Disusun Oleh :
Nama : F I Q H I L H AM I
Kelas : XI MS 3
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-NYA kepada kita bersama sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas bahasa indonesia.
Salawat beriringin salam, tak lupa pula kita sanjungkan kepada revolusioner alam
semesta yakni Rasulullah SAW dengan melafazkan Allahumma shalli alai syaidina
muhammad wa ala alihi syaidina muhammad. Semoga kita memperoleh syafaat di
yaumul mahsyar nanti,amiin.
Makalah yang penulis buat ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kata
serapan masuk kedalam bahasa indonesia dan bagaimana cara untuk meningkatkan
penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat
indonesia tahu bagaimana perkembangan bahasa indonesia pada saat sekarang ini.
Di era globalisasi ini, banyak kata-kata serapan masuk kedalam bahasa indonesia
menjadi kosa kata. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat daerah menguasai
bahasa indonesia. Namun dengan ada kata-kata serapan dalam bahasa indonesia, akan
menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif.
Demikian kata pengantar dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat untuk
masa yang akan datang.
Penulis
Fiqh Ilhami
DAFTAR ISI
Cover..........................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Proses Penyerapan Bahasa Daerah dan Asing Masuk kedalam Bahasa
Indonesia........................................................................................................3
2.3 Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia.............................4
Kesimpulan..............................................................................................................15
Saran........................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
bahasa lain. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya khazanah bahasa
Indonesia, yang dimaksud dengan memperkaya khazanah bahasa indonesia
adalah adanya kata-kata serapan yang merupakan kata-kata yang berasal dari
bahasa asing yang masuk kedalam bahasa indonesia. Semakin banyak kata-
kata serapan yang berasal dari bahasa lain semakin banyak kosa kata bahasa
indonesia,sehingga tidak semua masyarakat menguasai semua kosa kata
bahasa indonesia.
Banyak dari para perantau apabila berbicara dengan seorang yang berasal
dari daerah yang sama selalu berbicara dengan menggunakan bahasa
daerahnya. Salah satu alasan penggunaan bahasa daerah ini adalah agar
menambah keakraban diantara mereka. Namun alangkah baiknya
menggunakan bahasa indonesia karena bahasa indonesia adalah bahasa
pemersatu bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa asing) yang
kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat
Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara
yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan
atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata
yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat
mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya
masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi
keperluan itu adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang
menjadi asal hal ihwal baru itu.
2.2 Proses Penyerapan Bahasa Daerah dan Asing Masuk kedalam Bahasa
Indonesia
Proses kata serapan masuk kedalam bahasa Indonesia terbagi 4 cara, yaitu :
2.2.3 Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing
itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia.
b. Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia bentuk
positif, sedangkan istilah dalam bentuk negatif diterjemahkan ke dalam istilah
Indonesia bentuk negatif pula.
Misalnya:
2.2.4 Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa
sumbernya kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip
dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut
bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa
aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja
atau sebaliknya.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang
kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas
dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta
mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang
berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban
diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan
untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab.
Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku,
antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).
Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa
Indonesia:
Dampak Positif :
1. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
2. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
3. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
4. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.
Dampak Negatif :
1. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
2. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena
terlalu banyak kosakata.
3. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
4. Dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:
Berikut ini adalah tabel lengkap bahasa daerah dan jumlah kosakata yang disumbang.
Jumlah
No. Bahasa Label Persentase Provinsi
Kosakata
Jawa Tengah, Jawa Timur,
1 Jawa Jw 1109 30,87%
DIY
2 Minangkabau Mk 929 25,86% Sumatera Barat
3 Sunda Sd 223 6,21% Jawa Barat
4 Madura Mdr 221 6,15% Jawa Timur
5 Bali Bl 153 4,26% Bali
6 Aceh Ach 112 3,12% Aceh
7 Banjar Bjr 100 2,78% Kalimantai Timur
8 Muna Mu 63 1,75% Sulawesi Tenggara
9 Using Us 46 1,28% Jawa Timur
10 Gayo Gy 45 1,25% Aceh
11 Tolaki Tlk 42 1,17% Sulawesi Tenggara
12 Wolio Wl 36 1,00% Sulawesi Tenggara
13 Muyu My 33 0,92% Papua
14 Batak Bt 32 0,89% Sumatera Utara
15 Alas Als 30 0,84% Aceh
16 Kaili Kal 30 0,84% Sulawesi Tengah
17 Bugis Bg 24 0,67% Sulawesi Selatan
18 Dayak Dy 20 0,56% Kalimantan Tengah
19 Sangir/Sangihe Sng 19 0,53% Sulawesi Utara
20 Sasak Sk 18 0,50% NTB
21 Lampung Lp 17 0,47% Lampung
22 Benuaq Bn 16 0,45% Kalimantan Timur
23 Makassar Mks 15 0,42% Sulawesi Selatan
24 Berik Brk 14 0,39% Papua
25 Jayawijaya Jyw 13 0,36% Papua
26 Sumbawa Sb 13 0,36% NTB
27 Papua Pp 12 0,33% Papua
28 Putuk Ptk 12 0,33% Kalimantan Timur
29 Dani Dn 11 0,31% Papua
30 Pulo/Wakatobi Pl /Wkt 11 0,31% Sulawesi Tenggara
31 Minahasa Mn 10 0,28% Papua
32 Mandar Mr 10 0,28% Sulawesi Selatan
33 Tombulu Tbl 10 0,28% Sulawesi Utara
34 Minahasa Tonsea Tns 10 0,28% Sulawesi Utara
35 Abrab Abr 9 0,25% Papua
36 Sentani Stn 8 0,2% Papua
37 Toulour Tl 8 0,22% Sulawesi Utara
38 Toraja Trj 7 0,19% Sulawesi Selatan
39 Bugis-Makassar BgM 6 0,17% Sulawesi Selatan
40 Bima Bm 6 0,17% NTB
41 Kapuas Hulu Kh 6 0,17% Kalimantan Barat
42 Kamoro Kmr 6 0,17% Papua
43 Talaud Tld 6 0,17% Sulawesi Utara
44 Waropen Wrp 6 0,17% Papua
45 Biak Bk 5 0,14% Papua
46 Ekagi Ekg 5 0,14% Papua
47 Fakfak Ff 5 0,14% Papua
48 Kulawi Kul 5 0,14% Sulawesi Tengah
49 Massenrempulu Mp 5 0,14% Sulawesi Selatan
50 Sorong Sr 5 0,14% Papua
51 Asmat Asm 4 0,11% Papua
52 Wamena Wmn 4 0,11% Papua
53 Aji Aj 3 0,08% Sumatera Selatan
54 Basemah Bsm 3 0,08% Sumatera Selatan
55 Mimika Mmk 3 0,08% Papua
56 Sekayu Sky 3 0,08% Sumatera Selatan
57 Pegunungan Tengah PnT 2 0,06% Papua
58 Awyu Awy 1 0,03% Papua
59 Baliem Blm 1 0,03% Papua
60 Bauzi Bz 1 0,03% Papua
61 Damal/Amungkal Dm/Amk 1 0,03% Papua
62 Jayapura Jyp 1 0,03% Papua
63 Kimaam Km 1 0,03% Papua
64 Kaureh Kr 1 0,03% Papua
65 Lengkayap Lkp 1 0,03% Sumatera Selatan
66 Bian Marind Deg Mrd 1 0,03% Papua
67 Ormu Or 1 0,03% Papua
68 Petapa Pt 1 0,03% Sulawesi Tengah
69 Rampi Ram 1 0,03% Sulawesi Tengah
70 Wandamen Wdm 1 0,03% Papua
Total 3592
Ada beberapa faktor yang memengaruhi banyak atau sedikitnya kosakata bahasa
daerah diserap ke dalam bahasa Indonesia, khususnya ke dalam KBBI, yaitu :
Gampang mudah
Rampung selesai
Joget menari
Enteng ringan
Gembok induk kunci
Manjur mujarab
Sungkan merasa tidak enak hati; menaruh hormat; segan
Blak blakan terbuka
Lengser turun dari jabatan
Tata krama adat; sopan santun
Angker tampak menyeramkan
Ampuh mempunyai kekuatan gaib yang luar biasa; manjur; mujarab
Acak tidak beraturan
Sebenarnya kata ganti penghubung yang telah disebutkan diatas tadi bukanlah asli
struktur bahasa Indonesia, namun struktur bahasa Belanda.penggunaan yang mana, hal
mana, diatas mana dari mana, dengan siapa, kepada siapa, di dalam mana merupakan
pengaruh inferensi bahasa Belanda waar, welke, waarop, maarvan, met wie, aan wie.
Inferensi yang dimaksud disini ialah penerapan dua sistem secara serempak pada suatu
sistem bahasa.
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutama dalam hal kosa kata.
Ada dua cara penyerapan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke dalam
bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam
ejaan maupun pada ucapannya. Cara kedua adalah dengan menyesuaikan ejaan maupun
ucapannya.
Certificate sertifikat
Corruption korupsi
Dan lain-lain.
Dampak positif dan negatif dari bahasa asing (contoh bahasa inggris) :
Dampak positif :
1. Menyadarkan dan memotivasi remaja akan fungsi dan pentingnya dari bahasa
yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat
yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa
secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada
dalam lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan
kemampuan berbahasa para remaja.
3. Proses penyadaran dan pembiasaan membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi
yang mengikat, misalnya tugas menulis suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang
baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
BAB III
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bahasa lain, bahasa daerah maupun bahasa
asing. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia, tetapi di
satu sisi dapat juga mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia. Kebiasaan menggunakan
bahasa daerah dalam bahasa sehari-hari dapat pula mempengaruhi keberadaan bahasa
Indonesia itu sendiri, Apakah bahasa Indonesia sudah mulai luntur? Jawabannya
tergantung pada pribadi masing-masing. Pada zaman ini, penggunaan bahasa Indonesia
sering dikesampingkan oleh berbagai kalangan masyarakat.
4.2 SARAN
Penggunaan bahasa daerah dan bahasa internasional dalam komunikasi memang penting.
Namun, kita harus bijaksana dalam pemilihan ragam bahasa. Jangan menggunakan
bahasa Indonesia secara terpaksa, melainkan dengan penuh kebanggaan. Seperti halnya
melestarikan budaya, upayakanlah juga kelestarian penggunaan bahasa Indonesia agar
perjuangan para pahlawan dalam Sumpah Pemuda tidak sia-sia. Marilah kita mengisi
kemerdekaan Indonesia dengan bijaksana dan tetaplah mencintai persatuan di tengah
keberagaman yang ada di Indonesia tentu saja dengan tidak mengesampingkan bahasa
daerah itu sendiri.