LIMBAH PERTAMBANGAN
Disusun Oleh :
Novyta Megananda
XII KP 3 / 19
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan
nasional, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan
rakyat dengan memperhatikan kelestarian hidup sekitar. Salah satu kegiatan dalam
memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian,
tetapi kegiatankegiatan penambangan selain menimbulkan dampak positif juga
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama
perusahaannya, bentang alam, berubahnya estetika lingkungan, habitat flora dan
fauna menjadi rusak, penurunan kualitas tanah, penurunan kualitas air atau
penurunan permukaan air tanah, timbulnya debu dan kebisingan.
Sumber daya mineral yang berupa endapan bahan galian memiliki sifat khusus
dibandingkan dengan sumber daya lain yaitu biasanya disebut wasting assets atau
diusahakan ditambang, maka bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau
tidak dapat diperbaharui kembali. Dengan kata lain industri pertambangan
merupakan industri dasar tanpa daur, oleh karena itu di dalam mengusahakan
industri pertambangan akan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas,
baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan tersebut
ditambah lagi dengan usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan demikian dalam mengelola
sumberdaya mineral diperlukan penerapan sistem penambangan yang sesuai dan
tepat, baik ditinjau dari segi teknik maupun ekonomis, agar perolehannya dapat
optimal (Prodjosoemanto, 2006 dalam Ahyani, 2011).
1.3 Tujuan
- Mengetahui tingkat pencemaran perairan yang terjadi akibat kegiatan
penambangan.
- Mengetahu pengaruh pencemaran tersebut terhadap perekonomian nelayan.
- Menemukan solusi dari permasalahan tersebut.
1.4 Manfaat
- Sebagai penambah wawasan mengenai bagaimana menanggulangi pencemaran
perairan akibat kegiatan pertambangan
- Sebagai informasi masyarakat umum
BAB 2
PEMBAHASAN
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat
fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu. Pertambangan mineral
adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar
panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah. Pertambangan mineral
digolongkan atas:
1. Pertambangan mineral radio aktif;
2. Pertambangan mineral logam;
3. Pertambangan mineral bukan logam;
4. Pertambangan batuan.
Sedangkan batu bara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk
secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. Pertambangan batu bara adalah
pertambangan endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen
padat, gambut, dan batuan aspal.
2.2 Dampak Kegiatan Penambangan terhadap Perairan
Kegiatan penambangan sangat rentan terhadap isu-isu kerusakan lingkungan. Hal
ini dikaitkan dengan keberadaan bahan tambang itu sendiri yang cukup sulit
diambil sehingga diperlukan proses-proses yang cenderung destruktif. Pada
kegiatan penambangan emas, industri-industri penambangan umumnya
menggunakan bahan kimia berbahaya bahkan tergolong dalam logam berat.
Digunakannya bahan kimia tersebut bertujuan sebagai penghancur batu-batuan
yang mengandung emas, sehingga nantinya emas dan batuan dapat dipisahkan
dengan mudah. Jenis logam berat yang dipergunakan yaitu merkuri (Hg) atau
arsen (As) untuk kegiatan penambangan skala besar.
Penggunaan Merkuri dan sianida dan pembuangan yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan pencemaran air sungai hulu sampai hilir. Jika limbah tambang
dibuang kesungai maka potensi dampak yang dapat ditimbulkan berupa :
Dari sisi ekonomi, solusi yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan
strategi-strategi bertahan hidup lain manakala terjadi pencemaran di perairan.
Adapun strategi-strategi secara ekonomi yang dapat diterapkan oleh para nelayan
yaitu:
1. Strategi berbasis modal sosial, misalnya sistem bagi hasil antara nelayan
dengan pedagang.
2. Strategi alokasi sumberdaya manusia, yaitu dengan pelibatan anggota
rumah tangga nelayan dengan diversifikasi kerja.
3. Strategi pola nafkah ganda.
4. Strategi finansial, dengan memanfaatkan tabungan dan inventasi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kegiatan pertambangan membawa dampak buruk bagi lingkungan
perairan akibat penggunaan senyawa logam berat merkuri (Hg). Merkuri
dapat terakumulasi dalam tubuh organisme yang hidup di perairan dan
bersifat toksik atau mematikan pada konsentrasi tertentu.
2. Pencemaran lingkungan perairan akibat kegiatan pertambangan secara
nyata berpengaruh terhadap perekonomian nelayan. Merkuri yang
mencemari perairan berpotensi menurunkan kualitas dan produktifitas
perairan sehingga mengurangi hasil tangkapan nelayan.
3. Solusi untuk mengatasi dampak pencemaran perairan oleh kegiatan
penambangan terbagi dari sisi ekologi dan ekonomi. Dari sisi ekologi
berupa pembangunan bendungan serta Instalasi Pengolah Limbah (IPAL).
Sedangkan dari sisi ekonomi, khususnya bagi nelayan, dapat dilakukan
dengan penerapan strategi pertahanan hidup substitutif.
3.2 Saran
1. Kegiatan pertambangan di Indonesia harus dipantau secara ketat untuk
menghindari adanya penambangan ilegal yang seringkali mengabaikan
dampak negatif yang timbul pascapenambangan.
2. Setiap industri penambangan perlu melakukan recovery terhadap
lingkungan pada tahap pascaoperasi kegiatan penambangan agar dampak
yang merugikan dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA