Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI


ANALISIS LAG TIME AND DRILLING PROCESS

Disusun Oleh :
AMAR HIDAYAT
F1D220002

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Ilmu
geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-
bahan yang membentuk bumi. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang kompleks, mempunyai pembahasan materi yang beraneka
ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik
untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga
ukuran benua, samudera, cekungan dan rangkaian pegunungan. Geologi minyak
bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan minyak
bumi di bawah tanah, kemudian mengeksplorasi dan memproduksinya. Secara
umum ada dua jenis geologi minyak bumi, yaitu geologi eksplorasi minyak bumi
dan geologi produksi minyak bumi. Produksi minyak bumi dalam bidang
perminyakan bukan diartikan untuk membuat minyak bumi, tetapi hanyalah
membuat fasilitas untuk mengalirkan minyak bumi dari bawah tanah ke atas
permukaan tanah, dengan menggunakan pemboran dan pompa.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah :
1. Untuk mengetahui penjelasan lag time
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi LAG
3. Untuk mengetahui macam-macam pemboran
1.3 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah :
1. Clipboard
2. ATK lengkap
3. Laptop
4. Software excel
5. HVS
6. Delta analisa pirolisis sumur
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Lag Time
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari
segala sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan
kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang
membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik didalam maupun
diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi
dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari
benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan
rangkaian pegunungan (Noor, 2009).
Minyak dan gas bumi adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang telah
digunakan sehari-hari. Sebelumnya, lebih banyak digunakan orang istilah minyak
tanah yang berarti minyak yang dihasilkan dari dalam tanah. Minyak tanah atau
minyak mentah terdapat bersama-sama dengan gas alam, sehingga istilah yang
lazim sekarang adalah minyak dan gas bumi. Pada beberapa bahasa lain, di
antaranya bahasa inggris, istilah yang digunakan adalah petroleum yang berasal
dari kata petra yang berarti "batu", dan oleum yang berarti "minyak". Jadi arti
petroleum sebenarnya ialah "minyak batu". Istilah "minyak nentah" dalam bahasa
Inpgris adalah crude oil atau disingkat crude saja. Minyak mentah berarti minyak
belum dikilang, yang terdapat dalam kernk bumi Selain itu, terdapet gas bumi
yang dalam babusa linggris dischut earth gos, tetani istilnh ini tidak banyak
digunakan (Koesoemadinata, 1980).
Perhitungan lag time adalah perhitungan yang dilakukan oleh mud
engineering untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan cutting untuk
mencapai permukaan. Cutting diangkat ke permukaan oleh lumpur
pemboran. Lumpur pemboran terus bersirkulasi di dalam pipa selama
pemboran berlangsung. Data yang diperlukan adalah data volume casing,
volume collar, volume pipa, volume annulus, dan besaran pumpcapacity. Data
tersebut diolah dan kemudian didapatkan lag time dari cutting (Asmarani, 2017).
2.2 Operasi Pemboran (Drilling Process)
Minyak bumi merupakan salah satu bentuk hidrokarbon, yaitu senyawa kimia
yang mengandung hidrogen dan karbon. Sedangkan gas alam atau sering juga
disebut sebagai gas bumi merupakan bahan bakar fosil yang berasal dari sisa-sisa
tanaman, hewan dan mikroorganisme Pembentukan minyak dan gas bumi dapat
terjadi karena beberapa faktor, yaitu adanya bebatuan asal yang secara geologis
memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi, adanya
perpindahan hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke bebatuan reservoir, dan
adanya jebakan geologis. Pengambilan minyak dan gas bumi dapat dilakukan
setelah pembentukan tersebut terjadi. Salah satu cara untuk melakukan
pengambilan minyak dan gas bumi yang ada di bawah tanah adalah dengan
membangun sumur melalui pemboran (drilling), memasang tubular sumur
(casing), dan penyemenan (cementing) (Ayu, 2016).
Dalam sejarah pembangunan nasional, minyak bumi dan gas alam
memiliki peran penting dan strategis. Minyak bumi dan gas alam juga merupakan
sumber energi bagi kegiatan ekonomi nasional. Sektor migas turut berkontribusi
dalam penerimaan negara bersumber dari pengelolaan minyak dan gas bumi.
Pertambangan minyak dan gas memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun
untuk terbentuk karena ketidakmampuan sumber daya tersebut untuk melakukan
regenerasi (nonrenewable). Sumber daya alam ini sering disebut juga sumber daya
alam yang memiliki stok yang tetap (Fauzi, A. 2006).
Pada suatu kegiatan eksplorasi, pemboran merupakan suatu langkah
yang pentingdan harus dilakukan. Operasi pemboran adalah proses kelanjutan
dari tahapan eksplorasi. Pengeboran adalah usaha secara teknis membuat lubang
denganaman sampai menembus lapisan formasi yang kaya akan minyak atau gas.
Lubang tersebut kemudian dilapisi dengan casing dan disemen, dengan maksud
untuk menghubungkan lapisan formasi tersebut dengan permukaan bumi yang
memungkikan penambangan minyak atau gas secara komersial. Untuk mencapai
reservoir, pahat bor akan menembus berbagai batuan yang ada di atas reservoir
tersebut yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda Suatu
pemboran dalam kenyataannya tidak selalu berjalan lancar, macam macam
hambatan sering terjadi (Koesoemadinata, 1980).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai lag time. Lag time adalah waktu
yang diperlukan oleh serbuk bor atau cutting untuk dapat muncul kembali
kepermukaan. Lag time merupakan kecepatan pergerakan suatu benda dari dasar
lubang bor sampai ke permukaan oleh media lumpur. Maksud dari praktikum kali
ini yaitu dapat memperkenalkan operasi pengeboran sumur minyak. Selain itu
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lag time antara lain kecepatan aliran
lumpur, ukuran atau diameter lubang, penambahan kedalaman, serta dimensi
lubang maupun rangkaian dimensi string.
Selanjutnya membahas mengenai drilling process, dimana operasi
pengeboran merupakan suatu proses lanjutan dari eksporasi untuk memberikan
ada tidaknya kandungan minyak dan gas bumi di dalam suatu lapisan di bawah
permukaan bumi. Kemudian terdapat beberapa perangkat sistem pemboran yang
terdiri dari sistem tenaga (power system), sistem pengangkatan (hoisting system),
sistem pemutar (rotating system), sistem sirkulasi (circulating system), dan sistem
pencegah semburan liar (blow out prevention system). Kemudian terdapat lumpur
pemboran, dimana caira khusus yang dibuat sedemikian rupa sesuai dengan
keadaan lapisan batuan yang akan di bor berupa ampuran air dan minyak dengan
bahan kimia antara lain barite, bentonite, air , dan lainnya. Fungsi dari cairan atau
lumpur ini untuk mengangkat serbuk bor kepermukaan, mencegah masuknya
fluida formasi ke dalam lubang bor, menahan cutting saat sirkulasi berhenti,
memberi informasi ke dalam lubang bor, dan mencegah terjadinya tekanan bawah
permukaan dan mencegah caving (serbuk bor).
Untuk pemboran sendiri memiliki berbagai macam pemboran seperti
pengeboran eksplorasi, evaluasi pengembangan, pengeboran deliniasi yang
berguna untuk mengetahui batas-batas reservoir, dan pengeboran pengembangan.
Teknik pengeboran minyak menurut standar internasional yaitu seismic, drilling
and well construction, well loging, well testing, well completion, dan production.
Serta komponen peralatan terdiri dari bit, drill pipe, casing, mud pump, rotaty
table, Kelly, mud house, draw works, swivel, hook, traveling block, dan crwon
block.
Teknik pengeboran minyak dengan metode seismic merupakan salah satu
metode eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismic
yang masuk ke dalam tanah dan kemudian direfleksi atau direfraksikan sepanjang
perbedaan lapisan tanah atau beda kontras batas litologi. Untuk metode drilling
and well construction atau dengan pengeboran merupakan metode pengeboran
untuk membuktikan ada tidaknya suatu cekungan mengandung minyak dan atau
gas bumi dalam tahap eksploitasi. Untuk well logging adalah metode
penampangan sumur bor yang merekam sifat-sifat fisik batuan ”insitu” dalam
bentuk kurva defleksi dengan cara menurunkan alat deteksi ke dalam lubang bor,
seperti: sensor sinar gamma, rapat massa (density), neutron, tahanan jenis
(resistivity) dan kaliper. Selanjutnya ada well testing atau uji sumur merupakan
pelaksanaan serangkaian kegiatan akuisisi data yang direncanakan. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis untuk menambah pemahaman tentang sifat-sifat
hidrokarbon di dalamnya serta memahami karakteristik reservoir bawah tanah
dimana hidrokarbon terperangkap. Setelah semua proses sebelumnya telah selesai
dilakukan maka sumur perlu dipersiapkan untuk diproduksikan. Persiapan atau
penyempurnaan sumur untuk diproduksikan ini disebut dengan komplesi sumur
atau well completion. Pada well completion, dilakukan pemasangan alat-alat dan
perforasi apabila diperlukan dalam usahanya untuk mengalirkan hidrokarbon ke
permukaan. Tujuannya adalah untuk menyerap hidrokarbon secara optimal. Pada
tahap well completion dibagi juga menjadi beberapa tahapan yaitu Tahap
pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production casing), Tahap
perforasi dan/atau pemasangan pipa liner dan Tahap penimbaan (swabbing)
sumur. Setelah semua proses dari eskplorasi hingga eksploitasi dilakukan maka
tahap terakhir yaitu production yang merupakan proses mengekstraksi
hidrokarbon dan memisahkan campuran hidrokarbon cair, gas, air, dan padatan,
menghilangkan konstituen yang tidak dapat dijual, dan menjual hidrokarbon cair
dan gas.
BAB VI
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Lag time adalah waktu yang diperlukan oleh serbuk bor atau cutting untuk
dapat muncul kembali kepermukaan.
2. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lag time antara lain
keepatan aliran lumpur, ukuran atau diameter lubang, penambahan
kedalaman, serta dimensi lubang maupun rangkaian dimensi string.
3. Macam-macam pemboran antara lain pengeboran eksplorasi, evaluasi
pengembangan, pengeboran deliniasi yang berguna untuk mengetahui
batas-batas reservoir, dan pengeboran pengembangan.
4.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami dan mengkondusifkan di saat praktikum
berlangsung agar praktikan dapat memahami materi yang diberikan pada saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Asmarani, F. 2017. Evaluasi Penanggulangan Terjadinya Hilang Lumpur Pada
Pemboran Sumur FAZ-32 Lapangan FAZ. Jurnal Petro Vol. 6 (3).
Universitas Trisakti: 99-106.
Ayu, D. K. 2016. Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi di PT. “Z”
Menggunakan Metode ARIMA, FFNN, dan Hybrid ARIMA-FFNN.
Jurnal Sains Dan Seni ITS Vol. 5 (2). Institut Teknologi Sepuluh
November : 44-49.
Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan. Teori dan Aplikasi.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Koesomadinata, R. P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid II. ITB.
Bandung.
Noor, D. 2009. Pengantar Geologi. Bogor : Pakuan University.

Anda mungkin juga menyukai