TEKNOLOGI BATUBARA
Disusun oleh :
Hendy Prasetia
: 10070109043
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sumberdaya batubara sangat dicari-cari dan dibutuhkan di zaman
modern ini. Apalagi ditambah desas - desus yang beredar bahwasanya batubara
merupakan sumber energi alternatif yang akan menggantikan minyak bumi yang
makin lama makin berkurang.
Untuk mengeksploitasi batubara tersebut tidak dapat dilakukan secara
langsung tanpa adanya perhitungan, baik secara ekonomis dan keselamatan.
Untuk itu diperlukan pemilihan metode penambangan dan sistem penambangan
yang efisien dan efektif.
Dalam pemilihan metode dan sistem penambangan yang akan diterapkan
untuk
eksploitasi
perhitungan
dan
sumberdaya
tersebut,
pertimbangan.
Dari
perlu
dilakukan
perhitungan
dan
perhitungan
pertimbangan
1.2
1.2.1
Maksud
Adapun maksud dari makalah ini mengetahui genesa batubara.
Tujuan
1.2.2
Keterdapatan batubara.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Genesa Batubara
Batubara merupakan suatu batuan sedimen yang dapat terbakar,
terbentuk dari tumbuhan yang telah terkarbonisasi di bawah tekanan dan suhu
tinggi dalam waktu yang relatif lama, batuan heterogen yang baik secara kimia
atau fisika, yang terdiri dari (terutama) : karbon, hidrogen dan oksigen dengan
sedikit nitrogen dan belerang, terdapat juga zat an-organik (mineral matter/ MM)
yang tersebar secara terpisah-pisah di seluruh tubuh batubara.
Gambar 2.1
Skema Tahapan Pembentukkan Batubara
1. Teori drift : material terbawa arus air yang kemudian terendapkan di suatu
tempat (danau atau kuala sungai). Cirinya : terjadi delta, kandungan MM
yang tinggi, struktur kayu terbalik, adanya fosil laut di atas dan di bawah
batubara dengan lapisan yang tebal.
2. Teori insitu (endapan sendiri di tempat) : material yang berasal dari
tumbuhan setempat yang mati, kemudian terakumulasi di tempat (di
rawa-rawa, atau suatu cekungan), terjadi umumnya di daerah tropis.
Cirinya : adanya rawa-rawa gambut, MM yang rendah, ladanng yang luas,
peranan pembusukan bakteri sangat besar, adanya akar-akar dalam
lumpur, batang kayu yang tegak pada lapisan batubara.
Menurut (Cook, 1982) pembentukan tanaman menjadi gambut dan
batubara terjadi melalui dua tahap, di antaranya :
1. Tahap diagenesa gambut (biokimia), tahap pembentukan yang melibatkan
(rawa)
terjadi
pembusukkan
oleh
bakteri
aerob
yang
berhenti
bekerja.
Pertambahn
beban
dari
atas
(tekanan)
material
tanaman
yang
telah
mengalami
perpindahan,
endapan
batubara
dan lingkungan
pembentukan
batubara,
Keterdapatan batubara
2.1.3
bentuk maupun kualitas dari lapisan batubara tersebut. Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pembentukan batubara di antaranya :
1. Material dasar, terdiri dari flora atau tumbuhan yang tumbuh beberapa
juta tahun yang lalu, kemudian terakumulasi pada suatu lingkungan dan
zona fisiografi dengan iklim dan topografi tertentu. Jenis dari flora sendiri
sangat berpengaruh terhadap tipe dari batubara yang terbentuk.
2. Proses dekomposisi, terdiri dari proses transformasi biokimia dari material
dasar pembentuk batubara menjadi batubara. Dalam proses ini, sisa
tumbuhan yang terendapkan akan mengalami perubahan baik secara
fisika maupun kimia.
3. Umur geologi, merupakan skala waktu (dalam jutaan tahun) yang
menyatakan berapa lama material dasar yang diendapkan mengalami
transformasi. Untuk material yang diendapkan dalam skala waktu geologi
yang panjang, maka proses dekomposisi yang terjadi adalah fase lanjut
clan menghasilkan batubara dengan kandungan karbon yang tinggi.
4. Posisi geotektonik, yang dapat mempengaruhi proses pembentukan
suatu lapisan batubara sebagai berikut :
a. Tekanan yang dihasilkan oleh proses geotektonik dan menekan
lapisan batubara yang terbentuk.
b. Struktur dari lapisan batubara tersebut, yakni bentuk cekungan stabil,
lipatan, atau patahan.
c. Intrusi magma, yang akan mempengaruhi dan/atau merubah grade
dari lapisan batubara yang dihasilkan.
5. Lingkungan pengendapan, merupakan lingkungan pada saat proses
sedimentasi dari material dasar menjadi material sedimen. Lingkungan
pengendapan ini sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai
berikut:
a. Struktur
cekungan
batubara,
posisi
di
mana
material
dasar
diendapkan.
b. Topografi dan morfologi, bentuk dan kenampakan dari tempat
cekungan pengendapan material dasar. Topografi dan morfologi
cekungan
pada
saat
pengendapan
sangat
penting
karena
c. Iklim,
merupakan
faktor
yang
sangat
penting
dalam
proses
BAB III
KESIMPULAN
Telmatis.
Limnis.
Payau / Marine.
Ca-rich.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sejarah geologi.
Waktu.
Tekanan.
Temperatur.
Temperatur gradien.
Kombinasi dari faktor-faktor tsb.
DAFTAR PUSTAKA
Tanpa
tahun.
Lingkungan
Pengendapan
Batubara.