SUMATRA SELATAN
PROPOSAL
Oleh :
ANGGA WICAKSONO
20180611044117
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
“ANALISIS SISTEM PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA DI PT
BANYAN KOALINDO LESTARI, MUSI RAWAS UTARA, SUMATRA
SELATAN”
Disusun Oleh :
ANGGA WICAKSONO
20180611044117
Menyetujui/Mengetahui
198104212008121003
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.2 Permasalahan.................................................................................................2
2.6 Pompa..........................................................................................................15
iii
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................19
3.2.1 Alat....................................................................................................19
3.2.1. Bahan................................................................................................19
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I PENDAHULUAN
1
kegiatan penambangan (Endriantho, 2009).
Pada musim penghujan PT Banyan Koalindo Lestari memiliki curah hujan
tinggi yaitu 155,55 mm/hari di tahun 2011-2020 yang mengakibatkan air limpasan
masuk ke areal penambangan dan menimbulkan masalah seperti lokasi jalan
tambang becek dan licin, peralatan tambang cepat rusak, efisiensi kerja menurun
dan mengancam keselamatan dan kesehatan kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Penyaliran Tambang
Batubara di PT Banyan Koalindo Lestari, Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan”.
1.2 Permasalahan
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan ditinjau dari
beberapa aspek diantaranya:
1. Berapakah ukuran dimensi saluran terbuka yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air limpasan pada mine sump ?
2. Berapa unit dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga elevasi air
pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan ?
3. Berapakah ukuran dimensi settling pond yang sesuai untuk menampung
dan mengalirkan air dari mine sump utama ?
1.2.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai tujuannya, maka penelitian
ini diberi batasan sebagai berikut:
1. Jumlah air yang akan dipompa dan dialirkan adalah air yang masuk ke
dalam tambang mine sump PT. Banyan Koalindo Lestari.
2. Menentukan jumlah dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga
elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan
PT. Banyan Koalindo Lestari.
3. Komponen–komponen sistem penyaliran tambang yang akan
direncanakan adalah dimensi saluran terbuka dan settling pond yang
sesuai untuk menampung dan mengalirkan air.
2
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mendapatkan ukuran dimensi saluran terbuka yang dibutuhkan untuk
mengalirkan air limpasan pada mine sump utama pit barat PT Banyan
Koalindo Lestari.
2. Mendapatkan jumlah dan jenis pompa yang dibutuhkan untuk menjaga
elevasi air pada mine sump utama agar tidak meluap ke front penambangan
PT Banyan Koalindo Lestari.
3. Mendapatkan ukuran dimensi settling pond yang dibutuhkan untuk
menampung air serta mengendapkan lumpur yang berasal dari mine sump
utama PT Banyan Koalindo Lestari.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilakukan, penulis berharap hasil penelitian dapat
memberikan manfaat:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menjadi pertimbangan
untuk rencana teknis sistem penyaliran tambang.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menganalisis
suatu masalah serta dapat menuangkan ide-ide kritis dalam bentuk
karya tulis ilmiah.
1.4 Keadaan Umum Daerah Penelitian
Daerah penelitian berada di Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas
Utara, Sumatra Selatan. Luas daerah penelitian sebesar 15,1 km2. Lokasi ini
berada di daerah perbukitan bergelombang dengan arah punggungan yang relatif
memanjang NW-SE. Pola ini mengindikasikan adanya kendali struktur lipatan.
Variasi ketinggian pada daerah penelitian mulai dari 23 mdpl hingga 83 mdpl.
Pada TimurLaut-Timur daerah penelitian dibatasi oleh Sungai Celau dan pada
Barat- BaratDaya daerah penelitian dibatasi oleh Sungai Putih. Variasi curah
hujan pada daerah penelitian dari tahun 2011-2020 mulai dari 1.275,6 mm/tahun
hingga 4.733 mm/tahun.
3
Gambar 1. 1 Peta Geomorfologi Daerah Penelitian
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penyaliran tambang adalah usaha atau kegiatan pengelolaan air yang masuk
ke dalam tambang agar tidak menganggu kegiatan penambangan. Penanganan
masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua jenis
yaitu:
a. Mine drainage merupakan suatu upaya untuk mencegah masuknya air ke
dalam lubang tambang. Hal ini umum dilakukan untuk penanganan air tanah
dan air yang berasal dari sumber air permukaan. Untuk itu dibuat sistem
penyaliran air parit terbuka (open ditch), parit ini dibuat untuk mengalirkan air
ke semua tempat agar tidak menganggu kegiatan penambangan.
b. Mine dewatering merupakan usaha yang dilakukan untuk mengeluarkan air
yang telah masuk ke dalam areal penambangan, terutama untuk penanganan air
hujan. Upaya penanganan digunakan pompa-pompa sehingga area produksi
tidak terendam air dan kegiatan penambangan dapat terus beroperasi.
2.2 Siklus Hidrologi (Hydrologycal Cycle)
Keberadaan air di bumi mengalami proses alam yang berlanjut dan berputar
sehingga membentuk suatu siklus atau daur ulang. Dengan demikian jumlah air
yang ada di bumi merupakan satu kesatuan yang utuh dan bersifat tetap. Proses
pengurangan dan pengisian kembali sumber-sumber air di bumi dari suatu tempat
ke tempat yang lain membutuhkan waktu yang lama dan diatur dalam suatu siklus
tertutup yang disebut dengan siklus hidrologi yang melibatkan elemen-elemen
presipitasi, evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, infiltrasi, dan limpasan di
permukaan (surface run off). Proses siklus hidrologi ini bermula dari panas
matahari yang menguapkan air di permukaan bumi. Uap air akan memasuki
atmosfer dan bergerak mengikuti gerakan udara. Beberapa bagian akan
mengumpul dan jatuh sebagai hujan dan salju kemudian mengalir kembali ke laut,
sebagian daripadanya akan tertinggal di darat. Begitu pula hujan yang jatuh ke
5
permukaan akan mengalir ke laut. Siklus ini diperlihatkan pada gambar dibawah
ini.
6
Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi
2.3 Faktor-Faktor Penting dalam Sistem Penyaliran Tambang
Curah Hujan adalah jumlah atau volume air hujan yang jatuh pada satu satuan
luas, dinyatakan dalam satuan mm. Sumber utama air permukaan pada suatu
tambang terbuka adalah air hujan. Pengamatan curah hujan dilakukan dengan alat
pengukur curah hujan. Ada dua jenis alat pengukur curah hujan yaitu alat ukur
manual dan otomatis. Alat ini biasanya diletakan ditempat terbuka agar air hujan
yang jatuh tidak terhalangi oleh bangunan atau pepohonan. Data tersebut berguna
pada saat penentuan hujan rancangan. Analisa terhadap curah hujan ini dapat
dilakukandua metode, yaitu:
1) tahunnya yang berarti bahwa hanya besaran maksimum setiap tahun saja
yang dianggap berpengaruh dalam analisa data penelitian.
2) Partial Duration Series yaitu metode dengan menentukan lebih dahulu batas
awal tertentu curah hujan, selanjutnya data yang lebih besar dari batas
bawah tersebut diambil dan dijadikan data yang akan dianalisa.
b. Periode Ulang Hujan
1) Annual Series yaitu metode dengan mengambil satu data maksimum setiap
Curah hujan biasanya terjadi menurut pola tertentu dimana curah
hujan
7
biasanya akan berulang pada suatu periode tertentu, yang dikenal dengan periode
ulang hujan. Sebelum menganalisis data hujan dengan salah satu distribusi di atas,
perlu pendekatan dengan parameter-parameter statistik untuk menentukan
distribusi yang tepat digunakan.
Parameter-parameter tersebut meliputi antara lain:
(2.1)
(2.2)
(2.3)
4) Koefisien skewness (Cs)
(2.4)
5) Koefisien Kurtosis (Ck)
(2.5)
Keterangan:
8
Cs = Koefisien skewness
Ck = Koefisien ketajaman
YT=Y+KTxS (2.6)
(Sumber: Suripin , 2004)
Keterangan:
YT = Log X
T̅ = Nilai rata-rata hitung variat
S = Deviasi standar nilai variat
KT = Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang.
Nilai KT dapat dilihat pada Tabel 2.2 nilai variabel reduksi Gauss.
9
Tabel 2. 2 Nilai Variabel Reduksi Gauss
10
Tabel 2. 3 Derajat dan Intensitas Curah Hujan
Derajat Intensitas
No Kondisi
Hujan Curah Hujan
Hujan sangat Tanah agak basah atau dibasahi
1 < 0,02
Lemah sedikit.
2 Hujan lemah 0,02 - 0,05 Tanah menjadi basah semuanya.
3 Hujan normal 0,05 - 0,25 Bunyi curah hujan terdengar.
Air tergenang diseluruh
4 Hujan deras 0,25 – 1,00 permukaan tanah dan terdengar
bunyi dari genangan.
Hujan sangat Hujan seperti ditumpahkan,
5 >1,00
Deras seluruh drainase meluap.
Sumber: Rudy Sayoga,1999
(2.7)
(Sumber: Awang Suwandhi, 2004)
(2.8)
(Sumber: Awang Suwandhi, 2004)
Keterangan:
11
d. Daerah Tangkapan Hujan
Air limpasan (run off) adalah semua air yang mengalir akibat hujan yang
bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah tanpa
memperhatikan asal atau jalan yang ditempuh sebelum mencapai saluran. Debit
limpasan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut ini:
QAL = C × I × A (2.9)
Keterangan:
12
Tabel 2. 4 Koefisien Limpasan Pada Berbagai Kondisi
a. Hutan
0,6
b. Perumahan dan kebun
Curam 0,7
3 c. Tumbuhan yang jarang
>15% 0,8
d. Tanpa tumbuhan dan
daerah tambang 0,9 - 1
Saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas disebut saluran
terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alami
(natural) dan saluran buatan (artificial). Bentuk penampang saluran air umumnya
dipilih berdasarkan debit air, tipe material pembentuk saluran serta kemudahan
dalam pembuatanya.
Saluran air dengan penampang segi empat atau segitiga umumnya untuk
debit kecil sedangkan untuk penampang trapesium untuk debit yang besar. Bentuk
penampang yang paling sering dan umum dipakai adalah bentuk trapesium, sebab
mudah dalam pembuatannya, murah, efisien dan mudah dalam perawatannya serta
stabilitas kemiringannya dapat disesuaikan menurut keadaan topografi dan
geologi.
13
Kapasitas pengaliran suatu saluran ditentukan dengan rumus manning dan
harga koefesien manning (n) dapat dilihat pada tabel 2.5
21
1
Q SA =x R x3S x 2A (2.10)
𝑛
(Sumber: Rudy Sayoga, 1999)
Keterangan:
R = Jari-jari hidrolik
14
Dimensi penampang yang paling efisien, yaitu dapat mengalirkan debit yang
maksimum untuk suatu luas penampang basah tertentu. Untuk bentuk saluran yang
akan dibuat ada beberapa macam bentuk dengan perhitungan geometrinya, dapat
dilihat pada gambar 2.2 berikut.
Sump adalah tempat yang paling rendah (semacam kolam kecil) dalam
tambang (tambang dalam atau tambang terbuka) untuk menampung air dan dari
tempat itu air dipompakan keluar tambang. Sump berfungsi sebagai tempat
penampungan air sebelum dipompa keluar tambang. Dengan demikian dimensi
sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang masuk serta keluar dari
sumuran. Dalam pelaksanaan kegiatan penambangan biasanya dibuat sumuran
sementara yang disesuaikan dengan keadaan kemajuan medan kerja (front)
penambangan. Jumlah air yang masuk kedalam sumuran merupakan jumlah air
yang dialirkan oleh saluran-saluran, jumlah limpasan permukaan yang langsung
mengalir kesumuran serta curah hujan yang langsung jatuh kesumuran.
Sedangkan jumlah air yang keluar dapat dianggap sebagai yang berhasil dipompa,
karena penguapan dianggap tidak terlalu berarti. Dengan melakukan optimalisasi
antara input (masukan) dan output (keluaran), maka dapat ditentukan volume dari
15
sumuran.
Dimensi sumuran tambang tergantung pada kuantitas (debit) air limpasan,
kapasitas pompa, waktu pemompaan, kondisi lapangan seperti kondisi penggalian
terutama pada lantai tambang (floor) dan lapisan batubara serta jenis tanah atau
batuan di bukaan tambang. Volume sumuran ditentukan dengan
menggabungkan grafik intensitas hujan yang dihitung dengan teori mononobe
versus waktu, dan grafik debit pemompaan versus waktu, dapat dilihat pada
gambar 2.3 berikut.
Pompa ini bekerja berdasarkan torak maju mundur secara horizontal di dalam
silinder. Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan umumnya
16
dapat mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi. Kerugiannya adalah
beban yang berat serta perlu perawatan yang teliti. Pompa jenis ini kurang sesuai
untuk air berlumpur karena katup pompa akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis
pompa ini kurang sesuai untuk digunakan di tambang.
b. Centrifugal Pump
Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa. Air yang
masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang terjadi air akan
dilemparkan dengan kuat ke arah lubang pengeluaran pompa. Pompa jenis ini
banyak digunakan ditambang, karena dapat melayani air berlumpur,
kapasitasnya besar dan perawatannya lebih mudah.
c. Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar poros) melalui
kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling kapal.
1) Daya Pompa
Keterangan:
17
p = Efisiensi pompa (%)
berikut :
2
𝑄 = 3,14 × 𝑋𝑑
× 4√2𝑌/𝑔 (2.12)
Keterangan:
2) Kapasitas Pompa
Kapasitas pompa adalah jumlah fluida yang dialirkan oleh pompa per
satuan waktu. Kapasitas pompa ini tergantung pada kebutuhan yang harus
dipenuhi sesuai dengan fungsi pompa yang direncanakan.
18
dalam tampungan tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah atau
tercemar sehingga bisa menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang
disyaratkan oleh pemerintah. Di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan
treatment berupa pengapuran, pemberian alum, aerasi, dan perlakuan-perlakuan
lainnya sesuai dengan kondisi kandungan limbahnya.
19
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam kegiatan penelitian alat dan bahan yang akan digunakan penulis di
lokasi penelitian yang berada di PT Banyak Koalindo Lestari yang berada di
Provinsi Sumatra Selatan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Alat
alat yang dibutuhkan untuk penelitian sebagai berikut :
1. Laptop
2. Alat tulis
3. Alat ukur
4. Peralatan safety
3.2.1. Bahan
5. Plastik Sampel
6. Kertas A4
20
Tahapan atau kegiatan serta hasil dari penelitian selama proses pengambilan
data di mulai dari awal dimana persiapan, studi pustaka, metode peneltian,
penelitian di lapangan dan pengolahan data.
21
1. Observasi atau pengamatan langsung di 1. Memahami
lapangan metode yang
2. Dokumentasi kegiatan lapangan selama serta alir
Metode
proses pengambilan data serta interview penelitian.
3 Peneliti
kepada pihak PT Banyan Koalindo
an
Lestari.
2. Data Sekunder
Data curah hujan tahunan
Peta penyaliran tambang.
Peta catchment area.
Spesifikasi pompa yang digunakan
Data dimensi settling pond
22
Menghitung luas catchment area 1.menganalisis
bagian pit barat berdasarkan peta dampak operasi
situasi dan peta topografi. pertambagan
Menentukan jenis sebaran terhadap
Menghitung intensitas curah hujan lingkungan
rencana dengan rumus. serta aspek
Pengolah
5 Menghitung debit air limpasan sosial dan
an data
dengan rumus . ekonomi.
Berdasarkan
data yang terlah
dikumpulkan
.
23
3.4 Diagram Alir Penelitian
Tahap Persiapan
Pemilihan judul
Studi Literatur/study pustaka
Pengurusan surat izin
Pengambilan Data
Pengolahan Data
24
Tahun 2022
3 Pengolahan data
Penyusunan
4
Laporan
25