Anda di halaman 1dari 18

INTERPRETASI KUALITATIF

LAPORAN
II

Oleh

Nuraini

071002000032

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : NURAINI
NIM : 071002000032
KELOMPOK : B3
PARTNER : 1. MUHAMMAD ZAIDAN IBRATA
2. EVANGELIKA PUTRI PAI
3. RIZKI ANUGRAH
TGL. PRAKTIKUM : 22 MARET 2022
TGL. PENERIMAAN : 29 MARET 2022
ASISTEN : 1.YANNI FLORENSIA IMANUELA SAIRLELA
2.NILA MUTIYA HANI
3. DEWI LATIFATUL AINI
NILAI :

Tanda Tangan Tanda Tangan

(…………….) (NURAINI)

Asisten Praktikan

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 2


1.2 Tujuan Percobaan .................................................................................... 3

BAB II TEORI DASAR .......................................................................................... ....4

BAB III HASIL PENGAMATAN……………………………………………………6

BAB IV HASIL PEMBAHASAN .............................................................................. 7

BAB V KESIMPULAN .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

LAMPIRAN HASIL PENGAMATAN .................................................................... 13

ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Tugas Internet…………………………………………………………………...14
B. Hasil Pengamatan……………………………………………………………….15

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan Penilaian Formasi adalah mengidentifikasi reservoir, memprediksiletak lapisan
permeabel yang prospek hidrokarbon, memperkirakan jumlahcadangan awal hidrokarbon
d i tempat serta menentukan letak perforasi untukproduksi hidrokarbon. Minyak d a n
g a s b u m i merupakan sumber d a y a energiterpenting di dunia. Mengingat pentingnya
peran minyak dan gas bumi bagi kelangsunganhidup manusia, maka perlu dilakukan
estimasi cadangan hidrokarbon yang akurat padasetiap reservoir yang ada seperti analisa
properti reservoir (porositas, permeabilitas,saturasi, resistivitas, penyebaran batuan
reservoir, dan kandungan hidrokarbon) denganmenggunakan data sumur yang bisa
didapat dengan pekerjaan logging. Logging merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam menilai suatu formasi dimana padabagian ini akan diperoleh mekanisme perhitungan
dan evaluasi terhadap formasi.

Metode logging ini sangat berperan penting dalam perkembangan ekplorasi


hidrokarbon. Pekerjaan logging atau evaluasi formasi merupakan kegiatan mempelajari
karakteristik formasi pada suatu reservoir serta segala aspek yang menyangkut perhitungan
cadangan hidrokarbon. Penilaian formasi dilakukan setelah terdapat lubang pemborang yang
membuktikan terdapatnya hidrokarbon pada cekungan tersebut. Dengan dilakukannya
penilaian formasi maka dapat ditentukan zona mana yang prospek untuk di produksi,sehingga
keuntungan pu dapat dieroleh. Beberapa parameter yang diperlukan untuk menentukan zona
produktif, yaitu berupa karakteristik batuan antara lain porositas, permeabilitas, saturasi air dan
kemampuan bergerakya hidrokarbon, tipe hidrokarbon,lithologi batuan ,kemiringan dan
struktur formasi.

Interpretasi log merupakan bagian dari penilaian formasi yang dilakukan untuk
menentukan parameter batuan reservoir dari hasil rekaman log. Parameter utama yang
dihasilkan dari pengukuran log sumur adalah ketebalan lapisan, volume pori (porositas), dan
fraksi ruang pori yang dijenuhi dengan hidrokarbon (saturasi) yang diperlukan untuk
memperkirakan cadangan.

Interpretasi log dilakukan untukmengetahui harga Rw dan Sw serta menentukan


lithologi batuannya. Interpretasiini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu interpretasi
kualitatif daninterpretasi kuantitatif. Interpretasi kualitatif meliputi penentuan
lapisanpermeable, penentuan batas lapisan dan penentuan zona interest. Log yangdigunakan
berupa SP Log, GR Log dan Resistivity Log. Sementara interpretasikuantitatif meliputi
penentuan porositas dan saturasi air (Sw). Jenis Log yangdigunakan Neutron Log, Density Log,
Sonic Log dan Resistivity Log. Adapunkondisi interpretasi yang dilakukan berupa Clean
Formation (quick look) danShally Sand Formation (detailed).

2
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengtahui daerah yang prospek.


2. Mengidentifikasi karakteristik kandungan hidrokarbon.
3. Mengetahui area untuk logging.
4. Mengetahui jenis batuan dari lapisan pada lubang bor.
5. Mengetahui ukuran diameter lubang bor.

3
BAB II
TEORI DASAR

Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang
ditematkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Wireline terdiri atas outer wire rope
dan inner wire group of wires. Kabel luar memberikan kekuatan untuk menurunkan dan
mengangkat instrumen dan kabel dalam berupa transmisi untuk mengatur peralatan logging
dan untukmentelemetrikan data uphole ke perangkat perekaman di permukaan.

Langkah eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) saat ini menjadi semakin kompleks,
mulai dari kajian awal geologi dalam skala regional hingga kajian rinci skala mikro
berdasarkan data well-log (sumur bor) dalam upaya mengungkap kondisi rinci dari sebuah
petroleum system yang ditemukan. Well Logging merupakan metode pengukuran
parameterparameter fisika, dalam lubang bor, yang bervariasi terhadap kedalaman sumur.
Hasil analisis data log sumur dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik reservoar (segi
porositas, saturasi air, dan permeabiltas) yang digunakan antara lain untuk menentukan arah
eksplorasi dan produksi selanjutnya

Pada tahun 1980an, teknik baru ditemukan, Logging While Drilling (LWD),
diperkenalkan degan menghasilkan informasi tentang sumur. Pada sensor yang terletak diujung
kabel wireline, sensor terintegrasi dengan drill string dan pengukuran dilakuka saat
pengeboran. Ketika melakukan loging sumur setelah drill string dikeluarkan dari sumur. LWD
mengukur parameter geologi didalam sumur yang telah dibor. Karena terdapat dua kabel yang
terkoneksi dengan permukaan, data direkam kebawah dan diangkat kembali ketika drill string
dikeluarkan dalam lubang. Subset kecil dari data pengukuran dapat ditransmisikan ke
permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam wells mud fluid colomn. data
telemetri dari dalam tanah mempunyai bandwidth yang kecil kurang dari 100bit per detik,
sehingga informasi dapat didapat real time dengan bandwidth yang kecil.

Terdapat beberapa kajian pokok di dalam evaluasi data log, antara lain untuk :
identifiikasi porositas dan permeabilitas batuan reservoir, perhitungan porositas dan saturasi
air, identifikasi jenis fluida (gas,minyakmd=air) dan kontak di antaranya, identifikasi lapisan
batuan ,cadangan,lapisan hidrokarbon,serta perkiraaan jenis hidrokarbon dilakukan dengan
interpretasi kualtatif. Untuk mendapatkan interpretasi kualitatif yang baik maka hasrus
dilakukan dengan menggabungkan beberapa log dari data reservoir-reservoir yang ada.
Lithologi batu pasir ditandai dengan adanya defleksi log spontaneous potential,low gamma ray
atau garis gamma ray log berada di kiri atau minimum. Untuk litologi shale ditunjukkan oleh
defleksi kurva gamma ray ke arah kanan atau maksimum.

Pada log resistivitas zona hidrokarbon ditunjukkan oleh adanya separasi antara harga
tahanan jenis zona terinvasi ( Rxo) dengan harga true resistivity pada zona yang tidak terinvasi
Separasi log resistivitas dapat bernilai positif atau negatif tergantung pada harga Rmf/Rw>1.

4
Harga perbandingan Rxo dengan Rt akan maksimum dan hampir sama dengan harga Rmf/Rw
dalam zona air. Nilai Rxo/Rt yang lebih rendah dari harga maksimum menunjukkan adanya
hidrokarbon dalam formasi. Untuk membedakan minyak atau gas yang terdapat dalam formasi
dapat ditentukan dengan menggunakan log neutron densitas. Proses – proses diatas ini
bertujuan untuk membedakan isi kandungan dari reservoir yang dimaksud adalah membedakan
antara zona gas, zona air dan terakhir adalah zona minyak. Analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendir
maupun orang lain.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data
lagi secara berulang- ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik
triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi suatu
teori. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan
bersamaan dengan pengumpulan data. In fact, data analysis in qualitative research is on going
activity that occurs throughout the investigative process rather than after process. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada
setelah selesai pengumpulan data.

Penilaian formasi dilakukan dengan interpretasi memakai 3 log, yaitu log yang
menunjukan zona permeable yaitu log SP (spontaneous potential log) dan log GR (gamma ray
log), log yang mengukur resistivitas formasi yaitu ILD/LLD (log deep resistivity), ILM/LLM
(log medium resistivity), MSFL (micro resistivity log), dan yang terakhir adalah log yang
mengukur porositas yaitu log density (RHOB), log neutron (NPHI), dan log sonic (DT).

5
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Kedalaman awal 1775
Kedalama akhir 1800
B-130 Jumlah block 25 Kedalama akhir-
logging awal
interval 2,77778 Kedalama akhir-
awal
ZONA PROSPEK Kedalaman,m
ZONA 1 1175
ZONA 2 1777,777778
ZONA 3 1780,5555556
ZONA 4 1783,333333
ZONA 5 186,111111
ZONA 6 1788,888889
ZONA 7 1791,666667
ZONA 8 1794,444444
ZONA 9 1797,222222
ZONA 10 1800

6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PEMBAHASAN

Pada percobaan ke-2, berjudul “Interpretasi Kualitaif” dibahas untuk mengetahui


lithologi batuan, lapisan permeabel, dan kandungan fluida. Pada praktikum ini praktikan juga
telah diberikan data log sumur dari data yang didapat saat praktikum. Pada kesempatan kali ini
saya mendapatkan data dari sumur B 137 data ini yang harus saya amati. Analisa kualitatif
bertujuan untuk menentukan zona permeable dan non permeable, korelasi antar tiap – tiap
sumur dan mengenali lapisan yang diharapkan. Lapisan permeable dapat diidentifikasikan
dengan Log gamma ray, dikarenakan log gamma ray mendeteksi unsur radioaktif pada batuan,
Unsur radioaktif pada umumnya bernilai tinggi terdapat pada shale/clay dan sedikit sekali
terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dan lain lain. Oleh karena itu
dicarilah zona permable berdasarkan nilai log gamma ray yang rendah. Hasil dari pekerjaan
well logging adalah rekaman data log yang dapat berupa chart atau tabulasi angkaangka. Data
awal tersebut lah yang digunakan untuk mengevaluasi formasi batuan.

Dalam penentuan lithologi batuan, dapat diketahui dengan melihat kurva SP maupun
GR yang ada. Kurva SP dan GR ini dapat juga digunakan untuk menentukan lapisan yang
permeabel atau tidak. Lapisan permeabel ditunjukkan dengan harga GR yang kecil. Untuk
menentukan kandungan fluida (fluid content) dapat diketahui melalui resistivity log di track 2
dari rekaman composite log. Resistivity log digunakan dengan menggunakan alat alat y dan sp
kecil. Selanjutnya dilihat pada track 2 yaitu resistivity log dengan menggunakan alat ILD,
MLD, dan MSFL, dan alat alat tersebut dapat digunakan tergantung dari kedalaman sumur
masing-masing. Didalam pengukuran resistivity log, biasanya terdapat tiga jenis ‘penetrasi’
resistivity, yakni shallow (borehole), medium (invaded zone) dan deep (virgin) penetration.
Perbedaan kedalaman penetrasi ini dimaksudkan untuk menghindari salah tafsir pada
pembacaan log resistivity karena mud invasion (efek lumpur pengeboran) dan bahkan dapat
mempelajari sifat mobilitas minyak. Apabila pada lapisan permeabel yang telah ditentukan
memiliki harga resistivitas yang besar, maka lapisan tersebut dapat diindikasikan mengandung
hidrokarbon(hydrocarbon prospect).

Untuk mengetahui jenis fluida pengisi pori – pori batuan pada lapisan yang prospek
hidrokarbon dapat dilakukan dengan melihat pada track 3 yang merupakan kombinasi alat
neutron log dan density log. Apabila pada lapisan yang mengandung hidrokarbon defleksi
kurva neutron akan mengecil dan kurva density akan mengecil juga. Hasil rekaman kedua alat
ini akan menghasilkan persilangan (cross over) yang mengindikasikan terdapatnya
hidrokarbon. Apabila persilangan menimbulkan separasi besar, maka dapat diindikasikan
fluida pengisi pori – pori tersebut adalah gas. Sedangkan minyak menghasilkan separasi yang
tidak terlalu besar dan apabila defleksi kedua alat ini berhimpitan fluida pengisinya adalah air.

Adanya lapisan yang mengandung hidrokarbon (hydrocarbon bearing) umumnya


ditandai dengan resistivitas yang membesar kecuali untuk low resistivity dan adanya anti

7
korelasi antara resistivity log dan density log. Density log merupakan kurva yang menunjukan
nilai densitas batuan yang ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr/cc. besaran densitas ini
selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut, atau sekarang dikenal
dengan formation density compensated (FDC Log) yang mengukur langsung besarnya
porositas batuan pasir yang ditembus sumur .Adanya lapisan yang mengandung hidrokarbon
harus dilihat melalui rekaman ketiga alat log, yaitu log permeabel, log resistivitas dan log
porositas. Ketiga alat ini harus dikombinasikan karena mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Apabila pada suatu lapisan mengandung hidrokarbon, maka pada rekaman log permeabel harga
GR akan mengecil dan resistivitas pada lapisan tersebut cenderung tinggi serta pada porositas
log akan menimbulkan separasi antara kurva neutron dan density. Pada Log B137 terdapat zona
3 zona yang berbeda-beda dan memiliki kedalaman yang berbeda-beda. Zona yang pertama
memiliki kedalaman 1545 m sampai kedalaman 1550 m. Zona yang kedua memiliki kedalaman
1817 m sampai kedalaman 1824 m. Dan zona yang ketiga atau zoba yang terakhir memiliki
kedalaman 2150 m sampai kedalaman 2166 m.

Setelah semua yang sudah dijelaskan di atas, pada praktikum kali ini juga dijelaskan
mengenai borehole environment. Borehole environment adalah suatu gambaran dimana lumpur
memasuki lubang bor danterbentukanya Mud cake pada zona permeable. Dari gambaran
borehole environment tadi, kitadapat mengetahui sekaligus mempelajari parameter-parameter
yang berada di beberapa zonaseperti Flushed Zone yaitu zona terinvasi oleh lumpur),
Transition Zone, dan Uninvaded Zoneyaitu zona tidak terinvasi oleh lumpur. Parameter-
parameter yang akan dihasilkan pada flushedzone adalah Rmf, Sxo, dan Rxo. Sedangkan pada
uninvaded zone adalah Sw, Rw, dan Rt.

Dalam kegiatan pemboran, akan digunakan suatu lumpur pemboran khusus (mud
filtrate) yang digunakan dan diinjeksikan selama pemboran berlangsung. Lumpur pemboran
ini memiliki berbagai fungsi, yaitu guna memindahkan cutting, melicinkan dan mendinginkan
mata bor, dan menjaga tekanan antara bor dan formasi batuan. Densitas lumpur tersebut dijaga
agar tetap tinggi supaya tekanan pada kolom lumpur selalu lebih besar daripada tekanan
formasi. Perbedaan tekanan ini 6 menyebabkan terdorongnya sebagian lumpur untuk
merembes ke dalam formasi batuan. Rembesan fluida lumpur tersebut kemudian
mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar lubang pemboran yang mempengaruhi pengukuran
log, khususnya pengukuran log yang berdasarkan prinsip kelistrikan (log SP, dan log
Resistivitas). Tiga zona tersebut adalah zona terinvasi (flushed zone) yaitu zona yang
umumnya diasumsikan bahwa air formasi telah tergantikan seluruhnya oleh mud filtrat. Setelah
itu ada zona transisi (transition zone) yang merupakan zona yang mengandung Sebagian air
formasi dan Sebagian hidrokarbon yang tergantikan mud filtrat. Dan yang terakhir undisturbed
zone atau zona yang tidak terpengaruh mud filtrat.

8
4.2 Tugas Internet

NEUTRON LOG

Log neutron sensitif terutama terhadap jumlah atom hidrogen dalam suatu formasi. Kegunaan
utamanya adalah dalam penentuan porositas suatu formasi. Alat ini beroperasi dengan
membombardir formasi dengan neutron energi tinggi. Neutron ini mengalami hamburan dalam
formasi, kehilangan energi dan menghasilkan sinar gamma energi tinggi. Reaksi hamburan
terjadi paling efisien dengan atom hidrogen. Neutron energi rendah atau sinar gamma yang
dihasilkan dapat dideteksi, dan laju penghitungannya terkait dengan jumlah atom hidrogen
dalam formasi. Dalam formasi dengan sejumlah besar atom hidrogen, neutron diperlambat dan
diserap dengan sangat cepat dan dalam jarak pendek. Laju penghitungan neutron lambat atau
penangkapan sinar gamma pada alat ini rendah. Oleh karena itu, tingkat hitungan akan rendah
pada batuan dengan porositas tinggi. Dalam formasi dengan sejumlah kecil atom hidrogen,
neutron diperlambat dan diserap lebih lambat dan berjalan lebih jauh melalui batuan sebelum
diserap. Oleh karena itu, laju penghitungan neutron lambat atau penangkapan sinar gamma
dalam alat ini lebih tinggi. Oleh karena itu, tingkat hitungannya adalah Dalam pencatatan
neutron ada tiga proses yang menarik: emisi neutron, hamburan neutron, dan penyerapan
neutron.

Emisi Neutron Alat neutron memancarkan energi tinggi (4,5 MeV) neutron dari sumber
radioaktif. Mereka bergerak sangat cepat, dan energi mereka terkait dengan kecepatan mereka.
Mereka disebut neutron cepat. Sumber neutron yang digunakan dalam logging adalah
campuran dua unsur (i) sumber radiasi alfa seperti radium, plutonium atau amerisium, dan (ii)
berilium-9. Partikel alfa dari radium, plutonium atau amerisium berinteraksi dengan berilium-
9 dalam reaksi atom yang menghasilkan karbon-12, neutron cepat dan sinar gamma.tinggi pada
batuan dengan porositas rendah.

15.2.2 Hamburan Neutron

Neutron cepat berinteraksi dengan inti atom dalam formasi. Interaksi tersebut merupakan
bentuk hamburan elastis yang melibatkan neutron bermuatan netral dan inti bermuatan positif
yang stasioner. Pada setiap interaksi (tumbukan) neutron kehilangan sebagian energi dan
melambat, dan inti atom dalam bahan formasi memperoleh energi. Tabrakan seperti itu terjadi
dengan inti SEMUA elemen. Namun, proses transfer energi (yaitu, kehilangan energi dari
neutron) paling efisien ketika massa neutron dan inti sama, dan menjadi jauh kurang efisien
ketika inti bahan formasi lebih masif daripada neutron. . Neutron memiliki massa yang kira-
kira sama dengan inti hidrogen (elemen paling ringan). Oleh karena itu neutron kehilangan
energi dengan hamburan elastis paling efisien melalui interaksi dengan inti hidrogen, dan
kehilangan energi jauh lebih efisien dengan interaksi dengan inti yang lebih masif seperti
silikon atau oksigen. Gambar 15.2 menunjukkan efisiensi beberapa elemen dalam
memperlambat neutron cepat.

Neutron yang awalnya cepat (>0,5 MeV) dengan cepat kehilangan energinya dan menjadi lebih
lambat (Gbr. 15.3), melewati tahapan yang disebut neutron antara (102 hingga 105 eV), neutron

9
epitermal (0,1 hingga 100 eV), dan akhirnya neutron termal (< 0,1 eV). Dalam bahan padat
yang mengandung unsur bermassa atom rendah dalam jumlah yang wajar, proses ini dapat
terjadi dengan sangat cepat untuk neutron tertentu (dengan orde mikrodetik). Namun, waktu
yang dibutuhkan untuk memperlambat ke energi tertentu akan bervariasi dari neutron ke
neutron, tergantung pada peluang tumbukan dengan inti Neutron termal disebut demikian
karena memiliki Ketika neutron mencapai energi epitermal atau termal, tumbukan lebih jarang
terjadi karena neutron bergerak dari nukleus ke nukleus jauh lebih lambat. Dalam beberapa
mikrodetik setelah terkena sumber neutron cepat, formasi telah memperlambat neutron yang
masuk ke tingkat epitermal dan termal, dan awan neutron termal ini ada dalam formasi yang
mengelilingi sumber. Tabrakan terus menghasilkan sedikit kehilangan energi lebih lanjut dan
difusi lambat neutron termal dari zona di sekitar detektor. Selama proses ini neutron diserap
oleh inti formasi.energi yang mereka miliki partikel sebagai akibat dari itu ada suhu kamar.
Dengan kata lain, mereka hanya memiliki energi kecil yang terkait dengan gerakan kinetik acak
yang terkait dengan suhu kamar.

