Anda di halaman 1dari 26

KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG TERBUKA

PT. SEMEN INDONESIA, KABUPATEN. TUBAN, PROVINSI. JAWA


TIMUR.

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa


Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral Dan Kelautan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Disusun Oleh :
Wahyu Saputra
11.2018.1.00707

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022

i
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYALIRAN PADA TAMBANG
TERBUKA PT. SEMEN INDONESIA, KABUPATEN TUBAN,
PROVINSI JAWA TIMUR
2. Pengusul
a. Nama : Wahyu Saputra
b. Jenis Kelmain : Laki-laki
c. NPM : 11.2018.1.00707
d. Semester : VIll (Depalan)
e. Fak/Jurusan : FTMK/Teknik Pertambangan
f. Institusi : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
g. Nomor Telpon : 0822-8176-7773
h. Alamat e-mail : wahyousaputra52@gmail.com
i. Lokasi Penelitian : PT. SEMEN INDONESIA, KABUPATEN.
TUBAN, PROVINSI. JAWA TIMUR.

Surabaya, 25 Februari 2022


Penyusun

Wahyu Saputra
Npm:11.2018.1.00707

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah Sublhana Wa Ta'ala karena karunia-Nya


penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul " Kajian Teknis
Sistem Penyaliran Pada Tambang Terbuka PT. Semen Indonesia, Kabupaten
Tuban, Provinsi Jawa Timur. ". Proposal ini diajukan kepada PT. Semen Indonesia
sebagai salah satu syarat dalam mengerjakan tugas akhir pada Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral dan Kelautan, Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya.

Sehubungan dengan bantuan, bimbingan, dan fasilitas dan kesempatan dalam


penyusunan proposal penelitian, penulis mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. Bapak Syamsuri, S.T., M.T., Ph.D. Selaku Rektor Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya.
2. Ibu Dr. Yulfiah, S.T., M.Si. Selaku Dekan Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.
3. lbu Dr. Esthi Kusdarini, S.T., M.T. Selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
4. Ibu Avellyn Syintya Sari, S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing 1.
5. Bapak Yudho Dwi Galih Cahyono, S.T, M.T. Selaku Dosen Pembimbing 2.

Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf dan terima kasih serta berharap
semoga proposal penelitian ini dapat menjadi bahan yang bermanfaat bagi
perusahaan dan teman - teman mahasiswa(i).

Surabaya, 25 Februari 2022


Penyusun

Wahyu Saputra
Npm:11.2018.1.00707

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


IDENTITAS DAN USULAN PENGESAHAN PENELITIAN .................. ii
KATA PENGANGTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.4 Batasan masalah ......................................................................................... 2
1.5 Manfaat penelitian ..................................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1. Metode dan sistem penambangan ............................................................ 5
2.1.1 Metode penambangan ..................................................................... 5
2.1.2 Sistem penambangan ....................................................................... 5
2.2 Sistem Penyaliran Tambang ...................................................................... 5
2.2.1 Kajian Hidrologi ............................................................................. 7
2.2.2 Kajian Hidrogeologi......................................................................... 9
2.2.3 Parameter Sistem Penyaliran Tambang ........................................... 9
BAB III METODE PENALITIAN
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 15
3.2 Variabel data Penelitian ............................................................................ 15
3.3 Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 15
3.3.1 Tahap Persiapan .............................................................................. 15
3.3.2 Tahap Penelitian .............................................................................. 16
3.3.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 16
3.4 Diagram Alir ............................................................................................. 17

iv
3.5 Jadwal dan Jadwal Penelitian .................................................................... 18
3.6 Penutup....................................................................................................... 18

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1 Siklus Hidrologi ........................................................................................ 8
3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 17

vi
DAFTAR TABEL

Tabel
2.1 Derajat Intensitas dan Curah Hujan .......................................................... 11
2.2 Keadaan dan Intensitas Curah Hujan ........................................................ 11
2.3 Harga Koefisiien Limpasan ...................................................................... 12
3.1 Rencana dan Jadwal Penelitian ................................................................. 18

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Semen Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
industri pertambangan yang terletak di Desa. Sumberarum, Kecamatan. Kerek,
Area Ladang, Tuban, Kabupaten Tuban, Provinsi. Jawa Timur. Sistem
penambangan yang diterapkan dan dipakai oleh PT. Semen Indonesia yaitu dengan
sistem tambang terbuka (surface mining).

