Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Eksplorasi hampir sama seperti pekerjaan detektif. Dibutuhkan pencarian petunjuk,


pengamatan cermat kondisi tanah, mencatat informasi yang berbeda, dan evaluasi data
survei. Ini adalah pekerjaan geoscientists minyak bumi, yaitu seseorang yang ahli dalam
batuan.
Ahli geografi minyak bumi yang bekerja di perusahaan minyak mulai mencari tempat
di mana mungkin ada minyak. Mereka mencari tanda-tanda yang mungkin menunjukkan
keberadaan hidrokarbon di bawah tanah dan bertanggung jawab untuk menentukan
tempat terbaik untuk mengebor.
Mereka mulai dengan memeriksa bentuk-bentuk lapisan batuan bawah tanah yang
berbeda. Mereka harus menggunakan alat khusus untuk melihat batu di bawah tanah.
Dengan demikian, menggunakan teknologi canggih dan alat khusus seperti foto udara,
gambar satelit, dan mesin khusus yang mengukur variasi gravitasi bumi dan medan
magnet, ahli geosains mencoba mengidentifikasi kemungkinan ladang minyak mentah.
Minyak juga dapat ditemukan di bawah tanah di dasar laut. Dalam hal ini, kapal
khusus digunakan untuk mencari ladang minyak bawah laut ini. Ahli geologi
menggunakan beberapa alat teknis khusus seperti gelombang suara yang digunakan dalam
teknologi seismik untuk membentuk gambaran yang jelas tentang lapisan batuan bawah
air.
Tetapi satu-satunya cara untuk benar-benar yakin bahwa ada minyak di tanah adalah
dengan mengebor sebuah sumur. Ini adalah pertaruhan besar karena tidak semua sumur
menghasilkan penemuan minyak. Mungkin diperlukan pengeboran banyak sumur yang
berbeda sampai ladang minyak baru ditemukan. Ini menghabiskan banyak uang karena
peralatan canggih diperlukan dan banyak orang perlu dipekerjakan.
Itulah sebabnya para ahli geologi kemudian memasok semua data survei mereka
kepada para ekonom dan perencana keuangan di perusahaan-perusahaan minyak, yang
membantu membuat keputusan apakah akan mengebor sumur eksplorasi atau tidak.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud dengan sumber daya hidrokarbon?
 Jelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan selama proses eksplorasi? Dan apa saja
biaya yang terlibat didalamnya?
 Bagaimana proses eksplorasi dilaksanakan?
 Bagaimana penerapan akuntansi perminyakan khususnya dalam biaya eksplorasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari dilakukannya penulisan paper ini ialah untuk memberikan dan
menambah pengetahuan serta pemahaman terhadap ilmu akuntansi minyak dan gas
bumi khususnya mengenai salah satu proses usaha minyak dan gas bumi. Yang mana
pada paper ini, akan lebih rinci dibahas mengenai proses eksplorasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sumber Daya Hidrokarbon (Resources)


Sumber Daya Hidrokarbon (Resources) adalah Undiscovered reserves yang
diharapkan dapat diperoleh dari suatu cekungan atau sub cekungan dengan menggunakan
analogi data geologi, faktor-faktor teknik reservoir, terutama batuan induk, batuan waduk
dan the role of traps dari cekungan/sub cekungan terdekat yang telah terbukti ditemukan
hidrokarbon.
Sumber daya dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Sumber daya spekulatif  sumber daya yang terdapat didalam unknown. Basin
atau bagian dari unknown basin/districts atau dalam uncompletely explored areas,
tetapi kemungkinan mempunyai potensi akumulasi hidrokarbon
2. Sumber daya hipotetis  sumber daya yang dihitung dari prospek dan lead yang
berada di suatu daerah atau cekungan tetapi belum pernah dibuktikan dengan
pengeboran.
Dari hasil penelitian geologi dan eksplorasi bahwa di Indonesia diketahui ada 60 buah
cekungan sedimen yang mengandung hidrokarbon. Tetapi baru 38 cekungan yang sudah
dieksplorasi dan 22 cekungan belum dieksplorasi. Dari 38 buah cekungan yang telah
dieksplorasi itu, ternyata 14 buah cekungan di antaranya sudah menghasilkan hidrokarbon
(3 buah cekungan yang terletak di kawasan timur Indonesia dan 11 buah cekungan di
kawasan barat Indonesia), 9 buah cekungan sudah ditemukan hidrokarbon tetapi belum
diproduksi, 15 cekungan sudah dibor tetapi belum ada penemuan. Kebanyakan dari 15
buah cekungan itu merupakan kawasan frontier dan terletak di kawasan timur Indonesia.
Dari 22 buah cekungan yang belum dieksplorasi hingga tahun 1995 sebanyak 20
buah cekungan terletak di bagian timur Indonesia dan hanya 2 buah cekungan saja yang
terletak di kawasan barat Indonesia.

2.2 Penyeledikan Geologi


Penyelidikan Geologi di bidang migas dimaksudkan untuk mencari adanya potensi
hidrokarbon di suatu cekungan sedimen yang dilakukan baik oleh pertamina maupun para
kontraktor production sharing/KPS/KBH (Kontrak Bagi Hasil).
Rata rata penyelidikan geologi pertahunnya sebanyak 7 kali yang tersebar di wilayah
kerja Pertamina maupun KPS. Pada tahun 1988 penyelidikan geologi 5 kali, 1989 23 kali,
1990 10 kali, 1991 8 kali, 1992 7 kali, 1998 12 kali dan tahun 1994 hanya 2 kali. Pada
penyelidikan geologi, terdapat beberapa biaya yang dapat timbul seperti:
 Biaya SLAR (Site Looking Air Radar)
 Biaya geologi lapangan
 Biaya geokimia

2.3 Penyeledikan Geofisika


Salah satu metode geofisika yang dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi di
bawah permukaan adalah metode seismik. Prinsip dasar metode seismik adalah
gelombang suara yang dipantulkan oleh lapisan batuan yang dilalui dan diterima oleh
serangkaian alat penerima receiver (geophone atau hydophone).
Jenis-jenis survei seismik, diantaranya ialah:
 Penyelidikan seismik 2D: Penyelidikan yang dilakukan daerah yang lebih luas
atau regional sebagai penyelidikan awal untuk mengetahi struktur lokasi
tersebut.
 Penyelidikan seismik 3D: Penyelidikan yang dilakukan untuk daerah yang
lebih sempit atau penyelidikan detai sebagai penyelidikan untuk penentuan
lokasi pengeboran.
Pada masa periode 1988-1994 rata-rata penyelidikan seiskmik pertahunnya, daratan
antara 10.000-20.000 Km, lepas pantai antara 10.000-100.000 Km. Pada tahun 1988
tercatat penyelidikan seismik sebanyak 32.713 pada tahun 1988. Jumlah itu dilakukan
pertamina sebanak 2.223; perjanjian karya 1.765 dan KPS 28.725. pada tahun 1991
penyelidikan seismik sebanyak 141.075 dan pada tahun 194 sebanyak 68.580. Dari
jumlah itu yang terbesar dilakukan oleh KPS (kontrak production sharing). Biaya-biaya
yang dapat timbul dari penyelidikan geofisika, yaitu:
 Biaya Grafitasi
 Biaya Magnetik
 Biaya Seismik

2.4 Pengeboran Sumur Eksplorasi


Yang dimaksud dengan pengeboran eksplorasi yakni pengeboran pembuktian ada
tidaknya kandungna migas serta batas penyebaran pada suatu jebakan. Tingkat kegiatan
pengeboran eksplorasi setiap tahun dalam periode 1988-1994 rata-rata sekitar 115 buah
sumur dengan succes ratio (tingkas keberhasilan) rata-rata 46.7%.
Pada tahun 1988 pengeboran eksplorasi sebanyaj 135, terbesar yang dilakukan KPS
sebanyak 110: Pertamina 13 dan P. Karya 12 pengeboran. Pada tahun 1994 pengeboran
eksplorasi hanya sebanyak 80, diantaranya yang dilakukan KPS sebanyak 71 kali.
Selama ini kegiatan eksplorasi umummnya masih silakukan pada lahan-lahan yang
dinilai beresiko rendah, termasuk daerah lepas pantai yang dangkal. Dengan
kecenderungan penemuan cadangan baru yang semakin kecil di lahan konvensional dan
ditambah dengan harga minyak yang relatif rendah maka pengembangan lapangan baru
cenderung menurun.
Paket-paket insentif agustus 19888, februari 1989 dan desember 1993 diberikan untuk
pengembangan daerah terpencil, laut dalam,batuan pratersier serta lapangan marginal.
Biaya-biaya yang timbul akibat pengeboran sumur eksplorasi, diantaranya yaitu :
 Biaya tak berwujud (intangible), yaitu seperti biaya gaji, pemboran, lumpur,
semen, penyelidikan dibawah tanah, dan pengangkutan biaya pemboran.
 Biaya berwujud (tangible), yaitu seperti biaya dari peralatan yang dipakai;
drilling bit dan drilling mud.

2.5 Tahapan Poses Eksplorasi


Eksplorasi merupakan tindakan untuk mencari-cari serta melakukan
perjalanan yang tujuannya untuk menemukan sesuatu dikatakan eksplorasi. Eksplorasi
minyak bumi adalah sebuah kajian yang panjang yang melibatkan beberapa bidang
dari kajian kebumian. Kajian dasar dari riset ini dilakukan oleh geologis, yang berarti
orang-orang yang menguasai serta memahami ilmu kebumian. Para geologis adalah
orang yang bertanggung jawab dari pencarian hidrokarbon tersebut.
Untuk menentukan suatu wilayah memiliki sebuah potensi akan minyak
bumi, maka terdapat beberapa sikon yang seharusnya ada di daerah tersebut dalam
eksplorasi minyak bumi dan itu dinamakan kajian geologi. Jika salah satunya tidak
berada disitu maka tempat tersebut tidak memiliki potensial atau tidak mengandung
hidrokarbon. Sikon itu adalah:
a. Batuan Sumber, yang berarti batuan yg menjadi raw materials dari
pembentukan hidrokarbon. Yang berarti berperan sebagai batuan sumber yang
dinamakan shale. Batuan tersebut memiliki banyak kandungan carbon (C)
yang diperoleh dari cangkang-cangkang fosil yg telah terendap di batuan
tersebut.
b. Tekanan&Temperatur, untuk merubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon,
tekanan dan temperatur yang tinggi sangat dibutuhkan.
c. Migrasi, hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses-proses yang ada diatas
harus dapat pindah ke sebuah tempat dimana hidrokarbon bisa untuk
berproduksi.
d. Reservoir, adalah batuan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari
process migrasinya. Reservoir biasanya batu pasir & batuan karbonat, karena 2
jenis batu tersebut memiliki pori yang besar untuk menyimpan hidrokarbon
e. Caps Rock, Minyak & gas terdapat di dlm reservoir, untuk dapat menahan
serta melindungi fluida itu, maka lapisan itu atau resevori harus memiliki
penutup di bagian luarnya. Sebagai penutup lapisan reservoir memiliki sifat
kekedapan (biasanya), yang berarti sifat yang tidak bisa meloloskan fluida
yang dibatasi itu. Jadi lapisan penutup tersebut dapat disebut lapisan yang
dapat melindungi fluida yang berada didalam lapisan yang terdapat
dibawahnya.
f. Perangkap Reservoir, adalah sebuah unsur pembentuk reservoir sehingga
lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk yang mengarah ke bawah, hal
ini dapat menghitung jumlah minyak dalam reservoir. Jika perangkap tersebut
tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ke tempat lain yang berarti nilai
ekonomis nya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.

Apabila secara regional tidak memungkinkan untuk dapat hidrokarbon maka tidak ada
gunanya untuk dilanjutkan. Namun apabila semua kriteria-kriteria diatas terpenuhi maka
daerah tersebut dapat menjadi seebuah harapan untuk mempunyai potensi minyak bumi/gas
bumi. Dan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya, itu memerlukan sebuah kajian lebih
lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Penelitian dilanjutkan pada langkah
berikutnya, yaitu:
a. Survey Geologi Permukaan
b. Eksplorasi seismik
c. Resistivity Data
d. Porositas Data
e. Berat jenis Data.

Sebagai penambah atas prospek-prospek yang telah dipilih serta dinilai dan kemudian
dipilih untuk dilakukannya pemboran exploration terhadapnya. Maka semua prospek ini
harus diberi rencana pemboran secara jelas serta diberi ramalan-ramalan mengenai apa yang
akan ditemui pada waktu pemboran & pada kedalaman berapa. Prognosis tersebut adalah:
a. Lokasi
Lokasi seharusnya di beri ke dalam koordinat karna untuk mencegahnya
terjadi kegagalan dalam lokasi tersebut terhadap tutupan struktur, namun apabila
semua koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismikan
apabila tutupan ditentukan oleh metode seismik. Maka pengukuran harus
dilakukkanan dari pelampung yang sengaja ditaruh dilaut pada pengukuran seismik
dari titik pengukuran melalui radar yang berada didarat. Setidak-tidaknya pengukuran
di lokasi tersebut harus teliti sekali sebab apabila terdapat kesalahan bisa
menyebabkan objektif tidak ditemukan.
b. Kedalaman Akhir
Penentuan pada kedalaman akhir ini sangat penting karna dengan begitu kita
dapat mengira-ngira berapa lama pemboran itu terjadi& dalam hal itu untuk berapa
lama alat bor tersebut akan disewa.
c. Latar Belakang Geologi
Alasan dilakukannya pengeboran di dasarkan atas latar belakang geologi.
Maka seharusnya disebutkannya keadaan geologi daerah tersebut itu, serta alasan
pemboran&eksplorasi yg di lakukannya didaerah itu, jenis tutupan prospek serta
struktur yg diinginkan dari prospek tersebut.
d. Objektif/Lapisan Reservoir Yang Diharapkan
Ini biasanya sudah ditentukan dari seismik. Objektif lapisan reservoir tersebut
harus ditentukan pada kedalaman yang diharapkan dari pencapaian pemboran itu,
dimana didapatkan dari perhitungan kecepatan rambat seismik.
e. Kedalaman Puncak Formasi Yang Akan Ditembus
Juga dalam prognosis ini harus kita tentukan fomasi-formasi mana yang akan
di lalui pemboran, maka kedalaman puncak ditentukan oleh data seismik.
f. Survey Lubang Bor Yang Akan Dilaksanakan
Survey meliputi penglogan lumpur, Penglogan Cutting, Penglogan Listrik,
Penglogan Radioaktif, dan sebagainya.

2.6 Aspek-Aspek Akuntansi Perminyakan


Dua metode akuntansi yang dikenal dalam industri migas dan diakui oleh Securitires
standard Exchange commission (SEC) dan Financial Accounting Standard Board
(FASB), yaitu: Full Cost (FC) dan Succesful Effort (SE). Sebelum membahas perbedaan
antara kedua metode tersebut, terlebih dahulu akan dijelaskan komponen-komponen biaya
yang umum terjadi pada perusahaan yang bergerak dalam bidang hulu migas.
1. Biaya-biaya Akuisisi (lease aquisition cost)
Adalah biaya biaya yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh izin,
konsepsi, atau hak terhadap lahan ekslporasi (hak untuk melakukan eksplorasi dan
produksi migas).
2. Biaya-biaya Eksplorasi (Eksploration Cost)
Adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan aktiviras pencarian migas (eksplorasi
migas), seperti biaya Geologo dan Geofisika (G&G), seismik, pemboran eksplorasi
dan lain-lain.
3. Biaya-Biaya pengembangan (Developmen Cost)
Adalah biaya-biaya uang berhubungan dengan pengembangan lapangan yang terbukti
mengandung cadangan komersil. Biaya-biaya ini termasuk: biaya pemboran sumur
pengembangan, biaya penyelesaian sumur (well completion cost), biaya pembuatan
fasilitas produksi dan lain-lain
4. Biaya-biaya operasi (Operating Cost)
Adalah biaya yang berhubungan dengan aktivitas pengangkatan migas mulai dari
sumur, sampai ke permukaan termasuk aktivitas proses pemisahan minyak dan
transportasinya, biaya operasi ini akan langsung dibebankan pada tahun berjalan.

 Metode Succesful Effort (SE)


Sebelum tahun 1950 hampir semua perusahaan minyak menggunakan metode
akuntansi Succesful Effort (SE). Inti dari metode SE ini adalah bahwa semua
pengeluaran biaya yang tidak memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan
datang harus dibebankan pada periode terjadinya biaya tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori dasar Akuntansi. Dengan demikian, metode SE akan membebankan
biaya pemboran eksplorasi apabila terjadi sumur dry hole pada periode tersebut.
Namun apabila eksplorasi tersebut sukses, maka biaya yang telah terjadi dapat
dikapitalisasi (dibebankan sejalan dengan waktu manfaat dari aset
tersebut/depresiasi). Para pendukung metode ini menganggap bahwa hanya
pengeluaran yang berhubungan dengan penemuan prospek migas yang dapat
dikapitalisasi.

 Metode Full Costing (F.C)


Metode FC dikembangkan sekitar tahun 1950-an, inti dari metode FC adalah
bahwa dalam kegiatan migas, eksplorasi adalah suatu kegiatan yang sangan vital bagi
perushaan. Tanpa eksplorasi, cadangan migas tidak akan pernah ditemukan.
Mengingat resiko pada tahap eksplorasi ini sangan besar, maka adanya pemboran
yang menghasilkan sumur dry hole adalah situasi yang tidak terelakan. Karena itu,
metode ini menganggap bahwa semua biaya eksplorasi baik berhasil maupun dry hole
harus dikapitalisasi.

Successful Effort (SE) Full Costing (FC)


Biaya G&G Expensed Capitalized
Biaya Ekspansi:
Dry hole
Succes Expensed Capitalized
Capitalized Capitalized
Biaya Akuisisi Capitalized Capitalized
Biaya pengembangan:
Dry hole
Success Capialized Capitalized
Capitalized Capitalized
Biaya Operasi Expensed Expensed

Tabel diatas menunjukkan perbandingan antara metode SE dengan FC.


