Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENAMBANGAN

1. Tambang Bawah Tanah (Underground Mine).


Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.Berbagai macam logam
bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal.Karena letak
cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai
lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi
beberapa:

1. Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju
kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat
berat menuju dan dari bawah tanah.

2. Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan
mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang,
alat, atau bijih.

3. Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau
pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development (pengembangan)
dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak
berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-
fasilitas bawah tanah lain.Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu
sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.

Tambang bawah Air (Underwater Mine).


Penambangan bawah laut adalah proses pengambilan mineral yang relatif baru yang
dilakukan di lantai samudra. Situs penambangan samudra biasanya berada di sekitar kawasan
nodul polimetalik atau celah hidrotermal aktif dan punah pada kedalaman 1.400 - 3.700 meter di
bawah permukaan laut. Celah tersebut menciptakan deposit sulfida, yang berisikan logam mulia
seperti perak, emas,tembaga, mangan, kobalt, dan seng. Deposit tersebut ditambang
menggunakan pompa hidrolik atau sistem ember yang mengangkut bijih ke permukaan untuk
diproses. Mengenai operasi penambangan, penambangan bawah laut memunculkan pertanyaan
mengenai kerusakan lingkungan terhadap daerah sekitar.

Tahap-tahap kegiatan Penambangan.

a. Penyelidikan Umum
Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha pertambangan yang ditujukan untuk mencari dan
menemukan endapan bahan galian. Kegiatan penyelidikan umum dilakukan dengan tujuan
mencari komoditas bahan galian tertentu maupun di lokasi tertentu, artinya penyelidikan hans
difokuskan pada (tipe/jenis) bahan galian yang spesifik atau pada area yang spesifik
(wilayah/Negara)dan mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang
bersangkutan berdasarkan data permukaan.

b. Eksplorasi
Merupakan kegiatan lanjutan dari penyelidikan umum yang bertujuan untuk mendapatkan
kepastian tentang endapan bahan galian tersebut yang meliputi bentuk, ukuran, letak
kedudukan, kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik endapan bahan galian
dan batuan samping.
c. Studi Kelayakan
Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan sebelumnya sebagai
penentu apakah kegiatan penambangan endapan bahan galian tersebut layak dilakukan atau
tidak. Dasar pertimbangan yang digunakan meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan
memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup.

d. Persiapan penambangan
Kegiatan ini meliputi penyiapan infrastruktur dan lahan kerja penambangan yang antara lain
meliputi pembuatan jalan, pembabatan semak/pohon, penupasan tanah penutup, pembangunan
kantor, gedung, bengkel, dll.

e. Penambangan
Kegiatan penambangan yang dimaksud adalah kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan
dan mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi, kemudian dibawa ke permukaan untuk
dimanfaatkan.

f. Pengolahan Bahan Galian


Adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kadar atau mempertinggi mutu bahan
galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan untukdiperdagangkan atau
sebagai bahan baku untuk industri lain.Keuntungan lain dari kegiatan ini adalah mengurangi
jumlah volume dan beratnya sehingga dapat mengurangi ongkos pengangkutan.

g. Pengangkutan
Adalah segala usaha untuk memindahkan bahan galian hasil tambang atau pengolahan dan
pemurnian dari daerah penambangan atau tempat pengolahan dan pemurnian ke tempat
pemasaran atau pemanfaatan selanjutnya dari bahan galian tersebut.

h. Pemasaran
Adalah kegiatan untuk memperdagangkan atau menjual hasil-hasil penambangan dan
pengolahan bahan galian.

i. Reklamasi
Merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang telah rusak baik itu akibat
penambangan atau kegiatan yang lainnya. Rehabilitasi ini dilakukan dengan cara penanaman
kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak akibat kegiatan penambangan tersebut

2. Tambang Terbuka (Open Pit Mine/ Surface Mining)


Tambang terbuka (surface mining) merupakan satu dari dua sistem penambangan yang
dikenal, yaitu Tambang terbuka dan Tambang Bawah Tanah. dimana segala kegiatan atau
aktivitas penambangan dilakukan di atas atau relatif dekat permukaan bumi dan tempat kerja
berhubungan langsung dengan dunia luar.
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan tanah,
bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun kembali)
selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan
tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar. Tujuan utama dari operasi
penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai
keuntungan yang maksimal.
Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih dan
pengupasan batuan penutup melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti
diambil kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya
parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang dulunya dinilai
tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak tambang. Hal ini juga
didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang seiring dengan peningkatan
konsumsi per kapita.

Secara umum, tambang terbuka dinilai lebih menguntungkan dibanding metode tambang
bawah tanah dalam hal recovery (mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak
cadangan), grade control (pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan
lingkungan kerja. Namun, dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau
terletak terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih
menguntungkan.Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi
tambang bawah tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi terlalu
besar. Ini biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat dalam.Faktor teknologi,
kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan turut jadi pertimbangan dalam
pemilihan metode tambang yang pas.

Penambangan pada tambang terbuka itu sendiri dilakukan dengan beberapa tahapan kerja :
pengurusan surat-surat ijin yang dibutuhkan untuk kegiatan penambangan, pembabatan (land
clearing), pengupasan lapisan tanah penutup (stripping of overburden), penambangan
(exploitation), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling), dan pengolahan serta
pemasaran.

1. Pengelompokan Tambang Terbuka


Pada prinsipnya tambang terbuka dapat digolongkan ke dalam empat golongan :

a. Open pit/Open mine/Open cut/Open cast.


Adalah tambang terbuka yang diterpakan pada penambangan ore (bijih). Misalnya nikel,
tembaga, dan lain-lain.

b. Strip Mine.
Penerapan khusus endapan horizontal/sub-horizontal terutama untuk batubara, dapat juga
endapan garam yang mendatar. Contoh Tamabang Batubara di Tanjung Enim.

c. Quarry
AdalahTambang terbuka yang diterapkan pada endapan mineral industri (industrial mineral).
Contoh Tambang batu pualam di Tulung Agung.

d. Alluvial mining
Dapat dikatakan sebagai placer Mining ataupun di Australia disebut Beach-mine yaitu cara
penambangan untuk endapan placer atau alluvial. Contoh tambang Cassiterite di Pulau Bangka,
belitung dan sekitarnya.

2. Konsiderasi Pada Operasi Penambangan


Secara garis besar, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan
penambangan dibagi dalam dua kategori, yaitu faktor teknis dan faktor ekonomi.

a. Kajian Secara Teknis


Unsur unsur teknis yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan aktifitas kegiatan kerja
sebuah proyek penambangan meliputi :
Kondisi Umum tempat proyek dilaksanakan
Kondisi Kondisi tempat kerja yang perlu diperhatikan adalah meliputi kondisi geologi, topografi,
iklim dan sosial Budaya. Keadaan umum tersebut mutlak diperhitungkan guna menentukan
penjadwalan waktu kegiatan dan yang utama sekali menetapkan efesiensi kerja kerja efektif dari
pelaksanaan proyek tersebut.
Sarana perlengkapan peralatan kerja
Jenis perlengkapan dan peralatan kerja disesuaikan dengan kondisi tempat kerja, maksud
pekerjaaan, kapasitas produksi, dan efektifitas kerja yang diinginkan. Cara pengadaanya
diperhitungkan dengan umur produksi dan efektifitas kerja dan ketersediaan modal kerja yang di
miliki.
Metode Pelaksanaan kerja
Dalam proyek ini pelaksanaan kegiatan pembongkaran material dilakukan dengan peledakan.
Metode tersebut dipilih mengingat jenis materialnya memilki kekerasan yang cukup tinggi, fraksi
material yang lepas yang sasaran produksinya telah ditentukan.
b. Kajian Secara Ekonomis
Kajian secara ekonomis dimaksudkan untuk mengetahui sebuah proyek penambangan
memperoleh keuntungan atau tidak. Dalam perhitungan aliran uang diperhatikan beberapa faktor
yang berpengaruh dalam situasi ekonomi. Hal-hal yang diperhatikan tersebut adalah:
Nilai (value) daripada endapan mineral per unit berat (P). dan biasanya dinyatakan dengan
($/ton) atau (Rp/ton).
Ongkos produksi (C), yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan produknya diluar
ongkos stripping.
Ongkos stripping of overburden (Cob).
Cut Off Grade, akan menentukan batas-batas cadangan sehingga menentukan bentuk akhir
penambangan.
Aspal (Bitumen)

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon
dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Bitumen atau aspal merupakan campuran
hidrokarbon yang tinggi berat molekul. Rasio persentase antara komponen bervariasi,
sehubungan dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi. Bahkan, aspal sudah dikenal
sebelum awal eksploitasi ladang minyak sebagai produk asal alam, yang disebut dalam hal ini
adalah aspal asli. Bitunie adalah produk alami tidak lagi digunakan dalam industri. Bitumen
diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak bumi dapat digunakan sebagai
atau mengalami proses fisik dan kimia yang mengubah komposisi dalam rangka untuk
memberikan sifat tertentu. Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan pencampuran
dengan polimer yang berbeda.
1. Jenis-jenis AspalAspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan
terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Aspal Alam Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:
a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat untuk
aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal
buatan antara lain adalah sebagai berikut:
> Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa aspal
keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya :
1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu lintas tinggi,
dan daerah dengan cuaca iklim panas.
2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
>Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan aspal cair
jenis MC 30, MC 70, MC 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis
pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis RC 70, RC250 atau aspal emulsi jenis CRS,
RS.
3. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang
bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-
jenisnya adalah
> Aspal emulsi anionik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion-negatif
> Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat setelah kontak
dengan agregat.
> Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih cepat setelah
kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1): Mengikat lebih cepat-1 keras (Pen 40-
90).
> Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.
> Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau
sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga partikel-partikel aspal
bermuatan ion positif.
> Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat setelah kontak
dengan agregat.
> Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat setelah kontak
dengan agregat.
> Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat setelah
kontak dengan agregat.
> Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang setelah kontak
dengan agregat.
> Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak dengan
aggregat.
> Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak dengan
aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya memisah dengan cepat dari air
setelah kontak dengan udara.
4. Ter merupakan aspal dengan kandungan bitumen 50 % dari bahan organic seperti batubara
dan kayu
PROSES TERBENTUKNYA
Aspal Alam
Aspal alam terbentuk perlahan-lahan dari fraksionasi alami minyak bumi di dekat minyak bumi.
Aspal alam terdapat di alam biasanya dalam bentuk batuan sehingga biasa disebut batuan
aspal. Aspal alam disebabkan adanya pengaruh tektonik terhadap minyak bumi yang diduga
semula terkandung dalam batuan induk kemudian berimigrasi melalui dasar dan
mengimpregnasi batuan sekitarnya, yaitu batugamping dan batupasir. Material aspal membentuk
suatu danau yang mengisi pori-pori, celah batuan, atau deposit yang mengandung campuran
aspal alam dan bahan mineral dalam berbagai porsi.
Aspal Minyak
Sumber aspal ini berasal dari kilang minyak (refinery bitumen). Aspal yang dihasilkan dari
industri kilang minyak mentah (crude oil) dikenal sebagai residual bitumen, straight bitumen atau
steam refined bitumen. Istilah refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan umum
digunakan.
Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah yang diperoleh melalui proses destilasi minyak bumi.
Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350oC di bawah tekanan
atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gas oline (bensin), kerosene (minyak
tanah) dan gas oil.
PENGGUNAANNYA
Aspal memiliki beberapa kegunaan antara lain:
Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing,
protect terhadap erosi)
Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis
pondasi sebelum lapis berikutnya.
Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal
sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
Berikut ini diberikan pula beberapa contoh usaha pemanfaatan
Aspal alam (aspal buton)
Karena keadaan yang solid tersebut, maka di dalam penggunaannya aspal perlu dipanaskan
terlebih dahulu, contoh : pada pembuatan beton aspal campuran panas ( hot mixDengan
pemanasan maka tingkat kekerasan ( koiisistensi ) aspal akan berubah. Bahan yang
konsistennya berubah dengan berubahnya suhu disebut bahan thermoplastic, dan aspal
termasuk ke dalam kelompok ini.
Aspal Emulsi
Penggunaan :
Daya lekat antar aspal emulsi dan permukaan batu/jalan.sangat tergantung pada proses
penguapan air dan reaksi kimia antara kedua permukaan yang bersentuhan tersebut.
Aspal emulsi enionik
Reaksi kimia pada dua permukaan akan berjalan apbila batunya bermuatan positif (contoh batu
:limestone, dolomites, laterik gravels).dan proses coating dapat berjalan setelah proses
penguapan air berjalan.
Aspal emulsi cationic
Mengingat adanya aliran listrik positif pada bitumen, maka daya ikat dengan batu yang
bermuatan negative sangat besar walau pun masih ada selaput air. Kenyataan menunjukan
bahwa ikatan kedua permukaan itu tidak tergantung adanya selaput air.
SEBARAN DAN PROSPEK ASPAL DI INDONESIA
Sebaran Aspal Alam hanya terdapat di 2 tempat di dunia, yaitu :
Danau pitc, Trinidad, republic Tobago
Asbuton, pulau buton sultra undonesia
ASPAL BUTON (AS-BUTON)
POTENSI/CADANGAN/DEPOSIT.
Endapan asbuton tersebar mulai dari teluk dapolawa sampai teluk lawele. Kadar aspal dalam
batuan bervariasi antara 10 45% bergantung kepda jenis dan porositas batuan, meskipun
dalam lapangan yang sama. Adreal aspal biasanya ditemukan pada puncak pegunungan atau
dilereng antiklin.
Dipulau buton terdapat 19 lapangan aspal besar dan kecil 4 diantaranya dikategorikan ekonomis,
yaitu lapangan waisiu dengan cadangan sekitar 200.000 ton dan kadar bitumen rata-rata adalah
30%, kabungka (4,5 juta ton, 30-45%). Wariti (600.000 ton, 30%), dan lapangan lawele (20.000
ton, 20-35%). Dengan julah semua potensi sekitar 650 juta ton.
berikut keunggulan aslpal buton:
Sekitar 650 juta ton
Kadar Aspal 10 40%.
Terletak hanya 1,5 meter di bawah permukaan tanah, bandingkan dengan kadar aspal alam
yang diolah di Amerika Serikat yang hanya 12 15% dan Tobago (Danau Trinidad) dengan
kadar aspal hanya 6 10% dan terletak ratusan meter di bawah permukaan tanah.
LOKASI
Terletak di Pulau Buton yaitu Waisiu, Kabungka, Winto, Wariti, Lawele dan Epe.
LUAS AREAL
Sekitar 70.000 Ha yang membujur dari teluk Sampolawa di sebelah selatan sampai Teluk
Lawele di sebelah utara.
KONDISI/PRODUKSI SAAT INI.
Telah dikelola oleh PT. SARANA KARYA dengan kuasa penambangan eksploitasi aspal mulai
berlaku tanggal 01 Januari 1991 s/d 01 Januari 2001 dengan wilayah konsesi (Eksplorasi) seluas
8.000 Ha dengan produksi kurang dari 500 ribu ton per tahun.
Produk Aspal Buton yang ada sekarang terdiri dari :
a. PT. SARANA KARYA (PT. SAKA) memproduksi :
Aspal Buton Biasa (ukuran maksimum 12.7 mm)
Aspal Buton Halus (lolos saringan 4.7 mm).
b. PT. AMERTA MARGAYASA ASPAL (PT. AMA)
Asbuton Mikro (ukuran maksimum 2.36)
Butonite Mastic Asphalt (BMA)
PELUANG/PROSPEK
Dengan deposit sekitar 650 Juta ton dan dengan produksi 1 juta ton tiap tahun berarti akan
dapat diolah selama 650 tahun.
Harga aspal minyak (aspal impor) yang meningkat secara drastis
Dengan menggunakan hasil kekayaan alam kita sendiri berarti mengurangi aspal impor,
menghemat devisa negara serta membuka lapangan kerja.
PERMASALAHAN/HAMBATAN
Belum dapat bersaing dari segi mutu dengan aspal minyak (asmin)
Perlu investasi yang besar dengan teknologi baru untuk mengekstraksi aspal.
LANGKAH PEMECAHAN
Sedang diupayakan suatu terobosan teknologi berupa pembangunan Pabrik Ekstraksi Aspal
oleh PT. Hutama Prima yang dapat memisahkan aspal dari batuannya.
Menekan biaya angkutan aspal buton dari Banabungi sampai ke lokasi proyek di seluruh
Indonesia utamanya di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Apa beda aspal alam dengan aspal minyak?
Aspal alam beda dengan aspal konvensional (turunan minyak bumi). Aspal alam langsung ada
dalam tanah (bisa dikatakan sebagai suatu mineral).
Apakah aspal alam buton sudah diolah ?
Aspal Alam di pulau Buton, Sulawesi Tenggara ditemukan tahun 1926 oleh geolog Belanda
Hetzel, selanjutnya aspal tersebut diolah oleh PT Perusahaan Aspal Negara, kemudian terakhir
oleh BUMN PT Sarana Karya. Selanjutnya sudah ada beberapa investor swasta yang ikut
menambang aspal alam buton.
Sebenarnya berapa sih kandungan aspal alam di pulau buton ?
Kandungan aspal Buton yang terukur diperkirakan mencapai 650 juta ton dari sejumlah 2 miliar
ton hasil survei Direktorat Energi dan Sumber Daya Mineral, Bandung. Semenjak ditambang
hingga saat ini, aspal Buton yang telah dieksploitasi baru 3,4 juta ton.
Kenapa penggunaan aspal alam kurang berkembang di Indonesia ?
PT Sarana Karya, pemegang konsesi penambangan aspal buton, hanya bisa mengolah aspal
alam menjadi aspal butir/granular, dimana aspal ini hanya digunakan untuk jalan-jalan kelas
rendah seperti jalan lingkungan, atau jalan-jalan dengan frekwensi kendaraan rendah.
Bagaimana perkembangan terbaru aspal buton sekarang ini ?
Semua orang tahu kualitas aspal alam buton, sehingga banyak investor yang ingin menambang
aspal alam buton ini. Sekarang ini penambang aspal alam buton tidak hanya PT Sarana Karya,
tetapi sudah banyak yang lain. Yang perlu dicatat adalah ada salah satu investor aspal alam
buton yang berhasil mengolah aspal alam buton menjadi aspal cair, sehingga dapat dipakai
untuk jalan kualitas tinggi (frekwensi kendaraan tinggi).
Bagamana peranan pemerintah dalam penggunaan aspal buton ?
Selain memperbanyak/mempermudah investor yang akan mengolah aspal alam buton
(Departemen ESDM), Departemen PU juga mempunyai peranan yang (seharusnya) signifikan.
Departemen PU melalui Direktorat Jendral Bina Marga dalam beberapa tahun terakhir, telah
mengharuskan beberapa ruas jalan nasional (yang penanganan-nya menjadi wewenang
Departemen PU) untuk memakai aspal buton.
Bagaimana realisasi-nya?
Sangat mengecewakan. Dari puluhan ribu ton target penggunaan aspal buton pada jalan
nasional, hanya ter-realisasi kurang dari 10%. Demikian juga jatah dari Dep. PU sebesar kurang
lebih 80.000 aspal buton untuk daerah (dalam hal ini pemda kabupaten/kota) pemanfaatan-nya
masih sangat minim.
Kenapa hal ini bisa terjadi ?
Ada miss antara disributor aspal buton dengan pemerintah (Dept PU) sebagai owner. Ada
kesalahan distributor, dimana komitmen pasokan aspal buton yang telah disepakati antara
distributor dan pemerintah, tidak dapat dipenuhi oleh distributor, karena satu dan lain hal. Untuk
tahun 2008, sudah adagentlemen agreement antara distributor dan pemerintah (Dept. PU)
bahwa kejadian tahun 2007 tidak akan terulang lagi.
Sebenarnya seberapa jauh aspal alam buton bisa menggantikan aspal minyak konvensional?
Aspal alam buton adalah suatu mineral mentah, sehingga untuk pemanfaatannya harus diolah
telebih dahulu. Sedangkan aspal minyak adalah hasil turunan dari minyak bumi. Aspal buton
bisa berfungsi sebagai subsitusi (pengganti) atau komplementer (pelengkap) dari aspal minyak.
Aspal buton bisa sebagai pengganti sepenuhnya aspal minyak untuk metode aplikasi lapen
(Lapis Penetrasi) untuk jalan kolektor, jalan kabupaten/kota atau jalan lingkungan. Sedangkan
sebagai fungsi komplementer (pelengkap) adalah pada metode aplikasi hotmix atau coldmix.
Pada metode aplikasi hotmix, aspal buton diolah sebagai bahan tambah/modified. Hal ini bisa
mengurangi penggunaan aspal minyak hingga 75%.
Apakah pemerintah, dalam hal ini instansi teknis terkait (Departemen Pekerjaan Umum) pernah
melakukan pengujian terhadap aspal alam buton?
Sudah pernah. Pengujian dilakukan oleh Pusat Penelitian Jalan Departemen PU. Hasilnya
dituangkan dalam Sertifikasi Uji Kelayakan Teknis No. 06.1.02.485701.33.11.002. Isinya potensi
penggunaan aspal Buton dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan sudah sangat layak dan
dapat segera dilaksanakan. Bahkan penelitian terakhir pengembangan aspal Buton telah dapat
menghasilkan kualitas jalan yang setara dengan penggunaan aspal minyak.
Tambang Terbuka (Surface Mining)
Posted by Rachmat Risejet Wednesday, 8 May 2013 5 comments
TAMBANG TERBUKA (Surface Mining)
Pengertian Tambang Terbuka
Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan galian
seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja berhubungan langsung
dengan udara luar.dan iklim. Tambang terbuka (open pit mining) juga disebut dengan open cut
mining; adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada
pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan permukaan.
Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang memungkinkan
produksi tinggi dengan ongkos rendah. Walaupun stripping dan quarrying termasuk ke
dalam open pit mining, namun strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara dan
quarry mining yang berhubungan dengan produksi non-metallic minerals seperti dimension
stone, rock aggregates, dll.
Kegiatan penambangan ini terkadang berada di bawah permukaan tanah, bahkan kedalamannya
dapat mencapai ratusan meter seperti pada tambang terbuka tembaga (copper mine) di
Bingham Canyon Utah (USA).
Apabila diyakini keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan, hingga dapat dipastikan
pemilihan metoda penambangannya adalah tambang terbuka (open pit); hanya perlu
dipertanyakan tentang economic cut off limitnya, hingga dimungkinkan adanya perubahan
metoda penambangan ke arah underground (tambang bawah tanah) bila penyebaran endapan
mineral dapat menjamin.
Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang terbuka, oleh
karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah atau pada daerah
pegunungan dengan topografi yang landai dengan kemiringan lapisan batubara yang kecil
(<30). Untuk cebakan yang berada di bawah permukaan tetapi relatif masih dangkal, maka
metoda penambangan terbuka umumnya akan lebih ekonomis dibandingkan dengan tambang
dalam (bawah permukaan). Dan bila cebakan itu berada jauh di bawah permukaan dengan
bentuk yang tidak beraturan, maka mungkin penambangan dengan cara tambang bawah tanah
yang masih dianggap ekonomis.
Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan apakah suatu
cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan metoda tambang terbuka atau tambang
dalam yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah penutup (waste) yang harus digali
dengan volume atau tonase batubara yang dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan
istilah stripping ratio. Apabila nilai perbandingan ini (stripping ratio) masih dalam batas-batas
keuntungan, maka metoda tambang terbuka dianggap masih ekonomis. Sebaliknya apabila
nilainya di luar batas keuntungan, maka metoda penambangan tambang dalam yang dipilih.
Beberapa keuntungan yang diperroleh bila menggunakan tambang terbuka diantaranya yaitu:
1. Produksi tinggi
2. Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi
3. Ongkos operasi per ton bijih yang ditambang rendah
4. Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi lebih mudah
5. Leluasa dalam pemilihan alat gali/muat
6. Recovery tinggi
7. Perencanaan lebih sederhana
8. Kondisi kerja lebih baik /karena berhubungan dengan udara luar
9. Relatip lebih aman
10 Pemakaian bahan peledak leluasa dan effisien
Untuk dapat menentukan metoda penambangan apa yang cocok untuk diterapkan maka perlu
untuk membandingkan efisiensi ekonomi dari open mining dan underground mining , terkecuali