Penyerapan Neutron
Neutron termal (dan sampai batas tertentu epitermal) dapat diserap oleh inti atom formasi.
Efisiensi penyerapan neutron bervariasi dari elemen ke elemen. Satu-satunya elemen yang
menunjukkan perilaku menyerap neutron yang signifikan dan ada dalam jumlah yang wajar
dalam batuan adalah hidrogen dan klorin. Proses penyerapan neutron oleh hidrogen dan klorin
adalah dan Dalam pencatatan neutron, beberapa alat mengukur neutron epitermal, beberapa
neutron termal dan beberapa sinar gamma yang dipancarkan ketika neutron diserap.
Sinar Gamma/Alat Neutron (GNT)
Alat ini memiliki sumber neutron dan detektor tunggal yang peka terhadap penangkapan
energi tinggi sinar gamma dan neutron termal dan bersifat non-directional. Alat ini dapat
dijalankan di lubang terbuka atau tertutup, dan dalam kedua kasus dijalankan di tengah. Pahat
berdiameter 3-3/8 inci digunakan pada lubang terbuka, dan pahat berdiameter 1-11/16 atau 2
inci digunakan pada lubang berselubung. Sumber jarak detektor bervariasi antara produsen
alat, tetapi dalam kisaran 15,5 hingga 19,5 inci. Karena alat ini berada di tengah, neutron dan
sinar gamma yang terdeteksi harus berjalan melalui kue lumpur dan lumpur pengeboran.
Oleh karena itu, alat ini sangat sensitif terhadap perubahan kualitas lubang bor, temperatur,
jenis lumpur pemboran, dan ketebalan mudcake. Kurva koreksi tersedia dari produsen alat
untuk mengoreksi data log untuk
temperatur, diameter lubang, dan pengaruh lumpur pemboran dan mudcake. Karena alat ini
mengukur neutron termal dan menangkap sinar gamma, maka dipengaruhi oleh proses
penangkapan neutron oleh klorin. Karena lumpur pengeboran, filtrat lumpur dan air formasi
mungkin mengandung sejumlah besar ion klorida terlarut, pengukuran dapat memberikan
nilai yang salah.
Nilai yang salah mengambil bentuk porositas yang terlalu tinggi dalam formasi baik yang
dibor dengan lumpur yang mengandung ion klorida terlarut, atau cairan formasi asin.

10
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Zona prospek kedalaman pada zona B 137 adalah 2150-2166 m.


2. Analisa kualitatif bertujuan untuk menentukan zona permeable dan non permeable,
korelasi antar tiap-tiap sumur dan mengenali lapisan yang diharapkan.
3. Track 1 untuk menentukan zona permeable atau zona non permeable dengan
menggunakan alat Gamma Ray Log, Spontaneous Log, dan Caliper Log.
4. Track 2 menggunakan alat Resistivitas Log, Induction Log, Lateral Log,
Microresistivitas Log.
5. Track 3 untuk menentukan dan membaca porositas batuan dari formasi yang diteliti

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Sitaresmi, Ratnayu. 2016. Diklat Pertunjukan Praktikum Penilaian Formasi. Jakarta :
Universitas Trisakti..
2. Bourdet, D. 2002. Well Test Analysis The Use of Advanced Interpretation Model.
Elsevier, Amsterdam.
3. Nugrahanti, Asri. 2011. Penilaian Formasi. Bogor : Cetakan Media Utama
4. https://www.academia.edu/8262073/Teori_Dasar_Logging_Geofisika_/21/09/2020

12
LAMPIRAN

13
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET
Neutron Logging
The use of neutron logging in conjunction with acoustic, electrical and γ-γ logging
considerably increases the accuracy of porosity determinations in collectors which have a
heterogeneous composition, and in particular in carbonate rocks which contain varying
amounts of gypsum and anhydrite(29–33 and 46) .
Neutron Logging
Neutron logging involves the input of neutrons into the strata and the recording of either the
reduction in energy of these particles (neutron—neutron logging) or the γ rays emitted from
the strata as a result of neutron capture (neutron—γ logging). Atomic nuclei of low mass, such
as hydrogen, produce the greatest energy loss, and the response of the strata in neutron logging
is therefore taken as an index of the total hydrogen content of the rock.
The hydrogen may be present as water in the pores of the rock and as moisture or hydrocarbon
compounds in the coal. For coal seams, neutron logging may therefore indicate the amount of
moisture or volatile matter and give a guide to coal rank or possibly to coking properties.
Neutron logging may also help to distinguish hydrogen-deficient heat-affected or cindered coal
from unaltered, hydrogen-rich material.

Source : https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/neutron-
logging#:~:text=Neutron%20logging%20involves%20the%20input%20of%20neutrons%20i
nto,of%20Physical%20Science%20and%20Technology%20%28Third%20Edition%29%2C
%202003

14
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN

15

Anda mungkin juga menyukai