LAPORAN
OLEH
Nuraini
071002000032
NAMA : NURAINI
NIM : 071002000032
KELOMPOK : F3
3. RIZKY ANUGRAH
NILAI :
( ....................... ) (Nuraini)
BAB V PEMBAHASAN..................................................................................................... 9
i
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
ii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
A. TUGAS INTERNET ............................................................................................ 15
B. HASIL PENGAMATAN ................................................................................ 16-17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui pengertian tentang cut off
2. Mengetahui fungsi cut off.
3. Untuk mendapatkan nilai Net Sand
4. Untuk mendapatkan nilai Net Pay
5. F
2
BAB II
TEORI DASAR
Minyak dan gas bumi hingga sekarang merupakan sumber utama dalam pemenuhan
kebutuhan energi di dunia. Pengembangan studi dalam eksplorasi maupun eksploitasi minyak
dan gas bumi oleh ahli geologi maupun geofisika diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan
energi selain memanfaatkan energi alternatif. Industri migas pun dituntut untuk mencapai suatu
nilai keekonomian (profit). Oleh karena itu diperlukan pemahaman petrofisik reservoir sebagai
salah satu penentu keberhasilan produksi eksplorasi maupun eksploitasi penting untuk
dipahami. Data primer yang digunakan adalah well log TRMB-01 Langkah yang dilakukan
diawali dengan determinasi litologi secara kualitatif secara quick look berdasarkan
kecenderungan nilai Gamma Ray, Resistivity, Density, dan Neutron.
Secara kuantitatif memisahkan Zona Air, Zona Transisi, dan Zona Hidrokarbon dari
kecenderungan perbedaan nilai Deep Resistivity dan Shallow Resistivity dihubungkan juga
dengan jenis litologi dari pembacaan Gamma Ray. Pada zona air diperoleh nilai Φtotal dan Ro
dimasukkan dalam Pickett Plot hingga didapat nilai aRw dan m (faktor sementasi) untuk zona
hidrokarbon. Pada zona hidrokarbon didapat hasil akhir berupa nilai Saturasi Air (Sw), Saturasi
Hidrokarbon (SH), Saturasi Air Sisa (Swir), dan Permeabilitas (K). Berdasarkan nilai Saturasi
Air (Sw) dan porositas (Φ) didapatkan nilai Gross Sand, Net Sand, dan Net Pay yang
dieliminasi dari nilai Cut Off Sw < 0,2 dan Φ > 0,1 sehingga didapat ketebalan Net Pay reservoir
Hidrokarbon yang dianggap prospektif pada kedalaman 891 m ketebalan 1m, dan 918 – 927 m
dengan ketebalan 9m dengan komposisi gas diketahui dari besarnya separasi antara log density
dan neutron..
Cut off reservoir didefinisikan sebagai suatu harga tertentu, dimana diatas atau dibawah
harga tersebut parameter reservoir tidak berlaku lagi untuk dipertimbangkan. Penentuan cut off
reservoir dilakukan dengan plot variabel-variabelnya pada kertas kartesian sehingga
didapatkan suatu trend garis lurus yang mewakili semua data dan kemudian ditentukan cut off
reservoir tersebut. Fungsi cut off reservoir adalah untuk mengeliminir nilai-nilai parameter
reservoir yang dapat dianggap mempengaruhi potensi sebagai bagian reservoir yang produktif
dengan mempertimbangkan faktor ekonomi.
Cut off reservoir dapat ditentukan berdasarkan analisa data reservoir dengan metode
coring, well logging dan well testing. Sedangkan parameter reservoir yang dapat ditentukan
cut off-nya adalah cut off porositas, cut off permeabilitas, cut off saturasi air dan cut off Vclay.
Penentuan Cut Off Permeabilitas ditentukan berdasarkan batas laju produksi ekonomis yang
diperoleh dari grafik rate. Penentuan Cut-off Porositas yaitu Permeabilitas batuan berhubungan
erat dengan porositas batuan, karena batuan yang permeabel sudah pasti porous, tetapi belum
tentu sebaliknya. Oleh sebab itu maka dapat dikatakan permeabilitas merupakan suatu fungsi
porositas atau k = f(o). Dengan memasukkan harga cut-off permeabilitas pada grafik hubungan
antara porositas dengan permeabilitas, maka cut-off permeabilitas tersebut akan memotong
trend garis linier, selanjutnya ditarik kebawah sejajar dengan ordinat, maka garis tersebut akan
memotong absisnya. Perpotongan garis pada absisnya akan mendapatkan harga cut-off
3
porositas. Pada penentuan cut-off saturasi air, maka diperlukan data-data penilaian formasi
yang digunakan untuk menentukan batas air-minyak (WOC) maupun batas minyak-gas (GOC).
Data-data tersebut dapat diperoleh dengan metode analisa core maupun metode well logging
seperti terlihat pada gambar 4.3. Hasil analisa core untuk menentukan WOC dan GOC kurang
baik, karena pada waktu pengambilan sampel core akan terjadi penguapan.
Dengan demikian metode yang baik untuk menentukan cut-off saturasi air adalah
metode logging. Porositas dan saturasi air hasil analisa well logging diplot pada koordinat
kartesian, dimana porositas sebagai ordinat dan permeabilitas absis. Data-data tersebut
dihubungkan secara interpolasi maka akan didapatkan trend garis lurus. Selanjutnya ditarik ke
bawah sejajar dengan ordinatnya sampai memotong absis, dimana titik perpotongan tersebut
merupakan harga cut-off saturasi airnya.
Pada pembahasan mengenai cut-off porositas diatas selain dapat digunakan untuk
menentukan cut-off volume clay. Yang mana metode dasar penentuannya yaitu dari hasil plot
antara hasil deflesi kurva gamma ray log dengan porositas hasil well logging.
Cut off Vclay didefinisikan sebagai harga Vclay dimana Vclay diatas harga tersebut tidak
lagi dipertimbangkan. Hasil penentuan cut off porositas selain dapat digunakan untuk
menentukan cut off saturasi air, juga dapat digunakan untuk menentukan cut off Vclay. Prosedur
penentuannya adalah Hasil defleksi kurva gamma ray log dan porositas hasil well logging
diplot pada koordinat kartesian, dimana gamma ray units sebagai ordinat dan porositas sebagai
absisnya. Kedua ,data-data tersebut bila dihubungan secara interpolasi, akan diperoleh trend
garis lurus.ketiga ,bila ditarik garis lurus ke atas sejajar dengan ordinatnya, maka akan
memotong garis trend tersebut. Selanjutnya ditarik kekiri sejajar dengan absisnya, maka akan
memotong sumbu ordinatnya. Keempat, dari titik perpotongan ini diperoleh harga cut off
gamma ray units. Selanjutnya harga cut off gamma ray unit tersebut dimasukkan ke dalam
persamaan dibawah ini maka akan diperoleh harga cut off Vclay.
Dengan diketahuinya cut-off reservoir maka metode volumetris yang digunakan untuk
memperkirakan cadangan reservoir akan menghasilkan jumlah yang akurat, dimana data-data
tersebut tidak berlaku lagi untuk dipertimbangkan. Bila hasil cut-off porositas diplot pada
kertas grafik biasa, dan cut-off permeabilitas pada kertas grafik log versus kedalaman bersih
(net pay) lapisan produktif, maka kedua parameter cut-off tersebut akan mengontrol ketebalan
bersih lapisan produktifnya. Diperlihatkan pada gambar 4.5.
Setelah dianalisa dengan metode statistic dan cut off, maka perlu diadakan evaluasi
data-data beberapa sumur, diantaranya : penentuan derajat stratifikasi, penentuan derajat
uniformity dan derajat penebalan.
Dalam konteks reservoir, cut-off merupakan batasan nilai dari parameter reservoir, dalam hal
ini berupa (volume shale (Vsh), porositas (Φ), permeabilitas (k), dan saturasi air (Sw). Nilai
cut-off ini digunakan untuk mengeliminasi volume batuan yang tidak berkontribusi secara
signifikan dalam evaluasi IOIP maupun cadangan reservoir. Nilai cut-off disesuaikan dengan
karakter fisik dari reservoir. Nilai cut-off bersifat subyektif, tergantung dari keputusan suatu
perusahaan. Namun, nilai cut-off tidak dapat ditentukan dengan sewenang-wenang. Nilai cut-
off ini ditentukan oleh karakter dari reservoir.
4
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel III.1
Data Cut Off
5
Tabel III.2
Parameter Hasil Cut Off
Gambar III.1
Grafik Por Vs VSh
Gambar III.1
Grafik Por Vs Sw
6
BAB IV
ANALISA PENGAMATAN
Before
ØEffective x h
Zona 1 = 0,17786 x 0 = 0
Zona 2 = 0,16121 x 0,666667 = 0,107473387
Zona 3 = 0,16163 x 0,666667 = 0,107753387
Zona 4 = 0,1792 x 0,666667 = 0,119466726
Zona 5 = 0,18409 x 0,666667 = 0,122726728
Zona 6 = 0,1475 x 0,666667 = 0,098333383
Zona 7 = 0,47733 x 0,666667 = 0,318220159
Zona 8 = 0,16194 x 0,666667 = 0,107920054
Zona 9 = 0,16194 x 0,666667 = 0,107960054
Zona 10 = 0,17398 x 0,666667 = 0,115986725
ØEffective x Sw x h
After
ØEffective x Net Pay
Zona 1 = 0,17786 x 0 = 0
Zona 2 = 0,16121 x 0 = 0
Zona 3 = 0,16163 x 0 = 0
Zona 4 = 0,1792 x 0 = 0
Zona 5 = 0,18409 x 0,666667 = 0,122726728
Zona 6 = 0,1475 x 0,666667 = 0,098333383
Zona 7 = 0,47733 x 0,666667 = 0,318220159
Zona 8 = 0,16194 x 0 = 0
7
Zona 9 = 0,16194 x 0 = 0
Zona 10 = 0,17398 x 0 = 0
8
BAB V
PEMBAHASAN
Minyak dan gas bumi hingga sekarang merupakan sumber utama dalam pemenuhan
kebutuhan energi di dunia. Pengembangan studi dalam eksplorasi maupun eksploitasi minyak
dan gas bumi oleh ahli geologi maupun geofisika diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan
energi selain memanfaatkan energi alternatif. Industri migas pun dituntut untuk mencapai suatu
nilai keekonomian (profit). Oleh karena itu diperlukan pemahaman petrofisik reservoir sebagai
salah satu penentu keberhasilan produksi eksplorasi maupun eksploitasi penting untuk
dipahami. Data primer yang digunakan adalah well log TRMB-01 Langkah yang dilakukan
diawali dengan determinasi litologi secara kualitatif secara quick look berdasarkan
kecenderungan nilai Gamma Ray, Resistivity, Density, dan Neutron. Secara kuantitatif
memisahkan Zona Air, Zona Transisi, dan Zona Hidrokarbon dari kecenderungan perbedaan
nilai Deep Resistivity dan Shallow Resistivity dihubungkan juga dengan jenis litologi dari
pembacaan Gamma Ray. Pada zona air diperoleh nilai Φtotal dan Ro dimasukkan dalam Pickett
Plot hingga didapat nilai aRw dan m (faktor sementasi) untuk zona hidrokarbon. Pada zona
hidrokarbon didapat hasil akhir berupa nilai Saturasi Air (Sw), Saturasi Hidrokarbon (SH),
Saturasi Air Sisa (Swir), dan Permeabilitas (K). Berdasarkan nilai Saturasi Air (Sw) dan
porositas (Φ) didapatkan nilai Gross Sand, Net Sand, dan Net Pay yang dieliminasi dari nilai
Cut Off Sw < 0,2 dan Φ > 0,1 sehingga didapat ketebalan Net Pay reservoir Hidrokarbon yang
dianggap prospektif pada kedalaman 891 m ketebalan 1m, dan 918 – 927 m dengan ketebalan
9m dengan komposisi gas diketahui dari besarnya separasi antara log density dan neutron.
Secara harfiah, cut-off berarti suatu nilai batas. Dalam konteks reservoir, cut-off
merupakan batasan nilai dari parameter reservoir, dalam hal ini berupa (volume shale (V sh),
porositas (Φ), permeabilitas (k), dan saturasi air (Sw). Nilai cut-off ini digunakan untuk
mengeliminasi volume batuan yang tidak berkontribusi secara signifikan dalam evaluasi IOIP
maupun cadangan reservoir. Nilai cut-off disesuaikan dengan karakter fisik dari reservoir. Nilai
cut-off bersifat subyektif, tergantung dari keputusan suatu perusahaan. Namun, nilai cut-off
tidak dapat ditentukan dengan sewenang-wenang. Nilai cut-off ini ditentukan oleh karakter dari
reservoir. Penentuan cut-off diperlukan pada studi reservoir yang sistemnya memiliki suatu
kelainan pada batuan yang menyebabkan batuan/formasi tersebut tidak dapat diikutsertakan
pada tahap korelasi stratigrafi dan dalam penentuan nilai cadangan. Penentuan nilai cut-off
yang tidak tepat akan mempengaruhi parameter dalam reservoir. Berikut ini adalah beberapa
parameter yang dipengaruhi oleh nilai cut-off. Pertama yaitu Konektivitas Reservoir Nilai cut-
off digunakan untuk menentukan nilai net-to-gross ratio yang digunakan untuk mengetahui
kontinuitas dari sebuah reservoir. Sehingga dibutuhkan nilai net thickness sebagai input dari
net-to-gross ratio. Hal ini mengindikasikan fraksi gross batuan yang clean dan berpori yang
berpotensi sebagai potensi resevoir hidrokarbon. Jika cut-off Vsh dan porositas dikorelasikan
dengan dengan nilai permeabilitas, maka hal ini akan menjamin aliran fluida dari reservoir
dapat mengalir. Kedua, Analisa volumetric yaitu Nilai cut-off akan mengeliminasi batuan
maupun kandungan dalam batuan yang tidak sesuai dengan cut-off tersebut. Hal ini akan
mempengaruhi penentuan dari nilai hydrocarbon-in-place (IOIP maupun IGIP). Ketiga, model
9
dinamis reservoir yaitu Hal ini berhubungan dengan estimasi dari nilai cadangan. Cut-off akan
dihubungkan dengan nilai parameter hidrolik, yaitu permeabilitas absolut, faktor geometri pori
(k/Φ)0.5, mobility ratio (k/μ), tekanan kapiler, saturasi air residual (Swirr) atau end-point dari
permeabilitas relatif yang diekstrapolasi, tergantung dari mekanisme pendorong dari reservoir.
Kelima , mekanisme recovery dan pengurasan reservoir yaitu Dynamic cut-off sangat
dibutuhkan untuk diaplikasikan dalam hukum Darcy. Faktor yang paling dipengaruhi adalah
nilai dari ketebatan efektif dari interval aliran.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Nilai Cut-Off yaitu yang pertama efek
pembacaan skala saat logging. Net pay diperoleh dari pembacaan (resolusi spasial) dari well
logging. Conventional log sampling interval adalah 0,15 m sehingga setiap data berhubungan
dengan ketebalan sub-layer 0,15 m. Resolusi menunjukkan ketebalan lapisan minimum di
mana log akan merekam nilai parameter yang benar setelah dikoreksi dengan kondisi
lingkungan reservoir. Kedua , tipe batuan sangat mempengaruhi nilai cut-off karena adanya
perbandingan petrofacies dari batuan. Contohnya cut-off untuk sandstone dan carbonate
berbeda karena proterti petrofacies dari sandstone dan carbonate berbeda. Bahkan dalam jenis
batuan carbonate pun nilai cut-off dibedakan untuk limestone dan dolomite. Ketiga ,
permeabilitas yaitu Saat nilai permeabilitas atau mobility cut-off ditentukan, kemudian
dihubungkan dengan nilai cut-off dari Vsh, Φ, dan Sw. Nilai cut-off tersebut memberikan
beberapa karakteristik, yaitu nilai dinamis dari reservoir dan sinergis (meskipun nilai cut-off
dari Vsh, Φ, dan Sw awalnya berhubungan dengan dengan net sand, net reservoir, dan
klasifikasi net pay).
Net sand merupakan formasi yang memiliki nilai porositas lebih besar dari cut off yang
telah ditentukan. Volume shale diperhitungkan karena formasi mengandung shale,sehingga
formas yang diambil adalah yang memiliki volume shale lebih besar dari cut off yang telah
ditentukan. Tujuan dari perhitungan net-pay adalah untuk menghilangkan interval batu non-
produktif dan, dari perhitungan di berbagai lubang bor, memberikan dasar yang kokoh untuk
mendeskripsikan kualitas reservoir 3D, kuantitatif hidrokarbon in-place dan perhitungan aliran.
"Net-to-gross ratio" atau "Net/Gross" (N / G) adalah jumlah total besar pay dibagi dengan total
ketebalan interval reservoir (Untuk memudahkan, diasumsikan sumur vertikal).
Tujuan dari perhitungan net-pay adalah untuk menghilangkan interval batu non-
produktif dan, dari perhitungan di berbagai lubang bor, memberikan dasar yang kokoh untuk
mendeskripsikan kualitas reservoir 3D, kuantitatif hidrokarbon in-place dan perhitungan
aliran.Perhitungan net-pay adalah input yang diperlukan untuk menghitung pori-pori
hidrokarbon, FHCP, pada lubang sumur dan input ke Original Oil In Place reservoir (OOIP)
atau perhitungan Gas In Place (OGIP). Total FHCP di sumur adalah penjumlahan titik-titik
pada interval reservoir Persamaan. 1. Interval Top & Bottom reservoir diinterpretasi oleh ahli
geologi atas dasar deskripsi core dan log characteristic.
10
4.2 TUGAS INTERNET
Simulasi sendiri merupakan imitasi atau tiruan dari aktivitas / proses sebuah
sistem. Simulasi dibuat dengan tujuan untuk mengamati karakteristik sistem nyatanya.
Terkadang Simulasi dibuat untuk sesuatu yang belum ada sistem nyatanya, sehingga
pembuatan simulasi dalam hal ini adalah untuk menguji sistem rancangan. Simulasi bisa
tidak menggunakan komputer, tetapi cukup menggunakan persamaan-persamaan matematik
namun demikian kompleksitas sistem nyata biasanya mengharuskan penggunaan komputer
agar model yang disimulasikan mendekati atau sangat mirip dengan sistem nyata.
Salah satunya adalah metode Monte Carlo, dimana pemodelan ini berkaitan dengan
model probabilistic suatu event atau kejadian berdasarkan history atau sejarah kejadian yang
telah terjadi. Metode Monte Carlo merupakan dasar untuk semua algoritma dari metode
simulasi yang didasari pada pemikiran penyelesaian suatu masalah untuk medapatkan hasil
yang lebih baik dengan cara memberi nilai sebanyak-banyaknya atau metode untuk
menganalisa perambatan ketidakpastian, dimana tujuannya adalah untuk menentukan
bagaimana variasi random dan error mempengaruhi sensitivitas, performa atau reliabilitas
dari sistem yang ada sedang dimodelkan. Monte Carlo digolongkan sebagai metode
sampling karena input dibangkitkan secara random dari suatu distribusi probabilitas untuk
proses sampling dari suatu populasi nyata. Oleh karena itu, suatu model harus memilih satu
distribusi input yang paling mendekati data yang dimiliki (Rubinstein, 1981)
Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku
sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah untuk mengevaluasi
integral definit, terutama integral multidimensi dengan syarat dan batasan yang rumit.
Simulasi Monte Carlo sangat penting dalam fisika komputasi dan bidang terapan lainnya,
dan memiliki aplikasi yang beragam mulai dari penghitungan termodinamika kuantum
esoterik hingga perancangan aerodinamika. Metode ini terbukti efisien dalam
memecahkan persamaan diferensial integral medan radian, sehingga metode ini
digunakan dalam penghitungan iluminasi global yang menghasilkan gambar-gambar
fotorealistik model tiga dimensi, dimana diterapkan dalam video games, arsitektur,
perancangan, film yang dihasilkan oleh komputer, efek-efek khusus dalam film, bisnis,
ekonomi, dan bidang lainnya. Karena algoritma ini memerlukan pengulangan
(repetisi) dan penghitungan yang amat kompleks, metode Monte Carlo pada umumnya
dilakukan menggunakan komputer, dan memakai berbagai teknik simulasi komputer.
Algoritma Monte Carlo adalah metode Monte Carlo numerik yang digunakan untuk
menemukan solusi matematis (yang dapat terdiri dari banyak variabel) yang sulit
dipecahkan, misalnya dengan kalkulus integral, atau metode numerik lainnya.
Nama Monte Carlo kemudian akhirnya menjadi populer oleh Enrico Fermi, Stanislaw Ulam,
dan rekan-rekan mereka sesama peneliti fisika. Nama Monte Carlo merujuk kepada sebuah
kasino terkenal di Monako. Di sanalah paman dari Stanislaw Ulam sering meminjam uang
11
untuk berjudi. Kegunaan dari ketidakteraturan dan proses yang berulang memiliki kesamaan
dengan aktivitas di kasino.
Hal yang berbeda dari simulasi Monte Carlo adalah ia membalikkan bentuk simulasi
yang umum. Metode ini akan mencari kemungkinan terlebih dahulu sebelum memahami
permasalahan yang ada. Sementara umumnya menggunakan simulasi untuk menguji masalah
yang sebelumnya telah dipahami. Walaupun pendekatan terbalik ini sudah ada sejak lama,
namun pendekatan ini baru diakui setelah metode Monte Carlo populer. Dalam metode Monte
Carlo menerapkan teknik yang disebut “Simulasi Monte Carlo” dan memiliki peranan yang
sangat penting dalam pemecahan masalah melalui teknik computer karena simulasi Monte
Carlo menggunakan angka acak untuk model semacam proses. Teknik ini bekerja sangat baik
ketika proses adalah salah satu tempat probabilitas mendasar tetapi lebih sulit untuk
menentukan hasilnya. Sebagian besar dari waktu CPU pada beberapa komputer tercepat di
dunia dihabiskan untuk melakukan simulasi Monte Carlo karena kita bisa menuliskan beberapa
hukum dasar fisika tetapi tidak dapat menyelesaikannya secara analitis sehingga diperlukan
metode numeric seperti metode Monte Carlo untuk masalah kepentingan.
Metode ini telah digunakan di bidang fisika, kimia fisika, dan lain-lain. Rand Corporation dan
U.S. Air Force merupakan sponsor utama dalam pengembangan metode Monte Carlo pada
waktu itu dan metode ini semakin berkembang di berbagai bidang. Pada tahun 1950-an, metode
ini digunakan di Laboratorium Nasional Los Alamos untuk penelitian awal pengembangan
bom hydrogen, dan kemudian sangat popular dalam bidang fisika dan riset operasi sampai saat
ini.
Teknik dalam metode simulasi Monte Carlo merupakan suatu teknik khusus dimana
kita dapat membangkitkan beberapa hasil numerik tanpa secara aktual melakukan suatu tes
eksperimen. Kita dapat menggunakan hasil dari tes sebelumnya yang pernah dilakukan untuk
menentukan distribusi probabilitas dari parameter-parameter yang ditinjau dalam kasus
tersebut. Kemudian kita menggunakan informasi ini untuk membangkitkan parameter-
paramater data numerik. Dasar dari prosedur teknik simulasi Monte Carlo adalah
membangkitkan bilangan acak semu. Menurut Kakiay (2004), metode Monte Carlo dikenal
juga dengan istilah Sampling Simulasi atau Monte Carlo Sampling Technique. Metode monte
carlo menggunakan data yang sudah ada (historical data). Metode monte carlo merupakan salah
satu algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai prilaku sistem fisika dan
matematika, yang secara klasik penggunaan metode ini adalah untuk mengevaluasi integral
tertentu (definit), terutama integral multidimensi dengan syarat dan batasan yang rumit.
Penggunaan metode Monte Carlo untuk mendapatkan solusi numeric dengan nilai estimasi
yang paling mendekati dari yang diharapkan dengan cara bereksperimen melalui angka-angka
acak yang dihasilkan RNG (Random Generator) dan teori probabilitas. Penggunaan
pembangkitan bilangan acak akan lebih efektif digunakan dari pada tabel angka acak yang telah
ada sebelumnya dan sering digunakan untuk pengambilan sampel statistik.
12
BAB VI
KESIMPULAN
Dari percobaan cut off ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Cut-off berarti suatu nilai batas. Dalam konteks reservoir, cut-off merupakan batasan
nilai dari parameter reservoir, dalam hal ini berupa (volume shale (Vsh), porositas (Φ),
permeabilitas (k), dan saturasi air (Sw).
2. Penentuan cut-off diperlukan pada studi reservoir yang sistemnya memiliki suatu
kelainan pada batuan yang menyebabkan batuan/formasi tersebut tidak dapat
diikutsertakan pada tahap korelasi stratigrafi dan dalam penentuan nilai cadangan.
Penentuan nilai cut-off yang tidak tepat akan mempengaruhi parameter dalam
reservoir.
3. Net sand merupakan formasi yang memiliki nilai porositas lebih besar dari cut off yang
telah ditentukan.
4. net-pay adalah untuk menghilangkan interval batu non-produktif dan, dari perhitungan
di berbagai lubang bor, memberikan dasar yang kokoh untuk mendeskripsikan kualitas
reservoir 3D, kuantitatif hidrokarbon in-place dan perhitungan aliran.
5. Paramater reservoir dapat ditentukan cut offnya adalah cut off porositas, cut off
permeabilitas, cut off saturasi air dan cut off Vclay.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET
Metode Monte Carlo merupakan istilah sampling statistik. Monte carlo dipopulerkan oleh para
pioner yaitu Stanislaw Marcin Ulam, Enrico Fermi, John von Neumann dan Nicholas
Metropolis. Monte Carlo merupakan nama Kasino termukan di Monako. Pada tahun 1930
Metode Monte Carlo digunakan oleh Enrico Fermi untuk menghitung sifat-sifat Neutron. Dan
pada tahun 1950 an, metode ini digunakan untuk penelitian pengembangan bom hidrogen di
Laboratorium Los Alamos. Sehingga tersebarlah metode Monte Carlo yang dapat digunakan
dalam aplikasi berbagai bidang.
Menurut Benninga (2008), metode Monte Carlo adalah berbagai simulasi acak yang digunakan
untuk menentukan nilai parameter. Simulasi Monte Carlo seperti melemparkan dadu ribuan
kali untuk memberikan gambaran lengkap berbagai kemungkinan hasil dari input yang
berbeda. Berbagai hasil simulasi memberikan gambaran tentang kemungkinan hasil
keuntungan yang berbeda pula. Sehingga memberikan wacana dan memudahkan perusahaan
dalam penyusunan perkiraan kegiatan usaha.
Sedangkan menurut jurnal yang ditulis oleh Proctor, Simon (2012), Simulasi Monte Carlo
memberikan kemampuan perencanaan bisnis untuk mengambil proses yang satu tahap lebih
jauh dengan mendefinisikan daftar nilai suatu kemungkinan relatif setiap kejadian dan
kemudian secara efektif seperti melemparkan dadu ribuan kali untuk memberikan gambaran
lengkap berbagai hasil memungkinkan dari input yang mendasari dan berbeda. Dengan cara
memasukkan risiko-risiko sebagai input yang mendasari serta berbeda-beda dan menghasilkan
keuntungan yang berbeda pula. Oleh karena itu, hasil tersebut merupakan hasil kemungkinan
yang memberikan gambaran kepada perusahaan. Sehingga mempermudah perusahaan untuk
menyusun perkiraan kegiatan usaha. Hal ini merupakan kelebihan dari simulasi Monte Carlo.
Tetapi terdapat kelemahan dari simulasi Monte Carlo yaitu sulitnya menetapkan distribusi
probabilitas tertentu ke variabel model. Dan kesulitan dalam penentuan variabel input yang
dapat berdampak pada nilai yang lain. Tetapi dari kesulitan ini dapat memberikan wawasan
nyata untuk proses perencanaan usaha.
Maka Simulasi Monte Carlo adalah pengambilan sampel dengan menggunakan
bilangan-bilangan acak (random numbers) dengan prinsip kerja adalah membangkitkan
bilangan-bilangan acak atau sampel dari suatu variabel acak yang telah diketahui distribusinya,
sehingga seolah-olah dapat diperoleh data dari lapangan, atau dengan kata lain Simulasi Monte
Carlo meniru kondisi lapangan secara numerik. Simulasi Monte Carlo dapat didefinisikan
sebagai Simulasi sistem nyata yang di alam merupakan unit / partikel, dengan mengamati
perilaku sejumlah unit / partikel yang memiliki kondisi secara acak menurut distribusi populasi,
mirip dengan sistem nyata melalui generasi nomor acak.
Sumber : https://id.scribd.com/document/431085842/Carlo
15
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN
16
17