Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH TEKNIK EKSPLORASI

Oleh : William Putra Simbolon

Nim : 17137024

Dosen Pengampu : Bpk Ansosry, ST, M.T

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
1. EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA
A. Ganesa Endapan

Batubara berasal dari tumbuhan yang disebabkan karena adanya proses-proses


geologi, kemudian berbentuk endapan batubara yang dikenal sekarang ini.
Bahanbahan tumbuhan mempunyai komposisi utama yang terdiri dari karbon dan
hidrogen. Selain itu, terdapat kandungan mineral nitrogen. Substansi utamanya adalah
cellulose yang merupakan bagian dari selaput sel tumbuhan yang mengandung
karbohidrat yang tahan terhadap perubahan kimiawi. Pembusukan dari bahan
tumbuhan merupakan proses yang terjadi tanpa adanya oksigen, kemudian
berlangsung di bawah air yang disertai aksi dari bakteri, sehingga terbentuklah arang
kayu. Secara garis besar, batubara terdiri dari zat organik, air dan bahan mineral. Untuk
menjadi batubara, ada beberapa tahapan penting yang harus dilewati oleh batuan dasar
pembentuknya. Tahapan penting tersebut yaitu: tahap pertama adalah terbentuknya gambut
(peatification) yang merupakan proses mikrobial dan perubahan kimia (biochemical
coalification).

Tahapan pembentukan batubara mulai dari tumbuhan melalui dua tahap, yaitu:

1) Tahap pembentukan gambut (peat) dari tumbuhan yang disebut proses


peatification. Gambut adalah batuan sedimen yang berasal dari
tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumufikasi
dari dalam keadaan tertutup udara ( dibawah air), tidak padat,
kandungan air lebih dari 75%, dan kandungan mineral lebih kecil dari
50% dalam kondisi kering.
2) Tahap pembentukan batubara dari gambut yang disebut proses
coaltification. Lapisan gambut yang terbentuk kemudian ditutupi oleh
suatu lapisan sediment, maka lapisan gambut mengalami tekanan dari
lapisan sediment di atasnya. Tekanan yang meningkat mengakibatkan
peningkatan temperature. Disamping itu temperature juga akan
meningkat dengan bertambahnyakedalaman, disebut gradient
geotermik.Kenaikan temperature dan tekanan dapat juga disebabkan
oleh aktivitas magma, proses pembentukan gunung api sertaaktivitas
tektonik lainnya.Peningkatan tekanan dan temperatur padalapisan
gambut akan mengkonversi gambutmenjadi batubara dimana terjadi
proses pengurangan kandungan air, pelepasan gas gas ( CO2, H2O, CO,
CH), peningkatan kepadatan dan kekerasan serta peningkatan nilai
kalor.
Kompisisi batubara terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P, dan
unsur-unsur lain (air, gas, abu). Secara horizontal maupun vertical
endapan batubara bersifat heterogen. Perbedaan secara horizontal
disebabkan oleh :
 Perbedaan kondisi lapisan tanah penutup
 Mineral pengotor yang dibawa oleh sedimen rawa.

Perbedaan vertical terjadi karena pengendapan berkali-kali,


endapan yang paling bawah yang paling tua dengan kualitas
terbaik.

Teori Berdasarkan Tempat Terbentuknya

Teori Insitu:

Bahan-bahan pembentuk lapisan batubaraterbentuk


ditempat dimana tumbuh-tumbuhanasal itu berada. Dengan
demikian setelahtumbuhan mati, belum mengalami
prosestransportasi segera tertutup oleh lapisan sedimendan
mengalami proses coalification.

Ciri :

 Penyebaran tidak luas tetapi banyak


 Kualitas yang kurang baik (mengandung material
pengotor).
Contoh : pengendapan delta aliran di aliran sungai
Mahakam.

Reaksi Pembentukan Batubara

a. Preses Biokimia
Setelah tanaman mati, maka prosesdegradasi kimia lebih
banyak berperan. Bilatanaman yang telah mati tersebut
terakumulasidi dalam lingkungan rawa maka akan jenuh air
sehingga akan terjadi proses penghancuran.Pada proses ini terjadi
aktivitas mikrobiologiyang berupa penghancuran bagian
tanamanyang lunak seperti cellulose, photoplasma dan pasti oleh
bakteri dan fungi. Sedangkan bagianyang keras seperti lilin, damar,
kulit kayu danfragmen akan tertinggal.

Reaksi pembentukan batubara

5(C6H10O5) → C20H22O4+3CH4+8H2O+6CO2+CO

Cellulosa lignite gas metan

6(C6H10O5) → C22H20O3+5CH4+10H2O+8CO2+CO

Cellulose bituminous gas metan

b. Proses Dinamokimia
Pada tahap ini proses degradasi biokimia tidak berperan lagi
tetapi lebihdidominasi oleh proses dinamokimia. Pada proses ini
yang berperan adalah tekanan yang berasal dari tekanan sedimen
penutup dan suhu,sehingga menyebabkan terjadinya perubahandari
gambut menjadi batubara dalam berbagai peringkat. Selama proses
ini akan terjadi pengurangan kadar air (moisture content), oksigen
dan zat terbang yang diikuti oleh bertambahnya prosentase karbon
dan kandungan abu.

B. Perencanaan Dan Desain Eksplorasi


Desain pit adalah suatu kegiatan dalam merencanakan kegiatan
produksi pada tambang dengan metode yang digunakan adalah
tambang terbuka. Tujuan dari penelitian ini, untuk mendapatkan
desain pit yang ideal, dengan mengunakan metode penampang
sayatan, penyebaran batubara, cadangan overburden, cadangan
batubara, geometri  bench  dan  stripping ratio.  Metode penelitian
yang digunakan untuk pembuatan desain pit adalah program autocad
2012 . Adapun data – data yang yang diperhatikan dalam pembuatan
desain pit meliputi kestabilan lereng ( lebar bench, tinggi bench,
kemiringan lereng dan endapan batubara). Dari hasil pengolahan data,
maka didapatkan luas bukaan pit 75,8763 Ha, dengan nilai stripping
ratio 11 : 1 dan desain pit penambangan batubara dengan geometri
bench tinggi yaitu 7 meter, lebar bench 3 – 4 meter dan kemiringan 65
o.  Dimana desain pit penambangan sampai pada kedalam 2 m di
permukaan laut.

C. Teknologi Eksplorasi Endapan Batubara


Kegiatan eksplorasi mempunyai hubungan yang erat dengan
teknologi yang tenedia, baik berupa peralatan, metode analisis dan
interpretasi, serta sarana komputasi. Para pelaku eksplorasi (the
explorationist) harus sudah terampil dalam penggunaan teknologi.
Berikut dijabarkan beberapa ha1 penting berkaitan dengan teknologi
eksplorasi :
1. Sarana transportasi/komunikasi yang memadai (untuk keamanan don kemudahan
akses serta logistik). Untuk transportasi umumnya digunakan 4- wheel drives
vehicles, fixed and rotary wing aircraft, boat dan lain-lain, sedangkan untuk
komunikasi adalah radio, HT, HP, SSB, dll.

2. Teori sampling dan metode sampling geokimia

a. soil sampling

b. Stream Sediment sampling

c. Rock Chip sampling

d. Mine sampling

e. Waste dump sampling

f. Drillcore sampling

3. Geoligical Mapping

a. Survei topografi untuk updating peta

b. Interpetasi foto udara dan citra satelit (batuan, struktur)

c. ldentifikasi batuan & mineral baik di lapangan maupun di

laboratorium

f. Sistem navigasi yang presisi don modem

4. Sistim data base dan manajemen informasi

5. Kartografi dan peta-peta digital (digitasi)


6. Eksplorasi geofisika dan aplikasinya, meliputi instrumen, pengambilan data,

prosesing dan interpretasi data, menggunakan metode :

a. Survei Magnetik (airborne dan ground)


b. Survei Gayaberat (Gravity)
c. Survei Elektrik (IP, metode magnetotelurik, tahanan jenis, SP, dll.)
d. Seismik (refleksi dan refraksi
e. Georadar

7. Analisis data mulai dari kompilasi data yang potensial serta aplikasinya

sampai analisis untuk penentuan zona-zona anomali.

8. Pemboran, yang ditujukan untuk pengujian anomali yang ada dan untuk

sampling. Beberapa alat pemboran :

a. Mudpunche
b. Auger
c. Rotary Air Blast
d. Rotary Percussion
e. Reverse circulation
f. Core drilling
g. Deep-well rotary drilling
Selain itu, para pelaku dapat memahami (memiliki kemampuan) untuk
kelancaran pemboran, yaitu :
a. Pemilihan alat bor
b. Desain lubang bor
c. Teknik pemboran (arah pemboran, kontrol fluida)
d. Prosedur sampling,
e. Pengelolaan inti bor,
f. Chip & core drilling,
9. Pemodelan endapan baik manual maupun dengan bantuan perangkat

lunak (geostatistik s/d pemodelan 3D),

10. Pengelolaan sistem komputer

D. Metode Sampling dan Analisis Eksplorasi Batubara

Sampel (conto) merupakan satu bagian yang representatif atau satu bagian
dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan
inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dan merupakan sebagian dari
populasi stastistik dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi
keseluruhan.

Secara spesifik, conto dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang


dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif
dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari
batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan conto
tersebut disebut sampling (pemercontohan). Adapun metode yang digunakan untuk
sampling adalah :

1. Bulk Sampling
Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara
mengambil material dalam jumlah (volume) yang besar. Pada fase
sebelum operasi penambangan, bulk sampling ini dilakukan untuk
mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk
sampling ini juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan
mengetahui recovery (perolehan) suatu proses pengolahan. Sedangkan
pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk sampling ini
adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji.
2. Grab Sampling
Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling
dengan cara mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun
dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa
seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif
mempunyai bias yang cukup besar.
3. Channel Sampling
Channel sampling adalah suatu metode (cara) pengambilan conto dengan
membuat alur (channel) sepanjang permukaan yang memperlihatkan jejak
bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar
3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus
kemiringan lapisan.
4. Chip Sampling
Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan
cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui
suatu jalur yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu
atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan
pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong
conto. Kadang-kadang pengambilan ukuran conto yang seragam (baik
ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada urat-
urat yang keras dan brittle (seperti urat kuarsa), sehingga dapat
menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika ukuran
fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang
low grade.

E. Metode Perhitungan Sumber Daya/Cadangan


Perhitungan Sumberdaya dan Cadangan Batubara Klasifikasi
sumber daya dan cadangan batubara secara geologi ditentukan jarak
lubang bor atau singkapan batubara yang terukur tebalnya. Klasifikasi
ini mengekspresikan tingkat ketelitian, akurasi dan keyakinan
geologinya.
Berdasarkan kriteria tersebut klasifikasi sumberdaya dan
cadangan batubara terbagi menjadi:

Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource) adalah


batubara di daerah penyelidikan, yang diperkirakan potensinya
berdasarkan data geologi awal yang memenuhi syarat-syarat pada
tahap penyelidikan awal. Jika eksplorasi menyatakan bahwa kebenaran
dari hipotesis sumberdaya dan mengungkapkan informasi yang cukup
tentang mutunya, jumlah serta rentang mutu, maka akan di
klasifikasikan kembali sebagai sumber daya teridentifikasi (Identified
Resources).
Sumber Daya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource) adalah
jumlah batubara di daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap
penyelidikan prospeksi. Daerah sumber daya ini ditentukan
berdasarkan proyeksi ketebalan, tanah penutup, lapisan, dan mutu data
dari titik bor dan atau singkapan batubara berdasarkan bukti geologi
dalam radius antara 1,2 km – 4,8 km. Titik pengamatan mempunyai
jarak yang cukup jauh sehingga penilaian dari sumber daya tidak dapat
diandalkan.
Sumber Daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)
adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan pada
tahap eksplorasi pendahuluan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari
proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan mutu data dari titik
bor dan atau singkapan batubara berdasarkan bukti geologi dalam
radius antara 0,4 km – 1,2 km. Densitas dan mutu titik pengamatan
cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan,
mutu, kedalaman, dan jumlah insitu batubara.
Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)
adalah jumlah batubara di daerah peyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi rinci. Daerah sumber daya ini ditentukan dari
proyeksi ketebalan dan tanah penutup, lapisan, dan mutu data dari titik
pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4
km. Densitas dan mutu titik pengamatan cukup untuk diandalkan
dalam melakukan penafsiran ketebalan batubara, mutu, kedalaman,
dan jumlah batubara insitu

Anda mungkin juga menyukai