keuntungan dari salah satu metode sudah terlihat jelas.
Karakteristik dasar yang digunakan dalam evaluasi ekonomi dari tambang terbuka adalah
stripping ratio , yaitu besarnya volume dari over burden yang digali per unit ore yang diperoleh.
Dalam penambangan open pit , perlu dihitung ongkos untuk pembuangan waste over burden
dan waste dari country rock.
OPEN PIT SECTION
1. overburden cover
2. waste (country rock)
3. ore body
Perbandingan antara waste dan ore oleh karenanya merupakan faktor kontrol dalam
membandingkan ongkos penambangan ore berdasar open pit dengan metode underground.
Konsep Dan Teknik Metoda Tambang Terbuka
Agar diperoleh hasil yang diharapkan maka sebelum membuka suatu tambang perlu dipahami
terlebih dahulu konsep penambangan beserta prosedur rencana penambangan yang benar.
Sejumlah kriteria untuk mendesain tambang harus ditentukan melalui data (informasi) yang
diperoleh dari penyelidikan eksplorasi (drill core specimens).
Untuk dapat menganalisa apakah suatu endapan mineral akan ditambang dengan metoda
tambang terbuka atau tambang bawah tanah, maka beberapa faktor berikut yang dapat
mempengaruhinya seperti:
1. Ketebalan dan sifat fisik dari overburden dan country rock.
2. Ketebalan, bentuk, konfigurasi, serta struktur dari mineral deposit.
3. Posisi terhadap ground surface, sudut kemiringan
4. Kondisi hidrologi
5 Kemudahan mendapatkan fasilitas teknik untuk pelbagai pekerjaan tambang (macam energi
dan peralatan) misal drilling, alat muat dan alat transport.
6. Keadaan iklim yang lazim pada daerah penambangan
harus dikaji secara cermat.
Pada waktu ini isu tentang lingkungan perlu diterapkan dipelbagai bentuk usaha termasuk usaha
pertambangan yang cukup dikenal sangat merusak lingkungan. Upaya untuk menerapkan
teknologi penambangan yang berwawasan lingkungan harus diperhitungkan pada tahap
kegiatan feasibility study (studi kelayakan) untuk pembukaan suatu tambang.
Reklamasi tambang (pendayagunaan kembali lahan yang rusak akibat penambangan) haruslah
direncanakan pada awal sebelum kegiatan tambang dimulai.
Endapan mineral yang cocok untuk Tambang Terbuka
Beberapa endapan berikut cocok ditambang dengan menggunakan metoda tambang
terbuka:
a) Endapan-endapan eluvial , yang diendapkan dekat tempat asalnya (<10 km)
Umumnya diketemukan dekat permukaan bumi (cadangan sedikit)
b) Alluvial deposit (lanjutan eluvial). Endapan eluvial yang mengalami pelapukan dan
ditransport jauh dan diendapkan dekat permukaan bumi bersifat lepas (loose) contoh
pasir (cadangan banyak).
c) Endapan yang letaknya horizontal (sedikit miring dengan kemiringan (1-5%) disebut
horizontal deposit (bedded/ tabular) contoh endapan batubara, KCl, NaCl, KNO3.
terbentuk secara sedimenter, luas letaknya kedalamannya tidak tentu.
d) Endapan yang berrbentuk vein yang tebal dan tersingkap dengan overburden yang
tipis (1-2m).
Keadaan daerah penambangan, terutama kondisi endapan dan batuan sekitarnya sangat perlu
diketahui secara rinci dan cermat (dengan melalui kajian geologi dan geoteknik) sebelum
membuka suatu tambang.
Desain penambangan yang cermat dan brsifat menyeluruh (yang menyangkut segi teknik,
ekonomi, dan lingkungan) merupakan syarat utama yang harus dipahami dengan baik dalam
merencanakan pembukaan suatu tambang.
Ultimate pit slope design (desain bukaan tambang akhir) yang baik (ekonomis , memiliki recovery
tinggi, aman) sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi dan geoteknik daerah penambangan.
Kemiringan bukaan tambang (pit slope) hendaklah berdasarkan analisis kemantapan
lereng yang cermat (slope stability analysis).
Data yang perlu diketahui dalam prencanaan (desain) suatu tambang terbuka diantaranya:
- Dalamnya dan ukuran tambang pada akhir operasi.
- Lamanya tambang akan berapa lama
- Laba yang diinginkan
- Kemiringan tambang (pit slope) yang dibolehkan
- Cut off grade berapa yang boleh diambil
- Harus diteentukan economic stripping ratio
- Mengetahui sifat-sifat batuan (ore, country rock)
- Peta topografi yang tepat (terakhir)
- Keadaan endapan bijih, bentuk, ukuran,kadar, cadangan
- Keadaan lapisan tanah penutup / over burden (sifat fisik, jumlah)
- Harga pasaran produk yang akan ditambang
- Macam-macam alat yang diperlukan.
Semua data tersebut di atas hendaknya dimiliki secara lengkap untuk dapat memulai pekerjaan
pembukaan tambang agar diperoleh maximum recovery.
Juga beberapa hal berikut perlu dicermati dalam perencanaan pembukaan suatu tambang
terbuka:
- Ultimate and operational pit slope (tata letak dan rencana bukaan tambang)
- Penentuan target produksi awal dan pekerjaan development
- Jadwal produksi batubara dan jadwal stripping over burden
- Rencana penggalian dan pembuangan waste
- Rincian peralatan dan kebutuhan tenaga kerja
- Perhitungan ongkos
- Rencana dan jadwal penggantian alat-alat utama sepanjang umur tambang.
METODE PENAMBANGAN TAMBANG TERBUKA UNTUK ENDAPAN BIJIH & MINERAL
INDUSTRI
Secara umum dapat dikelompokkan kedalam 4 (empat) metode berdasarkan jenis endapan :
1. Open pit/open cast/open cut/open mine
2. Quarry
3. Strip Mine
4. Alluvial Mine
Metode penambangan yang termasuk tambang terbuka ada 4 (empat) macam, yaitu:
1. Open Pit / Open Cut / Open Cast / Open Mine Adalah cara-cara penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih
besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya. Bentuk tambang berdasarkan letak endpan bijih
itu sendiri ada 2 (dua) macam, yaitu:

Open pit, merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada suatu
daerah yang datar atau lembah. Dengan demikian medan kerja digali ke arah bawah sehingga
akan membentuk semacam cekungan atau pit.

Open cast / open mine / open cut, merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijiih
yang terletak pada lereng bukit. Dengan demikian medan kerja digali dari arah bawah ke atas
atau sebaliknya (side hill type). Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal
tersebut tergantung dari letak endapan penambangan yang diinginkan.
Perbedaan antara open pit dengan open cut/open mine/open cast dicirikan oleh arah
penggalian/arah penambangan. Disebut open pit apabila penambangannya dilakukan dari
permukaan yang relatif mendatar menuju ke arah bawah dimana endapan bijih tersebut berada.
Disebut open cut/open atau cast/open mine apabila penggalian endapan bijih dilakukan pada
suatu lereng bukit. Jadi penerapan open pit atau open cut sangat tergantung pada letak atau
bentuk endapan bijih yang akan ditambang. Salah satu contoh metode open pit/open cast adalah
seperti yang diterapkan di PT. Freeport Indonesia dan PT. Kelian Equatorial Mining.
Perbedaan open pit dan open cast juga dilihat dari pemindahan tanah penutupnya. Pada open
pit tanah penutup dikupas dan dipindahkan ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada
endapan di bawahnya, sedangkan pada open cast tanah penutup tidak dibuang ke daerah
pembuangan, tetapi dibuang ke daerah bekas tambang yang berbatasan.
Cara pengangkutan pada open pit / open cut/open cast / open mine tergantung dari kedalaman
endapan dan topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu :
Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan diangkut oleh truck /
belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars, dan sebagainya, langsung dari tempat
penggalian ke tempat dumping dengan menelusuri tebing-tebing sepanjang bukit.
Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil galian / peledakan
ke tempat dumping dengan menggunakan cara kombinasi alat-alat angkut. Misalnya dari
permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass
ke loading point; dari sini diangkut ke ore bin dengan memakai belt conveyor, dan akhirnya
diangkut ke luar tambang dengan cage
2. Quarry
Adalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-endapan
bahan galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit, batu
gamping, dll. Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu senderi ada 2
(dua) macam, yaitu:
a) Side hill type, merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri yang
terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit itu dengan 2
(dua) kemungkinan, yaitu:
Jalan Masuk Spiral
Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja dapat dibuat
melingkar bukit dengan jalan masuk (access road) berbentuk spiral.
Jalan Masuk Langsung
Jika hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di
tambang atau bentuk bukit itu memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan
jalan masuk dari salah satu sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp.
Jalan masuk zig-zag
Keuntungan side hill type ini ialah:
Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja sedikit miring
ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.
Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan gaya
gravitasi.Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.
Kerugiannya adalah:
Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan dilakukan,
berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi pengupasan material penutup.
Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut kurang hati-hati
karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat menyebabkan kecelakaan, terutama
pada jalan masuk yang berbentuk spiral.
b) Pit type / subsurface type, merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan
galian industri yang terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja
harus digali ke arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit). Bentuk medan
kerja atau cekungan tersebut ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu:
Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka medan kerja dan jalan
masuk dibuat berbentuk spiral.
Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar, maka medan
kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan jalan masuk dari sisi yang disebut
straight ramp atau berbentuk switch back.
Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk dasar dari kuari yang
tentu saja masih banyak lagi variasi-variasinya yang pada umumnya diusahakan agar
menyesuaikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta
topografi daerahnya.

3. Strip Mine
Strip Mine adalah cara-cara penambangan terbuka yang dialakukan untuk endapan-endapan
yang letaknya mendatar atau sedikit miring. Yang harus diperhitungkan dalam penambangan
cara ini adalah nisbah penguapan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu
perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk
mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering diterapkan pada penambangan batubara, atau
endapan garam-garam.

4. Alluvial Mine
Adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial,
misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dll. Berdasarkan cara penggaliannya, maka
alluvial mine dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
* Tambang semprot (hydraulicking).
Sesuai dengan namanya, penggalian endapan pada tambang semprot dilakukan dengan
menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi dengan menggunakan alat penyemprot
yang dinamakan monitor atau water jet atau giant. Kekuatan tekanan disesuaikan dengan jenis
material yang digali. Tekanan ini bisa sampai 10 atm. Syarat utama pemakaian cara
penambangan dengan tambang semprot adalah harus tersedia banyak air, baik untuk
penggaliannya maupun untuk pengolahannya.
Untuk memperbesar produksi biasanya:
Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di satu permuka
kerja;
Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser.
* Penambangan dengan kapal keruk (dredging/MGM).
Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila endapan
yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai danau atau
dia suatu lembah dimana tersedia banyak air.

Anda mungkin juga menyukai