Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH BAHASA LAIN DALAM

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


Makalah Ini Dibuat Dalam Rangka Menyelesaikan Tugas Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : F I Q H I L H AM I

Kelas : XI MS 3

SMA NEGERI PLUS PROVINSI RIAU

Jl.Lingkar Kubang Raya

T.A 2016/2017

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-NYA kepada kita bersama sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas bahasa indonesia.

Salawat beriringin salam, tak lupa pula kita sanjungkan kepada revolusioner alam
semesta yakni Rasulullah SAW dengan melafazkan Allahumma shalli alai syaidina
muhammad wa ala alihi syaidina muhammad. Semoga kita memperoleh syafaat di
yaumul mahsyar nanti,amiin.

Makalah yang penulis buat ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kata
serapan masuk kedalam bahasa indonesia dan bagaimana cara untuk meningkatkan
penggunaan bahasa indonesia dalam kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat
indonesia tahu bagaimana perkembangan bahasa indonesia pada saat sekarang ini.

Di era globalisasi ini, banyak kata-kata serapan masuk kedalam bahasa indonesia
menjadi kosa kata. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat daerah menguasai
bahasa indonesia. Namun dengan ada kata-kata serapan dalam bahasa indonesia, akan
menimbulkan dampak positif dan juga dampak negatif.

Demikian kata pengantar dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat untuk
masa yang akan datang.

Penulis

Fiqh Ilhami

DAFTAR ISI
Cover..........................................................................................................................i

Kata Pengantar................................................... .......................................................ii


Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kata Serapan.......................................................................................................3

2.2 Proses Penyerapan Bahasa Daerah dan Asing Masuk kedalam Bahasa
Indonesia........................................................................................................3
2.3 Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia.............................4

2.4 Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia...............................9

2.5 Solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia............14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..............................................................................................................15

Saran........................................................................................................................15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh
bahasa lain. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya khazanah bahasa
Indonesia, yang dimaksud dengan memperkaya khazanah bahasa indonesia
adalah adanya kata-kata serapan yang merupakan kata-kata yang berasal dari
bahasa asing yang masuk kedalam bahasa indonesia. Semakin banyak kata-
kata serapan yang berasal dari bahasa lain semakin banyak kosa kata bahasa
indonesia,sehingga tidak semua masyarakat menguasai semua kosa kata
bahasa indonesia.

Di satu sisi dapat juga mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia,seperti


kaidah tata bahasa daerah atau bahasa asing dimasukkan kedalam kaidah tata
bahasa indonesia. Saat ini banyak masyarakat yang menggunakan bahasa
indonesia tetapi kaidah yang digunakan menyimpang dari kaidah yang
sesungguhnya.

Banyak dari para perantau apabila berbicara dengan seorang yang berasal
dari daerah yang sama selalu berbicara dengan menggunakan bahasa
daerahnya. Salah satu alasan penggunaan bahasa daerah ini adalah agar
menambah keakraban diantara mereka. Namun alangkah baiknya
menggunakan bahasa indonesia karena bahasa indonesia adalah bahasa
pemersatu bangsa.

Seiring perkembangan zaman, banyak bahasa yang mempengaruhi dunia,


termasuk Indonesia,salah satunya adalah bahasa inggris. Saat ini, banyak
pelajar di Indonesia mengikuti kursus bahasa inggris di berbagai
tempat,sehingga penggunaan bahasa Indonesia berkurang dalam kehidupan
bermasyarakat, oleh karena itu, penggunaan bahasa indonesia harus
dikembangkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu penulis
berminat membuat makalah ini

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa yang dimaksud kata serapan?


1.2.2 Bagaimana cara bahasa daerah diserap masuk kedalam bahasa
indonesia?
1.2.3 Bagaimana pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia?
1.2.4 Bagaimana pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kata serapan.


1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana cara bahasa daerah dan asing diserap masuk
kedalam bahasa Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia.
1.3.4 Untuk mengetahui pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia.
1.3.5 Untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia yang diberikan oleh guru.
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk meningkatkan penggunaan
bahasa indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa asing) yang
kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat
Indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara
yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan
atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata
yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi
keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat
mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya
masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi
keperluan itu adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang
menjadi asal hal ihwal baru itu.

2.2 Proses Penyerapan Bahasa Daerah dan Asing Masuk kedalam Bahasa
Indonesia
Proses kata serapan masuk kedalam bahasa Indonesia terbagi 4 cara, yaitu :

2.2.1 Cara adopsi


Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.

Contoh : supermarket, plaza, mall.

2.2.2 Cara adaptasi


Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan
atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.

Contoh : Pluralization pluralisasi; Acceptability akseptabilitas;

2.2.3 Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing
itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia.

Contoh : Overlap tumpang tindih; Try out uji coba

Dalam pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu diperhatikan pedoman berikut :

a. Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan satu kata.


Misalnya:

psychologist ahli psikologi

medical practitioner dokter

b. Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia bentuk
positif, sedangkan istilah dalam bentuk negatif diterjemahkan ke dalam istilah
Indonesia bentuk negatif pula.
Misalnya:

inorganic tak organik


bound form bentuk terikat

Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya dipertahankan pada


istilah terjemahannya.
Misalnya:

merger (nomina) gabung usaha

transparent (adjektiva) bening (adjektiva)

Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural, pemarkah kejamakannya


ditinggalkan pada istilah Indonesia.
Misalnya:

master of ceremonies pengatur acara

charge daffaires kuasa usaha

2.2.4 Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa
sumbernya kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip
dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut
bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa
aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja
atau sebaliknya.

Contoh : Effective berhasil guna; Spare parts suku cadang.

2.3 Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia


Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh
terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya
bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki
ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam
dan keluarga ini hidup di lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata
misalnya mengapa, sang ibu yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e
dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca
lemah) dan di lingkungannya kata megapa diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai
bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal dari Jawa dan mengucapkan
mengapa dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan kebinggungan bagi sang anak
untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.

Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keanekaragaman budaya dan bahasa daerah
merupakan keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang
kaya akan kebudayaannya. Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas
dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke ibukota Jakarta
mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah dengan orang
berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan agar menambah keakraban
diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari sedikit atau hanya bisa-bisaan
untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya agar terjadi suasana yang lebih akrab.
Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku,
antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau).

Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan bahasa daerah terhadap bahasa
Indonesia:

Dampak Positif :
1. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.
2. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
3. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.
4. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.

Dampak Negatif :
1. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.
2. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena
terlalu banyak kosakata.
3. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.
4. Dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:

1. Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel) bermakna tidak ada.


Suwek dalam bahasa Jawa bermakna sobek.
2. Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet (pembantu sopir).
Kenek dalam bahasa Jawa bermakna kena.
3. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak.
Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah.
4. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga.
Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan.
5. Maen dalam bahasa Indonesia bermakna bermain.
Maen dalam bahasa Batak bermakna gadis.
6. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya.
Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang.
7. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil.
Cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung.
8. Jagong dalam bahasa Sunda bermakna jagung.
Jagong dalam bahasa Jawa bermakna duduk.
9. Nini dalam bahasa Sunda bermakna nenek.
Nini dalam bahasa Batak bermakna anak dari cucu laki-laki.
10. Tulang dalam bahasa Indonesia bermakna tulang.
Tulang dalam bahasa Batak bermakna abang atau adik dari ibu.
11. Iba dalam bahasa Indonesia bermakna merasa kasihan.
Iba dalam bahasa Batak bermakna saya.
12. Bere dalam bahasa Sunda bermakna memberi.
Bere dalam bahasa Batak bermakna anak dari kakak atau adik perempuan kita.
Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang
berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti
seminar, lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam
daerahnya akan memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan
bahasa daerah haruslah pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat.

Kontribusi bahasa daerah terhadap bahasa indonesia.

Berdasarkan penghitungan dengan hanya memperhatikan label penggunaan bahasa


daerah, diketahui bahwa kosakata serapan bahasa daerah berjumlah 3.592 entri. Jika
dilihat dari jumlah entri yang terdapat dalam KBBI Edisi Keempat (2008) yang memuat
90.049 entri, bahasa daerah ternyata hanya memberikan kontribusi sebesar lebih kurang
3,99% dalam kosakata bahasa Indonesia.

Berikut ini adalah tabel lengkap bahasa daerah dan jumlah kosakata yang disumbang.

Jumlah
No. Bahasa Label Persentase Provinsi
Kosakata
Jawa Tengah, Jawa Timur,
1 Jawa Jw 1109 30,87%
DIY
2 Minangkabau Mk 929 25,86% Sumatera Barat
3 Sunda Sd 223 6,21% Jawa Barat
4 Madura Mdr 221 6,15% Jawa Timur
5 Bali Bl 153 4,26% Bali
6 Aceh Ach 112 3,12% Aceh
7 Banjar Bjr 100 2,78% Kalimantai Timur
8 Muna Mu 63 1,75% Sulawesi Tenggara
9 Using Us 46 1,28% Jawa Timur
10 Gayo Gy 45 1,25% Aceh
11 Tolaki Tlk 42 1,17% Sulawesi Tenggara
12 Wolio Wl 36 1,00% Sulawesi Tenggara
13 Muyu My 33 0,92% Papua
14 Batak Bt 32 0,89% Sumatera Utara
15 Alas Als 30 0,84% Aceh
16 Kaili Kal 30 0,84% Sulawesi Tengah
17 Bugis Bg 24 0,67% Sulawesi Selatan
18 Dayak Dy 20 0,56% Kalimantan Tengah
19 Sangir/Sangihe Sng 19 0,53% Sulawesi Utara
20 Sasak Sk 18 0,50% NTB
21 Lampung Lp 17 0,47% Lampung
22 Benuaq Bn 16 0,45% Kalimantan Timur
23 Makassar Mks 15 0,42% Sulawesi Selatan
24 Berik Brk 14 0,39% Papua
25 Jayawijaya Jyw 13 0,36% Papua
26 Sumbawa Sb 13 0,36% NTB
27 Papua Pp 12 0,33% Papua
28 Putuk Ptk 12 0,33% Kalimantan Timur
29 Dani Dn 11 0,31% Papua
30 Pulo/Wakatobi Pl /Wkt 11 0,31% Sulawesi Tenggara
31 Minahasa Mn 10 0,28% Papua
32 Mandar Mr 10 0,28% Sulawesi Selatan
33 Tombulu Tbl 10 0,28% Sulawesi Utara
34 Minahasa Tonsea Tns 10 0,28% Sulawesi Utara
35 Abrab Abr 9 0,25% Papua
36 Sentani Stn 8 0,2% Papua
37 Toulour Tl 8 0,22% Sulawesi Utara
38 Toraja Trj 7 0,19% Sulawesi Selatan
39 Bugis-Makassar BgM 6 0,17% Sulawesi Selatan
40 Bima Bm 6 0,17% NTB
41 Kapuas Hulu Kh 6 0,17% Kalimantan Barat
42 Kamoro Kmr 6 0,17% Papua
43 Talaud Tld 6 0,17% Sulawesi Utara
44 Waropen Wrp 6 0,17% Papua
45 Biak Bk 5 0,14% Papua
46 Ekagi Ekg 5 0,14% Papua
47 Fakfak Ff 5 0,14% Papua
48 Kulawi Kul 5 0,14% Sulawesi Tengah
49 Massenrempulu Mp 5 0,14% Sulawesi Selatan
50 Sorong Sr 5 0,14% Papua
51 Asmat Asm 4 0,11% Papua
52 Wamena Wmn 4 0,11% Papua
53 Aji Aj 3 0,08% Sumatera Selatan
54 Basemah Bsm 3 0,08% Sumatera Selatan
55 Mimika Mmk 3 0,08% Papua
56 Sekayu Sky 3 0,08% Sumatera Selatan
57 Pegunungan Tengah PnT 2 0,06% Papua
58 Awyu Awy 1 0,03% Papua
59 Baliem Blm 1 0,03% Papua
60 Bauzi Bz 1 0,03% Papua
61 Damal/Amungkal Dm/Amk 1 0,03% Papua
62 Jayapura Jyp 1 0,03% Papua
63 Kimaam Km 1 0,03% Papua
64 Kaureh Kr 1 0,03% Papua
65 Lengkayap Lkp 1 0,03% Sumatera Selatan
66 Bian Marind Deg Mrd 1 0,03% Papua
67 Ormu Or 1 0,03% Papua
68 Petapa Pt 1 0,03% Sulawesi Tengah
69 Rampi Ram 1 0,03% Sulawesi Tengah
70 Wandamen Wdm 1 0,03% Papua
Total 3592

Ada beberapa faktor yang memengaruhi banyak atau sedikitnya kosakata bahasa
daerah diserap ke dalam bahasa Indonesia, khususnya ke dalam KBBI, yaitu :

1. kekerapan penggunaan kosakata bahasa daerah oleh wartawan di media massa,


2. kekerapan penggunaan kosakata bahasa daerah oleh penulis atau sastrawan dalam
karangannya,
3. kekerapan penggunaan kosakata bahasa daerah oleh tokoh publik, dan
4. ketersediaan konsep baru pada kosakata bahasa daerah yang tidak dimiliki oleh
bahasa Indonesia.
Contoh kata serapan dari bahasa daerah :

Gampang mudah
Rampung selesai
Joget menari
Enteng ringan
Gembok induk kunci
Manjur mujarab
Sungkan merasa tidak enak hati; menaruh hormat; segan
Blak blakan terbuka
Lengser turun dari jabatan
Tata krama adat; sopan santun
Angker tampak menyeramkan
Ampuh mempunyai kekuatan gaib yang luar biasa; manjur; mujarab
Acak tidak beraturan

2.4 Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia


Dewasa ini banyak dijumpai penggunaan kata ganti penghubung : dimana, yang mana,
hal mana, diatas mana, dari mana, dengan siapa, kepada siapa, didalam mana. Namun
tanpa kita sadari ternyata penggunaan pilihan kata tersebut tidak dibenarkan dalam aturan
bahasa Indonesia. Mengapa demikian?

Sebenarnya kata ganti penghubung yang telah disebutkan diatas tadi bukanlah asli
struktur bahasa Indonesia, namun struktur bahasa Belanda.penggunaan yang mana, hal
mana, diatas mana dari mana, dengan siapa, kepada siapa, di dalam mana merupakan
pengaruh inferensi bahasa Belanda waar, welke, waarop, maarvan, met wie, aan wie.
Inferensi yang dimaksud disini ialah penerapan dua sistem secara serempak pada suatu
sistem bahasa.

Perhatikan contoh dibawah ini :

1. Rumah dimana dia tinggal tidak jauh dari pusat kota.


2. Daerah darimana wortel itu di datangkan terletak jauh di pemukiman.
Sekarang perhatikan apabila kalimat tersebut dikembalikan kepada kalimat struktur
bahasa Indonesia yang asli:

1. Rumah tempat dia tinggal tidak jauh dari pusat kota.


2. Daerah yang menghasilkan wortel itu terletak jauh dari pemukiman.
Berdasarkan contoh di atas tampak jelas kesalahan penggunaan kata ganti penghubung di
mana, yang mana ,sebab kaidah yang dipakai tidka mengacu pada aturan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia namun lebih terpengaruh struktur bahasa asing.

Contoh pengaruh bahasa inggris terhadap bahasa Indonesia.

Saya tinggal di Semarang dimana ibu saya bekerja.


Kalimat ini bisa jadi mendapat pengaruh bahasa inggris, lihat terjemahan kalimat
berikut : I live in Semarang where my mother works.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi :

Saya tinggal disemarang tempat ibu saya bekerja.

Kontribusi bahasa asing terhadap bahasa indonesia

Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutama dalam hal kosa kata.

Asal bahasa Jumlah kata


Arab 1.495 kata
Belanda 3.280 kata
Tionghoa 290 kata
Hindi 7 kata
Inggris 1.610 kata
Parsi 63 kata
Portugis 131 kata
Sanskerta 677 kata
Temil 83 kata
Pengaruh bahasa Sansekerta
Seperti yang kita ketahui dari pelajaran sejarah, bahasa Sansekerta telah dipakai di
Nusantara sejak masa lampau. Bahasa Sansekerta tercatat paling awal masuk ke
Nusantara (Indonesia). Bahasa ini dipakai mula-mula di salah satu peradaban tertua,
peradaban Sungai Indus, dan menyebar ke hampir seluruh dunia besamaan meyebarnya
kepercayaan Hindu. Salah satu tempat menyebarnya kepecayaan Hindu adalah daerah
Asia Tenggara. Kerajaan Sriwijaya, dari namanya pun sudah memakai Bahasa
Sansekerta. Sampai di masa kerajaan-kerajaan Islam, Bahasa Sansekerta masih dipakai,
contohnya adalah nama-nama raja di Jawa. Beberapa kata serapan dari bahasa Sansekerta
antara lain: bencana (vcana), anugerah (anugraha), busana (bhs an a), payudara
(payodhara), sahaja (sahaja), istana (sthna), istri (str), dsb.

Pengaruh bahasa Tionghoa


Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika para saudagar Cina berdagang ke
Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur, bahkan sampai juga ke
Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya muncul dan kukuh, Cina membuka
hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan usaha perdagangan dan
pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke Kerajaan Kahuripan di Jawa
Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau meninggalkan tanah leluhurnya dan
menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan Antara, sebutan bagi Indonesia).
Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di negara Cina (banyak bahasa).
Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di Indonesia yakni Amoi, Hakka,
Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama dengan penutur bahasa Tionghoa ini
mengakibatkan perolehan kata serapan yang banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun
penggunaannya tidak digunakan sebagai perantara keagamaan, keilmuan, dan
kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak terpelihara keasliannya dan sangat mungkin
banyak ia berbaur dengan bahasa di Indonesia. Contohnya: anglo, bakso, cat, giwang,
kue/ kuih, sampan, tahu, dsb.

Pengaruh bahasa Arab dan Persia


Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abada ketujuh oleh saudagar dari Persia, India,
dan Arab yang juga menjadi penyebar agama Islam. Kosakata bahasa Arab yang
merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mulai berpengaruh ke dalam bahasa
Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. Kata-kata
serapan dari bahasa Arab misalnya abad, bandar, daftar, edar, kursi, gairah, hadiah,
hakim, ibarat, jilid, kudus, mimbar, sehat, taat, wajah, koran, dsb. Karena banyak di
antara pedagang itu adalah penutur bahasa Parsi maka tidak sedikit kosakatanya juga
pada akhirnya diserap, seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, topan, dsb.

Pengaruh bahasa Portugis


Masa penjajahan di Indonesia pertama kali dimulai oleh masuknya bangsa Portugis yang
ingin mencari rempah-rempah yang pada saat itu nilainya sangat tinggi. Bahasa Portugis
dikenali masyarakat penutur bahasa Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka
pada tahun 1511 setelah setahun sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis disingkirkan
Belanda yang datang kemudian dan Portugis harus menyingkir ke daerah timur
Nusantara. Meski demikian, pada abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa
penghubung antaretnis di samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari
bahasa Portugis seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, tenda, dsb.

Pengaruh bahasa Belanda


Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17 ketika ia mengusir Portugis dari
Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke pulau Jawa dan daerah lain di sebelah
barat. Sejak itulah, secara bertahap Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia.
Bahasa Belanda tidak sepenuhnya dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis, karena
pada dasarnya bahasa Belanda lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda
sendiri tidak suka membuka diri bagi orang-orang yang ingin memepelajari kebudayaan
Belanda termasuk bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir
di seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama ( 350 tahun penjajahan). Belanda juga
merupakan sumber utama dalam menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Oleh karena itu,
komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan banyak mengacu
pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda seperti abodemen, bangrut,
dongkrak, ember, formulir, tekor, dsb.

Pengaruh bahasa Jepang


Pendududkan Jepang di Indonesia yang selama tiga setengah tahun tidak meninggalkan
warisan yang dapat bertahan melawati beberapa angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa
Jepang yang digunakan umumnya bukanlah hasil hubungan bahasa pada masa
pendudukan, melainkan imbas kekuatan ekonomi dan teknologinya. Kata serapan dari
bahasa Jepang antara lain: ebi, judo, karaoke, kimono, samurai, dsb.

Pengaruh bahasa Inggris


Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia yaitu ketika Raffles menginvasi
Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811. Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam
kosa kata Indonesia umumnya terjadi pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada
juga kata-kata Inggris yang sudah dikenal, diserap, dan disesuaikan pelafalannya ke
dalam bahasa Melayu sejak zaman Belanda yang pada saat Inggris berkoloni di Indonesia
antara masa kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti badminton, kiper, gol, bridge,
dsb. Banyaknya kosakata bahasa Inggris yang diserap kedalam bahasa Indonesia
dikarenakan bahasa Inggris telah diakui sebagai bahasa internasional atau bahasa dunia.
Dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknolgi yang sebagian besar
informasinya ditulis dalam bahasa Inggris, beberapa istilah-istilah penting akan tertulis
dalam bahasa Inggris juga.

Ada dua cara penyerapan kata-kata dan ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke dalam
bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam
ejaan maupun pada ucapannya. Cara kedua adalah dengan menyesuaikan ejaan maupun
ucapannya.

Contoh kata serapan dari bahasa inggris :

Certificate sertifikat

Corruption korupsi

Attention atensi (perhatian)

Activity akivitas (kegiatan)

Component komponen (bagian dari keseluruhan; unsur)

Destructive destruktif (bersifat merusak)

Dan lain-lain.

Dampak positif dan negatif dari bahasa asing (contoh bahasa inggris) :

Dampak positif :

1. Dapat mengikuti perkembangan di dunia


Karena bahasa inggris adalah bahasa internasioanal, maka kita dapat lebih mudah
mengikuti perlembangan di dunia dengan dapat menggunakan bahasa inggris.

2. Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan


internasioanal menjadi lancar.
Dampak negatif :
1. Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa
inggris
Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, terlebih lagi para pelajar
lebih banyak ikut kursus bahasa inggris dari pada bahasa Indonesia, maka dengan
demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan tergeser oleh bahasa inggris.

2.5 Solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia


Adapun beberapa solusi untuk meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia, anta lain :

1. Menyadarkan dan memotivasi remaja akan fungsi dan pentingnya dari bahasa
yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat
yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa
secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada
dalam lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan
kemampuan berbahasa para remaja.
3. Proses penyadaran dan pembiasaan membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi
yang mengikat, misalnya tugas menulis suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang
baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
BAB III
PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Bahasa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bahasa lain, bahasa daerah maupun bahasa
asing. Pengaruh itu di satu sisi dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia, tetapi di
satu sisi dapat juga mengganggu kaidah tata bahasa Indonesia. Kebiasaan menggunakan
bahasa daerah dalam bahasa sehari-hari dapat pula mempengaruhi keberadaan bahasa
Indonesia itu sendiri, Apakah bahasa Indonesia sudah mulai luntur? Jawabannya
tergantung pada pribadi masing-masing. Pada zaman ini, penggunaan bahasa Indonesia
sering dikesampingkan oleh berbagai kalangan masyarakat.

4.2 SARAN
Penggunaan bahasa daerah dan bahasa internasional dalam komunikasi memang penting.
Namun, kita harus bijaksana dalam pemilihan ragam bahasa. Jangan menggunakan
bahasa Indonesia secara terpaksa, melainkan dengan penuh kebanggaan. Seperti halnya
melestarikan budaya, upayakanlah juga kelestarian penggunaan bahasa Indonesia agar
perjuangan para pahlawan dalam Sumpah Pemuda tidak sia-sia. Marilah kita mengisi
kemerdekaan Indonesia dengan bijaksana dan tetaplah mencintai persatuan di tengah
keberagaman yang ada di Indonesia tentu saja dengan tidak mengesampingkan bahasa
daerah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai