Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENGAMATAN TEKNIS PENGELOLAAN AIR


PERMUKAAN DI PT PROLINDO CIPTA NUSANTARA
KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

OLEH:
Zuendi Putra
Satria A02031949

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DANKEBUDAYAAN POLTEKNIK


NEGERI BANJARASIN JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK PERTAMBANGAN
BANJARMASIN
2022
BIODATA MAHASISWA

1. Nama : Zuendi Putra Satria


2. NIM : A020319049
3. Prodi : D-III Teknik Pertambangan
4. TTL : Paringin, 29 Oktober 2001
5. No Hp/Wa : 0812-5335-9692
6. E-mail : Zuendiputra@gmail.com
7. Agama : Islam
8. Judul :Pengamatan Teknis Pengelolaan Air Permukaan Di PT
PROLINDO CIPTA NUSANTARA KECAMATAN
ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Banjarmasin, 17 Oktober 2021

Zuendi Putra Satria


A020319049

ii
Daftar Isi
Cover.........................................................................................................................i
Biodata Mahasiswa..................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Lembar Persetujuan.................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan PKL............................................................................................2
1.3 Manfaat PKL..........................................................................................2
1.4 Tempat PKL...........................................................................................3
1.5 Waktu Pelaksanaan PKL........................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................................4
2.1 Saluran Perairan tambang.......................................................................4
2.2 Siklus Hidrologi.....................................................................................4
2.3 Air Tanah................................................................................................5
2.4 Air Limpasan..........................................................................................5
BAB 3 METODOLOGI LIMPASAN...................................................................12
3.1 Studi Litelatur.......................................................................................12
3.2 Pengamatan Di Lapangan.....................................................................12
3.3 Pengambilan Data.................................................................................12
3.4 Implementasi K3LH Implementasi K3................................................13
BAB 4 PENUTUP..................................................................................................15

iii
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan persyaratan yang harus
ditempuh mahasiswa pada kurikulum Program Studi D-III Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dengan ini dinyatakan bahwa Proposal PKL,
1. Nama Mahasiswa : Zuendi Putra Satria
2. NIM : A020319049
3. Bidang Ilmu : Engginering
4. Rencana Judul :Pengamatan Teknis Pengelolaan Air
Permukaan
5. Tempat : PT PROLINDO CIPTA NUSANTARA
Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah
BumbuProvinsi Kalimantan Selatan
Telah selesai ditela’ah dan disetujui untuk melaksanakan PKL sesuai dengan judul
dan tempat dimaksud.
Banjarmasin, 17 Oktober 2021
Menyetujui,
Ketua Program Studi,

Dessy Lestari Saptarini, M.Eng


NIP. 19781209 200604 2 002

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertambangan adalah sebagian atau keseluruhan proses kegiatan meliputi
pencarian, penambangan, pengolahan pemanfaatan, pengangkutan sampai
pada kegiatan pasca tambang. Secara umum, pemilihan metode
penambangan didasarkan pada aspek geologi, topografi, endapan bahan
galian dan nilai ekonomi dari bahan galian tersebut. Pemilihan metode
tambang yang akan digunakan akan selalu mempertimbangkan aspek
tersebut, maka metode tambang yang akan digunakan dapat berupa metode
tambang terbuka atau tambang bawah tanah.
PT. PROLINDO CIPTA NUSANTARA Kecamatan Angsana Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. merupakan salah satu
perusahaan swasta yang bergerak dibidang pertambangan batubara yang saat
ini sedang melakukan kegiatan penambangan di wilayah Ijin Usaha
Sistem penambangan yang digunakan adalah tambang terbuka. Penambangan
secara terbuka akan membentuk suatu cekungan pada pernukaan tanah dan
menjadi salah satu tempat berkumpulnya air hujan akibat modifikasi kontur
topografi permukaan.
Sumber air utama yang masuk ke tambang didominasi limpasan air
hujan. Air limpasan yang masuk ke dalam pit dialirkan melalui saluran
terbuka menuju ke sump. Kemudian air terakumulasi di sumpakan dipompa
keluar pit menuju kolam pengendapan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke
sungai. Ketika musim hujan tiba, air yang masuk kedalam pit berpotensi lebih
besar melebihi daya tampung sump. Maka dibutuhkan upaya pengelolaan air
yang masuk dan air yang keluar, karena jika tidak adanya pengelolaan air
akan berpengaruh pada jam kerja pompa, produktivitas kerja dan
keselamatan. Oleh karena itu penulis tertarik membahas Laporan Praktek
Kerja Lapanan dengan judul "Pengamatan Teknis Pengelolaan Air
Permukaan PT. PROLINDO CIPTA NUSANTARA Kecamatan Angsana
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan

1
1.2 Tujuan PKL
Adapun tujuan kegiatan PKL ini adalah:
1. Mengetahui cara mengeluarkan air yang masuk ke dalam tambang.
2. Mengetahui SOP Dalam Kegiatan Engineering
3. Laporan Praktek Kerja Lapangan.
4. Pengambilan Data Tugas Akhir.

1.3 Manfaat PKL


Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan ini memperbanyak pengetahuan
yang berkaitan dengan:
1.3.1 Mahasiswa
Dengan adanya kegiatan PKL ini, mahasiswa dapat mengetahui
keadaan sebenarnya di lapangan serta mahasiswa mendapat
pengalaman kerja yang baik sehingga ketika mahasiswa telah
menyelesaikan perkuliahan mahasiswa dapat lebih siap untuk
bekerja di dunia pertambangan.
1.3.2 Perusahaan
Dengan adanya kegiatan PKL ini, pihak perusahaan mendapat
sumberdaya manusia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam usaha pencapaian produksi atau kemajuan bagi pihak
perusahaan.
1.3.2 Kampus Politeknik Negeri Banjarmasin
Manfaat bagi kampus yaitu dapat menjalin hubungan kerjasama
dengan pihak perusahaan, Sehingga dapat menciptakan mahasiswa
yang terampil, unggul, mandiri dan terdidik.

2
1.4 Tempat PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3 bulan yang
merupakan salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan D-III Teknik
Pertambangan di Politeknik Negeri Banjarmasin. Praktek ini bertempat di
PT. PROLINDO CIPTA NUSANTARA Kecamatan Angsana Kabupaten
Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. Bagian Produksi adalah bagian
yang akan diambil dalam judul PKL.

1,5 Waktu Pelaksanaan PKL


Waktu pelaksanaan PKL dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari tanggal 1
Maret–31 Mei 2021. Dengan rincian tanggal 1 Maret–30 April 2022 adalah
kegiatan PKL dan Tanggal 1-31 Mei adalah pengambilan data Tugas Akhir
(TA)

TABEL 1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Perusahaan


Keterangan:
Kegiatan PKL
Kegiatan TA

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Saluran Perairan Tambang


Diperlukan rancangan suatu sistem yang mampu menangani permasalahan
air dalam aktivitas penambangan, yaitu sistem penyaliran tambang, Sistem
penyaliran tambang merupakan suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan atau mengeluarkan air yang
masuk ke area penambangan. Kajian teoritis sangat diperlukan dalam
memperhitungkan permasalahan mengenai air yang masuk dan keluar
2.2 Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi atau sering disebut juga dengan daur hidrologi merupakan
air yang mengalami perputaran atau serangkaian peristiwa yang berlangsung
terus-menerus dan membentuk suatu siklus. Air yang berada di dalam
maupun di luar lapisan bumi Siklus terjadi karena air yang menguap ke udara
dari permukan tanah dan laut akan terkondensasi dan akan kembali jatuh ke
bumi. Kejadian ini disebut dengan presipitasi yang dapat membentuk
hujan, salju ataupun embun. Peristiwa perubahan air menjadi uap air dan
bergerak dari permukaan tanah atau laut ke udara disebut evaporasi,
sedangkan penguapan air dari tumbuhan disebut transpirasi. Jika kedua proses
ini terjadi secara bersamasama maka disebut evapotranspirasi. Beberapa
bagian air akan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan akhimya mengalir
ke laut. Peristiwa masuknya air ke dalam tanah melalui rongga antar butiran
tanah disebut infiltrasi. Adanya pengaruh gaya gravitasi akan menarik air ke
bawah permukaan tanah. Pada kedalaman dan zona tertentu, pori-pori tanah
dan batuan akan mengalami kejenuhan. Air tanah ini akan mengalir sebagai
aliran tanah, dan akhimya sampai kepermukaan sebagai mata air (spring) atau
sebagai rembesan ke danau, waduk atau laut

4
2.3 Air Tanah
semua air yang terdapat pada, di atas ataupun dibawah permukaan tanah
Menurut UU No. 7 tahun 2004 tentang sumber daya air adalah termasuk
dalam pengertian air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat. Dimana sumber daya air yang mengandung pengertian air,
sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya. Undang-undang
tersebut diatas menjelaskan bahwa air tanah merupakan segala air yang
terdapat di dalam lapisan tanah ataupun batuan di bawah permukaan tanah.
Air tanah juga terdapat pada cekungan yang dibatasi oleh lapisan tidak lurus
air. Cekungan air tanah merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologi
2.4. Air Limpasan
Air limpasan sering disebut juga air permukaan, yaitu air hujan yang
mengalir dari atas permukaan tanah menuju sungai,danau laut ataupun derah
terendah. Air limpasan terjadi ketika jumlah curah hujan melampaui laju
infiltrasi air kedalam tanah. Perhitungan debit air limpasan dilakukan
dengan menggunakan rumus rasional. Metode ini hanya berlaku untuk
menghitung debit limpasan curah hujan yang dinyatakan dengan rumus
dalam Rudy S.Gautama,1993 yaitu sebagai berikut:
Q = 0,278 x C x I x A
Keterangan :
Q = Debit Limpasan (m3/detik)
C = Koefisien Material
I = Intensitas Hujan Rencana
A = Luas Catchment Area (Km2)

5
a) Nilai Koefisien Limpasan
Nilai Koefisien Limpasan adalah Bilangan yang menunjukan
perbandingan besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah
hujan penentuan nilai koefisien limpasan dilakukan dengan cara
memperkirakan kemiringan dan tata guna lahan tutupan nilai koefisien
limpasan dilihat pada tabel 2.1
Kemiringan Kegunaan Koefisien
Lahan Limpasan
Persawahan 0.2
Datar (Kemiringan rawa rawa
<3%) Hutan 0.3
Perkebuanan
Pemukiman 0.4
Hutan 0.4
Perkebunan
Agak Miring Pemukiman 0.5
(Kemiringan 3-15%) Vegetasi 0.6
Ringan
Tanah 0.7
Gundul
Hutan 0.6
Pemukiman 0.7
Vegetasi 0.8
Curam > 15% Ringan
Tanah gundul 0.9
Penambangan
Tabel 2.1 Nilai Koefisien Limpasan

6
Beberapa faktor yang harus diperhatikan adalah :
1. Daerah dengan vegetasi yang rapat, banyak di tumbuhi tanaman-
tanaman akan menghasilkan nilai koefisien yang kecil, sebab air hujan
yang masuk akan tertahan oleh tumbuhan-tumbuhan. Sedangkan tanah
yang gundul akan menghasilkan nilai koefisien yang b untuk sawah
misalnya akan memberikan nilai koefisien yang kecil daripada daerah
hutan atau perkebunan, karena air hujan yang jatuh ke tanah akan tertahan
pada petak- petak sawah, sebelum aimya menjadi air limpasan permukaan.
2. Kemiringan Tanah
Kemiringan TanahDaerah dengan kemiringan yang kecil ( <3%) ,akan
memberikan nilai koefisien yang kecil, daripada daerah dengan
kemiringan tanah yang sedang sampai curam untuk keadaan yang sama.
3. Curah Hujan (Rainfall)
Banyaknya curah hujan yang jatuh kepermukaan bumi persatu satuan
luas permukaan pada jangka waktu tertentu disebut dengan curah hujan.
Curah hujan merupakan suatu hal yang penting dalam sistem penyaliran
tambang, karena besar kecilnya curah hujan akan mempengruhi besar
kecilnya air yang masuk ke area penambangan. Pengukuran curah hujan
dapat dilakukan dengan alat penakar curah hujan (Ombrometer). Alat ini
biasanya diletakan ditempat terbuka agar air hujan yang jatuh tidak
terhalangi oleh bangunan atau pepohonan, Data tersebut berguna pada
saat penentuan hujan rancangan.Analisa terhadap curah hujan ini dapat
dilakukan dua metode, yaitu: Annual Series yaitu metode dengan
mengambil satu data maksimum setiap tahunnya yang berarti bahwa
hanya besaran maksimum setiap tahun saja yang dianggap berpengaruh
dalam analisa data penelitian. Partial Duration Series yaitu metode
dengan menentukan lebih dahulu batas awal tertentu curah hujan,
selanjutnya data yang lebih besar dari batas bawah tersebut diambil dan
dijadikan data yang akan dianalisa.
Data yang diperoleh nantinya akan digunakan dalam penentuan
Curah hujan rencana (Trindmodjo 2008) Jika data hujan yang
dipergunakan dalam perhitungan adalah berupa sampel (populasi

7
terbatas), maka perhitungan hujan rencana berdasarkan distribusi
Ghumbel dilakukan dengan rumus-rumus sebagai berikut (Kamiana,
2011):
XT=X+ Sd.K
Keteraangan:
XT = Curah Hujan rencana
Nilai rata-rata dari data curah hujan (x)
Sd - Standar Devinsi dari data hujan
K = Faktor Frekuensi Ghumbel
K= Y-Yn / Sn
Yn = Reduced Mean
-Ln(-Ln(n+1-m / R+1)
Yr = Reduce Variate
-Ln(-Ln(T-1)-m / R+1)
Nilai Standar Deviasi di dapatpan dari rumus :
𝑆d= √ ∑𝑛 = 1(𝑥𝑖 −
𝑖
̅𝑥̅
̅) 2
n-1

Keterangan :
Sd = Standar Deviasi
Xi Xi = Curah Hujan Maksimum = Curah Hujan Maksimum Harian Rata-
rata n = Jumlah data data
m = Urutan curah hujan

8
4. Intensitas Hujan
Derajat curah hujan biasanya dinyatakan dalam suatu satuan waktu
dan disebut intensitas vang digunakan adalah mm/iam Jadi intensitas
hujan vang jatuh kepermukaan dalam waktu tertentu dalam waktu
relative singkat (waktu 1 jam). Intensitas curah hujan dapat dilihat pada
table 2.2

Derajat Hujan Intensitas Hujan Kondisi Hujan


Hujan Sangat Ringan 1 Tanah Agak Basah
Hujan Ringan 1-5 Tanah Agak Basah
Hujan Normal 3-10 Bunyi hujan
Terdengar
Hujan Lebat 10-20 Air Tergenang dan
bunyi hujan terdengar
keras
Hujan Sangat Lebat >20 Hujan Seperti
Tumpahan
Tabel 2.2 Intensitas Curah Hujan
dipakai di Indonesia adalah metode Mononobe sebagai berikut ( Gigih &
Yanizar, 2019) It = R24/24 x (24/t)m
Dimana : It = intensitas hujan durasi t jam (mm/jam) R24 = Xt = Curah
hujan rencana (mm/hari) t= durasi (jam) m = Konstanta; di Indonesia 2/3.
5 .Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)
Daerah tangkapan Hujan merupakan luas permukaan yang apabila
terjadi hujan, maka air tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih
rendah menuju titik pengaliran. Daerah tangkapan hujan merupakan
suatu daerah yang dapat mengakibatkan air limpasan permukaan (run off)
mengalir ke suatu daerah penambangan yang lebih rendah. Dalam
menentukan luasan catchment area dapat dilakukan dengan melihat peta
topografi daerah menjadi tiga macam, yaitu sump tambang permanen
(main sump), transit sump, dan sementara (temporary sump). Main sump
adalah sump yang berfungsi selama penambangan berlangsung, dan
umumnya tidak berpindah tempat. Transit sump adalah sump yang dibuat

9
secara terencana

1
dalam pemilihan lokasi maupun volumenya, penempatannya pada
jenjang tambang dan biasanya di bagian lereng tepi tambang dan
berfungsi sebagai limpahan air akibat keterbatasan pompa. Temporary
sump adalah sump sementara yang berfungsi dalam rentang waktu
tertentu dan sering berpindah tempat, sump ini biasanya untuk
menampung rembesanrembesan air tanah dari lapisan tanah yang sedang
digali dan letaknya terlalu jauh dari sump permanen yang sudah ada
(Stella Putri Pratama dan Tamrin Kasim, 2017)
6.Pompa
Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan fluida
dari suatu tempat (inlet) ke tempat lainnya (outlet). Head (julang) adalah
energi yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi
tertentu.Semakin besar debit air yang dipompa, maka head pompa juga
semakin besar Head pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan
jumlah air seperti direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi instalasi
yang dilayani oleh pompa, dapat dituliskan menggunakan rumus sebagai
berikut:
H total = Hs + Hv + Hf Out + Hfin + Hf katup hisap
-.Head Statis
Static head (Hs) merupakan kehilangan energi yang disebabkan oleh
perbedaan tinggi antara pipa inlet dan pipa outlet. Secara sederhana static
head dirumuskan sebagai berikut :
Hs = H1-H2
7 Pipa
Pipa adalah saluran tertutup yang digunakan untuk mengalirkan
fluida. Pipa untuk tambang yang tidak terlalu dalam dapat menggunakan
pipa HDPE. Pada dasarnya bahan apapun yang digunakan harus
memperhatikan kemampuan pipa untuk menekan cairan di dalamnya. Di
dewatering sangat familiar dengan pipa HDPE, karena mempunyai
beberapa karakteristik yang memudahkan. Kelebihan dari pipa HDPE,
yaitu : lebih ringan, elastis, tahan karat, dan mudah dalam pemilihan
sesuai tekanan kerja pompa.

1
BAB III
METODOLOGI PElAKSANAAN

3.1 Studi Literatur


Studi Literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran di lapangan
dan mengenai penyusunan Laporan PKL dan Tugas Akhir ini sebagai
data pelengkap untuk menjadi referensi dalam melakukan pengolahan
data nanti nya. Sumber data yang dimasukkan ke dalam pengolahan data
berasal dari arsip perusahaan dan data dari hasil pustaka baik itu dari
kampus maupun dari luar seperti internet dan perpustakaan.
3.2 Pengamatan di Lapangan
Pengamatan di lapangan dilakukan untuk mendapatkan data secara
langsung sehingga dapat menggambarkan dengan jelas pada saat
melakukan pembuatan laporan dan Tugas Akhir. Adapun hal-hal yang
diamati di lapangan data-data yang nantinya akan diolah.
3.3 Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan setelah studi literature dan penelitian
langsung dilapangan selesai dilaksanakan. Dengan cara melalui
wawancara langsung dengan karyawan perusahaan. Data yang diambil
berupa data. Adapun data primer dan data sekunder yang diambil
sebagai berikut :
Data Premier
a. Panjang Pipa dan pipa yang digunakan
b. Pengukuran Elevasi sump
c. Mengukur Ph air Settling pond
Data Sekunder
a. Curah Hujan
b. Drainage
c. Pompa Yang di gunakan
d. Mainitainance settling pond
e. Debit air
f. Catchment Area

1
3.4 Implementasi K3LH
a. Perusahaan
Penerapan K3 dalam perusahaan sudah menjadi sebuah keharusan
guna meminimalisasi kejadian kecelakaan kerja. Pada hakikatnya,
faktor K3 berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suatu
perusahaan industri, sehingga mempengaruhi tingkat pencapaian
produktifitasnya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah melindungi
para tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
dan untuk menciptakan tenaga kerja yang aman, sehat, nyaman, efisien
dan produktif.
Sejalan dengan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
(SMKP) yang menjadi acuan dan wajib dijalankan bagi semua
perusahaan pertambangan atau perusahaan jasa pertambangan dalam
melaksanakan sistem keselamatan pertambangan walaupun mereka
sudah menerapkan sistem manajemen keselamatan yang sudah ada baik
dari dalam/luar negeri seperti OHSAS 18001, SMK3, ILO OSH2001,
Safety Map, dan yang lainnya.
Perusahaan pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah
pemegang IUP, IUPK, IUP operasi produksi khusus untuk pengelolaan
dan pemurnian, KK dan PKP2B. Sedangkan perusahaan jasa
pertambangan yang wajib melaksanakan SMKP adalah pemegang IUJP
dan SKT. b. Divisi Enginering
Kegiatan yang ada pada Divisi Enginering di pertambangan yaitu
Melaksanakan pengawasna teknik, Menjaga kelancara Proses Produksi,
melakukan check dan maintenance secara bertahap beberapa hal itu
merupakan kegiatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya suatu
kecelakaan, namun bukan berarti kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat
dikontrol.
Kegiatan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko pada kegiatan produksi sangat penting sebagai alat untuk
melindungi perusahaan terhadap kemungkinan yang merugikan dan

1
upaya preventif untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja.
Adapun bentuk dari pengendalian bahaya yaitu dimulai dari safety
talk/safety meeting, penerapan prosedur dengan benar, baik berupa
inspeksi, JSA, maupun peraturan lainnya. Namun pada dasarnya
prosedur tidak menjamin keselamatan seseorang dari kecelakaan kerja,
akan tetapi pelaksanaan dan kontrol proses pekerjaan tersebut yang
akan membantu seseorang terhindar dari kecelakaan kerja.
Aspek lingkungan hidup di Indonesia sering kali terpinggirkan dalam
pelaksanaan pembangunan demi memacu pertumbuhan ekonomi untuk
kesejahteraan social dan kemapanan budaya. Hal ini terlihat dari
dominannya aspek ekonomi dan sosial budaya dalam perencanaan dan
penetapan sebuah kebijakan. Dalam kegiatan pertambangan tentu
sangat erat kaitannya dengan lingkungan, dalam mengurangi dampak
dari kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan
hidup dalam rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan
ramah lingkungan.
Salah satu tujuan dari pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk
mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam melakukan
pengelolaan lingkungan melalui penataan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan sehingga tercapainya peningkatan kualitas
lingkungan yang sehat dan sejahtera. Maka dari itu perlu apresiasi
kepada perusahaan berperingkat baik dan memberikan tekanan atau
mendorong kepada perusahaan yang belum berperingkat baik untuk
merealisasikannya. Adapun program penilaian peringkat kinerja
lingkungan perusahaan berdasarkan tanggungjawab usaha dan kegiatan
dalam pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup. Untuk mendapatkan penilaian peringkat
sebaik mungkin, maka penting bagi perusahaan untuk memberikan
pembekalan pengetahuan dan pemahaman kepada sumbe daya manusia
terkait dengan program penilaian peringkat kinerja perusahaan.

1
b. Divisi Enginering
Dalam upaya untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin dalam
program penilaian peningkatan kinerja perusahaan, maka salah satunya
dengan mempertahankan upaya-upaya apa saja yang telah di
implementasikan dalam divisinya masingmasing.
Dalam kegiatan Menjaga kelancara proses produksi Perusahaan
pasti memiliki dampak terhadap lingkungan hidup, misalnya pada
kegiatan Perbaikan jalan ataupun Pembuatan jalan. Salah satunya yaitu
kenyamanan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi
penambangan. Dari dampak tersebut, pengendalian dalam
meminimalisasi dampak tersebut salah satunya adalah penyiraman pada
area Hauling. Dengan usaha tersebut maka akan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan yang akan memberikan nilai positif
terhadap penilaian peringkat kinerja perusahaan.

1
BAB IV
PENUTUP

Meskipun telah mengajukan topik Praktek Kerja Lapangan di atas, tidak


menutup kemungkinan jika pihak perusahaan memberikan suatu kebijakan
mengenai perubahan judul yang sesuai pada praktek kerja lapangan yang akan
dilaksanakan.
Semoga kegiatan ini dapat menjadi suatu pengalaman baru bagi
mahasiswa dan merupakan bekal untuk terjun ke dunia kerja serta Tuhan Yang
Maha Esa meridhai kegiatan ini. Atas segala perhatian dan bantuan Bapak/Ibu
demi terselenggaranya kegiatan ini, saya ucapkan terimakasih.

Banjarmasin, 17 Oktober 2021


Hormat Saya,

Zuendi Putra Satria


A020319049

Anda mungkin juga menyukai