3,14 × 𝑋𝑑
× 4√2𝑌/𝑔 (2.12)

Keterangan:

Q = Debit pompa (m3/det)

X = Panjang stick horizontal (cm)

Y = Tinggi stick vertikal (cm)


G = Gravitasi (9,8 m/s2)
D = Diameter pipa (cm)

2) Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per
satuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus
dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan.

2.7 Kolam Pengendapan Lumpur

Kolam Pengendapan Lumpur (KPL) berfungsi sebagai tempat menampung


air tambang sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut
bersama air dari lokasi penambangan. Kolam pengendapan akan berfungsi dengan
baik apabila rancangan kolam pengendapan yang akan dibuat sesuai dengan debit
air limpasan yang akan ditampung untuk pengendapan lumpur. Rancangan kolam
pengendapan dari segi geometri harus mampu untuk menampung debit air dari
lokasi penambangan. Kolam pengendapan lumpur selain sebagai tempat untuk
mengendapkan material tersuspensi, di area tambang juga berfungsi sebagai
penampungan air limbah yang mengandung air asam tambang (pH < 6), dimana di

18
dalam tampungan tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah atau
tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang
disyaratkan oleh pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan
treatment berupa pengapuran, pemberian alum, aerasi, dan perlakuan-perlakuan
lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya.

19
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Penelitian

Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan mengenai “Perencanaan


Sistem Penyaliran Tambang Batubara Di PT Banyan Koalindo Lestari, Musi
Rawas Utara, Sumatra Selatan”. Estimasi waktu dalam penelitian di PT Banyan
Koalindo Lestari berlangsung selama 2 sampai 3 bulan, dengan data yang diteliti
berupa data primer (data yang diambil secara langsung di lapangan) dan data
sekunder (data pendukung yang diperoleh dari perusahaan maupun sumber-
sumber atau referensi dari luar).
3.2 Alat dan Bahan

Dalam kegiatan penelitian alat dan bahan yang akan digunakan penulis di
lokasi penelitian yang berada di PT Banyak Koalindo Lestari yang berada di
Provinsi Sumatra Selatan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Alat
alat yang dibutuhkan untuk penelitian sebagai berikut :

1. Laptop

2. Alat tulis

3. Alat ukur

4. Peralatan safety
3.2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

5. Plastik Sampel

6. Kertas A4

3.3 Tahapan Penelitian

20
Tahapan atau kegiatan serta hasil dari penelitian selama proses pengambilan
data di mulai dari awal dimana persiapan, studi pustaka, metode peneltian,
penelitian di lapangan dan pengolahan data.

Berikut tabel penjelasan alir penelitian :

Tabel 3. 1 Tahap penelitian

No Kegiatan Keterangan Hasil


1. Mencari, mengumpulkan pustaka dan 1. Proposal,
1 Persiapan melakukan studi literatur tentang teknik
2. Surat izin
Penirisan Tambang.
permohonan
2. Konsultasi dan ujian proposal
penelitian.
penelitian
3. Surat izin
3. Surat izin penelitian yang dikeluarkan
melaksanaka n
oleh Fakultas yang ditujukan kepada
pengambilan
Pimpinan PT Banyan Koalindo Lestari.
data yang
4. Meminta ijin kepada pihak perusahan
dikeluarkan
dalam hal ini PT Bayan Koalindo
oleh pihak PT
Lestari untuk sedianya menerim dalam
Banyan
permohonan izin praktek lapangan dan
Koalindo
pengambilan data untuk keperluan
Lestari.
Tugas akhir.
1. Membaca dan mencari referensi serta 1. Buku, jurnal
mengambil keputusan terkait judul yang terkait judul
akan menjadi bagian penting sebelum yang akan
2 Studi
dan sesudah diteliti.
Pustaka
penelitian.

21
1. Observasi atau pengamatan langsung di 1. Memahami
lapangan metode yang
2. Dokumentasi kegiatan lapangan selama serta alir
Metode
proses pengambilan data serta interview penelitian.
3 Peneliti
kepada pihak PT Banyan Koalindo
an
Lestari.

1. Data Primer : 1. Memahami


 Data beda ketinggian dilokasi data yang
penambangan. akan diteliti
 Data debit aktual pompa. 2. Mengambil
 Data pengukuran panjang dan data secara
jumlah belokan pipa. langsung
dilapangan.
 Data pengukuran dimensi saluran
4 Data
terbuka.
Penelitian
 Data debit aktual air tanah

2. Data Sekunder
 Data curah hujan tahunan
 Peta penyaliran tambang.
 Peta catchment area.
 Spesifikasi pompa yang digunakan
 Data dimensi settling pond

22
 Menghitung luas catchment area 1.menganalisis
bagian pit barat berdasarkan peta dampak operasi
situasi dan peta topografi. pertambagan
 Menentukan jenis sebaran terhadap
 Menghitung intensitas curah hujan lingkungan
rencana dengan rumus. serta aspek
Pengolah
5  Menghitung debit air limpasan sosial dan
an data
dengan rumus . ekonomi.
Berdasarkan
data yang terlah
dikumpulkan
.

 Menghitung daya dan kebutuhan


pompa
 Menentukan dimensi saluran
terbuka.

23
3.4 Diagram Alir Penelitian

Tahap Persiapan

 Pemilihan judul
 Studi Literatur/study pustaka
 Pengurusan surat izin

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder

1. Data pengukuran dimensi 1. Data curah hujan tahunan.


Saluran terbuka
2. Peta penyaliran tambang.
2. Data debit aktual pompa
3. Data aktual air tanah 3. Peta catchment area.
4. Data beda tinggi dilokasi 4. Spesifikasi pompa
penambangan
5. Data dimensi settling pond
5. Data pengukuran panjang
dan jumlah belokan pipa

Pengolahan Data

1. Menghitung curah hujan rencana


2. Menghitung intensitas curah hujan Hasil
3. Menghitung luasan catchmen area
4. Menghitung debit limpasan 1. Data saluran terbuka
5. menghitungan dimensi saluran terbuka 2. Dimensi settling pond
6. menghitung daya dan kebutuhan pompa 3. Kapasitas dan jenis pompa
7. menghitung settling pond

24
Tahun 2022

Juli Agustus September Oktober


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 pengambilan data

3 Pengolahan data
Penyusunan
4
Laporan

3.5 Jadwal Penelitian


Berikut ini adalah jadwal kegiatan selama proses pengerjaan tugas akhir.

tabel 3. 2 Jadwal penelitian

25

Anda mungkin juga menyukai