Sistem penambangan perusahaan yang menerapkan metode quarry ini, yang seluruh
aktifitasnya berhubungan langsung dengan cuaca dan iklim, menyebabkan front
penambangan akan berhadapan langsung dengan air yang berasal dari hujan dan air
limpasan, tingginya curah hujan dapat mempengaruhi bahkan menghambat
kegiatan operasional penambangan. Metode tambang terbuka quarry akan
menyebabkan terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk
menjadi daerah tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan
maupun air tanah.

Pada saat kondisi cuaca ekstrim berupa adanya curah hujan yang tinggi maka air
yang berasal dari limpasan permukaan dapat menggenangi lantai dasar dan
menyebabkan berlumpurnya front penambangan sehingga membawa dampak
kerugian bagi perusahaan. Disamping itu, material yang dibawa oleh air limpasan
jika tidak ditangani dengan baik akan berdampak terhadap kerusakan ekosistem
sekitar. Penyaliran tambang merupakan salah satu aspek penting pada tambang
terbuka terkait dengan kondisi kerja, keselamatan, produktivitas dan lingkungan
dimana penyaliran tambang bertujuan meminimalkan air yang masuk ke dalam
front penambangan serta mengeluarkan air dari area front penambangan. Untuk
dapat melakukan pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui sumber dan
perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan penyaliran tambang
adalah aspek hidrologi dan hidrogeologi, meliputi pengetahuan daur hidrologi,
curah hujan, infiltrasi, air limpasan dan air tanah serta teknik penyaliran tambang.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keadaan sistem penyaliran tambang pada PT. Semen Indonesia?
2. Berapa debit total air tambang pada lokasi penambangan PT. Semen
Indonesia?
3. Berapa luas saluran terbuka dan sedimen pond pada lokasi penambangan
PT. Semen Indonesia?
4. Bagaimana pencegahan dan penanganan air yang masuk pada area
penambangan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji sistem penyaliran tambang pada PT. Semen Indonesia.
2. Menghitung debit total air pada lokasi penambangan PT. Semen Indonesia.
3. Menghitung dimensi saluran terbuka dan sedimen pond yang dibuat sesuai
dengan debit air yang masuk
4. Mengupayakan pencegahan dan penanganan air yang masuk pada area
penambangan

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan permasalahan pada penelitian, maka penulis membatasi permasalaha
yang meliputi :
1. Lokasi yang dilakukan tempat penelitian pada IUP Operasi Produksi PT.
Semen Indonesia.
2. Peneliti tidak mengkaji debit air tanah
3. Tidak membahas laju sedimen pond
4. Pengkaji penyaliran hanya pada aspek teknis dan tidak mencakup aspek
ekonomi
3

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain :
1. Bagi Akademik
Dapat dijadikan suatu masukan data dan rujukan untuk mengambil suatu
keputusan dalam proses pembelajaran dimasa akan datang dan menjalin
kemitraan antara kampus dengan perusahaan.
2. Bagi Masyarakat
Manfaat penelaitian ini bagi masyarakat yaitu dapat mengetahui secara
umum bahwa pentingnya suatu penyaliran dalam suatu usaha pertambangan
dimana dengan kondisi penyaliran yang baik maka akan mendukung
kelancaran kegiatan penambangan itu sendiri.
3. Bagi PT. Semen Indonesia
Manfaat penelitian ini bagi perusahaan yaitu dapat memperbaiki sistem
penyaliran yang ada sehingga mendukung kondisi kerja yang baik. Dengan
sistem penyaliran yang baik maka aktifitas penambangan akan berjalan
dengan baik pula dan dalam kegiatan pencapaian target produksi suatu
rangkaian penambangan, dimana kemampuan kerja pada alat-alat berat akan
lebih optimal, sehingga memperkecil kemungkinan penurunan produksi.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Metode dan Sistem Penambangan


