LAPORAN
II
Oleh
07100190078
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 071001900078
KELOMPOK : D1
: 2. YANNI FLORENSIA I. S.
NILAI :
HALAMAN
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PEMBAHASAN 6
BAB V KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
i
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
ii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
A. Tugas Internet 13
B. Hasil Pengamatan 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya minyak dan gas bumi merupakan sumber daya energi terpenting di
Indonesia bahkan di dunia. Minyak dan gas di Indonesia pun mengalami perjelananan yang
berkembang yang sangat maju dari tahun ke tahun untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri
akan bahan bakar yang semakin meningkat. Sektor minyak dan gas bumi merupakan
penghasil devisa terbesar yang merupakan tulang punggung pembangunan nasional, oleh
sebab itu perlu upaya-upaya konkrit untuk terus meningkatkan devisa negara melalui sektor
minyak dan gas bumi tersebut dengan mengoptimalkan peningkatan produksi dan
mengembangkan lapangan lapangan baru. Mengingat pentingnya peran minyak dan gas bumi
bagi kelangsungan hidup manusia, maka perlu dilakukan estimasi cadangan hidrokarbon
yang akurat pada setiap reservoir yang ada seperti analisa properti reservoir (porositas,
permeabilitas, saturasi, resistivitas, penyebaran batuan reservoir, dan kandungan
hidrokarbon) dengan menggunakan data sumur yang bisa didapat dengan pekerjaan logging.
1
1.2 Tujuan Percobaan
2
BAB II
TEORI DASAR
3
Tujuan dari logging adalah menentukan besaran-besaran fisik batuan
reservoir (seperti lithologi, ketebalan formasi produktif, porositas, dan saturasi air formasi)
maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat fisik batuan atau petrofisik dari batuan
reservoir itu sendiri yaitu sifat fisik listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara
(gelombang) elastis dari batuan reservoir. Interpretasi log secara kualitatif merupakan analisa
log dengan membandingkan hasil log dari sumur yang berpatokan pada kedalaman kita dapat
langsung menentukan secara kualitatif kira-kira pada daerah mana atau pada kedalaman
berapa lapisan tersebut merupakan lapisan permeabel, kandungan fluida yang terdapat pada
lapisan tersebut, batas-batas fluida dan lapisan mana yang hanya mengandung shale. Jenis-
jenis log yang biasa digunakan untuk interpretasi kualitatif dan kuantitatif yang digolongkan
berdasarkan kegunaannya adalah log permeable, log resistivitas, dan log porositas.
Jenis log yang pertama adalah log permeable, yaitu jenis log yang biasa
digunakan untuk membedakan lapisan permeable dan impermeable dan alat-alatnya adalah
SP log atau spontaneous potential log dan gamma ray log. Selanjutnya adalah log resistivitas,
yaitu jenis log yang digunakan untuk menentukan resistivitas batuan di invaded zone dan
uninvaded zone, alat-alatnya antara lain adalah induction log dan laterolog, dan yang terakhir
ialah log porositas, yaitu jenis log yang digunakan untuk menentukan porositas batuan.
Log Resistivitas merekam ketahanan batuan formasi dan fluida pengisi pori
batuan untuk dilewati arus listrik. Resistivitas dari suatu zat adalah kemampuan suatu benda
untuk melewatkan arus listrik. Resistivitas formasi diukur dengan mengirimkan arus listrik
kedalam formasi dan mengukur kemudahan aliran listrik melalui batuan formasi tersebut atau
mengukur seberapa besar arus listrik menginduksi ke dalam formasi.
Untuk Neutron Log, log ini direncanakan untuk menentukan porositas total
batuan tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air
formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan
partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen. Sedangkan, Density log
adalah log yang bertujuan untuk menentukan porositas dengan mengukur density bulk
batuan.
Log sonic adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga
porositas batuan sebagaimana log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu
kecepatan suara yang dikirimkan atau dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap
kembali oleh receiver. Dan untuk Caliper log adalah untuk mengukur diameter lubang bor
sebagai fungsi dari kedalaman lubang bor.
4
BAB III
HASIL PENGAMATAN
5
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada track satu terdapat Sp log yang merupakan rekaman nilai beda potensial
(millivolt) yang timbul dari suatu elektroda yang bergerak di dalaam lubang bor dan
elektroda yang tetap/ berada pada di permukaan. Elektroda ini bergerak melewati berbagai
jenis batuan yang berbeda sifat dan kandungan fluidanya. Perbedaan salinitas antara lumpur
fluida dan fluida dalam batuan menyebabkan terjadinya dekleksi negative dan posifitif pada
kurva SP yang melewati suatu batuan permeable. Defleksi terbentuk akibat adanya hubungan
antara arus listrik dengan gaya – gaya elektromotif atau elektrokimia dan elektrokinetik di
dalam formasi. Gamma Ray Log merupakan metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma
yang dihasilkan oleh unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang
lubang bor.Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya
Uranium, Thorium, Potassium, Radium, dll. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat
dalam shale dan sedikit sekali terdapat dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum,
dll. Oleh karena itu shale akan memberikan response gamma ray yang sangat signifikan
dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Jenis- jenis gamma ray tool ada dua yaitu natural
gamma ray tool dan standard atau spectral gamma ray tool Log caliper merupakan alat untuk
mengukur diameter dan bentuk lubang bor. Alat ini memiliki 2 atau lebih lengan yang dapat
bergerak masuk dan keluar dari lubang bor , dan gerakan ini diubah menjadi sinyal listrik
oleh alat potonsiometer. Satuan caliper adalah inch. Manfaat dari log caliper adalah untuk
mengetahui informasi litologi, Sebagai indikator yang baik permeabilitas dan porositas
(reservoir rock) dilihat dari keberadaan mudcake berasosiasai dengan log gamma ray. Zona
permeable ditunjukkan pada kurva yang berada minimal, karena gamma ray log akan
menunjukkan harga yang besar ketika menemukan batuan atau mineralogy yang memiliki
unsur radioaktif yang besar atau shale base line atau dapat juga diartikan dalam kandungan
formasinya terdapat batuan shale atau merupakan lapisan impermeable.
6
Pada track dua ada resistivity log untuk mengukur resistivitas batuan yang di
perlukan untuk menentukan nilai saturasi air. Pada log ini ada tiga macam yaitu ada Log
Deep Resistivity, yang dimana terbagi dua macam berdasarkan lumpur yang digunakan yaitu
ada induction deep log atau ILD dan lateral deep log atau LLD. Lalu ada Log Medium
Resistivity untuk mengukur yaitu log yang digunakan resistivitas pada zona transisi
rentangnya sekitar 1.5-3 feet. Log ini teridiri dari dua macam yaitu ada induction medium log
atau ILM dan lateral medium log atau LLM. Lalu ada juga Log Shallow resistivity atau
MSFL dan SFLU log ini biasa menggunakan log MSFL yang digunakan untuk mengukur
resistivitas pada zona yang terinfasi mud filtrate yang rentangnya sekitar 1-6 feet. Untuk
pembacaan resistivity pada track dua berbeda dengan track satu, pada track dua kita mencari
nilai yang besar, karena pada lapisan yang memiliki kemungkinan zona prospek akan
memiliki ketahanan lebih baik terhadap listrik dibandingkan dengan zona air atau zona-zona
yang tidak memiliki hidrokarbon, Jadi kita akan melihat defleksi nya ke kanan atau yang
lebih besar yang berarti semakin tinggi harganya akan semakin baik.
Pada track tiga ada porositas log, log porositas digunakan untuk menentukan
porositas total dari formasi yang termasuk porositas log adalah neutron log, density log, dan
sonic log. Log Neutron pada dasarnya digunakan untuk menggambarkan formasi berpori dan
penentuan nilai porositasnya. Log ini merespon jumlah hidrogen dalam formasi. density log,
log ini pada dasarnya digunakan sebagai log porositas. Kegunaan lain dari log ini meliputi
identifikasi mineral dalam pengendapan evaporite, mengidentifikasi gas, penentuan densitas
hidrokarbon, evaluasi shaly formation dan lithologi kompleks, perhitungan tekanan
overburden dan sifat mekanik batuan. Sonic log atau acoustic Log alat ini digunakan untuk
mendapatkan harga porositas batuan, mengukur volume batuan yang digunakan dalam
interpretasi seismic, melengkapi data untuk synthetic seismograms dan Indikasi adanya
rekahan.
7
4.2 Tugas Internet
FLUSHED ZONE
1. Zona Terinvasi (Flushed Zone); zona yang umumnya diasumsikan bahwa air formasi telah
tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate.
2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi dan
sebagian hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.
3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh mud
filtrate.
Flushed zone ini juga merupakan zona rembesan yang terletak paling dekat
dengan lubang bor yang berisi cairan filtrat lumpur yang mendesak fluida kandungan
reservoar ke dalam formasi, baik itu berupa gas, minyak ataupun air dan seluruh pori batuan
terinvasi oleh filtrat lumpur akibat sirkulasi lumpur ketika pemboran berlangsung yang
mendesak kandungan batuan semula. Besarnya diameter zona invasi (sejauh mana infiltrasi
filtrate lumpur) antara lain tergantung dari besarnya perbedaan tekanan (ph dan pf), besarnya
permeabilitas batuan, sifat-sifat lumpur yang digunakan, memiliki diameter df, ketebalan
sekitar 6 inch, dan mengandung mud filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung
residual hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter
dj dan rentang beberapa kaki. Untuk zona jauh memiliki resistivitas air atau Rw, resistivitas
formasi atau Rt, dan nilai saturasi air atau Sw. Dalam flushed zone yang mengandung
residual oil, porositas yang terlalu tinggi akan dihitung sebagai δtf minyak lebih tinggi dari
air.
8
BAB V
KESIMPULAN
Pada percobaan penilaian formasi yang berjudul pengenalan alat dapat disimpukan
bahwa:
4. Hasil data zona prospek 1 di kedalaman 1339m - 1342m, hasil data zona
prospek 2 dikedalaman 1371m - 1378m, hasil data zona prospek 3 di kedalaman
1390m - 1392m, hasil data zona prospek 4 di kedalaman 1413m - 1417m, hasil data
zona prospek 5 di kedalaman 1470m - 1474m, hasil data zona prospek 6 di
kedalaman 1775m - 1785m.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Sembodo dan Nugrahanti, Asri. 2012. Penilaian Formasi II. Jakarta: Universitas
Trisakti.
4. https://migas-indonesia.com/2012/10/06/mwd-measurement-while-drilling/
5. https://www.slb.com/reservoir-characterization/surface-and-downhole-logging/wireline-
cased-hole-logging/cased-hole-formation-resistivity-tool
10
LAMPIRAN A
TUGAS INTERNET
11
FLUSHED ZONE
1. Zona Terinvasi (Flushed Zone); zona yang umumnya diasumsikan bahwa air
formasi telah tergantikan seluruhnya oleh mud filtrate.
2. Zona Transisi (Transition Zone); zona yang mengandung sebagian air formasi dan
sebagian hidrokarbon yang tergantikan mud filtrate.
3. Zona Jauh/Tidak Terinvasi (Undisturbed Zone); zona yang tidak terpengaruh oleh
mud filtrate.
Flushed zone ini juga merupakan zona rembesan yang terletak paling
dekat dengan lubang bor yang berisi cairan filtrat lumpur yang mendesak fluida
kandungan reservoar ke dalam formasi, baik itu berupa gas, minyak ataupun air dan
seluruh pori batuan terinvasi oleh filtrat lumpur akibat sirkulasi lumpur ketika
pemboran berlangsung yang mendesak kandungan batuan semula. Besarnya diameter
zona invasi (sejauh mana infiltrasi filtrate lumpur) antara lain tergantung dari
besarnya perbedaan tekanan (ph dan pf), besarnya permeabilitas batuan, sifat-sifat
lumpur yang digunakan, memiliki diameter df, ketebalan sekitar 6 inch, dan
mengandung mud filtrate dengan nilai resistivitas Rmf, serta mengandung residual
hydrocarbon dengan nilai resistivitas Rxo. Sedangkan zona transisi dengan diameter
dj dan rentang beberapa kaki. Untuk zona jauh memiliki resistivitas air atau Rw,
resistivitas formasi atau Rt, dan nilai saturasi air atau Sw. Dalam flushed zone yang
mengandung residual oil, porositas yang terlalu tinggi akan dihitung sebagai δtf
minyak lebih tinggi dari air.
12
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN
13
14