Disusun Oleh :
Wahyu Saputra
11.2018.1.00707
i
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA
1. Judul
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG
TERBUKA PT. SEMEN INDONESIA, KABUPATEN TUBAN,
PROVINSI JAWA TIMUR
2. Pengusul
a. Nama : Wahyu Saputra
b. Jenis Kelmain : Laki-laki
c. NPM : 11.2018.1.00707
d. Semester : VIll (Depalan)
e. Fak/Jurusan : FTMK/Teknik Pertambangan
f. Institusi : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
g. Nomor Telpon : 0822-8176-7773
h. Alamat e-mail : wahyousaputra52@gmail.com
i. Lokasi Penelitian : PT. SEMEN INDONESIA, KABUPATEN.
TUBAN, PROVINSI. JAWA TIMUR.
Wahyu Saputra
Npm:11.2018.1.00707
ii
KATA PENGANTAR
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih serta berharap
semoga proposal penelitian ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi
perusahaan dan teman - teman mahasiswa(i).
Wahyu Saputra
Npm:11.2018.1.00707
iii
DAFTAR ISI
iv
3.5 Jadwal dan Jadwal Penelitian .................................................................... 18
3.6 Penutup....................................................................................................... 18
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Siklus Hidrologi ........................................................................................ 8
3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 17
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Derajat Intensitas dan Curah Hujan .......................................................... 11
2.2 Keadaan dan Intensitas Curah Hujan ........................................................ 11
2.3 Harga Koefisiien Limpasan ...................................................................... 12
3.1 Rencana dan Jadwal Penelitian ................................................................. 18
vii
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
industri pertambangan yang terletak di Desa. Sumberarum, Kecamatan. Kerek,
Area Ladang, Tuban, Kabupaten Tuban, Provinsi. Jawa Timur. Sistem
penambangan yang diterapkan dan dipakai oleh PT. Semen Indonesia yaitu dengan
sistem tambang terbuka (surface mining).
Sistem penambangan perusahaan yang menerapkan metode quarry ini, yang seluruh
aktifitasnya berhubungan langsung dengan cuaca dan iklim, menyebabkan front
penambangan akan berhadapan langsung dengan air yang berasal dari hujan dan air
limpasan, tingginya curah hujan dapat mempengaruhi bahkan menghambat
kegiatan operasional penambangan. Metode tambang terbuka quarry akan
menyebabkan terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk
menjadi daerah tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan
maupun air tanah.
Pada saat kondisi cuaca ekstrim berupa adanya curah hujan yang tinggi maka air
yang berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar dan
menyebabkan berlumpurnya front penambangan sehingga membawa dampak
kerugian bagi perusahaan. Disamping itu, material yang dibawa oleh air limpasan
jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak terhadap kerusakan ekosistem
sekitar. Penyaliran tambang merupakan salah satu aspek penting pada tambang
terbuka terkait dengan kondisi kerja, keselamatan, produktivitas dan lingkungan
dimana penyaliran tambang bertujuan meminimalkan air yang masuk ke dalam
front penambangan serta mengeluarkan air dari area front penambangan. Untuk
dapat melakukan pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui sumber dan
perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan penyaliran tambang
adalah aspek hidrologi dan hidrogeologi, meliputi pengetahuan daur hidrologi,
curah hujan, infiltrasi, air limpasan dan air tanah serta teknik penyaliran tambang.
1
2
Untuk dapat melakukan pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui
sumber dan perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan sistem
penyaliran tambang adalah aspek hidrologi dan aspek hidrogeologi, meliputi
pengetahuan tentang daur hidrologi, curah hujan, infiltrasi, air limpasan dan air
tanah serta teknik penyaliran tambang.
Pengendalian masalah air pada tambang terbuka dapat dibedakan menjadi 2 cara,
yaitu :
5
6
1. Mine Drainage
Yaitu merupakan upaya penanganan air tambang dengan mencegah
masuknya air ke daerah penambangan. Pada umumnya cara ini dilakukan
untuk penanganan air tanah dan air yang bersumber dari permukaan.
Ada beberapa cara untuk mencegah agar air tanah tidak masuk kedalam
tempat penggalian, yaitu :
a. Metode Siemens
Yaitu sistem penyaliran dengan membuat beberapa lubang bor dibagian
luar daerah-daerah penambangan atau di jenjang. Pada tiap jenjang dari
kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian kedalam lubang bor
dimasukkan pipa dan di setiap bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang,
di mana pipa berlubang-lubang ini berhubungan dengan air tanah,
sehingga di pipa bagian bawah akan terkumpul air yang selanjutnya
dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.
b. Small pipe system white vacum pump
Metode ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermeable (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang
ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding
lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring
kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di
bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan
pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor.
c. Deep well pump system
Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas
rendah dan jenjang yang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor
kemudian dimasukan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan
bekerja secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter
sampai 60 meter.
d. Elektro osmosis system
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-
elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur
7
besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap
dengan pompa.
2. Mine Dewatering
Yaitu upaya penanganan air tambang dengan cara mengeluarkan air yang
telah masuk ke daerah penambangan. Cara ini dilakukan untuk menangani
air yang berasal dari air hujan. Ada bebrapa cara yang dapat digunakan
untuk mengeluarkan air yang telah masuk ketempat penggalian yaitu :
a. Sistem paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah,
yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan.
Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang
menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran–
saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau di
buang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
b. Sistem kolam terbuka (open sump)
Sistem ini dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam tambang
dikumpulkan ke suatu sumuran (sump) yang dibuat didasar tambang
kemudian dari sumuran tersebut dipompa dan dialirkan dengan pipa
untuk dikeluarkan dari tambang. Sistem ini pada umumnya banyak
digunakan pada tambang terbuka.
c. Sistem adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang
terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat
dari tempat kerja menembus ke dalam poros yang dibuat di lereng bukit
untuk pembuangan air yang masuk ke dalam air yang masuk kedalam
tempat kerja. Pembuangan dengan sisitem ini biasanya mahal, karena
biaya konstruksi saluran horizontal dan poros.
permukaan tanah dan kembali lagi kelaut yang tidak pernah habis tersebut air akan
tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. Dalam hidrologi, energi
panas matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi di laut atau badan-badan
air lainnya. Uap air tesebut akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang
bergunungmaupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian
dari uap air akan turun menjadi hujan. Adapun penjelasan tentang hidrologi dapat
dilihat pada gambar 2.1
Hidrologi secara alamiah dapat ditunjukan seperti terlihat pada gambar 2.1, yaitu
menunjukan gerakan air di permukaan bumi. Selama berlangsungnya daur
hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfir kemudian ke
permukaan tanah dan kembali lagi kelaut yang tidak pernah habis tersebut air akan
tertahan sementara di sungai, danau/waduk, dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. Dalam hidrologi, energi
panas matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi di laut atau badan-badan
air lainnya. Uap air tesebut akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang
bergunungmaupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian
dari uap air akan turun menjadi hujan. Adapun penjelasan tentang hidrologi dapat
dilihat pada gambar 2.1
Sumber : ilmugeologi.com
Gambar 2.1
Siklus hidrologi
9
𝑆
𝑋𝑟 = 𝑋 + (𝑌𝑟 − 𝑌𝑛)
𝑆𝑛
Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = curah hujan rata-rata (mm)
σx = standar deviasi nilai curah hujan dari data
Δn = standar deviasi dari reduksi variat, tergantung dari jumlah data (n)
Yr = nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada
periode ulang hujan
Yn = nilai rata-rata dari reduksi variat, tergantung dari jumlah data
a. Curah hujan rata-rata (X)
𝛴𝑋𝑖
𝑋=
𝑛
10
Dimana :
Xi = Jumlah data curah hujan harian maksimum
n = Jumlah data
b. Standar Deviasi
𝛴 𝑛 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑠𝑥 = √ 1
𝑛−1
Dimana :
Xi = jumlah curah hujan maksimum
X = rata-rata curah hujan
n = jumalah data
c. Reduksi standar deviasi (SN)
2
Ʃ(𝑌𝑛 − Ý)
𝑠𝑥 = √
𝑛−1
Dimana :
n = jumlah data
Yn = variasi reduksi dari jumlah data
d. Reduced variate (Yr)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung variasi reduksi rata-rata
adalah:
𝑇𝑟−1
Yr = -ln {-ln [ ]}
𝑇𝑟
Dimana :
Yr = nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada
periode ulang hujan
Tr = periode ulang hujan (beberapa tahun)
2. Penentuan intensitas curah hujan
Intensitas curah hujan diperlukan untuk menentukan besarnya debit air.
derajat curah hujan dinyatakan oleh jumlah hujan per satuan waktu tertentu
yang disebut dengan intensitas curah hujan.
Berikut adalah tabel keadaan curah hujan dan intensitas curah hujan :
11
Tabel 2.1
Derajat dan Intensitas Curah Hujan
Intensitas
Keadaan curah hujan
Curah Hujan Kondisi
Hujan sangat lemah 0,02 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit
Hujan lemah 0,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semuanya
Hujan normal 0,05 – 0,25 Bunyi curah huja terdengar
Hujan normal 5 - 10 20 – 50
Tabel 2.3
Harga Koefisien Limpasan
Kemiringan Kegunaan Lahan Koefisien Limpasan
- Hutan, perkebunan
0,4
- Pemukiman
0,5
- Vegetasi ringan
Agak miring (3-15%) 0,6
- Tanah gundul
0,7
- Hutan
0,6
- Pemukiman
0,7
- Vegetasi ringan
Curam Kemiringan >15% 0,8
- Tanah gundul, penambangan
0,9
sumber : Rudy Prayoga 1999
Q = 0,278. C . I . A
Keterangan :
Q = debit air hujan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah area penambangan (km2)
Keterangan :
Q = debit air hujan
I = intensitas curah hujan yang masuk kedalam pit
A = Luas area penambangan
14
Q=K.I.A
Keterangan :
I = Gradien hidrolik
Dari perhitungan debit air limpasan, air hujan dan air tanah dapat
diketahui debit air total dengan rumus, sebagai berikut :
Q total = Q1+Q2+Q3
Keterangan:
1. Data Topografi yang digunakan untuk mengetahui arah aliran air limpasan
dan menentukan luas daerah tangkapan hujan.
2. Data analisis curah hujan, digunakan untuk menghitung nilai curah hujan dan
intensitas curah hujan.
3. Debit air limpasan, air hujan dan air tanah yang masuk ke dalam area
penambangan.
15
16
17
6 Penyusunan Laporan
sumber : Data Peneliti
3.6 Penutup
Demikian proposal pengajuan ini penulis buat dan penulis ajukan dengan harapan
besar agar Bapak/Ibu berkenan menerima dan memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat melaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah penulis buat. Penulis mengharapkan bimbingan serta arahan dari
Bapak/Ibu dalam berjalannya penelitian ini. Penulis berharap bahwa pada
pelaksanaan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan perusahaan. Atas perhatian dan
ketersediaan pihak PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk dapat menerima
rencana pelaksanaan penelitian ini penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
19