TENTANG :
“BATU GAMPING”
Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
3. SARTIKA (7100190025)
Dosen Pembimbing :
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Bahan Galian Industri dengan
judul “BATU GAMPING” sesuai dengan waktuk yang telah ditentukan. Dalam
penyelesaian tugas makalah ini, kami mendapat bantuan dari beberapa pihak,
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas berbagai arahan
dapat memberi banyak mamfaat bagi para pembaca umumnya dan penuslis
khususnya. Makalah ini masis sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II 3
GENESA DAN PENYEBARAN BATU GAMPING DI INDONESIA ............................ 3
2.1 Ganesa Pembentukan Batu Gamping ................................................................. 3
2.1 Persebaran Batu Gamping Di Indonesia ............................................................. 5
BAB III 8
Eksplorasi dan Eksploitasi Batu Gamping .......................................................................... 8
3.1 Explorasi .............................................................................................................. 8
3.2 Eksploitasi ........................................................................................................... 9
BAB VI 14
PENGOLAHAN DAN PEMAMFATAN BATU GAMPING ......................................... 14
4.1 Pengolahan Batu Gamping................................................................................ 14
4.2 Pemanfaatan ..................................................................................................... 15
BAB V 17
DAMPAK LINGKUNGAN DAN REKLAMASI............................................................ 17
5.1 Dampak Lingkungan .......................................................................................... 17
5.1 Reklamasi .......................................................................................................... 17
BAB VI 19
PENUTUP ........................................................................................................................ 19
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 19
6.2 Saran ................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
2
BAB II
GENESA DAN PENYEBARAN BATU GAMPING DI INDONESIA
Batu gamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang banyak
digunakan oleh sector industy ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk
bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk
pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk
3
peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp
dan karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan indutri gula.
Genesa terjadinya batu gamping terjadi dengan beberapa cara, yaitu :
Secara Organic
Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik, jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput, foraminifera
atau ganggang berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Ciri khas
batugamping jenis ini umumnya kristalin dan sering muncul pola-pola
terumbu dan sisa-sisa cangkang binatang lunak.
Secara Mekanik
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya
tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organic.
Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur
tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh
dari tempat semula. Ciri khas dari batugamping jenis ini adalah adanya
fragmen-fragmen butiran.
Secara Kimia
Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu gamping yang
terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut
ataupun air tawar. Ciri khas batugamping jenis ini adalah kristalin, bahkan
sering besar-besar seperti pada kalsit.
4
2.1 Persebaran Batu Gamping Di Indonesia
5
No. Provinsi Jumlah (juta Keter
ton) angan
1. D.I Aceh 100,857 Seluruh cadangan batu kapur
ini
2. Sumatera Utara 5,709 terklasifikasi sebagai
cadangan
3. Sumatera Barat 23.273,300 tereka (termasuk hipotesis
dan
4. Riau 6,875 spekulatif), kecuali cadangan
di
5. Sumatera Selatan 48,631 Nusa Tenggara Timur ,
sejumlah
6. Bengkulu 2,730 61,376 juta ton sebagai
cadangan
7. Lampung 2,961 (probable) terunjuk.
8. Jawa Barat 672,820
9. Jawa Tengah & DIY 125,000
10. Jawa Timur 416,600
11. Kalimantan Selatan 1.006,800
12. Kalimantan Tengah 543,000
13. Nusa Tenggara Barat 1.917,386
14. Nusa Tenggara Timur 229,784
15. Sulawesi Utara 66,300
16. Sulawesi Selatan 19,946
17. Irian Jaya 240,000
Total 28.678,500
Tabel 2.1 (Persebaran Batu Gamping Di Indonesia)
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di
seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur Indonesia
terdapat di Sumatera Barat. Beberapa daerah lain yang merupakan penghasil
utama batu kapur adalah Jawa Timur. Berbagai wilayah di daerah ini antara lain
Pacitan, Trenggalek, Tulungagug, Ponorogo, ngawi, Bojonegoro, Tuban,
6
Lamongan, Nganjuk, Jember, Bondowoso,Banyuwangi, Bangkalan, Sampang,
pamekasan, Sumenep dan Gresik. Selanjutnya di wilayah Kalimantan, potensi
batuan gamping atau batuan kapur ini yang terbesar adalah di provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah.
7
BAB III
Eksplorasi dan Eksploitasi Batu Gamping
3.1 Explorasi
8
6
Gambar 3 2 Pengeboran
d) Analisa sampel ( sifat fisik, mekanik, kimia ), yang dianalisa ada tiga
yaitu analisa kimia, sifat fisik bantuan dan mekanika bantuan. Kegiatan
eksplorasi yang meneliti kualitas material yang akan ditambang baik sifat
fisik, mekanik dan struktur kimianya.
e) Perhitungan cadangan, menghitung jumlah cadangan yang terdapat pada
daerah tersebut agar dapat mengetahui berapa banyak serta kira-kira
cadangan tersebut dapat ditimbang berapa lama.
3.2 Eksploitasi
Kegiatan pengambilan endapan-endapan berharga (mineral, batubara,
minyak dan gas bumi) yang bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi (lihat juga
penambangan).
a) Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan
asalnya agar material tersebut dapat lepas atu terbongkar sehingga mudah
untuk dilakukan penanganan selanjutnya.Pembongkaran untuk
batugamping yang keras atau keprus yang keras dilakukan dengan
hydraulic rock breaker, sedangkan untuk keprus yang lunak dengan
menggunakan backhoe .
9
Gambar 3 3 Pembokaran
Peledakan pada Tambang Batu Gamping dilakukan hampir setiap hari
untuk memenuhi target produksi yang telah direncanakan. Bila kegiatan
peledakan tidak di lakukan, maka dapat mempengaruhi target produksi, karena
untuk memuat batuan harus diledakkan terlebih dahulu.
Tujuan operasi peledakan adalah untuk melepaskan batuan dari batuan
induknya agar mendapatkan hasil yang baik dan tidak menimbulkan suatu bahaya
fly rock sebagai efek samping.
10
Proses pencampuran bahan peledak utama berdasarkan perbandingannya
yaitu AN:FO = 94,5 : 5,5. Berdasarkan perhitungan, jadi kesimpulannya , tiap 1
zak Amonium Nitrat (AN = 25kg),maka fuel oil/ solar yang dibutuhkan adalah 1,8
sampai dengan 2liter solar ( FO = 1,8 – 2 liter ).
selain bahan peledak utama ANFO, juga di butuhkan bahan peledak dan bahan
pembantu lainnya yaitu : Detonator,Dynamite,Plastik (kondom), dan Kabel Induk.
Pola peledakan serentak yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara
serentak untuk semua lubang tembak
Pola peledakan beruntun yaitu suatu pola yang menerapkanpeledakan dengan
waktu tunda antara baris yang satu dengan yang lainnya
11
b) Pemuatan (Loading)
Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil pembongkaran alat
angkut. Alat muat yang dapat digunakan antara lain backhoe dan wheel
loader. Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan terlebih dahulu sebelum
dimuat ke alat angkut.
c) Pengangkutan (Hauling)
Alat angkut yang digunakan berupa dump truck type Hino dutro 130 HD, yang
berfungsi mengangkut material hasil bongkaran ke tempat penimbunan
sementara sebelum dibawa ke pengolahan.
12
BAB IV
13
BAB IV
PENGOLAHAN DAN PEMAMFATAN BATU GAMPING
14
dalam jaw crusher untuk proses peremukan awal yang akan menghasilkan produk
berukuran 1mesh. Produk dari jaw crusher masuk ke dalam hammer mill dengan
pengakutan menggunakan belt conveyor. Di dalam hammer mill ini nantinya
batugamping selanjutnya akan diremukan menjadi material yang lebih halus lagi.
Hasil produk dari hammer mill kemudian masuk ke dal am cyclone yang dengan
bantuan blower untuk memisahkan bentuk serbuk atau tepung yang berukuran 800
mesh dan 1.200 mesh sesuai dengan permintaan pasar. Material yang agak kasar
akibat adanya blower akan jatuh ke bawah dalam ukuran ayakan 800 mesh
kemudian didapatkan ukuran -800 mesh dan +800 mesh. Sedangkan yang ukuran
-800 mesh akan ke atas masuk ke siklon yang kedua dengan ukuran ayakan 1.200
mesh dan akan didapatkan ukuran -1.200 mesh dan +1.200 mesh akhirnya akan
masuk ke dalam kantong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Tahap terakhir
adalah packing/pengepakan produk. Produk batu gamping hasil olahan akan
dikemas dengan kemasan karung berukuran 25 kg, 30 kg dan 50kg bahkan ada
yang sampai 1 ton tergantung kebutuhan pasar.
4.2 Pemanfaatan
Kapur Tohor adalah kapur aktif yang sering kita temui di pasaran,
digunakan untuk bahan tambahan semen bangunan, disebut kapur aktif karena
sangat reaktif jika terkena air (higroskopis) dan reaksi berlangsung eksotermis.
Proses pembuatan adalah batu kapur (CaCO3) dibakar pada suhu 900 - 1500
o
C.
15
Proses Pengolahan Kapur Tohor :
16
BAB V
DAMPAK LINGKUNGAN DAN REKLAMASI
5.1 Reklamasi
Setelah melakukan proses pertambangan, perusahaan yang melakukan
pertambangan hendaknya melakukan kegiatan reklamasi. Kegiatan reklamasi
bertujuan untuk memperbaiki atau menata kembali lahan yang tergganggu akibat
kegiatan pertambangan, agar dapat berfungsi dan digunakan kembali. Lingkungan
sangatlah penting bagi lingkungan manusia, jika lingkungan mengalami
kerusakan, maka dampak buruk akan terjadi, seperti banjir, pencemaran air dan
tanah, rusaknya ekosistem dan lain lain. Maka dari itu, kegiatan reklamasi
17
merupakan hal penting yang harus dilakukan agar tidak terjadi dampak
lingkungan yang terlalu buruk.
Sebelum melakukan reklamasi, ada beberapa permasalahan yang perlu di
pertimbangkan dalam menetapkan rencana reklamasi, yaitu :
Penataan kembali lahan bekas tambang .
Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan
permukan timbunan, pengendalian erosi dan pengolahan air.
Karakteristik fisik kandungan bahan atau limbah batuan yang
berpengaruh terhadap kegiatan vegetasi.
Pencengahan dan pengolahan air asam tambang
Dan lain lain.
18
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Batu gamping bahan galian yang banyak terdapat di Indonesia
keterdapatannya menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Batukapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia.
Batugamping tersusun atas mineral kalsit (CaCO3) terbentuk dari
sedimen laut hasil dari sisa-sisa terumbu karang dan cangkang moluska
maupun dari proses kimiawi.
Proses penambangannya tidaklah susah karena menggunakan metode
tambang terbuka quarry dan dapat dilakukan oleh masyarakat ataupun
perusahaan.
6.2 Saran
Lebih banyak melakukan promoskani produk
Melakukan inovasi dalam reklamasi
Penerapan K3 pada setiap penambangan
19
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/document/365105058/Makalah-Batu-
Gamping-1
2. http://michaelflgaol.blogspot.com/2016/08/eksploitasi-batu-
kapur.html?m=1
3. https://duniatambang.co.id/Berita/read/1305/Begini-Cara-Tingkatkan-
Produktivitas-Penambangan-Quarry-Limestone
20