Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM


BAHAN GALIAN BATUGAMPING

MUHAMMAD UNTUNG
14.11.108.701602.000817

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas pemanfaatan sumber daya alam.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Tenggarong, Oktober 2018


Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2

Daftar Isi …………………………………………………………............. 3

BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

BAB II
GENESA BAHAN GALIAN ..................................................................................................... 6

BAB III
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI ........................................................................................... 10

BAB IV
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN ................................................................................. 16

BAB V
LINGKUNGAN DAN PROSPEK .............................................................................................. 20

BAB I
PENUTUP ................................................................................................... 21

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Kutaikartanegara
berupaya memberikan bekal kepada mahasiswa khususnya pengetahuan
tentang industri pertambangan yang professional, maju dan memiliki daya
saing, sesuai dengan perkembangan industri pertambangan saat ini.
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam.
Terutama kandungan bahan galian industri yang ada di Negara ini benar-benar
sangat melimpah. Salah satunya adalah batugamping, cadangannya tersebar
merata hampir diseluruh penjuru nusantara, sehingga merupakan potensi yang
sangat besar. Dewasa ini kebutuhan akan bahan galian industri dari hari ke
hari terus meningkat.
Hal ini berlaku juga pada batugamping. Permintaan pasar akan
batugamping dari hari ke hari terus meningkat. Ini disebabkan oleh fungsi
batugamping sendiri sebagai bahan baku utama sebuah komoditi.
Batugamping banyak digunakan pada industry semen, cat, kertas, tekstil, pasta
gigi, konstruksi bangunan, pertanian dan lain-lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu genesa bahan galian
2. Bagaimana data sebaran bahan galian batugamping di Indonesia
3. Apa itu eksplorasi dan eksploitasi
4. Bagaimana pengolahan dan pemanfaatan batugamping
5. Apa saja dampak yang ditimbulkan
6. Bagaimana prospek dari batugamping

4
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui genesa pembentukan bahan galian batugamping
2. Mengetahui sebaran bahan galian batugamping di Indonesia
3. Memahami tentang ekplorasi dan eksploitasi
4. Memahami proses pengolahan serta pemanfaatan yang dihasilkan dari
batugamping
5. Mengetahui dampak yang ditimbulkan
6. Mengetahui prospek dari batugamping

5
BAB II

GENESA BAHAN GALIAN

GENESA BAHAN GALIAN

Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek


keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi),
kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic
controls).Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah
sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam
penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu
dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut.

Hubungan antara genesa endapan mineral (bahan galian) dengan


beberapa ilmu yang ada pada industri mineral. Endapan-endapan mineral yang
muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen).
Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar
(superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen)

2.1 GENESA PEMBENTUKAN BATUGAMPING

Gambar . Batu Gamping

Batu gamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang


banyak digunakan oleh sector industy ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain
untuk bahan bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran

6
untuk pertanian, bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit,
untuk peleburan dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas
pulp dan karet, untuk proses pengendapan bijih logam dan indutri gula.
Genesa terjadinya batu gampingterjadi dengan beberapa cara, yaitu :
 Secara Organic
Sebagian besar batu gamping di alam terjadi secara organik, jenis ini
berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput, foraminifera
atau ganggang berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Ciri khas
batugamping jenis ini umumnya kristalin dan sering muncul pola-pola terumbu
dan sisa-sisa cangkang binatang lunak.
 Secara Mekanik
Untuk batu gamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya
tidak jauh berbeda dengan jenis batu gamping yang terjadi secara organic. Yang
membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut
yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari
tempat semula. Ciri khas dari batugamping jenis ini adalah adanya fragmen-
fragmen butiran.
 Secara Kimia
Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batu gamping yang
terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut
ataupun air tawar. Ciri khas batugamping jenis ini adalah kristalin, bahkan sering
besar-besar seperti pada kalsit.

7
2.2 PENYEBARAN BATU GAMPING DI INDONESIA

No. Propinsi Jumlah (juta ton) Keterangan


1. D.I Aceh 100,857 Seluruh cadangan batu kapur ini
2. Sumatera Utara 5,709 terklasifikasi sebagai cadangan
3. Sumatera Barat 23.273,300 tereka (termasuk hipotesis dan
4. Riau 6,875 spekulatif), kecuali cadangan di
5. Sumatera Selatan 48,631 Nusa Tenggara Timur , sejumlah
6. Bengkulu 2,730 61,376 juta ton sebagai cadangan
7. Lampung 2,961 (probable) terunjuk.
8. Jawa Barat 672,820
9. Jawa Tengah & DIY 125,000
10. Jawa Timur 416,600
11. Kalimantan Selatan 1.006,800
12. Kalimantan Tengah 543,000
13. Nusa Tenggara Barat 1.917,386
14. Nusa Tenggara Timur 229,784
15. Sulawesi Utara 66,300
16. Sulawesi Selatan 19,946
17. Irian Jaya 240,000
Total 28.678,500

8
Potensi batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir
merata di seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur
Indonesia terdapat di Sumatera Barat. Beberapa daerah lain yang merupakan
penghasil utama batu kapur adalah Jawa Timur. Berbagai wilayah di daerah ini
antara lain Pacitan, Trenggalek, Tulungagug, Ponorogo, ngawi, Bojonegoro,
Tuban, Lamongan, Nganjuk, Jember, Bondowoso,Banyuwangi, Bangkalan,
Sampang, pamekasan, Sumenep dan Gresik.Selanjutnya di wilayah Kalimantan,
potensi batuan gamping atau batuan kapur ini yang terbesar adalah di provinsi
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

9
BAB III

EKSPLORASI DAN EKSPLOITAS

3.1 EKSPLORASI
Eksplorasi batugamping yang umum dikerjakan adalah untuk
menghitung volume cadangan dan mengetahui kualitas cadangan, sedangkan
kegiatan awal berupa pencarian endapan (prospeksi) umumnya jarang dilakukan,
karena endapan batugamping sudah diketahui keberadaanya dan mudah
ditemukan.

Tahapan kegiatan eksplorasi antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Pemetaan topografi, suatu kegiatan eksplorasi yang mempelajari, mengetahui


dan menggambarkan keadaan area yang akan ditambang, agar kita
mengetahui keadaan daerah yang akan kita tambang secara keseluruhan.

b) Pengambilan sampel bongkah, suatu kegiatan eksplorasi yang bertujuan


mengambil contoh dalam bentuk bongkahan menggunakan sumur uji yang
tujuannya untuk mengetahui penyebaran dipermukaan.
c) Pemboran inti, pemboran yang dilakukan untuk mengambil contoh material
yang akan ditambang guna dianalisa kualitasnya.

10
d) Analisa sampel ( sifat fisik, mekanik, kimia ), yang dianalisa ada tiga yaitu
analisa kimia, sifat fisik bantuan dan mekanika bantuan. Kegiatan eksplorasi
yang meneliti kualitas material yang akan ditambang baik sifat fisik, mekanik
dan struktur kimianya.
e) Perhitungan cadangan, menghitung jumlah cadangan yang terdapat pada
daerah tersebut agar dapat mengetahui berapa banyak serta kira-kira
cadangan tersebut dapat ditimbang berapa lama.

3.2 EKSPLOITASI
Kegiatan pengambilan endapan-endapan berharga (mineral, batubara,
minyak dan gas bumi) yang bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi (lihat juga
penambangan).
a) Pembongkaran (Loosening)
Pembongkaran merupakan kegiatan untuk melepaskan material dari batuan
asalnya agar material tersebut dapat lepas atu terbongkar sehingga mudah
untuk dilakukan penanganan selanjutnya.Pembongkaran untuk batugamping
yang keras atau keprus yang keras dilakukan dengan hydraulic rock breaker,
sedangkan untuk keprus yang lunak dengan menggunakan backhoe .

Peledakan pada Tambang Batu Gamping dilakukan hampir setiap


hari untuk memenuhi target produksi yang telah direncanakan. Bila kegiatan
peledakan tidak di lakukan, maka dapat mempengaruhi target produksi,
karena untuk memuat batuan harus diledakkan terlebih dahulu.

11
Tujuan operasi peledakan adalah untuk melepaskan batuan dari
batuan induknya agar mendapatkan hasil yang baik dan tidak menimbulkan
suatu bahaya fly rock sebagai efek samping.
Pada pembongkaran batuan dengan metode pemboran dan peledakan
ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan suatu faktor yang
sangat penting, dimana ukuran fragmentasi batuan di harapkan sesuai dengan
kebutuhan pada kegiatan penambangan selanjutnya yaitu pemuatan dan
pengangkutan.

Proses kegiatan peledakan berawal dari tahap pencampuran bahan


peledak utama yaitu Amonium Nitrate dengan Fuel Oil (ANFO). Alat yang di
gunakan untuk mencampur bahan peledak trsebut yaitu jenis yang umum di
gunakan sebagai pencampur semen.

Molen pencampur Solar Sebagai Fuel Oil

Ammonium Nitrate

Gambar. Molen pencampur, Amonium Nitrate, dan Fuel Oil

12
Proses pencampuran bahan peledak utama berdasarkan
perbandingannya yaitu AN:FO = 94,5 : 5,5. Berdasarkan perhitungan, jadi
kesimpulannya , tiap 1 zak Amonium Nitrat (AN = 25kg),maka fuel oil/ solar
yang dibutuhkan adalah 1,8 sampai dengan 2liter solar ( FO = 1,8 – 2 liter ).

Gambar 3.2.4 Pencampuran Bahan peledak utama AN+FO (Amonium


Nitrate + Fuel Oil )
Setelah homogen, selanjutnya dituang kedalam corong yang dibawahnya telah
tersedia karung kembali .
selain bahan peledak utama ANFO, juga di butuhkan bahan peledak dan bahan
pembantu lainnya yaitu : Detonator,Dynamite,Plastik (kondom), dan Kabel Induk
.

Gambar. Dynamite , Detonator


Setelah kegiatan pencampuran bahan peledak telah selesai , maka di
persiapkanlah bahan lainnya .waktu peledakan batu gamping di usahakan
pada jam istirahat guna untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada pekerja
lainnya yang di akibatkan dari kegiatan peledakan. Maksudnya walaupun
eksekusi peledakan di lakukan pada jam istirahat namun pengisian lubang dan
perangkaian kabel detonator di lakukan pada saat jam kerja.

13
Urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor dalam satu baris
dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara lubang bor yang satu
dengan lubang bor yang lainnya (pola peledakan)
ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah lemparan material
yang di harapkan.
Berdasarkan urutan waktu peledakan , maka pola peledakan
diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Pola peledakan serentak yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara
serentak untuk semua lubang tembak
b) Pola peledakan beruntun yaitu suatu pola yang menerapkanpeledakan dengan
waktu tunda antara baris yang satu dengan yang lainnya .
b) Pemuatan (Loading)
Pemuatan merupakan kegiatan pemindahan material hasil pembongkaran alat
angkut. Alat muat yang dapat digunakan antara lain backhoe dan wheel loader.
Hasil bongkaran biasanya dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dimuat kealat
angkut.

c) Pengangkutan (Hauling)
Alat angkut yang digunakan berupa dump truck type Hino dutro130 HD, yang
berfungsi mengangkut material hasil bongkaran ke tempat penimbunan
sementara sebelum dibawa ke pengolahan.

14
Alat-alat yang digunakan :

 Alat Gali : Excavator dll.


 Alat Muat : Wheel Loader, Truck shover dll.
 Alat Support : Grader, Scrapper, Bull Dozer dll.

15
BAB IV

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN

4.1 PENGOLAHAN
Pengolahan batugamping dimaksudkan untuk mendapatkan ukuran
danspesifikasi batugamping yang sesuai dengan permintaan pasar. Sebelum masuk
kedalam proses peremukan, terlebih dahulu dilakukan penjemuran. Material yang
berasal dari lokasi penambangan ditumpuk di stock pile, kemudian dirat akan
setelah bagian atas sudah mengering kemudian dilakukan pembalikan, lokasi
stock pile ini diberi atap fiber agar uap air yang naik tidak jatuh lagi ke material.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terutama pada musim hujan
dapat meningkat sampai 88%, karena idealnya kadar air untuk pengolahan hanya
sekitar7-15%. Tujuan dari penjemuran ini adalah untuk mengurangi kandungan air
dalam batugamping agar single tonggle jaw crusher tidak mengalami kesulitan
dalam meremukan bongkahan batugamping.

Gambar. Batugamping belum diolah Gambar . Jaw Crusher

Gambar. Hummer Mill Gambar. Blet Conveyor

16
Batugamping yang berukuran bongkah dimasukkan ke
dalam jaw crusher untuk proses peremukan awal yang akan menghasilkan produk
berukuran 1mesh.Produk dari jaw crushermasuk ke dalamhammer mill dengan
pengakutanmenggunakanbelt conveyor. Di dalamhammer mill ini nantinya
batugamping selanjutnya akandiremukan menjadi material yang lebih halus lagi.
Hasil produk darihammer millkemudian masuk ke dal amcycloneyang dengan
bantuanblower untukmemisahkan bentuk serbuk atau tepung yang berukuran 800
mesh dan 1.200 meshsesuai dengan permintaan pasar.Material yang agak kasar
akibat adanyablower akan jatuh ke bawah dalamukuran ayakan 800 mesh
kemudian didapatkan ukuran -800 mesh dan +800 mesh.Sedangkan yang ukuran -
800 mesh akan ke atas masuk ke siklon yang keduadengan ukuran ayakan 1.200
mesh dan akan didapatkan ukuran -1.200 mesh dan+1.200 mesh akhirnya akan
masuk ke dalam kantong sesuai dengan ukuran yangdikehendaki.Tahap terakhir
adalah packing/pengepakan produk. Produk batu gampinghasil olahan akan
dikemas dengan kemasan karung berukuran 25 kg, 30 kg dan 50kg bahkan ada
yang sampai 1 ton tergantung kebutuhan pasar.

Gambar. Proses penjemuran batugamping

17
4.2 PEMANFAATAN
Kapur Tohor adalah kapur aktif yang sering kita temui di pasaran
yang digunakan untuk bahan tambahan semen bangunan, disebut kapur aktif
karena sangat reaktif jika terkena air (higroskopis) dan reaksi berlangsung
eksotermis. Proses pembuatan adalah batu kapur (CaCO3) dibakar pada suhu
900 - 1500 oC.

Proses Pengolahan Kapur Tohor :

1. Batuan kapur hasil penambangan dari pegunungan dimasukkan dalam


tungku pembakaran pada suhu 900 - 1500 oC sehingga akan terurai menjadi
kapur tohor (CaO) dan karbon dioksida (CO2). Batu gamping untuk bahan
baku umumnya dipecah dengan ukuran tidak terlalu besar, supaya
mempermudah proses pembakaran selanjutnya.

2. Batuan kapur ditata dari atas sampai memenuhi tungku dan dari bawah
dibakar selama lebih kurang 3 hari dengan suhu 900 -1500 oC. Kapur hasil
pembakaran kemudian disiram dengan air saat kondisi masih panas
sehingga berbentuk serbuk dan jika ingin bongkahan maka cukup didiamkan
saja sesudah selesai pembakaran.

18
Kapur tohor memiliki banyak fungsi :

- Untuk pupuk dan menetralkan tanah dari ke asaman

- digunakan dalam proses pembukaan tambak ataupun kolam ikan.

- Pemurni gula

- Pemurni gas

- Dicampur dengan Kokas (batu bara atau minyak) untuk pembuatan Karbit

- Dicampur dengan Fluorspar dan soda digunakan untuk industri logam

- Penyerap air dalam gas, minyak dan bahan pelarut dll.

Gambar. Batu Gamping Gambar. Kapur Tohor

19
BAB V

LINGKUNGAN DAN PROSPEK

5.1 LINGKUNGAN

Dampak yang ditimbulkan dengan adanya proses galian atau


pertambangan batu gamping adalah dampak positif dan negatif kepada
masyarakat dan lingkungannya. Di satu pihak akan memberikan keuntungan
berupa memberikan lapangan pekerjaan, mempermudah komunikasi dan
transportasi serta akhirnya meningkatkan ekonomi dan sosial masyarakat. Di pihak
lain dapat timbul dampak negatif karena paparan zat-zat yang terjadi pada proses
pengolahan batu kapur tersebut. Apabila tidak mendapatkan penanganan yang
baik akan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Salah satu dampak
negatif dari kegiatan pengolahan batu kapur tersebut adalah menurunnya kualitas
lingkungan yang ditandai adanya pencemaran udara.

Pengolahan batu kapur merupakan salah satu sumber pencemaran


udara, dengan hasil yang ditimbulkan berupa gas seperti debu. Partikel debu batu
kapur ini dapat mengganggu kesehatan bila terhirup manusia, antara lain dapat
mengganggu pernafasan, seperti sesak nafas. Pengolaan untuk debu dan
kebisingan dengan cara ditanami tanaman seperti pohon jati dan pohon akasia.

5.2 PROESPEK

Prospek dalam pembentukan batu gamping menjadi kapur tohor cukup


menguntungkan, mengingat harga dari batu gamping yang tidak terlalu mahal
dikisaran Rp. 200.000/ton, namun setelah di olah menjadi kapur tohor harga
sedikit lebih mahal dikisaran Rp. 800.000/ton.

20
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN
1. Batu gamping bahan galian yang banyak terdapat di Indonesiaketerdapatannya
menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
2. Batukapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia.
3. Batugamping tersusun atas mineral kalsit (CaCO3) terbentuk dari sedimen laut
hasil dari sisa-sisa terumbu karang dan cangkang moluska maupun dari proses
kimiawi.
4. Proses penambangannya tidaklah susah karena menggunakanmetode
tambang terbuka quarry dan dapat dilakukan olehmasyarakat ataupun
perusahaan.
5. Batu gamping merupakan bahan galian yang sangat berpengaruhterhadap
kehidupan manusia yang dimanfaatkan sebagai bahandalam pembangunan
infrastruktur mulai dari semen, cat, keramik,ornamen, batu bangunan, dan lain-
lain. Maupun sebagai bahan obatdikarenakan batu gamping mengandung
caco3dimana
kandungan pHnya tinggi sehingga dapat menetralkan asam contohnya obat pe
netral asam lambung dan asam mulut.

6.2 SARAN
1. Lebih banyak melakukan promosikani produk
2. Melakukan inovasi dalam reklamasi
3. Penerapan K3 pada setiap penambangan

21
Daftar Pustaka

http://nirakujayaabadi.blogspot.co.id/2016/12/harga-jual-batu-kapur-batu-gamping.html
http://distributordolomit.blogspot.co.id/2016/01/kapur-tohor-cao-hydrated-lime-
caoh2.html
http://i-am-mining-engineering.blogspot.co.id/2015/12/batu-gamping.html
http://geologiststudy.blogspot.co.id/2012/10/kegiatan-peledakan-blasting-pada-
sistem.html

22

Anda mungkin juga menyukai