Oleh :
Praktik Kerja Lapangan Ini Telah Dinyatakan Lulus Oleh Penguji Materi
Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera
Barat.
Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.
Penulisan Laporan PKL ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada Program Studi S1
Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Barat.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sengatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Yunia Wardi, Drs., M.Si., selaku Rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Sumatera Barat.
2. Melladia, S.Kom., M.Kom., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Nahdlatul Ulama Sumatera Barat.
3. Mistia Sari, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Barat juga sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis
menyelesaikan laporan PKL ini.
4. Pihak PERUMDA AIR MINUM KOTA PADANG yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis selama melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga laporan PKL ini membawa
manfaat.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... vi
RINGKASAN PELAKSANAAN PKL......................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan PKL.................................................................................................2
1.3 Kegunaan PKL...........................................................................................2
1.4 Tempat PKL...............................................................................................2
1.5 Jadwal Pelaksanaan PKL...........................................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...............................................................................................24
4.2 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................27
LAMPIRAN................................................................................................................28
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
RINGKASAN PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Pada saat pelaksanaan PKL, penulis ditempatkan pada bagian produksi air bersih.
Pelaksanaan kerja pada bidang produksi air bersih adalah mengolah air baku yang
masih banyak mengandung kotoran dan tidak bersih yang berasal dari intake lalu
kemudian diolah atau diproduksi menjadi air yang bersih dan layak untuk di
gunakan.
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada PERUMDA AIR
MINUM KOTA PADANG, yang dilaksanakan pada bulan November 2022 sampai
Desember 2022, perlu adanya peningkatan pada instalasi pengolahan air baik dari
infrastruktur, fasilias dan juga peralatan yang dibutuhkan
vii
BAB I
PENDAHULUA
N
1
1.2 Tujuan PKL
1. Sebagai salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan mata kuliah smester
7.
2. Menerapkan teori-teori yang sudah didapat selama di perkuliahan.
3. Mengembangkan ketrampilan yang di miliki mahasiswa.
4. Melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan
dunia kerja.
5. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam hal bagaimana bekerja
dan bersikap di dunia kerja.
2
Tahun 2013 dan Perda Kota Padang No.9 Tahun 2013 sudah tidak sesuai lagi
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UUD 1945, UU No. 9 Tahun 1956, UU No. 23 Tahun 2014, PP No. 54 Tahun 2017,
Permendagri No. 37 Tahun 2018
Melayani permintaan langganan air minum dari masyarakat untuk
perumahan, perusahaan, hotel, keperluan sosial, dll. Mengambil tindakan terhadap
adanya pemakaian air yang tidak sah. Menyediakan air dalam rangka membantu
memenuhi kebutuhan fasilitas kota seperti untuk penanggulangan bahaya kebakaran,
pemeliharaan taman, dan sebagainya. Lokasi PERUMDA AIR MINUM KOTA
PADANG di jelaskan pada Gambar 1.1.
3
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di IPA Ulu Gadut, Limau Manis
Sel., Kec. Pauh, Kota Padang.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota Padang (PERUMDA Air Minum
Kota Padang) merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang bergerak dalam
distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PERUMDA Air Minum Kota Padang
memiliki banyak pelanggan, dan setiap pelanggan melakukan transaksi setiap bulan
seperti membayar tagihan sesuai golongan tarif. Kegiatan produksi atau pengolahan
air bersih dilakukan PERUMDA Air Minum Kota Padang untuk memenuhi
kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Kota Padang.
1897
Pembangunan 6 unit Sumur Bor dengan total kapasitas sebesar 22 liter per
detik yang di bangun oleh pemerintah Kolonial Belanda yang pada waktu itu diberi
nama “Gemeentelejk Waterleiding Bedrijf” atau “Perusahaan Air Kota Padang”.
Pada waktu itu hanya dapat melayani Kantor Pemerintah, Pegawai Pemerintah dan
Kantor Lembaga Sosial Masyarakat.
1957
5
permukaan laut sehingga pendistribusian air ke daerah tujuan pelayanan
dilaksanakan secara gravitasi dan mulai beroperasi pada awal Tahun 1970 dalam
tahap uji coba.
1974
1985
Pada tahun ini juga dibangun 1 (satu) unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) di
Bukit Pegambiran dengan kapasitas 5 liter per detik dengan daerah tujuan pelayanan
bagi masyarakat yang berdomisili di Komplek Perumahan Nasional (Perumnas)
Pegambiran, dengan dana dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Padang sendiri.
1987
Pada Tahun 1987 dalam upaya peningkatan pelayanan Air Bersih di Kota
Padang pada tahun ini di laksanakan pembangunan Proyek Pengembangan Air
Bersih melalui dua tahapan proyek, yaitu Fase Immediate Measure
Project dan Ground Water Project dengan memanfaatkan Dana Pinjaman dari KFW
Jerman dan Pinjaman Dalam Negeri sebagai Dana Pendamping. Pada
tahap Immediate Measure Project di lakukan pekerjaan Renovasi IPA Gunung
Pangilun dengan meningkatkan kapasitas produksi air dari 250 liter per detik menjadi
500 liter per detik dan melaksanakan perluasan jaringan Perpipaan yaitu dengan
pemasangan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi sepanjang 158 km, dan
Rehabilitasi Jaringan Pipa Lama sepanjang 25,8 km serta penambahan Sambungan
pelanggan baru sebanyak lebih kurang 6.600 Unit Sambungan.
1989
Untuk melayani masyarakat Kecamatan Kuranji dan sekitarnya pada Tahun ini
juga di bangun 1 unit Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) di Guo Kuranji dengan
kapasitas produksi air sebesar 40 liter per detik dengan daerah tujuan pelayanan bagi
6
masyarakat yang berdomisili di daerah Kecamatan Kuranji dan sekitarnya, yang
dibangun dan dibiayai dengan memanfaatkan dana PDAM Kota Padang sendiri.
1991
1993
1. Pembuatan 8 (delapan) unit Sumur Bor dengan kapasitas 143 liter per detik
di daerah Utara dan Selatan Kota Padang.
2. Pembuatan 2 (dua) unit Reservoar dengan kapasitas 3.000 liter per detik.
7
5. Pemasangan Jaringan Pipa Induk sepanjang 52 km.
8. Pemasangan 17.750 (tujuh belas ribu tujuh ratus lima puluh) unit
Sambungan Rumah pelanggan.
2000
2. Pada tahun ini juga dilaksanakan Pekerjaan Rehabilitasi 1 (satu) unit IPA
Gunung Pangilun berupa pekerjaan Penggantian 1 (satu) unit Tube Settler
dan Penggantian Bed Filter dengan memanfaatkan dana PDAM sendiri.
2003
Dalam upaya optimalisasi pelayanan air minum di daerah Ulu Gadut dan
sekitarnya maka Perusahaan melaksanakan Penggantian dan perbaikan ; (a).
1 (satu) unit Komponen Accelator dan (b). Pekerjaan Renovasi 1 (satu) unit Filter di
Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) Ulu Gadut-2, dengan memanfaatkan dana PDAM
Kota Padang sendiri.
8
Pemerintah Daerah Kota Padang dan selanjutnya diteruskan ke PDAM Kota Padang
yaitu berupa 1 (satu) Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) mini, dengan kapasitas
Produksi air sebesar 20 liter per detik di daerah Jawa Gadut.
2004
2006
Selama ini kondisi Sarana Instalasi Pengolahan Air di Sungai Latung Lubuk
Minturun yang ada masih terbatas, dan memanfaatkan IPA dengan Sistem
Pengolahan Sederhana, dan pada saat musim hujan dengan tingkat kekeruhan tinggi
Sarana IPA yang ada belum mampu untuk melakukan pengolahan air secara
maksimal selama 24 Jam setiap harinya.
Dari Sarana 3 (tiga) unit Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) Mini yang dibangun
pada tahun sebelumnya, masing-masing dengan kapasitas 10 liter perdetik, 20 liter
perdetik dan 60 liter perdetik. Dengan pesatnya perkembangan pembangunan
perumahan di daerah/wilayah utara Kota Padang dan dengan kondisi Sarana dan
Prasarana IPA yang sangat terbatas ternyata belum mampu untuk memenuhi pasokan
air guna melayani kebutuhan air minum di Wilayah tersebut.
2007
9
2008
Saat ini kondisi Sarana Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada di Ulu Gadut
sebagian masih menggunakan Sistem dengan Pengolahan Sederhana, dan pada saat
musim hujan dengan tingkat kekeruhan tinggi Sarana IPA yang ada belum mampu
untuk melakukan pengolahan air secara maksimal selama 24 Jam setiap harinya.
Sebanyak 4 (emtpat) unit Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) Mini di Ulu Gadut
dan Jawa Gadut saat ini masing-masing dengan kapasitas produksi ; 2 (dua) unit IPA
dengan kapasitas produksi @ 40 liter perdetik dan 2 (dua) unit IPA dengan kapasitas
produksi @ 20 liter perdetik yang didukung oleh 1 (satu) unit IPA Jawa Gadut
dengan kapasitas produksi sebesar 20 liter perdetik.
2009
Untuk menunjang pelayanan air bersih Pasca Gempa Bumi yang terjadi di
Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, PDAM
Kota Padang memperoleh bantuan 1 (satu) unit Mobil Tangki Type Mitshubisi Colt
Diesel FE73 (PSI 10) berikut perlengkapannya (Pompa Air dan Slang Air) dengan
kapasitas Tangki 6.000 liter dari PT (Persero) Bank Mandiri Tbk, dengan nilai
perolehan sebesar Rp. 285.000.000,00 (Dua Ratus Delapan Puluh Lima Ribu
Rupiah).
1
2010
Pada Tahun ini PDAM Kota Padang juga menerima bantuan/hibah Investasi
Sarana dan Prasarana Air Minum berupa Perpipaan sebesar Rp. 2.261.168.000,00
dan Assesories Perpipaan sebesar Rp. 308.352.000,00 serta Peralatan dan
Perlengkapan Kerja Distribusi dalam rangka menunjang pemulihan pelayanan air
bersih Pasca Gempa Bumi 30 September 2009 melalui PT. Brantas Jaya Pertala
dengan Kontrak Pekerjaan Nomor 01/SPK-PENG/BINTEK-PRASKIM/V-2010,
Tanggal 3 Mei 2010, Addendum Kontrak Pekerjaan No. ADD-PENG/BINTEK-
PRASKIM/VI-2010, tanggal 25 Juni 2010.
Selanjutnya pada tahun 2010 ini PDAM Kota Padang juga menerima
bantuan/hibah dari Pemerintah Pusat berupa pengadaan dan pemasangan Jaringan
Perpipaan, Jembatan Pipa dengan nilai perolehan seluruhnya sebesar Rp.
4.806.985.700,00 (Empat Miliar Delapan Ratus Enam Juta Sembilan Ratus Delapan
Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Rupiah).
2010 -2011
2011 - 2012
2013
Pembangunan Intake Ulu Gadut dan Pipa Transmisi serta IPA Lubuk Peraku
2015
2016
2018
1
2020
Adapun yang menjadi visi dan misi Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Padang memiliki Visi dan Misi yaitu sebagai berikut:
1. Visi
" Handal dalam Sistem dan Responsif dalam Pelayanan Air Minum "
2. Misi
1
2.4 Struktur Organisasi Perumda Air Minum Kota Padang.
Struktur organisasi pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Padang ditunjukkan
dalam Gambar 2.2 sebagai berikut:
1) Direktur Utama
Direktur Utama dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dalam
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Wali Kota Padang
melalui Dewan Pengawas. Direktur Utama PERUMDA AIR MINUM
KOTA PADANG Mempunyai tugas pokok : memimpin, merencanakan,
mengatur, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas PERUMDA AIR MINUM KOTA
PADANG yang meliputi lingkup Bidang Teknik, Bidang Umum, Satuan
pengawasan Intern serta Penelitian, Pengembangan dan Pusat Data
Elektronik.
1
3) Direktur Bidang Teknik
Direktur Bidang Teknik Dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam
melaksanakan tugasnya berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Utama.
1. Pemberian Air Gratis kepada masjid dan mushalla selama bulan Ramadhan
2. Program biaya sambungan murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR).
3. Pendistribusian air gratis untuk masyarakat korban bencana.
4. Pembangunan hidrant umum dan kran umum
5. Penyediaan depot air siap minum gratis untuk masyarakat.
6. Pemberian bea siswa
7. Penyerahan hewan kurban kepada masyarakat.
8. Pelayanan tangki air gratis
9. Pembinaan sejumlah cabang olah raga, di antaranya, renang, sepak bola,
tinju, gulat, karet, dll.
1
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1
1. Mengukur kekeruhan air baku dengan menggunakan turbidimeter.
Pada kegiatan ini pengukuruan NTU (Nephelometric Turbidity Unit)
dengan tujuan untuk menjaga kualitas air yang akan diolah. Dengan
mengukur NTU maka akan diketahui takaran PAC yang akan
ditambahkan ke dalam air yang akan diolah. Pengukuran NTU dilakukan
dengan cara kuvet dibilas dengan menggunakan aquadest kemudian kuvet
diisi dengan sampel hingga garis tanda dan tutup permukaan kuvet bagian
luar dibersihkan dan dikeringkan lalu kuvet dimasukkan kedalam alat
turbidimeter dan ditutup alat turbiditas lalu dihidupkan dan dibaca
turbiditasnya. Untuk proses pengukuran NTU dapat dilihat pada Gambar
3.1.
1
diambil sebelumnya.
Tabel 3.1 Korelasi PAC
Degree Baume Meter Konsentrasi PAC
( ˚ Be ) (%; w/v)
1,0 1,40
1,5 2,10
2,0 2,80
2,5 3,50
3,0 4,20
3,5 4,75
4,0 5,70
4,5 6,50
5,0 7,30
5,5 8,10
6,0 8,90
6,5 9,60
7,0 10,30
7,5 11,10
8,0 11,90
8,5 12,70
9,0 13,50
9,5 14,35
10,0 15,20
1
Dari reaksi di atas menunjukkan bahwa pada reaksi hidrolisis, Aluminium
Sulfat dalam air melepas 6 ion H+, namun PAC hanya dilepaskan 1 ion
H+. Ini menyebabkan pH air Aluminium Sulfat bersifat lebih asam
daripada yang menggunakan koagulan PAC .
Semakin asam sebuah sistem, maka kecenderungan terjadinya korosi
lebih besar. Itulah alasan mengapa penggunaan PAC lebih aman.
Kecepatan mengendap yang dihasilkan PAC juga tinggi untuk fluktuasi
yang besar dan flok yang dihasilkan juga lebih padat. Sehingga bisa lebih
mudah menentukan dosis yang tepat, karena gugus aktif aluminat efektif
untuk mengikat koloid.
1
3. Mengukur sisa chlor.
Mengukur sisa klorin atau sisa dari kaporit air yang ada pada bak
reservoir dengan menggunakan chlorine tester. Chlorine tester adalah
sebuah alat yang digunakan untuk mengukur kadar klorin dalam air
maupun larutan. Untuk pengukuran sisa klor dapat dilihat pada Gambar
3.3
1
5. Cipoletti
Alat Ukur Debit Chipolleti adalah suatu alat ukur debit berdasarkan
peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur Cipoletti ialah alat
ukur yang banyak digunakan pada bangunan pengukur debit. Pintu
ukur Cipoletti dibuat berdasar prinsip aliran melimpah sempurna yaitu
berdasarkan prinsip aliran ambang tajam dengan tebal t < 0,5H
(dimana H merupakan tinggi peluapan) yang muka air hilirnya di
bawah puncak peluap atau pintu air. Alat ukur cipoletti dapat dilihat
pada Gambar 3.5.
6. Bak koagulasi
Secara umum proses koagulasi adalah pembubuhan bahan kimia ke
dalam air baku yang akan diolah dengan maksud agar partikel-
partikel yang susah mengendap dalam air mengalami destabilisasi dan
saling berikatan membentuk flok yang lebih besar dan berat, sehingga
mudah mengendap di bak sedimentasi dan atau bak filtrasi. Untuk
bahan kimia atau bahan koagulan yang dipakai pada proses koagulasi
ini adalah Poly Aluminium Chloride (PAC) sebagai bahan
penjernihan air. Poly Aluminium Chloride (PAC) adalah chemicial
yang banyak dipakai untuk memproduksi air bersih yaitu sebagai
penjernihan air. PAC penjernih air ini merupakan koagulan yang
memiliki banyak keunggulan dibanding Aluminium Sulfat (tawas),
yang juga merupakan koagulan penjernih air. Berikut beberapa
keunggulan Poly Aluminium Chloride.
2
1. Lebih Aman
Pemakaian Poly Aluminium Cloride (PAC) memiliki dampak
korosi yang rendah, hal ini karena air hasil pengolahan tidak
mengalami penurunan pH yang tajam seperti pada penggunaan
Aluminium Sulfat (Tawas).
2. Kualtias dan Biaya
Kualitas air olahan PAC lebih baik selain itu biaya perawatan
pun lebih rendah bila dibanding menggunakan Aluminium
Sulfat (Tawas) sebagai penjernih air.
3. Proses Lebih Cepat
Proses koagulasi dengan Poly Aluminium Chloride (PAC)
berjalan lebih baik sehingga waktunya lebih singkat untuk
bereaksi.
4. Rentang pH
Poly Aluminium Chloride (PAC) mempunyai rentang pH yang
luas (5-9), sedangkan Aluminium Sulfat rentang pH nya (6-8)
5. Konduktivitas Rendah
Kadar Aluminium dan garam yang tersisa di air yang diolah
dengan PAC lebih rendah (daya konduksi rendah) yang akan
menguntungkan pada proses demineralized.
Bak koagulator dapat dilihat pada Gambar 3.6
2
7. Bak flokulasi
Flokulasi adalah proses pembentukan flok pada pengadukan lambat
setelah melalui proses koagulasi untuk meningkatkan saling hubung
antar partikel yang goyah sehingga meningkatkan penyatuannya
(aglomerasi) dan akan mempercepat proses sedimentasi karena flok
yang menyatu tadi akan lebih cepat memgendap dikarenakan
massanya yang lebih berat. Kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar
3.7
8. Bak sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan padatan yang terkandung
dalam cairan oleh gaya gravitasi. Pada umumnya
proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan flokulasi,
tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan agar menjadi
lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Kegiatan
pada bagian ini adalah membersihkan lumpur yang mengendap pada
tube settler dan plate settler setelah beberapa waktu, kegiatan ini dapat
dilihat pada Gambar 3.8
2
Gambar 3.8 Bak sedimentasi
9. Bak filtrasi.
Bak filtrasi ini merupakan proses terakhir dari proses pengolahan air,
Air yang telah mengalami proses sedimentasi merupakan air yang
sudah bebas dari gumpalan-gumpalan kasar. Gumpalan halus yang tak
bisa diendapkan pada bak sedimentasi akan diproses dalam bak
filtrasi. Bak filtrasi juga butuh perawatan yaitu pencucian atau
pembersihan sisa lumpur hasil dari filter agar filter tidak tersumbat
dan air dapat mengalir dengan lancar dan alat filtrator dapat berfungsi
dengan baik. kegiatan perawatan bak filtrasi ini dapat dilihat pada
Gambar 3.9.
2
10. Desinfeksi
Disinfeksi atau menghilangkan kuman dari air minum sangat penting
dilakukan agar kuman tersebut tidak masuk ke dalam tubuh kita.
Desinfeksi sendiri adalah proses pembubuhan/penambahan zat kimia
berupa kaporit yang bertujuan untuk membunuh bakteri-bakteri
pathogen yang terkandung pada air. Proses desinfeksi sebagai salah
satu proses pengolahan air minum dilakukan tepat sebelum air minum
didistribusikan kepada konsumen. Proses desinfeksi dapat dilihat pada
Gambar 3.10
2
11. Pembongkaran lumpur hasil sedimentasi didalam bak sedimentasi.
Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun maka lumpur yang ada di
dalam bak sedimentasi harus dilekuarkan dan dibersihkan agar bak
sedimentasi kosong dan dapat menampung lumpur hasil sedimentasi
untuk beberapa bulan lagi yang akan datang. Kegiatan ini dapat dilihat
pada Gambar 3.11.
Gambar 3.12 Pencatatan laporan kualitas dan kuantitas air hasil olahan.
2
13. Rekapitulasi laporan kualitas dan kauntitas air hasil olahan.
Setelah dicatat di komputer lalu laporan kualitas dan kuantitas air
disalin pada buku laporan kualitas dan kuantitas air. Gambar 3.13
Gambar 3.13 Rekapitulasi laporan kualitas dan kauntitas air hasil olahan.
1. Alat ukur NTU yang sering bermasalah dan menampilkan hasil ukur yang
tidak sesuai atau tidak efektif.
2. Kurangnya peralatan saat perawatan unit porses produksi air bersih seperti
sikat, selang, dan pompa air yang sering rusak.
3. Pengukuran NTU yang masih menggunakan cara manual, sehingga ketika
musim peghujanan dan air baku sering berubah menjadi keruh atau NTU
yang tinggi, sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan pada proses
pembubuhan bahan koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) pada air baku.
2
BAB IV
PENUTU
P
4.1 Kesimpulan
2
4.2 Saran
a. Penulis sangat berharap kepada pimpinan Perumda Air Minum Kota Padang
agar dapat memberikan fasilitas berupa APD (Alat Pelindung Diri) kepada
operator guna untuk menjaga keselamatan dan kesehatan operator pada saat
bertugas.
b. Diharapkan kepada operator agar lebih kompak dan kerja sama dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga teciptanya tali
persaudaraan yang erat antar sesama operator.
c. Penulis sangat berharap jika pimpinan Perumda Air Minum Kota Padang
akan menambah fasilitas peralatan pada unit proses produksi atau pengolahan
seperti alat ukur NTU otomatis dan peralatan perawatan pada unit produksi.
d. Diharapkan kepada Perumda Air Minum Kota Padang agar lebih
memperhatikan limbah dari kaporit agar dapat diolah atau di kontrol sehingga
tidak mencemari lingkungan sekitar.
e. Memberikan penugasan kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan PKL
sesuai dengan kemampuan mahasiswa, agar pekerjaan dapat terselesaikan
dengan baik dan benar.
f. Perusahan memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan agar dapat menjalankan tugas dengan baik selama
PKL
g. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
diharapkan menyiapkan berkas terkait syarat pelaksanaan PKL dengan
lengkap, untuk mengindari hal hal yang dapat menghambat pelaksanaan
PKL.
h. Saat melaksanakan PKL, mahasiswa di harapkan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan penuh bertanggung jawab, dan mematuhi peraturan yang
telah di tetapkan oleh perusahaan untuk menjaga nama baik pribadi dan
Universitas.
2
i. Mahasiswa harus dapat memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, agar
mudah bersosialisasi dengan para pegawai. Mahasiswa juga harus menjalin
hubungan yang baik dengan para pegawai selama melakukan PKL, agar
memperoleh informasi dan pengetahuan yang terkait dalam bidang pekerjaan
yang di lakukan.
2
DAFTAR PUSTAKA
3
LAMPIRAN
3
Lampiran 2. Catatan Harian
3
Lampiran 3. Formulir Penilaian Selama PKL