2.2.1 Metode Penambangan
Metode penambangan adalah suatu prinsip dalam menentukan sistem penambangan
berdasarkan evaluasi rekayasa. Evaluasi rekayasa dilakukan berdasarkan beberapa
aspek, meliputi: aspek teknis, aspek ekonomis, dan lingkungan. Pada umumnya
metode penambangan dibagi menjadi beberapa metode yaitu, metode tambang
terbuka, metode tambang bawah tanah, dan metode tambang bawah air.

2.2.2 Sistem Penambangan


Sistem penambangan merupakan sistem atau cara dalam melakukan operasi
penambangan yang dipilih berdasarkan kondisi dan endapan bahan galian. Pada
metode tambang terbuka, ada beberapa sistem penambangan yang umum
dilakukan, seperti: open pit/open cut, strip mine, alluvial mine, open cast, dan
quarry.

PT. Semen Indonesia menerapkan sistem penambangan terbuka dengan metode


quarry. Penambangan dilakukan dengan mengupas oven burden dan mengupas
batu gamping.

2.2 Sistem Penyaliran Tambang


Sistem penyaliran tambang pada dasarnya membahas 2 aspek sumber air, yaitu air
permukaan (hidrologi) dan air bawah tanah (hidrogeologi).

Untuk dapat melakukan pengendalian air tambang dengan baik perlu diketahui
sumber dan perilaku air. Adapun aspek-aspek yang mendasari perencanaan sistem
penyaliran tambang adalah aspek hidrologi dan aspek hidrogeologi, meliputi
pengetahuan tentang daur hidrologi, curah hujan, infiltrasi, air limpasan dan air
tanah serta teknik penyaliran tambang.

Pengendalian masalah air pada tambang terbuka dapat dibedakan menjadi 2 cara,
yaitu :

5
6

1. Mine Drainage
Yaitu merupakan upaya penanganan air tambang dengan mencegah
masuknya air ke daerah penambangan. Pada umumnya cara ini dilakukan
untuk penanganan air tanah dan air yang bersumber dari permukaan.
Ada beberapa cara untuk mencegah agar air tanah tidak masuk kedalam
tempat penggalian, yaitu :
a. Metode Siemens
Yaitu sistem penyaliran dengan membuat beberapa lubang bor dibagian
luar daerah-daerah penambangan atau di jenjang. Pada tiap jenjang dari
kegiatan penambangan dibuat lubang bor kemudian kedalam lubang bor
dimasukkan pipa dan di setiap bawah pipa tersebut diberi lubang-lubang,
di mana pipa berlubang-lubang ini berhubungan dengan air tanah,
sehingga di pipa bagian bawah akan terkumpul air yang selanjutnya
dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.
b. Small pipe system white vacum pump
Metode ini diterapkan pada lapisan batuan yang impermeable (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian di masukkan pipa yang
ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding
lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring
kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di
bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan
pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor.
c. Deep well pump system
Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas
rendah dan jenjang yang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor
kemudian dimasukan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan
bekerja secara otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter
sampai 60 meter.
d. Elektro osmosis system
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana elemen-
elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda (disumur
7

besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap
dengan pompa.
2. Mine Dewatering
Yaitu upaya penanganan air tambang dengan cara mengeluarkan air yang
telah masuk ke daerah penambangan. Cara ini dilakukan untuk menangani
air yang berasal dari air hujan. Ada bebrapa cara yang dapat digunakan
untuk mengeluarkan air yang telah masuk ketempat penggalian yaitu :
a. Sistem paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling mudah,
yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi penambangan.
Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air limpasan yang
menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke saluran–
saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau di
buang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
b. Sistem kolam terbuka (open sump)
Sistem ini dilakukan dengan cara air yang masuk kedalam tambang
dikumpulkan ke suatu sumuran (sump) yang dibuat didasar tambang
kemudian dari sumuran tersebut dipompa dan dialirkan dengan pipa
untuk dikeluarkan dari tambang. Sistem ini pada umumnya banyak
digunakan pada tambang terbuka.
c. Sistem adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang
terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang di buat
dari tempat kerja menembus ke dalam poros yang dibuat di lereng bukit
untuk pembuangan air yang masuk ke dalam air yang masuk kedalam
tempat kerja. Pembuangan dengan sisitem ini biasanya mahal, karena
biaya konstruksi saluran horizontal dan poros.

2.2.1 Kajian Hidrologi


Hidrologi secara alamiah dapat ditunjukan seperti terlihat pada gambar 2.1, yaitu
menunjukan gerakan air di permukaan bumi. Selama berlangsungnya daur
hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfir kemudian ke
8

permukaan tanah dan kembali lagi kelaut yang tidak pernah habis tersebut air akan
tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. Dalam hidrologi, energi
panas matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi di laut atau badan-badan
air lainnya. Uap air tesebut akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang
bergunungmaupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian
dari uap air akan turun menjadi hujan. Adapun penjelasan tentang hidrologi dapat
dilihat pada gambar 2.1

Hidrologi secara alamiah dapat ditunjukan seperti terlihat pada gambar 2.1, yaitu
menunjukan gerakan air di permukaan bumi. Selama berlangsungnya daur
hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfir kemudian ke
permukaan tanah dan kembali lagi kelaut yang tidak pernah habis tersebut air akan
tertahan sementara di sungai, danau/waduk, dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. Dalam hidrologi, energi
panas matahari menyebabkan terjadinya proses evaporasi di laut atau badan-badan
air lainnya. Uap air tesebut akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang
bergunungmaupun datar, dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan, sebagian
dari uap air akan turun menjadi hujan. Adapun penjelasan tentang hidrologi dapat
dilihat pada gambar 2.1

Sumber : ilmugeologi.com
Gambar 2.1
Siklus hidrologi
9

2.2.2 Kajian Hidrogeologi


Hidrogeologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara aktifitas geologi
dengan air. Kajian hidrologi ini mencangkup :
1. Kondisi geologi, seperti litologi dan formasi
2. Kondisi akuifer, seperti jenis dan parameter akuifer
3. Kondisi air tanah seperti pola dan arah aliran air tanah
4. Kualitas air tanah

2.2.3 Parameter Sistem Penyairan Tambang


Dalam melakukan rancangan penyaliran tambang parameter yang di gunakan yaitu:
1. Penentuan hujan rencana
Hujan rencana adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk
menghitung intensitas hujan. Untuk mendapatkan curah hujan rencana
dilakukan melalui analisa frekuensi data curah hujan dan dinyatakan dalam
curah hujan dengan periode ulang tertentu.. Salah satu metode yang biasa
digunakan untuk menganalisa curah hujan adalah metode Gumbel.
Berikut adalah persamaan metode Gumbel :

𝑆
𝑋𝑟 = 𝑋 + (𝑌𝑟 − 𝑌𝑛)
𝑆𝑛

Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = curah hujan rata-rata (mm)
σx = standar deviasi nilai curah hujan dari data
Δn = standar deviasi dari reduksi variat, tergantung dari jumlah data (n)
Yr = nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada
periode ulang hujan
Yn = nilai rata-rata dari reduksi variat, tergantung dari jumlah data
a. Curah hujan rata-rata (X)
𝛴𝑋𝑖
𝑋=
𝑛
10

Dimana :
Xi = Jumlah data curah hujan harian maksimum
n = Jumlah data

b. Standar Deviasi

𝛴 𝑛 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
𝑠𝑥 = √ 1
𝑛−1

Dimana :
Xi = jumlah curah hujan maksimum
X = rata-rata curah hujan
n = jumalah data
c. Reduksi standar deviasi (SN)
2
Ʃ(𝑌𝑛 − Ý)
𝑠𝑥 = √
𝑛−1
Dimana :
n = jumlah data
Yn = variasi reduksi dari jumlah data
d. Reduced variate (Yr)
Persamaan yang digunakan untuk menghitung variasi reduksi rata-rata
adalah:
𝑇𝑟−1
Yr = -ln {-ln [ ]}
𝑇𝑟

Dimana :
Yr = nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada
periode ulang hujan
Tr = periode ulang hujan (beberapa tahun)
2. Penentuan intensitas curah hujan
Intensitas curah hujan diperlukan untuk menentukan besarnya debit air.
derajat curah hujan dinyatakan oleh jumlah hujan per satuan waktu tertentu
yang disebut dengan intensitas curah hujan.
Berikut adalah tabel keadaan curah hujan dan intensitas curah hujan :
11

Tabel 2.1
Derajat dan Intensitas Curah Hujan

Intensitas
Keadaan curah hujan
Curah Hujan Kondisi
Hujan sangat lemah 0,02 Tanah agak basah atau dibasahi sedikit
Hujan lemah 0,02 – 0,05 Tanah menjadi basah semuanya
Hujan normal 0,05 – 0,25 Bunyi curah huja terdengar

Air tergenang di seluruh permukaan tanah


Hujan deras 0,25 – 1,00
dan terdengar bunyi dari genangan
Hujan seperti ditumpahkan, seluruh
Hujan sangat deras >1,00
drainase meluap
sumber : Rudy Prayoga 1999
Tabel 2.2
Keadaan dan Intensitas Curah Hujan
Curah Hujan (mm)
Keadaan Curah Hujan
1 jam 24 jam

Hujan sangat ringan <1 <5

Hujan ringan 1-5 5 - 20

Hujan normal 5 - 10 20 – 50

Hujan lebat 10 - 20 50 – 100

Hujan sangat lebat >20 >100


sumber : Triatmodjo 2008
Metode yang digunakan untuk menentukan intensitas curah hujan dapat ditentukan
menggunakan metode mononabe dengan rumus :
𝑅24 24 2⁄3
𝐼= ( )
24 𝑡
Keterangan :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = waktu konsentrasi hujan (jam)
R₂₄ = curah hujan maksimum (mm)
2/3 = ketentuan
12

Tabel 2.3
Harga Koefisien Limpasan
Kemiringan Kegunaan Lahan Koefisien Limpasan

- Persawahan rawa-rawa 0,2


Datar Kemiringan < 3% - Hutan, perkebunan 0,3
- Permukiman 0,4

- Hutan, perkebunan
0,4
- Pemukiman
0,5
- Vegetasi ringan
Agak miring (3-15%) 0,6
- Tanah gundul
0,7

- Hutan
0,6
- Pemukiman
0,7
- Vegetasi ringan
Curam Kemiringan >15% 0,8
- Tanah gundul, penambangan
0,9
sumber : Rudy Prayoga 1999

3. Penentuan koefisien limpasan


Penentuan limpasan di daerah penambangan dipengaruhi oleh macam
permukaan dan luas daerah tangkapan hujan, dimana tiap permukaan
mempunyai koefisien limpasan masing-masing.
4. Daerah tangkapan hujan
Daerah tangkapan hujan adalah luasnya area pemukaan yang apabila terjadi
hujan, permukaan tersebut akan mengalirkan air menuju ke tempat yang
lebih rendah menuju ke titk pengaliran. Air yang jatuh ke permukaan,
sebagian meresap ke dalam tanah, sebagian ditahan oleh tumbuhan dan
sebagian lagi akan mengisi liku-liku permukaan bumi, kemudian mengalir
ke tempat yang lebih rendah. Semua air yang mengalir dipermukaan belum
tentu menjadi sumber air dari suatu sistem penyaliran. Kondisi ini
tergantung dari daerah tangkapan hujan dan dipengaruhi oleh beberapa
13

faktor, antara lain kondisi topografi, kerapatan vegetasi serta keadaan


geologi.
Daerah tangkapan hujan merupakan suatu daerah yang dapat
mengakibatkan air limpasan permukaan mengalir kesuatu tempat (daerah
penambangan) yang lebih rendah. Penentuan luas daerah tangkapan hujan
berdasarkan peta topografi daerah yang akan diteliti . Daerah tangkapan
hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit- bukit yang diperkirakan akan
mengumpulkan air hujan sementara. Setelah daerah tangkapan hujan
ditentukan, maka diukur luasnya pada peta kontur, yaitu dengan menarik
hubungan dari titik-titik yang tertinggi disekeliling tambang membentuk
poligon tertutup, dengan melihat kemungkinan arah mengalirnya air, maka
luas dihitung dengan menggunakan bantuan software (Autocad 2007),
sehingga didapatkan luas daerah tangkapan hujan dalam m2.
5. Perhitungan debit air
Adapun perhitungan debit air sebagai berikut :
a. Debit air limpasan
Debit air limpasan dapat dihitung dengan metode rasional dengan
persamaan sebagai berikut :

Q = 0,278. C . I . A
Keterangan :
Q = debit air hujan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Luas daerah area penambangan (km2)

b. Debit air hujan


Debit air hujan dapat dihitung dengan persamaan, sebagai berikut:
Q = I. A

Keterangan :
Q = debit air hujan
I = intensitas curah hujan yang masuk kedalam pit
A = Luas area penambangan
14

c. Debit air tanah


Dalam menentukan debit air tanah dilakukan interpertasi lapisan
aquifer. Interpertasi ini dilakukan berdasarkan korelasi data bor pada pit
untuk mengetahui sekmen aquifer yang berpotongan dengan topografi
atau yang berpotongan dengan bukaan tambang. Selanjutnya dilakukan
pengukuran dimensi atau luasan penampang aquifer (A), menentukan
gradien hidrolik (I), dan konduktivitas hidrolik (K). Debit air tanah
dapat dihitung dengan menggunakan hukum darcy :

Q=K.I.A
Keterangan :

Q = Debit air tanah (m3/detik)

K = Konduktivitas hidrolik (m/detik)

I = Gradien hidrolik

A = Luas penampang aquifer (m2)

Dari perhitungan debit air limpasan, air hujan dan air tanah dapat
diketahui debit air total dengan rumus, sebagai berikut :

Q total = Q1+Q2+Q3

Keterangan:

Q1 = debit air limpasan


Q2 = debit air hujan
Q3 = debit air tanah
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian yang dilakukan di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk, Desa.
Sumberarum, Kecamatan. Kerek, Area Ladang, Tuban, Kabupaten. Tuban,
Provinsi. Jawa Timur merupakan jenis penelitian aplikatif dengan menggunakan
metode kualitatif dan kuantitaif, penelitian ini berkaitan dengan penggolahan data
hidrologi untuk merancang pembuatan saluran terbuka. Data yang di butuhkan
dalam penelitian ini adalah data curah hujan pada daerah penelitaan yang nantinya
akan dihitung untuk menentukan daerah tangapan hujan, air limpasan dan dimensi
paritan..

3.2 Variabel Data Penelitian


Variabel data yang digunakan dalam penelitan ini meliputi:

1. Data Topografi yang digunakan untuk mengetahui arah aliran air limpasan
dan menentukan luas daerah tangkapan hujan.
2. Data analisis curah hujan, digunakan untuk menghitung nilai curah hujan dan
intensitas curah hujan.
3. Debit air limpasan, air hujan dan air tanah yang masuk ke dalam area
penambangan.

3.3 Pelaksanaan Penelitian


Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan,
berikut tahapan yang dilakukan dalam penelitian :

3.3.1 Tahap Persiapan


Tahap persiapan yaitu tahap awal penelitian, dimana dalam melakukan studi
literature berupa referensi jurnal, buku, laporan penelitian dan referensi lainnya
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yang dilakukan serta melakukan
tinjauan pustaka tentang perusahaan.

15
16
17

3.3.2 Tahap Penelitian


Dalam tahap ini dilakukan penelitian lapangan di PT. Semen Indonesia yang berupa
pengumpulan data baik primer maupun sekunder.
1. Data primer
Data primer yaitu pengumpulan data yang berupa pengukuran secara
langsung di lapangan meliputi :
a. Data dimensi saluran terbuka
b. Data dimensi sediment pond
2. Data sekunder
Berikut data yang akan diperoleh pada saat penelitian :
a. Data curah hujan
b. Keadaan umum perusahaan
c. Litologi daerah penelitian
d. Data penunjang lainnya

3.3.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data


Data yang telah diperoleh dari penelitian selanjutnya akan dilakukan pengolahan
dan anailisis secara bertahap sesuai literatur-literatur yang berhubungan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Mengkaji sumber aliran air, baik air hujan, air limpasan maupun air tanah
serta analisis saluran pada area penambangan.
2. Melakukan perhitungan nilai curah hujan rencana dengan persamaan gumbel
dan intensitas curah hujan dengan persamaan mononabe. Perhitungan
tersebut bertujuan untuk menetukan besarnya debit air limpasan dan air
hujan.
3. Mengkaji peta topografi untuk mengetahui arah aliran air limpasan serta luas
daerah tangkapan hujan dengan bantuan software dan peta geologi untuk
menentukan koefisien limpasan.
4. Menentukan dimensi saluran untuk mengendalikan air yang masuk ke area
penambangan.
18

3.4 Diagram Alir


Dalam melaksanakan penelitian tugas akhir penulis dapat memetakan pola alur
pelaksanaan kegiatan, adapun alur dan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat pada
gambar berikut :

sumber : Data Peneliti


Gambar 3.1
Diagram Alir Penelitian
19

3.5 Rencana dan Jadwal Penelitian


Rencana kegiatan penelitian tugas akhir yang akan dilakukan awal bulan maret
2022 sampai awal juni 2022 atau disesuikan dengan kebijakan perusahaan.
Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data, analisis data dan penyusunan
laporan akhir.
Tabel 3.1
Rencana dan Jadwal Penelitian
Tahun 2022
No Rencana Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Pustaka
2 Pengambilan Data
Penelitian
3 Pengolahan Data
4 Analisis data
5 Kesimpulan

6 Penyusunan Laporan
sumber : Data Peneliti

3.6 Penutup
Demikian proposal pengajuan ini penulis buat dan penulis ajukan dengan harapan
besar agar Bapak/Ibu berkenan menerima dan memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis dapat melaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah penulis buat. Penulis mengharapkan bimbingan serta arahan dari
Bapak/Ibu dalam berjalannya penelitian ini. Penulis berharap bahwa pada
pelaksanaan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan perusahaan. Atas perhatian dan
ketersediaan pihak PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk dapat menerima
rencana pelaksanaan penelitian ini penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistika, "Data Curah Hujan Kabupaten Musibanyuasin,"


Badan Pusat Statistika Kab. Muba, 2019.
[2] F. H. Schmidt and J. H. A. Ferguson, Rainfall Types Based On Wet and Dry
Period Rations for Indonesia With Western New Guinea, Jakarta:
Kementerian Perhubungan Meteorologi dan Geofisika, 1951.
[3] Van Bemmelen, The Geology of Indonesia, Netherland: The Haque, 1949.
[4] S. Santoso and S. Suwarti, Peta Geologi Regional Lembar Malang, Malang,
1992.
[5] D. Saputra, M. Asof and E. W. D. H., "Rancangan Teknis Penambangan
Batubara di Blok Selatan PT. Dizamatra Powerindo Lahat Sumatera
Selatan," Jurnal Ilmu Teknik, vol. 2, no. 3, 2014.
[6] Budiarto, Hidrogeologi, Yogyakarta: FTM-UPN Veteran Yogyakarta,
2008.
[7] G. R. Sayoga, Diktat Kuliah Sistem Penyaliran Tambang, Bandung: Institut
Teknologi Bandung, 1999.

19

Anda mungkin juga menyukai