Usulan Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program
Studi Teknik Pertambangan
Diajukan Oleh :
ZETRO MONI HERY FRADITOS
NIM. H1C115215
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR
PENGUSUL
Pembimbing I Pembimbing II
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1-1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 1-2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................ 1-2
1.4. Batasan Penelitian.......................................................................... 1-2
1.5. Manfaat Penelitian........................................................................... 1-3
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Bagan Diagram Alir Penelitian............................................... 3-2
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
ii
Erosi sendiri adalah pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah
dari suatu tempat ketempat lain oleh media alami. Pada Peristiwa erosi, Tanah atau
bagian-bagain tanah terkikis dan terangkut, kemudain diendapkan ditempat lain
(Arsyad,2010). Untuk memprediksi erosi biasanya mengunakan metode USLE
(Universaol Soil Loss Equation), metode ini bisanya digunakan apakah suatu
tundakan konservasi tanah telah berhasil mengurangi erosi dari daerah aliran
sungai. Metode ini dirancang untuk mempredilksi erosi rata-rata jangka Panjang dari
erosi lembar atau lur dibawah keadaan tertentu. Pengendalian erosi memiliki peran
penting dalam menentukan keberhasilan reklamasi maka penulis mengambil sebuah
judul yaitu “Analisis Laju Erosi Berdasarkan Sifat Fisik Tanah Loose Cubic
Meter Dan Compact Cubik Meter Di Area Disposal Pt Arutmin Indonesia Site
Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan”
1. Bagaimana pengaruh sifat fisik tanah LCM dan CCM terhadap laju erosi
2. Bagaimana menghitung besaran laju erosi dengan menggunakan metode USLE
di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin.
3. Bagaimana menghitung besaran laju erosi secara aktual dengan menggunakan
metode petak di PT Arutmin Indonesia Site Batulicin
ii
Dengan adanya kegiatan penelitian tugas akhir ini ada beberapa manfaat
yang dapat diperoleh, diantaranya :
1. Bagi Peneliti
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
7 Tahun 2014, pasal 1 butir 1 adalah “kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau
menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya”.
Reklamasi berdasarkan Undang - Undang Minerba No 4 Tahun 2009 pasal 1
ayat 26, “Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya”.
ii
biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = bank cubic meter
(BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.
2. Keadaan gembur (loose condition)
material yang telah tergali dari tempat aslinya mengalami perubahan volume
yaitu mengembang. Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara diantara
butiran-butiran material dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. Satuan
volume material dalam keadaan terberai disebut meter kubik (loose cubic
meter/LCM).
3. Keadaan Padat (compact condition)
Keadaan padat akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan.
Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara
butiran-butiran material tersebut, dengan demikian volumenya akan berkurang tetapi
beratnya sama. Satuan volume material dalam keadaan padat disebut meter kubik
dalam keadaan padat (compact cubik meter/CCM).
(Tenriajeng, 2003 ; hal 2)
3.3. Erosi
Pada dasarnya ada tiga metode konservasi tanah, yaitu metode vegetatif, metode
mekanik dan metode kimia.
1. Metode vegetatif
Tujuan metode ini adalah melindungi permukaan tanah terhadap pukulan tetesan air
hujan, memperkecil run-off dan meningkatkan daya inflitrasi tanah.
Metode vegetatif yang banyak dilakukan, antara lain:
ii
a. Penamaman strip
Beberapa tanaman pokok ditanam dalam strip yang berselang-seling dengan
tanaman penutup tanah yang disusun memotong lereng.
Gambar 2.1
Penamaman strip
b. Pergiliran tanaman (rotation)
Penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu tertentu.
c. Tanaman penutup tanah (cover crop).
d. Pemberian mulsa (seresah) mulching
Pemberian mulsa (mulching) dilakukan dengan tujuan menutupi tanah
menggunakan sisa-sisa tanaman, seperti daun, ranting, dsb.
2. Metode mekanik
Tujuan dari metode ini adalah mencegah terjadinya erosi dengan tindakan atau
membuat suatu konstruksi (bangunan) dengan tujuan:
a. memperlambat aliran permukaan (run-off).
b. menampung dan menyalurkan aliran permukaan agar tidak mempunyai kekuatan
yang merusak.
Beberapa metode mekanik, antara lain:
1) Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan secara terbatas, dengan tujuan agar tanah
menjadi gembur, tapi tidak dibentuk tapak bajak. Dengan cara demikian, bila turun
hujan air akan mudah meresap ke bawah (inflitrasi meningkat) dan aliran
permukaan menjadi kecil.
2) Pengolahan tanah menurut kontur
Cara ini dilakukan pada tanah-tanah miring (berlereng). Pembajakan dilakukan
memotong lereng (menurut kontur). Manfaat metode ini adalah terhambatnya aliran
permukaan, hingga erosi dapat diperkecil
3) Pembuatan galengan dan saluran menurut kontur, Gunanya:
a) menghambat aliran permukaan.
b) dengan saluran menurut kontur kecepatan aliran diperkecil.
ii
4) Pembuatan teras, Gunanya:
a) memperpendek panjang lereng.
b) memperkecil kecepatan aliran permukaan.
c) memperbesar daya inflitrasi tanah.
Dari jenis-jenis teras yang terkenal adalah teras bangku, yang dibedakan
dalam teras datar, teras miring, dan teran tajam.
Gambar 2.2
teras datar
4. Metode kimia
Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk
meningkatkan kemantapan agregat tanah dan struktur menjadi lebih ramah.
Dengan demikian tanah menjadi tahan terhadap pukulan tetes air hujan, inflitrasi
tetap besar dan run-off kecil.
Bahan kimia yang banyak digunakan adalah bitumen dan krilium. Untuk
skala yang besar, pelaksanaan metode ini membutuhkan biaya yang besar, hingga
tak menguntungkan, oleh karena itu metode ini jarang atau tak pernah dilakukan.
Untuk keperluan khusus, misalkan terhadap lahan miring di halaman rumah
mungkin metode ini akan dilakukan.
ii
(Pandutama,dkk 2003)
A = R.K.LS.C.P
Keterangan :
A = Jumlah tanah yang tererosi (ton/ha/tahun)
R = Faktor Erosivitas hujan (Kj/Ha)
K = Indeks erodibilitas tanah
LS = Faktor panjang lereng dan kemiringan (slope) lereng
C = Indeks penutupan lahan (vegetasi)
P = Indeks pengelolaan (konservasi) lahan
1. Perhitungan erosivitas hujan (R).
Erosivitas hujan ditentukan dengan rumus Bols (1978) dalam Muallimah
ii
(2015) sebagai berikut :
R = 6,119 Pb1,211. N -0,474. Pmax 0,53
Keterangan :
R = Faktor Erosivitas hujan (Kj/ha)
Pb = Jumlah curah hujan bulanan rata-rata (cm)
N = jumlah hari hujan rata-rata bulanan
Pmax = curah hujan maksimum selama 24 jam setiap bulan (cm).
2. Indeks Erodibilitas Tanah (K)
Indeks erodibilitas tanah menunjukkan tingkat kerentanan tanah terhadap
erosi, yaitu retensi partikel terhadap pengikisan dan perpindahan tanah oleh energi
kinetik air hujan. Tekstur tanah yang sangat halus akan lebih mudah hanyut
dibandingkan dengan tekstur tanah yang kasar. Kandungan bahan organik yang
tinggi akan menyebabkan nilai erodibilitas tinggi. Perhitungan nilai K dapat
ditentukan dengan mengetahui jenis tanah pada daerah penelitian seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut
Tabel 2.1
Prakiraan Besarnya Nilai K untuk Beberapa Jenis Tanah
No Jenis Tanah Nilai K Rata-rata
1 Latosol (Haplorthox) 0,09
2 Latosol merah (Humox) 0,012
3 Latosol merah kuning (Typichaplorthox) 0,26
4 Latosol coklat (Typic tropodult) 0,23
5 Latosol (Epiaquic tropodult) 0,31
6 Regosol (Troporthents) 0,14
7 Regosol (Oxic dystropept) 0,12 – 0,16
8 Regosol (Typic entropept) 0,29
9 Regosol (Typic dystropept) 0,31
10 Gley humic (Typic tropoquept) 0,13
11 Gley humic (Aquic entropept) 0,26
12 Lithosol (Litic eutropept) 0,16
13 Lithosol (Orthen) 0,29
14 Grumosol (Chromudert) 0,21
15 Hydromorf abu-abu (Tropofluent) 0,02
16 Podsolik (Tropudults) 0,16
17 Podsolik Merah Kuning (Tropudults) 0,32
18 Mediteran (Tropohumults) 0,01
19 Mediteran (Tropaqualfs) 0,22
*Sumber : Muallimah, 2015 : 30
ii
3. Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)
Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) Faktor kemiringan dan panjang
lereng (LS) terdiri dari dua komponen, yakni faktor kemiringan dan faktor panjang
lereng.Faktor panjang lereng adalah jarak horizontal dari permukaan atas yang
mengalir ke bawah dimana gradien lereng menurun hingga ke titik awal atau ketika
limpasan permukaan (run off) menjadi terfokus pada saluran tertentu.
Dihitung menurut Arsyad (1989) dalam Muallimah (2015) dengan formula yaitu :
LS = L0,5(0,0138+0,00965+0,00138 s2)
Keterangan :
ii
5. Indeks Pengelolaan (Konservasi) Lahan (P) Untuk indeks konservasi tanah (P),
diperoleh berdasarkan upaya konservasi tanah yang dilakukan pada daerah
penelitian seperti pada Tabel di bawah ini :
Tabel 2.3
Nilai P untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah
Teknik Konservasi P
Teras bangku, baik 0,04
Teras bangku, sedang 0,15
Teras bangku, jelek 0,40
Teras tradisional 0,35
Teras gulud, baik 0,15
Hillside ditch atau field pits 0,30
Kontur cropping kemiringan 1-3% 0,4
Kontur cropping kemiringan 3-8% 0,5
Kontur cropping kemiringan 8-15% 0,6
Kontur cropping kemiringan 15-25% 0,8
Kontur cropping kemiringan >25% 0,9
Strip rumput permanen, baik, rapat
0,04
dan berlajur
Strip rumput permanen, jelek 0,4
Strip Crotalaria 0,5
Mulsa jerami sebanyak 6 t/ha/th 0,15
Mulsa jerami sebanyak 3 t/ha/th 0,25
Mulsa jerami sebanyak 1 t/ha/th 0,60
Mulsa jagung, 3 t/ha/th 0,35
Mulsa Crotalaria 3 t/ha/th 0,50
Mulsa kacang tanah 0,75
Bedengan untuk sayuran 0,15
*Sumber : A’yunin, 2018 : 31
(muallimah, 2015)
2.6. Toleransi Erosi
Tujuan penetapan batas laju erosi yang dapat dibiarkan adalah agar dapat
menurunkan laju erosi yang terjadi pada suatu lahan baik pertanian maupun non
pertanian terutama pada lahan-lahan yang mempunyai kemiringan yang berlereng.
Secara teori dapat dikatakan bahwa laju erosi harus seimbang dengan laju
pembentukan tanah, namun dalam prakteknya sangat sulit untuk mencapai keadaan
yang seimbang tersebut (Zulkarnain, 2012).
ii
Nilai dari besar laju erosi merupakan hasil dari perkalian semua faktor-faktor
USLE tersebut. Pada penelitian ini laju erosi yang dapat ditoleransi (TSL) dihitung
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan adalah sebagai berikut (suhara et
al, 1986 dalam Yamani,2012) :
DE=fdkt × fdmax
Keterangan :
DE = Kedalaman ekivalen tanah
fdkt = Faktor kedalaman tanah (0,8)
fdmax = Faktor kedalaman maksimum
Untuk mengetahui tinggi lapisan tanah yang hilang agar mengetahui nilai
toleransi :
( DE−DMN )
TLH = + SRF
RL
Keterangan :
DMN = Kedalaman minimum tanah untuk pertumbuhan
RL = Resource Life/umur guna tanah
SFR = Laju pembentukan tanah (0,55 mm/tahun)
TLH= Tinggi lapisan tanah yang hilang
Untuk mengetahui nilai batas erosi yang dapat ditoleransi pada lokasi
penelitian dapat menggunakan persamaan sebagai berikut (suhara et al, 1986
dalam Yamani,2012) :
TSL=bit ×TLH ×10
Keterangan :
TSL = Batas erosi yang dapat ditoleransi
bit = Bobot isi tanah (gr/cm3)
Kedalaman ekivalen adalah kedalaman tanah yang setelah mengalami erosi
produktivitasnya berkurang dengan 60% dari produktivitas tanah yang tidak tererosi
(Thomson, 1957 dalam Arsyad ,2010). Sedangkan kedalaman efektif adalah tebal
lapisan tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan
akar yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa
lapisan padas keras, padas liat, padas rapuh, atau lapisan phintile (suripin, 2001).
ii
2.7. Klasifikasi Bahaya Erosi
Indeks Bahaya Erosi (IBE) didapatkan dari hasil perhitungan nisbah antara
laju erosi tanah potensial (A) dengan laju erosi yang masih dapat ditoleransi (TSL)
pada masing-masing Tipe Penggunaan Lahan (TPL). Laju erosi yang masih dapat
ditoleransi ditentukan berdasarkan sifat tanah dan Subtrata. (Rusdi dkk,2013).
Seperti yang ditunjukan pada penelitian Rusdi et al, (2013), persamaan yang
digunakan mengelompokkan berbagai parameter fisik dan pengelolaan yang
mempengaruhi laju erosi ke dalam enam perubah utama yang nilainya untuk setiap
tempat dapat dinyatakan secara numerik. Tingkat bahaya erosi yang merupakan
rasio antara laju erosi tanah dengan laju erosi yang masih dapat ditoleransi, dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
A
BE=
TSL
Dimana:
IBE = Indeks Bahaya Erosi
A = Laju erosi tanah (ton thn-1)
TSL = Laju erosi yang masih dapat di toleransi (tonthn-1)
(anggraini,2019 ; hal III/15-17)
Tabel.2.4
Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi
Kehilangan Tanah
Keterangan
Kelas TBE (Ton/Ha/Th)
I ≤15 Sangat Ringan (Very Light)
ii
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini ada beberapa metode penelitian yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penilitian ini dimulai dengan studi literatur untuk mengumpulkan bahan-bahan
yang dibutuhkan selama proses penelitian, seperti jurnal ilmiah tentang
reklamasi, erosi dan degradasi, serta buku-buku terkait.
2. Pengumpulan data-data yang dibutuhkan sebagai penunjang dalam
menyelesaikan laporan penelitian. Data yang dibutuhkan berupa data sekunder
dan data primer. Data primer merupakan data yang diambil langsung di
lapangan sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang
pengambilannya dilakukan oleh perusahaan.
3. Melakukan pengamatan dilapangan pada PT Arutmin Tambang Batulicin
4. Melakukan pengambilan data hasil erosi dengan metode petak.
5. Analisa data dari hasil pengambilan data dengan membandingkan perdiksi erosi
metode USLE dengan erosi aktual kemudian dianalisa dampaknya dalam
keberhasilan penanaman yang digunakan pada PT Arutmin tambang Batulicin.
ii
3.2. Diagram Alir Penelitian
Pada penelitian ini ada beberapa metode penelitian yang dapat dijelaskan
dalam gambar diagram alir sebagai berikut :
Mulai
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Selesai
Gambar 3.1.
Diagram Alir Penelitian
ii
BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN
ii
BAB V
TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN
Berikut ini merupakan uraian kegiatan penelitian Tugas Akhir (TA) yang
saya ajukan. Apabila diperlukan, waktu pelaksanaan dapat disesuaikan dengan
keadaan.
Tabel 5.1
Jadwal Penelitian Tugas Akhir
Juli Agustus Oktober November Desember Januari Februari
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seminar Proposal
Pengambilan Data
2
diperusahaan
Pengujian
Dilaboratorium
3
Mekanika Tanah FT
ULM
Seminar Akhir di
4
Perusahaan
4 Seminar Data
Pengolahan data
5 dan Pembuatan
Laporan
6 Seminar Hasil
7 Sidang Akhir
ii
BAB VI
PENUTUP
Demikian proposal pengajuan Tugas Akhir (TA) ini dibuat sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dengan harapan dapat memudahkan Tugas Akhir
(TA). Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan proposal ini banyak
terdapat kekurangan dan kekeliriuan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi perbaiakan dan penyempurnaan pelaksanaan
Tugas Akhir ini.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Lia risti. 2019. Evaluasi Degradasi Tanah Akibat Erosi Pada Kegiatan
Reklamasi Di Pt Arutmin Indonesia Site Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu
Provinsi Kalimantan Selatan. Universitas Lambung Mangkurat.
Arsyad. 2010. Konservasi Tanah dan Ir. Bogor: Serial Pustaka IPB Press.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2008
Latifah, Siti. 2003. Kegiatan Reklamasi Lahan Pada Bekas Tambang. Program Ilmu
Kehutanan Jurusab Manajemen Hutan Universitas Sumatera Utara.
Patiung, Onesimus Dkk. 2011. Impact Coal Mine Land Reclamation On Hydrology
Function. Instititut Pertanian Bogor.
Rusdi dkk, 2013. Evaluasi Degradasi Lahan Diakibatkan Erosi Pada Areal Pertanian
Di Kecamatan Lembah Seulah Kabupaten Aceh Besar. Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala.
ii
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KOP PERUSAHAAN
Nama : ……………………
NIM : ……………………
Topik : …………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………..
*) Nilai 0-100
Pembimbing Lapangan
(………………………)
ii
LAMPIRAN 2
CURRICULUM VITAE
LAMPIRAN 3
KOP PERUSAHAAN
ii
Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa*)
NIM : H1C115215
( ) ( )
LAMPIRAN 4
ii
ii