Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN KULIAH LAPANGAN

ULANGAN AKHIR SEMESTER

Disusun oleh :
Purwana Adi Nugraha
NIM :
071001900076

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Kegiatan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Geologi Lapangan Migas
2.2 Operasi Pemboran Migas
2.3 Operasi Produksi Migas
2.4 Operasi Kilang Minyak Pusdiklat Migas Cepu
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan Kuliah Lapangan yang di adakan oleh Universitas Trisakti merupakan bagian dari
awal pengenalan dari lapangan migas yang mencakup survey geologi, Eksplorasi yang termasuk
kegiatan pengeboran dan Produksi migas. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan awal yang
dilakukan pada saat kuliah lapangan yang dilaksanakan di Cepu,Blora,Jawa Tengah.

Survey geologi itu sendiri merupakan suatu pekerjaan tahap awal untuk memulai pencarian
minyak dan gas bumi yang tersimpan atau terakumulasi di dalam batuan berpori didalam perut
bumi. Pada prinsipnya geologi adalah ilmu yang mempelajari batuan sehingga pengetahuan
geologi dan konsep geologi sangat diperlukan dalam dunia perminyakan.

Kegiatan operasi pengeboran ialah merupakan suatu pekerjaan yang membutuhka biaya
yang tidak sedikit, itu disebabkan karena menggunakan teknologi tinggti dan beresiko. Para
pekerja yang berada pada operasi pemboran juga harus mempunyai ilmu atau pengetahuan yang
baik karena untuk keselamatan kerja, sehingga operasi pengeboran dapat berjalan dengan lancer
dan untuk kecelakaan dapat dihindari.

Dan untuk tahap operasi produksi itu sendiri dimulai apabola sumur yang telah selesai
di kompleksi, tipe kompleksi disini yang digunakan tergantung pada karakteristik dan
konfigurasi antara formasi produksi dengan formasi diatas dan dibawahnya. Metoda produksi
yang selama ini dikenal meliputi metoda sembur alam (Natural Flow) dan Metoda
pengangkatan buatan (artificial lift). Metoda sembur alam diterapkan apabila tenaga alami
reservoir masih mampu mendorong fluida ke permukaan, sedangkan metoda pengangkatan
buatan diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu mendorong fluida ke
permukaan atau untuk maksud-maksud produksi.

Setelah fluida sampai dipermukaan, fluida dialirkan ke blockstation melalui pipa-pipa alir
(flow line) untuk dilakukan pemisahan antara air, minyak, dan gas. Gas hasil pemisahan dapat
langsung dimanfaatkan untuk industri dan juga digunakan untuk injeksi gas lift, sedangkan
minyak bumi (crude oil) umumnya ditampung terlebih dahulu di pusat pengumpulan minyak
(PPM) sebelum dikirim ke pengilangan atau terminal untuk dikapalkan.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan topik “Kegiatan Kuliah Lapangan” di PPSDM Migas Cepu, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan Proses Geologi Lapangan Migas?


2) Apa yang dimaksud dengan Operasi Pengeboran Migas?
3) Apa yang dimaksud dengan Operasi Produksi Migas?
4) Bagaimana Operasi Kilang Minyak Pusdiklat Migas Cepu?

1.2 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah pada topik “Kegiatan Kuliah Lpangan” di PPSDM Migas
Cepu, maka laporan ini bertujuan:

1) Ingin menjelaskan Proses Geologi Lapangan Migas


2) Ingin menjelaskan Operasi Pengeboran Migas
3) Ingin menjelaskan Operasi Produksi Migas
4) Ingin mengetahui Operasi Kilang Minyak Pusdiklat Migas di Cepu
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Geologi Lapangan MInyak

Keberadaan migas di suatu tempat sangat ditentukan oleh kondisi geologi daerah itu
sendiri, dimana pada daerah tersebut harus ada minyak dan gas bumi nya. Terutama didasarkan
pada adanya beberapa parameter yang menjadi persyaratan mutlak terperangkapnya atau
terjebaknya hydrocarbon, yaitu:

1. Batuan Induk

Batuan Induk adalah batuan sedimen berbutir halus kaya akan material organic,
merupakan produk sedimentasi akuatik lingkungan sangat tenang dan bersifat reduksi,
misalnya rawa-rawa,delta,lagunal dan sebagainya.

2. Migration (migrasi)

Migrasi adalah proses pergerakan minyak dan gas bumi, migrasi juga di bagi menjadi 2
macam yaitu :

 Migrasi Primer

Migrasi primer adalah berpindahnya minyak dan gas bumi dari batuan induk masuk ke
dalam batuan reservoir lapisam penyusun.

 Migrasi Sekunder

Migrasi Sekunder adalah pergerakan minyak dalam lapisan reservoir itu sendiri menuju
ke tempat akumulasi nya. Dan berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi
migrasi yaitu:

 Kompaksi
 Daya Kapiler
 Tekanan Hidrostatis
 Sementasi
 Pelarutan Oleh Gas
3. Batuan Reservoi (Reservoir Rocks)

Batuan Reservoir adalah suatu batuan dimana minyak bumi terperangkap di dalamnya.
Maka semua jenis batuan bisa bertindak sebagai reservoir, padahal umunya minyak dan gas
bumi yang ekonomis terdapat di batuan reservoir yang berupa batuan sedimen berbutir kasar,
bersifat permeable dan tidak menunjukkan adanya sumber material organik.

4. Trap (Perangkap)

Ada 2 tipe perangkap yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi. Perangkap struktur
banyak dijumpai dilapangan minyak tua berupa perangkap antiklin sedangkan perangkap
statigrafi berupa batugamping terumbu yang ditemukan pada reservoir dari formasi Prupuh.

5. Cap Rocks (Batuan Penutup)

Cap Rock adalah lapisan batuan yang karena sifat fisiknya dapat bertindak sebagai
penghalang yang tidak dapat ditembus oleh fluida (Impermiabel) dan fungsinya sebagai penutup
akumulasi migas, sehingga migas tidak bisa merembes ke tempat lain.

Berdasarkan konsep tektonik lempeng, posisi cekungan sedimen di Indonesia yang kaya
akan potensi migas dapat ditentukan dan kegiatan eksplorasi migas dapat diprioritaskan. Di
Indonesia terdapat 60 cekungan dengan berbagai status. Setelah itu ada Fisiografi Cekungan
Jawa Timur Utara. Van Bemmelen (1949) membagi jawa timur menjadi 7 zona fisiografi yaitu
Zona Alluvial Jawa Timur Utara, Zona Perbukitan Rembang dan Madura, Zona Randublatung,
Zona Kendeng, Zona dataran tengan Jawa Timur, Zona Gunung Api dan Zona Pegunungan
Selatan.

2.2 Operasi Pemboran Migas

Pengeboran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membuat lubang


(sumur) yang di gunakan untuk memberikan komunikasi anatara permukaan (surface)
dengan bawah permukaan (subsurface) untuk memberikan jalan bagi fluida agar dapa
diproduksi secara ekonomis.

Untuk kegiatan operasi pemboran ini membutuhkan teknologi tinggi dan beresiko tinggi
itu kenapa untuk pemboran itu sendiri membutuhkan biaya yang besar dan padat modal.
Dan untuk para pekerja yang berada dalam bidang pemboran harus memilika
pengalaman dan ilmu yang baik untuk keseslamatan kerja agar kecelakaann kerja dapat
di hindari.

Kegiatan yang harus dilakukan sebelum memulai pemboran adalah:

a) Mempersiapkan jalan ke lokasi pemboran


b) Persiapkan peralatan pemboran
c) Persiapkan lokasi
d) Persiapan air
e) Transportasi
f) Rig Up

Setelah mempersiapkan segala hal sebelum melakukan pemboran maka inilah tujuan
secara umum dibuat nya lubang bor adalah untuk:

1) Unutuk membuktikan ada atau tidak nya minyak dan gas di dalam suatu
reservoir yang di buat lubang
2) Jalan untuk mengalirkan minyak atau gas dari reservoir ke permukaan bumi.

Untuk membuktikan keberadaan minyak dan gas bumi dalam reservoir maka
diperlukan suatu pengeboran terlebih dahulu, untuk pengeboran itu sendiri mempunyai
jenis jenis sesuai dengan tujuan nya, berikut ini adalah jenis pengeboran beserta tujuan
nya adalah:

1) Pengeboran Ekplorasi
Tujuan dari pengeboran ekplorasi ini adalah untuk mengetahui suatu
cekunganapakah terdapat minyak dan gas bumi.
2) Pengeboran Eksploitasi
Tujuan dari pengeboran jenis eksploitasi adalah untuk menigkatkan pengurasan
terhadap reservoir produksi.
3) Pengeboran Deliniasi
Tujuan dari pengeboran delinasi ini dalah untuk mencari batas batas dan
ketebelan pada suatu reservoir.

Berdasarkan lokasinya juga, maka pengeboran di bagi menjadi 2 yaitu pengeboran


darat dan lepas pantai. Untuk sedikit penjelasan nya dari pengeboran darat dan
pengeboran lepas pantai adalah:
1) Pengeboran Darat
Untuk pengeboran darat atau biasa disebut Onshore Drilling adalah lokasi
pengeboran nya ada di darat
2) Pengeboran Lepas Pantai
Untuk pengeboran lepas pantai atau yang biasa di sebut sebagai Offshore
Drilling adalah loaksi pengeboran nya berada di laut lepas pantai.

Berdasarkan bentuk lubang, pengeboran di bagi menjadi 2 yaitu pengeboran tegak


dan pengeboran berarah, untuk penjelasan nya akan di bahas di bawah ini:

1) Pengeboran Tegak (Straight hole drilling/ vertical drilling)


Merupakan pengeboran yang dilakukan mulai dari titik lokasi di permukaan,
lubang di pertahankan vertical sampai titik target.
2) Pengeboran Berarah (Directional dan horizontal drilling)
Merupakan pengeboran yang dilakukan dengan cara mengarahkan lubang sumur
dari kedalaman vertical kea rah horizontal pada jarak dan arah tertentu.

Menurut fungsi nya, peralatan pengeboran terbagi menjadi 5 sistem peralatan


utama, yaitu:

1. Sistem angkat (Hoising system)


Sistem angkat (hoisting system) fungsi utamanya adalah memberikan ruang
kerja yang cukup bagi crew pengeboran dan untuk pengangkatan serta
penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem angkat ini sangat
penting dalam kegiatan menyambung dan melepaskan rangkaian pengeboran
seperti bit, drill collar, drill pipe dan atau Kelly. Sistem angkat terdiri dari dua
bagian utama, yaitu:
a) Struktur pendukung (Supporting structure)

Supporting structure berfungsi untuk menyangga peralatan-peralatan


pengeboran dan juga memberi ruang yang cukup bagi operasi pengeboran.
Supporting structure terdiri dari drilling tower (derrick atau mast),
substructure dan rig floor.

b) Peralatan angkat (Hoisting Equipment)


Unutk peralatan angkat itu sendiri terdiri dari drawwork, overhead tools,
drilling line.

 Untuk drawwork itu sendiri merupakan peralatan yang sangat


penting dalam sistem angkat, karena melalui drawwork, seorang
driller melakukan dan mengatur operasi pengeboran.
 Untuk overhead tools itu sendiri merupakan rangkaian sekumpulan
peralatan yang terdiri dari crown block, traveling block, link, elevator
dan deadline anchor.
 Untuk drilling ine terdiri dari dead line, fast line, drilling line, dan
supply. Drilling line digunakan untuk menahan (menarik) beban pada
hook. Drilling line terbuat dari baja dan merupakan kumpulan kawat
baja yang kecil dan diatur sedemikian rupa hingga merupakan suatu
lilitan. Lilitan ini terdiri dari enam kumpulan dan satubagian tengah
yang disebut “core” dan terbuat dari berbagai macam bahan seperti
plastic dan textile. 
2. Sistem putar (Rotary system)
Fungsi utama dari sistem putar (rotating system) adalah untuk memberikan
putaran pada rangkaian pipa bor dan memberikan beratan pada pahat dalam
mengebor suatu formasi. Putaran itu bersumber dari putaran rotary table (apabila
menggunakan Kelly) atau dari putaran motor pada top drive. Besarnya putaran
yang diinginkan disebut dengan Rotation Per Minutes(RPM). Besarnya beban
rangkaian pemboran akan memberikan beratan yang berguna untuk membantu
mata bor dalam pemecahan batuan pada saat operasi pengeboran berlangsung.
Beban ini sering dinamakan denga Weight On Bit(WOB). Untuk komponen dari
sistem putar ( rotary sisitem) ini terdiri dari:
1) Swivel
Alat ini terpasang pada ujung teratas rangkaian pipa bor dan terhubung
langsung dengan sistem angkat (hoisting system) dan juga sistem
sirkulasi (circulating system)
2) Peralatan putar (Rotating equipment)
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk memberikan putaran pada
rangkaian pengeboran. Putaran yang dihasilkan memiliki kekuatan yang
sangat besar agar mampu memutar rangkaian pengeboran yang panjang.
Beberapa fungsi dari peralatan putar (rotating equipment) antara lain:
 Memutar bor selama operasi pemboran
 Menahan dan menggantung batang bor atau pipa lainnya dengan
slip-slip atau melepas pipa dari rangkaian pipa bor putar (rotary
slip) sewaktu menambah atau melepas pipa dari rangkaian pipa
bor.
3. Sistem sirkulasi (Circulation system)
Tugas utamanya adalah membantu sistem pemutar didalam mengebor sumur
dengan menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang sesuai untuk mengatur
bahan-bahan lumpur dan tempat-tempat kerja untuk mempersiapkan, merawat
dan
mengganti fluida pengeboran. Circulation system tersusun oleh empat sub
komponen utama yaitu:
 Lumpur Pengeboran (drilling fluid)
 Tempat Persiapan ( Preparation area)
 Peralatan Sirkulasi ( Circulating equipment)
 Tempat pengkondisian lumpur (Conditioning Area atau solid control
equipment).
4. Sistem tenaga (Power System)
Fungsi dari power system ini untuk melanjutkan tenaga yang diperlukan saat
berlangsung nya kegiatan pmboran.
5. Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System)
Sistem pencegahan semburan liar (BOP) memiliki fungsi dan kegunaan yang
sangat penting dalam kegiatan pemboran, karena untuk menutup lubang bor
ketika terjadi “kick”. Blow out terjadi karena masuknya aliran fluida formasi
yang tak terkendalikan ke permukaan. Blow out biasanya diawali dengan adanya
“kick” yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam
lubang bor. Intrusi ini dapat  berkembang menjadi blowout  bila tidak segera
diatasi.
Rangkaian peralatan sistem pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari
dua sub komponen utama yaitu:
1) Rangkaian BOP  Stack
2) Accumulator dan Sistem.

Operasi penyemenan adalah bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding


lubang pemboran, melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosi dan untuk
memisahkan zona yang satu terhadap zona yang lain nya di belakang casing. Untuk
penyemenan itu sediri dibagi menjadi dua yaitu:

1) Primary cementing yang adalah penyemenan pertama kali yang dilakukan


setelah casing diturunkan didalam sumur
2) Secondary Cementing yang adalah penyemenan ulang untuk
menyempurnakan Primary Cementing.

Sesudah sumur dibor maka langkah selanjutnya adalah melakukan


penyempurnaan sumur (komplesi) agar fluida dari dasar sumur dapat mengalir ke
permukaan. Metoda well completion terbagi dua yaitu Bottom hole completion dan
Tubing completion.

2.3 Operasi produksi Migas

Anda mungkin juga menyukai