Oleh :
MUTIARA RAHMI
2010714120002
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja
Lapang pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
Oleh :
MUTIARA RAHMI
2010714120002
Persetujuan,
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik Kerja
Lapang yang berjudul “Analisis Kualitas Air Sungai Veteran Kecamatan
Banjarmasin Timur Kalimantan Selatan” ini dapat diselesaikan.
Proses persiapan pelaksanaan dan penyusunan proposal ini telah melibatkan
kontribusi pemikiran dan saran konstruktif banyak pihak. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Dini Sofarini, S.Pi., M.S. selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
arahan mengenai “Analisis Kualitas air Sungai Veteran Kecamatan
Banjarmasin Timur Kalimantan Selatan”.
2. Bapak Deddy Dharmaji, S.Pi., M.S. selaku pembimbing 2 atas kesediaan waktu
yang telah diberikan untuk mengoreksi dan revisi terhadap sejumlah data dan
informasi.
3. Bapak Abdur Rahman, S.Pi., M.Sc. selaku koordinator progam studi.
4. Bapak Arif Dhiaksa, S.T,. M.T. selaku Subkoordinator Layanan Teknis Balai
Teknik Rawa yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapang.
5. Ibu Elis Kumala Devi, M.Ling. selaku analis kualitas air yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapang.
6. Seluruh karyawan dan staff Balai Teknik Rawa yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapang.
Praktikan menyadari dalam pembuatan Proposal Praktik Kerja Lapang
masih terdapat kekurangan. Praktikan mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Proposal Praktik Kerja Lapang dapat menjadi lebih baik lagi.
Mutiara Rahmi
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................ vi
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah ............................................................ 3
1.3. Tujuan ............................................................................... 3
1.4. Manfaat ............................................................................. 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 5
2.1. Sungai Veteran .................................................................. 5
2.2. Kualitas Air ....................................................................... 5
2.2.1. Suhu......................................................................... 6
2.2.2. Derajat Keasaman (pH) ............................................ 6
2.2.3. Oksigen Terlarut (DO) ............................................. 7
2.2.4. Total Padatan Terlarut (TDS) ................................... 7
2.2.5. Total Padatan Solid (TSS) ........................................ 7
2.3. Metode storet..................................................................... 8
2.4. PP No 21 Tahun 2021........................................................ 9
2.5. Ikan ................................................................................... 9
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK ............................................. 11
3.1. Tempat dan Waktu ................................................................... 11
3.2. Alat dan Bahan ......................................................................... 12
3.2.1. Alat ................................................................................... 10
3.2.2. Bahan .............................................................................. 10
3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................ 13
3.3. Metode Pengolahan Data ................................................... 15
3.4. Program Kerja ........................................................................... 16
v
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 17
LAMPIRAN ........................................................................... 19
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
2.1. Penentuan Sistem Nilai Untuk Menetukan Status Mutu Air ...... 8
3.1. Kegiatan Praktik Kerja Lapang di Laboratorium Balai Teknik Rawa 12
3.2. Alat .......................................................................................... 12
3.3. Bahan ....................................................................................... 13
3.4. Titik Pengambilan Sampel........................................................ 14
3.5. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di Balai Teknik Rawa .. 14
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
3.1. Tempat Lokasi Praktik Kerja Lapang di Balai Teknik Rawa ..... 11
3.2. Peta Lokasi Pengambilan Sampel ............................................. 14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Peta Lokasi PKL ...................................................................... 19
2. Program Kerja Praktik Kerja Lapang di Balai Teknik Rawa ..... 20
3. Logbook Harian Kegiatan Praktik Kerja Lapang ...................... 24
4. Lembar Penilaian Individu ....................................................... 31
5. PP No.22 Tahun 2021 .............................................................. 38
6. Lembar Konsultasi ................................................................... 43
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
permasalahan yang banyak ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang
tinggi.
Kepadatan penduduk berdampak pada meningkatnya pemakaian air bersih,
terutama di wilayah perkotaan yang kemudian akan mengakibatkan jumlah
pembuangan limbah domestik semakin bertambah. Pembuangan limbah secara
langsung ke sungai mengakibatkan penurunan kualitas air bahkan dapat mencapai
level yang berbahaya bagi makhluk hidup yang berada didalamnya seperti ikan.
Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Akhirul (2020) bahwa seiring
dengan pertambahan penduduk yang cepat mengakibatkan mutu air semakin
menurun karena limbah dari aktivitas penduduk turut mempercepat penurunan
kualitas air sungai. Parameter Fisika dan Kimia sangat berpengaruh untuk
mengetahui kualitas air sungai dan kelayakan hidup biota yang ada didalamnya.
Salah satu nya parameter DO yang berperan penting bagi ekosistem perairan
mencerminkan kemampuan badan air dalam menyesuaikan diri dengan kehadiran
beban pencemar yang ada di sungai (Pramana,2018)
Perubahan kualitas air sungai dapat diketahui dengan status mutu air dan
perbandingan sampel air dengan baku yang telah ditetapkan. Pedoman penentuan
status mutu air bahwa status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang
menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik pada sumber air dalam waktu tertentu
dengan membandingkan baku mutu air yang ditetapkan (Kepmen LH no. 115
Tahun 2003). Baku mutu air merupakan ukuran batasan kadar yang harus ada dan
atau unsur pencemar yang ditoleransi keberadaannya di dalam sungai.
Salah satu sungai yang ada di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin yaitu
Sungai Veteran yang dikenal dengan julukan kota seribu sungai, saat ini diduga
terjadi pencemaran. Menurut penelitian Aqila Putri (2022) Dari hasil pengukuran
parameter fisika dan kimia bahwa tingkat pencemaran air Sungai Veteran di Kota
Banjarmasin tergolong dalam tercemar ringan dengan nilai IP yaitu 2,8146 yang
termasuk ke dalam golongan B. Tingginya kepadatan penduduk di jalan Veteran
selaras dengan aktivitas masyarakat di sekitar perairan Sungai Veteran sehingga
menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan sampah domestik di perairan
yang pada akhirnya memberi dampak terhadap kualitas air untuk kepentingan hidup
biota di perairan tersebut. Tingkat kualitas air yang dibutuhkan untuk setiap
3
kegiatan tertentu memiliki baku mutu yang berbeda oleh karena itu harus dilakukan
pengujian untuk mengetahui kesesuaian kualitas dengan mengacu pada baku mutu
menurut PP NO 22 tahun 2021 kelas 2 yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, dan atau untuk
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut. Dengan dasar pemikiran ini, maka perlu dilakukan analisa kualitas air
dengan berdasarkan beberapa parameter yaitu parameter fisika dan kimia.
Parameter fisika dan kimia dapat dilakukan dengan proses pengujian di
laboratorium Balai Teknik Rawa yang dijadikan tempat untuk Praktik Kerja Lapang
(PKL). Laboratorium tersebut menyediakan beberapa parameter untuk pengukuran
kualitas air. Parameter yang tersedia seperti suh, pH, DO, TSS dan TDS dan
beberapa parameter lain. Ketersediaan parameter tersebut dapat mendukung
pelaksanaan PKL mahasiswa untuk analisis kualitas air di Sungai Veteran Kota
Banjarmasin.
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan Praktik Kerja Lapang adalah
memperoleh pengalaman kerja di Laboratorium Balai Teknik Rawa sehingga
mampu menerapkan dan mengaplikasikan teori yang telah didapat di bangku
perkuliahan, belajar secara langsung mengenai analisis kualitas air dengan ahli
terkait secara langsung, serta mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
wawasan yang nantinya bermanfaaat di dunia kerja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas air dapat dilihat dari besaran kimia maupun besaran fisik. Besaran
kimia tersebut meliputi kadar suhu, pH, DO, Total Suspended Solid (TSS) dan Total
Dissolve Solid (TDS) Sifat-sifat kimia air berhubungan dengan pembawa zat-zat
hara yang diperlukan bagi pembentukan bahan-bahan organik bagi tumbuhan.
Karakteristik fisik meliputi bahan padat keseluruhan yang terapung maupun yang
terlarut, kekeruhan, dan temperatur (suhu) air. Sifat-sifat fisik air berhubungan
dengan medium tempat hidup tumbuh-tumbuhan dan hewan (Pramana, 2018).
Parameter fisika-kimia air seperti suhu, pH, Dissolved Oxygen (DO), Total
Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolve Solid (TDS) adalah beberapa parameter
5
6
yang paling banyak mendapat perhatian karena mencerminkan kualitas air dan
kesehatan manusia maupun ekosistem perairan. Batas konsentrasi minimum serta
peran DO bagi ekosistem perairan mencerminkan kemampuan badan air dalam
menyesuaikan diri dengan kehadiran beban pencemar (Pramana, 2018)
2.2.1. Suhu
Suhu perairan merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi
kehidupan organisme di perairan. Suhu merupakan salah satu faktor eksternal yang
paling mudah untuk diteliti dan ditentukan. Aktivitas metabolisme serta penyebaran
organisme air banyak dipengaruhi oleh suhu air (Nontji, 2015). Suhu juga sangat
berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan biota air, suhu pada badan air
dipengaruhi oleh musim, lintang, waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutupan
awan dan aliran serta kedalaman air. Suhu perairan berperan mengendalikan
kondisi ekosistem perairan. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan
dekomposisi bahan organik oleh mikroba (Koniyo, 2020)
2.2.2. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) adalah jumlah konsentrasi ion Hidrogen (H+) pada
larutan yang menyatakan tingkat keasaman dan kebasaan yang dimiliki. pH
merupakan besaran fisis dan diukur pada skala 0 sampai 14. Bila pH < 7 larutan
bersifat asam, pH > 7 larutan bersifat basa dan pH = 7 larutan bersifat netral
(Hidayat, 2014). Derajat keasaman (pH) dipengaruhi oleh konsentrasi
karbondioksida serta ion–ion bersifat asam atau basa. Fitoplankton dan tanaman
air akan mengambil karbondioksida selama proses fotosintesis berlangsung,
sehingga mengakibatkan pH perairan menjadi meningkat pada siang hari dan
menurun pada malam hari (Rahmawati, 2020)
2.2.3. Oksigen Terlarut (DO)
secara difusi langsung dari udara. Tingkat konsumsi oksigen ikan bervariasi
tergantung pada suhu, konsentrasi oksigen terlarut, ukuran ikan, tingkat aktivitas,
waktu setelah pemberian pakan dan lain sebagainya. Tingkat metabolisme juga
bervariasi antar spesies dan dibatasi oleh rendahnya kandungan oksigen yang
tersedia. Pada umumnya, ikan kecil akan mengkonsumsi oksigen per berat badan
lebih banyak dibandingkan ikan besar dari satu spesies (Samsundari, 2013).
2.2.4. Total Suspended Solid (TSS)
Padatan dalam air, termasuk partikel tanah (tanah liat, lumpur, dan pasir),
alga, plankton, dan zat lainnya dengan ukuran berkisar antara 0.004 mm (tanah liat)
sampai 1.0 mm (pasir). TSS paling banyak berasal dari limbah-limbah rumah
tangga, kegiatan industri dan pertanian yang masuk dari berbagai sungai yang
bermuara di perairan. Peningkatan TSS akan meningkatkan kekeruhan yang
selanjutnya menghambat penetrasi cahaya matahari ke dalam kolom perairan.
Kurangnya intensitas cahaya matahari yang masuk ke perairan akibat tingginya
TSS akan menghambat pertumbuhan fitoplankton. Padatan tersuspensi ini juga bisa
berdampak negatif terhadap ekosistem perairan. Jika suatu perairan memiliki nilai
konsentrasi total suspended solid yang tinggi maka semakin rendah nilai
produktivitas perairan tersebut (Wirasatriya, 2011).
2.2.5. Total Padatan Terlarut (TDS)
Total Padatan Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS) adalah terlarutnya
zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air. TDS biasanya
disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasa ditemukan di
perairan. Bila total zat padat terlarut bertambah maka kesadahan pada perairan akan
naik pula (Sumarno, 2017). Total padatan terlarut (TDS) mengandung berbagai zat
terlarut dalam air berupa zat organik dan anorganik yang dapat mempengaruhi
kekeruhan sebuah perairan, air yang keruh mengakibatkan cahaya matahari yang
masuk ke permukaan perairan berkurang (Urbasa, 2015).
Nilai TDS dalam perairan biasanya akibat adanya pelapukan batuan, limpasan
dari tanah maupun pengaruh aktivitas antropogenik yang dapat berasal dari limbah
domestik dan industri (Khoiri, 2020). Konsentrasi TDS di perairan alami tidak
bersifat toksik akan tetapi dalam kondisi yang berlebihan menyebabkan kekeruhan
8
Metode storet merupakan salah satu metoda untuk menentukan status mutu air
yang umum digunakan. Dengan metoda storet ini dapat diketahui parameter-
parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip
metoda storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air
yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status mutu air.
Prosedur Penggunaan Penentuan status mutu air dengan menggunakan metoda
storet dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Lakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu (time series data).
2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan
nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.
3. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran < baku
mutu) maka diberi skor 0.
4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >
baku mutu), maka diberi skor :
Tabel 2.1. Penentuan system nilai untuk menetukan status mutu air
Jumlah Nilai Parameter
Contoh
Fisika Kimia Biologi
<10 Maksimum -1 -2 -3
Minimum -1 -2 -3
Rata-rata -3 -6 -9
≥ 10 Maksimum -2 -4 -6
Minimum -2 -4 -6
Rata-rata -6 -12 -18
5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya
dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.
9
2.5. Ikan
Gambar 3.1. Tempat Lokasi Praktik Kerja Lapang di Balai Teknik Rawa
11
12
3.2.1. Alat
Alat–alat yang digunakan untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4.
3.2.2. Bahan
Pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapang ini terdiri dari 3 (tiga) metode
yaitu:
1. Metode Observasi
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis
dan terorganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara dengan
sejumlah staff analis kualitas air sebagai responden atau yang diwawancarai.
Wawancara pada Praktik Kerja Lapang ini dilakukan secara langsung, dimana
peneliti bertanya langsung kepada staff yang bersangkutan untuk mendapatkan
informasi yang lebih akurat tentang topik penelitan yaitu analisis kualitas air
Sungai Veteran Banjarmasin.
peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber. Metode partisipasi
aktif pada kegiatan Praktik Kerja Lapang ini berupa keikutsertaaan mahasiswa
pada setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Teknik Rawa Banjarmasin.
yaitu dengan cara membuat tabulasi hasil data parameter yang digunakan kemudian
membandingkan hasil data parameter fisika dan kimia seperti suhu,pH, DO, TSS
dan TDS yang sudah didapat dari hasil pengukuran dengan baku mutu PP No 22
Tahun 2021 kelas dua untuk mengetahui data-data parameter tersebut sesuai
peruntukannya.
Tabel 3.5. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di Balai Teknik Rawa
Minggu Minggu Minggu Mingu
Kegiatan
No ke-1 ke-2 ke-3 Ke-4
Hari ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
1 Pengenalan staff
instansi Praktik
Kerja Lapang
2 Diskusi
rencana
Praktik Kerja
Lapang
3 Kegiatan persiapan
sampling
5 Kegiatan
Pelaksanaan
Sampling
6 Kegiatan
Pengolahan Data
7 Penutupan
Praktik Kerja
Lapang
DAFTAR PUSTAKA