“Expensed” dalam hal ini, merupakan biaya yang terjadi langsung dibebankan pada
periode dimana biaya tersebut dikeluarkan. Sedangkan “Capitalized” merupakan
alokasi biaya yang dibebankan beberapa tahun sesuai dengan periode manfaatnya.
Perusahaan migas besar umumnya menggunakan metode SE sedangkan
perusahaan migas kecil cenderung memilih metode FC karena memungkinkan untuk
menunda pembebanan biaya lebih awal sehingga meningkatkan pendapatan saar ini
(current income).
Perdebatan mengenai SE vs FC ini cukup ramai di Amerika Serikat pada
1977, FASB mengusulkan kepada SEC agar SE saja yang digunakan. Mereka
memberikan dua alasan: Pertama aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan
menghasilkan manfaat pada masa depan. Sehingga biaya-biaya yang telah terjadi dan
sudah diketahui tidak akan memberikan manfaat pada masa depan seharusnya akan
langusng dibebankan. Kedua, laoran keuangan suatu perusahaan seyogyanya
merefleksikan risiko dan kegagalan dari aktivitas yang dilakukan. Metode SE
mengakomodasi terjadinya biaya-biaya akibat kegagalan serta risiko yang terjadi
dalam upaya menemukan cadangan migas.
Namun SEC menolah usulan FASB ini, karena memandangnya sebagai suatu
keputusan yang dianggap bermuatan politis, mengingat banyaknya lobi lobi kepada
Kongres oleh para pemilik dan manajer perusahaan migas disana cukup banyak
menggunakan metode FC. Argumen perusahaan perusahaan yang menggunakan FC
ini anara lain bahwa penggunaan metode SE akan menyebabkan laporan keuangan
cenderung lebih rendah sehingga menyulitkan peruhaan menapatkan capital dalam
aktivitas eksplorasi migas. Argumen ini sebenarnya ditak konsisten dengan semangat
efisiensi pasar yang initinya menyatakan bahwa pengguna atau pembaca laporan
keuangan tidak saharusnya “dibodohi” oleh dua laporan yang berbeda untuk suaru
kenyataan ekonomi yang sama. Karena kongres dapat menerima argumen pendukung
metode FC, sampai saat ini kedua metode ini masih valid
Dalam praktiknya dimancanegara, perushaan migas diizinkan untuk memilih
antara metode SE dan FC. Beberapa negara mengeluarkan standar akuntansi masing –
masing yang biasanya mengacu ke GAAP (Generally Accepted Accounting
Principles) Amerika Serikat. Indonesia menggunakan “Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK)” No.29, 1994.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Eksplorasi minyak dan gas bumi adalah kegiatan pengidentifikasian dan
penentuan kawasan yang potensial dimana mengandung cadangan minyak dan gas
bumi. Eksplorasi merupakan kegiatan yang menghabiskan banyak biaya serta
mengandung resiko yang tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan berbagai penelitian dan
survey terlebih dahulu untuk menentukan lokasi dimana akan dilakukan eksplorasi.
Survey dan penyelidikan yang dilakukan diantaranya ialah penyelidikan topografi,
geologi, geofisika, survey lapangan, dan survey sismik. Adapun beberapa biaya yang
timbul dikarenakan penyelidikan, survey, dan proses pengeboran ialah biaya
penyelidikan topografi; biaya pengukuran tanah; biaya pemetaan tanah; dan biaya
analisa sifat tanah, biaya penyelidikan geologi; Biaya SLAR; Biaya geologi lapangan;
Biaya geokimia, biaya penyelidikan geofisika; biaya grafitasi; biaya magnetik; biaya
seismik, biaya pemboran sumur eksplorasi; biaya tak berwujud; biaya berwujud.
Dengan besarnya biaya yang ditimbulkan serta resiko yang tinggi, maka para
ahli geologi kemudian memasok semua data survei mereka kepada para ekonom dan
perencana keuangan di perusahaan-perusahaan minyak, sehingga timbulah peranan
akuntansi minyak dan gas bumi. Dua metode akuntansi yang dikenal dalam industri
migas yaitu: Full Cost (FC) yang menjelaskan bahwa dalam kegiatan migas,
eksplorasi adalah suatu kegiatan yang sangan vital bagi perushaan dan Succesful
Effort (SE) yang menjelaskan bahwa semua pengeluaran biaya yang tidak
memberikan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang harus dibebankan pada
periode terjadinya biaya tersebut.

3.2 Daftar Pustaka


Lubiantara, Benny. 2012. Ekonomi Migas: Tinjauan Aspek Komersial Kontrak Migas.
Jakarta : Grasindo.
Fantini, Mario. 2011. I Need to Know : An Introduction to The Oil Industry & OPEC.
Austria.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Potensi Ekonomi Migas Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai