OLEH:
Zuendi Putra
Satria A02031949
ii
Daftar Isi
Cover.........................................................................................................................i
Biodata Mahasiswa..................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Lembar Persetujuan.................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan PKL............................................................................................2
1.3 Manfaat PKL..........................................................................................2
1.4 Tempat PKL...........................................................................................3
1.5 Waktu Pelaksanaan PKL........................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................................4
2.1 Saluran Perairan tambang.......................................................................4
2.2 Siklus Hidrologi.....................................................................................4
2.3 Air Tanah................................................................................................5
2.4 Air Limpasan..........................................................................................5
BAB 3 METODOLOGI LIMPASAN...................................................................12
3.1 Studi Litelatur.......................................................................................12
3.2 Pengamatan Di Lapangan.....................................................................12
3.3 Pengambilan Data.................................................................................12
3.4 Implementasi K3LH Implementasi K3................................................13
BAB 4 PENUTUP..................................................................................................15
iii
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan persyaratan yang harus
ditempuh mahasiswa pada kurikulum Program Studi D-III Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dengan ini dinyatakan bahwa Proposal PKL,
1. Nama Mahasiswa : Zuendi Putra Satria
2. NIM : A020319049
3. Bidang Ilmu : Engginering
4. Rencana Judul :Pengamatan Teknis Pengelolaan Air
Permukaan
5. Tempat : PT PROLINDO CIPTA NUSANTARA
Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah
BumbuProvinsi Kalimantan Selatan
Telah selesai ditela’ah dan disetujui untuk melaksanakan PKL sesuai dengan judul
dan tempat dimaksud.
Banjarmasin, 17 Oktober 2021
Menyetujui,
Ketua Program Studi,
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan PKL
Adapun tujuan kegiatan PKL ini adalah:
1. Mengetahui cara mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang.
2. Mengetahui SOP Dalam Kegiatan Engineering
3. Laporan Praktek Kerja Lapangan.
4. Pengambilan Data Tugas Akhir.
2
1.4 Tempat PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3 bulan yang
merupakan salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan D-III Teknik
Pertambangan di Politeknik Negeri Banjarmasin. Praktek ini bertempat di
PT. PROLINDO CIPTA NUSANTARA Kecamatan Angsana Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Bagian Produksi adalah bagian
yang akan diambil dalam judul PKL.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.3 Air Tanah
semua air yang terdapat pada, di atas ataupun dibawah permukaan tanah
Menurut UU No. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air adalah termasuk
dalam pengertian air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat. Dimana sumber daya air yang mengandung pengertian air,
sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Undang-undang
tersebut diatas menjelaskan bahwa air tanah merupakan segala air yang
terdapat di dalam lapisan tanah ataupun batuan di bawah permukaan tanah.
Air tanah juga terdapat pada cekungan yang dibatasi oleh lapisan tidak lurus
air. Cekungan air tanah merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologi
2.4. Air Limpasan
Air limpasan sering disebut juga air permukaan, yaitu air hujan yang
mengalir dari atas permukaan tanah menuju sungai,danau laut ataupun derah
terendah. Air limpasan terjadi ketika jumlah curah hujan melampaui laju
infiltrasi air kedalam tanah. Perhitungan debit air limpasan dilakukan
dengan menggunakan rumus rasional. Metode ini hanya berlaku untuk
menghitung debit limpasan curah hujan yang dinyatakan dengan rumus
dalam Rudy S.Gautama,1993 yaitu sebagai berikut:
Q = 0,278 x C x I x A
Keterangan :
Q = Debit Limpasan (m3/detik)
C = Koefisien Material
I = Intensitas Hujan Rencana
A = Luas Catchment Area (Km2)
5
a) Nilai Koefisien Limpasan
Nilai Koefisien Limpasan adalah Bilangan yang menunjukan
perbandingan besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah
hujan penentuan nilai koefisien limpasan dilakukan dengan cara
memperkirakan kemiringan dan tata guna lahan tutupan nilai koefisien
limpasan dilihat pada tabel 2.1
Kemiringan Kegunaan Koefisien
Lahan Limpasan
Persawahan 0.2
Datar (Kemiringan rawa rawa
<3%) Hutan 0.3
Perkebuanan
Pemukiman 0.4
Hutan 0.4
Perkebunan
Agak Miring Pemukiman 0.5
(Kemiringan 3-15%) Vegetasi 0.6
Ringan
Tanah 0.7
Gundul
Hutan 0.6
Pemukiman 0.7
Vegetasi 0.8
Curam > 15% Ringan
Tanah gundul 0.9
Penambangan
Tabel 2.1 Nilai Koefisien Limpasan
6
Beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :
1. Daerah dengan vegetasi yang rapat, banyak di tumbuhi tanaman-
tanaman akan menghasilkan nilai koefisien yang kecil, sebab air hujan
yang masuk akan tertahan oleh tumbuhan-tumbuhan. Sedangkan tanah
yang gundul akan menghasilkan nilai koefisien yang b untuk sawah
misalnya akan memberikan nilai koefisien yang kecil daripada daerah
hutan atau perkebunan, karena air hujan yang jatuh ke tanah akan tertahan
pada petak- petak sawah, sebelum aimya menjadi air limpasan permukaan.
2. Kemiringan Tanah
Kemiringan TanahDaerah dengan kemiringan yang kecil ( <3%) ,akan
memberikan nilai koefisien yang kecil, daripada daerah dengan
kemiringan tanah yang sedang sampai curam untuk keadaan yang sama.
3. Curah Hujan (Rainfall)
Banyaknya curah hujan yang jatuh kepermukaan bumi persatu satuan
luas permukaan pada jangka waktu tertentu disebut dengan curah hujan.
Curah hujan merupakan suatu hal yang penting dalam sistem penyaliran
tambang, karena besar kecilnya curah hujan akan mempengruhi besar
kecilnya air yang masuk ke area penambangan. Pengukuran curah hujan
dapat dilakukan dengan alat penakar curah hujan (Ombrometer). Alat ini
biasanya diletakan ditempat terbuka agar air hujan yang jatuh tidak
terhalangi oleh bangunan atau pepohonan, Data tersebut berguna pada
saat penentuan hujan rancangan.Analisa terhadap curah hujan ini dapat
dilakukan dua metode, yaitu: Annual Series yaitu metode dengan
mengambil satu data maksimum setiap tahunnya yang berarti bahwa
hanya besaran maksimum setiap tahun saja yang dianggap berpengaruh
dalam analisa data penelitian. Partial Duration Series yaitu metode
dengan menentukan lebih dahulu batas awal tertentu curah hujan,
selanjutnya data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan
dijadikan data yang akan dianalisa.
Data yang diperoleh nantinya akan digunakan dalam penentuan
Curah hujan rencana (Trindmodjo 2008) Jika data hujan yang
dipergunakan dalam perhitungan adalah berupa sampel (populasi
7
terbatas), maka perhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi
Ghumbel dilakukan dengan rumus-rumus sebagai berikut (Kamiana,
2011):
XT=X+ Sd.K
Keteraangan:
XT = Curah Hujan rencana
Nilai rata-rata dari data curah hujan (x)
Sd - Standar Devinsi dari data hujan
K = Faktor Frekuensi Ghumbel
K= Y-Yn / Sn
Yn = Reduced Mean
-Ln(-Ln(n+1-m / R+1)
Yr = Reduce Variate
-Ln(-Ln(T-1)-m / R+1)
Nilai Standar Deviasi di dapatpan dari rumus :
𝑆d= √ ∑𝑛 = 1(𝑥𝑖 −
𝑖
̅𝑥̅
̅) 2
n-1
Keterangan :
Sd = Standar Deviasi
Xi Xi = Curah Hujan Maksimum = Curah Hujan Maksimum Harian Rata-
rata n = Jumlah data data
m = Urutan curah hujan
8
4. Intensitas Hujan
Derajat curah hujan biasanya dinyatakan dalam suatu satuan waktu
dan disebut intensitas vang digunakan adalah mm/iam Jadi intensitas
hujan vang jatuh kepermukaan dalam waktu tertentu dalam waktu
relative singkat (waktu 1 jam). Intensitas curah hujan dapat dilihat pada
table 2.2
9
secara terencana
1
dalam pemilihan lokasi maupun volumenya, penempatannya pada
jenjang tambang dan biasanya di bagian lereng tepi tambang dan
berfungsi sebagai limpahan air akibat keterbatasan pompa. Temporary
sump adalah sump sementara yang berfungsi dalam rentang waktu
tertentu dan sering berpindah tempat, sump ini biasanya untuk
menampung rembesanrembesan air tanah dari lapisan tanah yang sedang
digali dan letaknya terlalu jauh dari sump permanen yang sudah ada
(Stella Putri Pratama dan Tamrin Kasim, 2017)
6.Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan fluida
dari suatu tempat (inlet) ke tempat lainnya (outlet). Head (julang) adalah
energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi
tertentu.Semakin besar debit air yang dipompa, maka head pompa juga
semakin besar Head pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan
jumlah air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi
yang dilayani oleh pompa, dapat dituliskan menggunakan rumus sebagai
berikut:
H total = Hs + Hv + Hf Out + Hfin + Hf katup hisap
-.Head Statis
Static head (Hs) merupakan kehilangan energi yang disebabkan oleh
perbedaan tinggi antara pipa inlet dan pipa outlet. Secara sederhana static
head dirumuskan sebagai berikut :
Hs = H1-H2
7 Pipa
Pipa adalah saluran tertutup yang digunakan untuk mengalirkan
fluida. Pipa untuk tambang yang tidak terlalu dalam dapat menggunakan
pipa HDPE. Pada dasarnya bahan apapun yang digunakan harus
memperhatikan kemampuan pipa untuk menekan cairan di dalamnya. Di
dewatering sangat familiar dengan pipa HDPE, karena mempunyai
beberapa karakteristik yang memudahkan. Kelebihan dari pipa HDPE,
yaitu : lebih ringan, elastis, tahan karat, dan mudah dalam pemilihan
sesuai tekanan kerja pompa.
1
BAB III
METODOLOGI PElAKSANAAN
1
3.4 Implementasi K3LH
a. Perusahaan
Penerapan K3 dalam perusahaan sudah menjadi sebuah keharusan
guna meminimalisasi kejadian kecelakaan kerja. Pada hakikatnya,
faktor K3 berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suatu
perusahaan industri, sehingga mempengaruhi tingkat pencapaian
produktifitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah melindungi
para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
dan untuk menciptakan tenaga kerja yang aman, sehat, nyaman, efisien
dan produktif.
Sejalan dengan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
(SMKP) yang menjadi acuan dan wajib dijalankan bagi semua
perusahaan pertambangan atau perusahaan jasa pertambangan dalam
melaksanakan sistem keselamatan pertambangan walaupun mereka
sudah menerapkan sistem manajemen keselamatan yang sudah ada baik
dari dalam/luar negeri seperti OHSAS 18001, SMK3, ILO OSH2001,
Safety Map, dan yang lainnya.
Perusahaan pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah
pemegang IUP, IUPK, IUP operasi produksi khusus untuk pengelolaan
dan pemurnian, KK dan PKP2B. Sedangkan perusahaan jasa
pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah pemegang IUJP
dan SKT. b. Divisi Enginering
Kegiatan yang ada pada Divisi Enginering di pertambangan yaitu
Melaksanakan pengawasna teknik, Menjaga kelancara Proses Produksi,
melakukan check dan maintenance secara bertahap beberapa hal itu
merupakan kegiatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya suatu
kecelakaan, namun bukan berarti kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat
dikontrol.
Kegiatan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko pada kegiatan produksi sangat penting sebagai alat untuk
melindungi perusahaan terhadap kemungkinan yang merugikan dan
1
upaya preventif untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja.
Adapun bentuk dari pengendalian bahaya yaitu dimulai dari safety
talk/safety meeting, penerapan prosedur dengan benar, baik berupa
inspeksi, JSA, maupun peraturan lainnya. Namun pada dasarnya
prosedur tidak menjamin keselamatan seseorang dari kecelakaan kerja,
akan tetapi pelaksanaan dan kontrol proses pekerjaan tersebut yang
akan membantu seseorang terhindar dari kecelakaan kerja.
Aspek lingkungan hidup di Indonesia sering kali terpinggirkan dalam
pelaksanaan pembangunan demi memacu pertumbuhan ekonomi untuk
kesejahteraan social dan kemapanan budaya. Hal ini terlihat dari
dominannya aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan
penetapan sebuah kebijakan. Dalam kegiatan pertambangan tentu
sangat erat kaitannya dengan lingkungan, dalam mengurangi dampak
dari kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan
hidup dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan.
Salah satu tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk
mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam melakukan
pengelolaan lingkungan melalui penataan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan sehingga tercapainya peningkatan kualitas
lingkungan yang sehat dan sejahtera. Maka dari itu perlu apresiasi
kepada perusahaan berperingkat baik dan memberikan tekanan atau
mendorong kepada perusahaan yang belum berperingkat baik untuk
merealisasikannya. Adapun program penilaian peringkat kinerja
lingkungan perusahaan berdasarkan tanggungjawab usaha dan kegiatan
dalam pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup. Untuk mendapatkan penilaian peringkat
sebaik mungkin, maka penting bagi perusahaan untuk memberikan
pembekalan pengetahuan dan pemahaman kepada sumbe daya manusia
terkait dengan program penilaian peringkat kinerja perusahaan.
1
b. Divisi Enginering
Dalam upaya untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin dalam
program penilaian peningkatan kinerja perusahaan, maka salah satunya
dengan mempertahankan upaya-upaya apa saja yang telah di
implementasikan dalam divisinya masingmasing.
Dalam kegiatan Menjaga kelancara proses produksi Perusahaan
pasti memiliki dampak terhadap lingkungan hidup, misalnya pada
kegiatan Perbaikan jalan ataupun Pembuatan jalan. Salah satunya yaitu
kenyamanan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi
penambangan. Dari dampak tersebut, pengendalian dalam
meminimalisasi dampak tersebut salah satunya adalah penyiraman pada
area Hauling. Dengan usaha tersebut maka akan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan yang akan memberikan nilai positif
terhadap penilaian peringkat kinerja perusahaan.
1
BAB IV
PENUTUP