Anda di halaman 1dari 19

INTERPRETASI KUALITATIF

LAPORAN
II

Oleh

RAFDI ARSYANTO QASHIDI

07100190078

LABORATORIUM PENILAIAN FORMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : RAFDI ARSYANTO QASHIDI

NIM : 071001900078

KELOMPOK : D1

PARTNER : 1. RAFDI ARSYANTO QASHIDI

: 2. ANRICO ARYO PRABOWO

TGL. PRAKTIKUM : 15 SEPTEMBER 2021

TGL. PENERIMAAN : 22 SEPTEMBER 2021

ASISTEN : 1. ALVIONA NABILA AKBARY

: 2. YANNI FLORENSIA I. S.

: 3. DEWI LATIFATUL AINI

NILAI :

Tanda Tangan Tanda Tangan

(……………..) (Rafdi Arsyanto Qashidi)

Asisten Lab Praktikan


DAFTAR ISI

HALAMAN

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Percobaan 2

BAB II TEORI DASAR 3

BAB III HASIL PENGAMATAN 5

BAB IV PEMBAHASAN 6

4.1 Pembahasan Percobaan 6

4.2 Tugas Internet 8

BAB V KESIMPULAN 9

DAFTAR PUSTAKA 10

LAMPIRAN A TUGAS INTERNET 11

LAMPIRAN B HASIL PENGAMATAN 13

i
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1 HEAD LOG B-130 5

3.2 INTERPRETASI KUALITATIF B-130 5

ii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

A. Tugas Internet 13

B. Hasil Pengamatan 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting di
Indonesia bahkan di dunia. Minyak dan gas di Indonesia pun mengalami perjelananan yang
berkembang yang sangat maju dari tahun ke tahun untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri
akan bahan bakar yang semakin meningkat. Sektor minyak dan gas bumi merupakan
penghasil devisa terbesar yang merupakan tulang punggung pembangunan nasional, oleh
sebab itu perlu upaya-upaya konkrit untuk terus meningkatkan devisa negara melalui sektor
minyak dan gas bumi tersebut dengan mengoptimalkan peningkatan produksi dan
mengembangkan lapangan lapangan baru. Mengingat pentingnya peran minyak dan gas bumi
bagi kelangsungan hidup manusia, maka perlu dilakukan estimasi cadangan hidrokarbon
yang akurat pada setiap reservoir yang ada seperti analisa properti reservoir (porositas,
permeabilitas, saturasi, resistivitas, penyebaran batuan reservoir, dan kandungan
hidrokarbon) dengan menggunakan data sumur yang bisa didapat dengan pekerjaan logging.

Penilaian formasi adalah proses pengumpulan data dari formasi yang


dilakukan secara kontinyu mengenai sifat-sifat lapiran yang ditembus. Suatu proses analisis
ciri dan sifat batuan di bawah tanah dengan menggunakan hasil pengukuran lubang sumur.
Tahap evaluasi formasi biasanya dilakukan dalam suatu kegiatan eksplorasi detil setelah
pemboran, dalam kenyataannya lumpur bor mendesak hidrokarbon masuk ke dalam formasi
menjauhi lubang bor dan mencegah hidrokarbon menyembur ke permukaan dengan
serangkaian investigasi dari data-data survei geologi dan survei geofisika yang dilakukan
pada zona yang diperkirakan produktif untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan data
secara lebih detil dan akurat dari reservoirnya.

Tujuan sebenarnya dari melakukan evaluasi formasi adalah untuk


mengidentifikasi reservoir, memperkirakan cadangan hidrokarbon dan memperkirakan
perolehan hidrokarbon. Penilaian formasi meliputi serangkaian kegiatan pencatatan data
tentang keadaan dan sifat-sifat atau karakteristik foramasi untuk digunakan sebagai dasar
pada penentuan dan perkiraan cadangan reservoir serta produktivitas reservoirnya. Dari data
penilaian formasi ini dapat diketahui kedalaman formasi produktif serta batasan-batasannya
dengan formasi di atas atau di bawahnya, jenis reservoir dengan mengetahui sifat fisik batuan
dan fluida reservoir, gangguan pada sumur yang disebabkan oleh kerusakan formasi disekitar
lubang bor pada formasi produktif sebagai akibat dari aktivitas pemboran, serta dari data ini
dapat juga untuk penentuan atau perkiraan cadangan reservoir serta produktivitas
reservoirnya.

1
1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dalam percobaan interpretasi kualitatif ini adalah sebagai


berikut:

1. Untuk mengetahui area logging

2. Untuk mengetahui bagian daerah yang prospek

3. Untuk dapat mengidentifikasikan kandungan hidrokarbon

4. Untuk mengetahui berapa diameter pada lubang bor

5. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan pada lubang bor

2
BAB II

TEORI DASAR

Pengukuran pada log/logging, yaitu perekaman dan pengukuran data bawah


permukaan (sifat-sifat fisik batuan) di sepanjang lubang pemboran, guna membuktikan
keberadaan Minyak dan Gas Bumi/Hidrokarbon yang kemungkinannya terindikasi dari
interpretasi seismik. Data log yang diperoleh, kemudian dilakukan evaluasi/analisa, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada analisa kuantitatif, lebih ditujukan untuk
mengetahui parameter-parameter fisik batuan reservoir yang telah terindikasi dari analisa
kualitatif.

Parameternya berupa porositas efektif, saturasi air, dan


permeabilitas.Evaluasi secara kuantitatif membutuhkan beberapa data log, yang utamanya
berupa Log Gamma Ray, Log Resistivitas, Log Densitas, Log Neutron, dan Log Sonik. Pada
mulanya, analisa secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung volume serpih (shale), yang
merupakan jumlah kandungan serpih pada batuan reservoar. Karena serpih memiliki
porositas non-efektif, maka akan mempengaruhi hasil pengukuran log Porositas/Neutron, dan
menyebabkan nilai porositasnya menjadi lebih tinggi. Oleh karenanya, perhitungan volume
serpih dilakukan sebagai koreksi pada porositas total sehingga dapat diperoleh porositas
efektif batuan reservoir.

Pekerjaan logging atau evaluasi formasi merupakan kegiatan mempelajari


karakteristik formasi pada suatu reservoir serta segala aspek yang menyangkut perhitungan
cadangan hidrokarbon. Well logging adalah pekerjaan merekam atau mencatat data di dalam
tanah untuk setiap kedalaman dari permukaan tanah hingga ke dasar sumur. Well logging
bisa dilakukan dalam dua kondisi, yang pertama perekaman data yang dilakukan pada saat
pengeboran sumur dan yang kedua perekaman data setelah penyelesaian sumur. Ada
beberapa parameter yang mempengaruhi dalam perhitungan cadangan hidrokarbon yaitu
porositas, saturasi air, dan tebal lapisan. Untuk mengetahui parameter diatas diperlukan
beberapa jenis kegiatan, antara lain pengambilan contoh batuan (coring), interpretasi dengan
bantuan alat log (logging), analisa hasil uji sumur (well testing) dan lain-lain. Tetapi, ada pula
masalah jika interpretasi kurang tepat, seperti jenis batuan reservoir yang salah
diinterpretasikan ataupun cadangan hidrokarbon yang terlalu optimis atau terlalu pesimis
diinterpretasikan. Oleh karena itu, evaluasi interpretasi melalui data logging perlu dilakukan
untuk mengurangi angka kesalahan interpretasi dan menghasilkan data yang lebih akurat.
Dengan demikian akan diketahui dengan lebih baik keadaan yang sebenarnya didalam
reservoir tersebut mengenai jumlah dan jenis fluida yang dapat diproduksikan, sehingga
dapat menghindari tidak diproduksinya lapisan hidrokarbon di reservoir karena
ketidakakuratan dari pengukuran dengan alat logging.

3
Tujuan dari logging adalah menentukan besaran-besaran fisik batuan
reservoir (seperti lithologi, ketebalan formasi produktif, porositas, dan saturasi air formasi)
maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat fisik batuan atau petrofisik dari batuan
reservoir itu sendiri yaitu sifat fisik listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara
(gelombang) elastis dari batuan reservoir. Interpretasi log secara kualitatif merupakan analisa
log dengan membandingkan hasil log dari sumur yang berpatokan pada kedalaman kita dapat
langsung menentukan secara kualitatif kira-kira pada daerah mana atau pada kedalaman
berapa lapisan tersebut merupakan lapisan permeabel, kandungan fluida yang terdapat pada
lapisan tersebut, batas-batas fluida dan lapisan mana yang hanya mengandung shale. Jenis-
jenis log yang biasa digunakan untuk interpretasi kualitatif dan kuantitatif yang digolongkan
berdasarkan kegunaannya adalah log permeable, log resistivitas, dan log porositas.

Jenis log yang pertama adalah log permeable, yaitu jenis log yang biasa
digunakan untuk membedakan lapisan permeable dan impermeable dan alat-alatnya adalah
SP log atau spontaneous potential log dan gamma ray log. Selanjutnya adalah log resistivitas,
yaitu jenis log yang digunakan untuk menentukan resistivitas batuan di invaded zone dan
uninvaded zone, alat-alatnya antara lain adalah induction log dan laterolog, dan yang terakhir
ialah log porositas, yaitu jenis log yang digunakan untuk menentukan porositas batuan.

Log Resistivitas merekam ketahanan batuan formasi dan fluida pengisi pori
batuan untuk dilewati arus listrik. Resistivitas dari suatu zat adalah kemampuan suatu benda
untuk melewatkan arus listrik. Resistivitas formasi diukur dengan mengirimkan arus listrik
kedalam formasi dan mengukur kemudahan aliran listrik melalui batuan formasi tersebut atau
mengukur seberapa besar arus listrik menginduksi ke dalam formasi.

Log porositas digunakan untuk menentukan porositas total dari suatu


formasi. Yang termasuk log porositas adalah neutron log, density log, dan sonic log ketiga
alat ini dapat digunakan sendiri maupun dikombinasikan dengan alat log porositas lainnya,
bahkan alat tersebut dapat dikombinasikan dengan beberapa alat log yang lainnya seperti
gamma ray log.

Untuk Neutron Log, log ini direncanakan untuk menentukan porositas total
batuan tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air
formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan
partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen. Sedangkan, Density log
adalah log yang bertujuan untuk menentukan porositas dengan mengukur density bulk
batuan.

Log sonic adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga
porositas batuan sebagaimana log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu
kecepatan suara yang dikirimkan atau dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap
kembali oleh receiver. Dan untuk Caliper log adalah untuk mengukur diameter lubang bor
sebagai fungsi dari kedalaman lubang bor.

4
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Tabel 3.1 Head log B-130

Tabel 3.2 Interpretasi kualitatif log B130

5
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Percobaan

Dalam praktikum percobaan ke dua ini yang membahas materi tentang


interpretasi kualitatif, Praktikan mempelajar langkah langkah yang benaar untuk
memnentukan bagian logging yang prospek. Analisa kualitatif adalah analisa terhadap hasil
rekaman log yang dilakukan dengan cara melihat atau quick look dan membaca atau
menafsirkan kurva hasil rekaman log tanpa diajukan dengan perhitungan. Dalam analisis
kualitatif dapat diketahui litologi batuan, lapisan permeable, kandungan fluida, dan OWC
atau GOC.

Pada track satu terdapat Sp log yang merupakan rekaman nilai beda potensial
(millivolt) yang timbul dari suatu elektroda yang bergerak di dalaam lubang bor dan
elektroda yang tetap/ berada pada di permukaan. Elektroda ini bergerak melewati berbagai
jenis batuan yang berbeda sifat dan kandungan fluidanya. Perbedaan salinitas antara lumpur
fluida dan fluida dalam batuan menyebabkan terjadinya dekleksi negative dan posifitif pada
kurva SP yang melewati suatu batuan permeable. Defleksi terbentuk akibat adanya hubungan
antara arus listrik dengan gaya – gaya elektromotif atau elektrokimia dan elektrokinetik di
dalam formasi. Gamma Ray Log merupakan metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma
yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang
lubang bor.Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya
Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dll. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat
dalam shale dan sedikit sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum,
dll. Oleh karena itu shale akan memberikan response gamma ray yang sangat signifikan
dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Jenis- jenis gamma ray tool ada dua yaitu natural
gamma ray tool dan standard atau spectral gamma ray tool Log caliper merupakan alat untuk
mengukur diameter dan bentuk lubang bor. Alat ini memiliki 2 atau lebih lengan yang dapat
bergerak masuk dan keluar dari lubang bor , dan gerakan ini diubah menjadi sinyal listrik
oleh alat potonsiometer. Satuan caliper adalah inch. Manfaat dari log caliper adalah untuk
mengetahui informasi litologi, Sebagai indikator yang baik permeabilitas dan porositas
(reservoir rock) dilihat dari keberadaan mudcake berasosiasai dengan log gamma ray. Zona
permeable ditunjukkan pada kurva yang berada minimal, karena gamma ray log akan
menunjukkan harga yang besar ketika menemukan batuan atau mineralogy yang memiliki
unsur radioaktif yang besar atau shale base line atau dapat juga diartikan dalam kandungan
formasinya terdapat batuan shale atau merupakan lapisan impermeable.

6
Pada track dua ada resistivity log untuk mengukur resistivitas batuan yang di
perlukan untuk menentukan nilai saturasi air. Pada log ini ada tiga macam yaitu ada Log
Deep Resistivity, yang dimana terbagi dua macam berdasarkan lumpur yang digunakan yaitu
ada induction deep log atau ILD dan lateral deep log atau LLD. Lalu ada Log Medium
Resistivity untuk mengukur yaitu log yang digunakan resistivitas pada zona transisi
rentangnya sekitar 1.5-3 feet. Log ini teridiri dari dua macam yaitu ada induction medium log
atau ILM dan lateral medium log atau LLM. Lalu ada juga Log Shallow resistivity atau
MSFL dan SFLU log ini biasa menggunakan log MSFL yang digunakan untuk mengukur
resistivitas pada zona yang terinfasi mud filtrate yang rentangnya sekitar 1-6 feet. Untuk
pembacaan resistivity pada track dua berbeda dengan track satu, pada track dua kita mencari
nilai yang besar, karena pada lapisan yang memiliki kemungkinan zona prospek akan
memiliki ketahanan lebih baik terhadap listrik dibandingkan dengan zona air atau zona-zona
yang tidak memiliki hidrokarbon, Jadi kita akan melihat defleksi nya ke kanan atau yang
lebih besar yang berarti semakin tinggi harganya akan semakin baik.

Pada track tiga ada porositas log, log porositas digunakan untuk menentukan
porositas total dari formasi yang termasuk porositas log adalah neutron log, density log, dan
sonic log. Log Neutron pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan formasi berpori dan
penentuan nilai porositasnya. Log ini merespon jumlah hidrogen dalam formasi. density log,
log ini pada dasarnya digunakan sebagai log porositas. Kegunaan lain dari log ini meliputi
identifikasi mineral dalam pengendapan evaporite, mengidentifikasi gas, penentuan densitas
hidrokarbon, evaluasi shaly formation dan lithologi kompleks, perhitungan tekanan
overburden dan sifat mekanik batuan. Sonic log atau acoustic Log alat ini digunakan untuk
mendapatkan harga porositas batuan, mengukur volume batuan yang digunakan dalam
interpretasi seismic, melengkapi data untuk synthetic seismograms dan Indikasi adanya
rekahan.

Data log yang digunakan unttuk mengidentifikasikan reservoar yang


mengandung hidrokarbon adalah data log resistivitas, densitas, dan neutron. Untuk lapisan
yang terisi hidrokarbon, log resistivitas menunjukkan respon yang tinggi, dan ada separasi
positif antara log neutron dan densitas, sedangkan untuk lapisan yang mengandung air, log
resistivitas menunjukkan respon yang rendah serta antara log densitas. dalam mengettahui
lapisan pemisahan zona minyak dan gas yang mengandung hidrokarbon, selanjutnya
diidentifikasi jenis hidrokarbon yang mengisi lapisan tersebut. Secara kualitatif data log yang
digunakan untuk mengidentifikasi jenis hidrokarbon adalah data log densitas, dan neutron.
Untuk membedakan lapisan yang terisi gas dan minyak, digunakan separasi positif antara log
densitas dan neutron. Untuk gas menunjukkan respon resistivitas yang lebih tinggi, dan
separasi positif log densitas-neutron yang lebih besar daripada minyak.

7
4.2 Tugas Internet

FLUSHED ZONE

Dalam kegiatan pemboran, akan digunakan suatu lumpur pemboran khusus


(mud filtrate) yang digunakan dan diinjeksikan selama pemboran berlangsung. Lumpur
pemboran ini memiliki berbagai fungsi, yaitu guna memindahkan cutting, melicinkan dan
mendinginkan mata bor, dan menjaga tekanan antara bor dan formasi batuan. Densitas
lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi supaya tekanan pada kolom lumpur selalu lebih besar
daripada tekanan formasi. Perbedaan tekanan ini menyebabkan terdorongnya sebagian
lumpur untuk merembes ke dalam formasi batuan. Rembesan fluida lumpur tersebut
kemudian mengakibatkan adanya tiga zona di sekitar lubang pemboran yang mempengaruhi
pengukuran log, khususnya pengukuran log yang berdasarkan prinsip kelistrikan (log SP, dan
log Resistivitas). Tiga zona tersebut, yaitu :

1. Zona Terinvasi (Flushed Zone); zona yang umumnya diasumsikan bahwa air formasi telah
tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate.

2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi dan
sebagian hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.

3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh mud
filtrate.

Flushed zone ini juga merupakan zona rembesan yang terletak paling dekat
dengan lubang bor yang berisi cairan filtrat lumpur yang mendesak fluida kandungan
reservoar ke dalam formasi, baik itu berupa gas, minyak ataupun air dan seluruh pori batuan
terinvasi oleh filtrat lumpur akibat sirkulasi lumpur ketika pemboran berlangsung yang
mendesak kandungan batuan semula. Besarnya diameter zona invasi (sejauh mana infiltrasi
filtrate lumpur) antara lain tergantung dari besarnya perbedaan tekanan (ph dan pf), besarnya
permeabilitas batuan, sifat-sifat lumpur yang digunakan, memiliki diameter df, ketebalan
sekitar 6 inch, dan mengandung mud filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung
residual hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter
dj dan rentang beberapa kaki. Untuk zona jauh memiliki resistivitas air atau Rw, resistivitas
formasi atau Rt, dan nilai saturasi air atau Sw. Dalam flushed zone yang mengandung
residual oil, porositas yang terlalu tinggi akan dihitung sebagai δtf minyak lebih tinggi dari
air.

8
BAB V

KESIMPULAN

Pada percobaan penilaian formasi yang berjudul pengenalan alat dapat disimpukan
bahwa:

1. Interpretasi kualitatif Gamma Ray Log pada track 1 menandakan lapisan


permeable seperti clean sandstone, gamping dan carbonat umumnya mempunyai
tingkat konsentrasi unsur radiaktif yang rendah sehingga akan memberikan
pembacaan gamma ray yang rendah (defleksi ke kiri).

2. Interpretasi analisa kualitatif Resistivity log pada track 2 menandakan lapisan


hydrocarbon apabila defleksi kekanan dan jika defleksi kekiri menandakan air
formasi (brine).

3. Interpretasi Analisa kualitatif track 3 terdapat zona prospek hidrokabron


itandai dengan terjadinya crossover antara Log NPHI dan Log RHOB serta semakin
mengecilnya NPHI dan RHOB daripada zona gas yang diatasnya dapat dikatakan
pada zona tersebut terdapat minyak.

4. Hasil data zona prospek 1 di kedalaman 1339m - 1342m, hasil data zona
prospek 2 dikedalaman 1371m - 1378m, hasil data zona prospek 3 di kedalaman
1390m - 1392m, hasil data zona prospek 4 di kedalaman 1413m - 1417m, hasil data
zona prospek 5 di kedalaman 1470m - 1474m, hasil data zona prospek 6 di
kedalaman 1775m - 1785m.

5. Data log yang digunakan untuk mengidentifikasikan reservoar yang mengandung

hidrokarbon adalah data log resistivitas, densitas, dan neutron.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Sembodo dan Nugrahanti, Asri. 2012. Penilaian Formasi II. Jakarta: Universitas

Trisakti.

2. Sitaresmi Hendri, Ratnayu. 2019. Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi.

Jakarta: Universitas Trisakti.

3. nugrahaning, asri. 2011. Penilaian formasi. Bogor. Cetakan media utama.

4. https://migas-indonesia.com/2012/10/06/mwd-measurement-while-drilling/

5. https://www.slb.com/reservoir-characterization/surface-and-downhole-logging/wireline-
cased-hole-logging/cased-hole-formation-resistivity-tool

10
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET

11
FLUSHED ZONE

Dalam kegiatan pemboran, akan digunakan suatu lumpur pemboran


khusus (mud filtrate) yang digunakan dan diinjeksikan selama pemboran
berlangsung. Lumpur pemboran ini memiliki berbagai fungsi, yaitu guna
memindahkan cutting, melicinkan dan mendinginkan mata bor, dan menjaga tekanan
antara bor dan formasi batuan. Densitas lumpur tersebut dijaga agar tetap tinggi
supaya tekanan pada kolom lumpur selalu lebih besar daripada tekanan formasi.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan terdorongnya sebagian lumpur untuk merembes
ke dalam formasi batuan. Rembesan fluida lumpur tersebut kemudian mengakibatkan
adanya tiga zona di sekitar lubang pemboran yang mempengaruhi pengukuran log,
khususnya pengukuran log yang berdasarkan prinsip kelistrikan (log SP, dan log
Resistivitas). Tiga zona tersebut, yaitu :

1. Zona Terinvasi (Flushed Zone); zona yang umumnya diasumsikan bahwa air
formasi telah tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate.

2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi dan
sebagian hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.

3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh
mud filtrate.

Flushed zone ini juga merupakan zona rembesan yang terletak paling
dekat dengan lubang bor yang berisi cairan filtrat lumpur yang mendesak fluida
kandungan reservoar ke dalam formasi, baik itu berupa gas, minyak ataupun air dan
seluruh pori batuan terinvasi oleh filtrat lumpur akibat sirkulasi lumpur ketika
pemboran berlangsung yang mendesak kandungan batuan semula. Besarnya diameter
zona invasi (sejauh mana infiltrasi filtrate lumpur) antara lain tergantung dari
besarnya perbedaan tekanan (ph dan pf), besarnya permeabilitas batuan, sifat-sifat
lumpur yang digunakan, memiliki diameter df, ketebalan sekitar 6 inch, dan
mengandung mud filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung residual
hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter
dj dan rentang beberapa kaki. Untuk zona jauh memiliki resistivitas air atau Rw,
resistivitas formasi atau Rt, dan nilai saturasi air atau Sw. Dalam flushed zone yang
mengandung residual oil, porositas yang terlalu tinggi akan dihitung sebagai δtf
minyak lebih tinggi dari air.

12
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai