Oleh :
MUHAMMAD ASRYF
NIM: 710014230
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
MUHAMMAD ASRYF
NIM: 710014230
(A.A. Inung Arie Adnyano, S.T., M.T.) (Bayurohman Pangacela Putra, S.T, M.T.)
NIK: 1973 0248 NIK : 1973 0296
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Pada Tanggal
Mengetahui, Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknologi Mineral Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
(Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T.) (Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T.)
NIK : 1973 0058 NIK : 1973 0296
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................vi
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
BAB 1 . PENDHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Batasan Masalah..................................................................................2
1.4 Maksud dan Tujuan.............................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian...............................................................................2
1.6 Metode Penelitian................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................6
2.1. Genesa Nikel Laterit...........................................................................6
2.1.1. Batuan asal................................................................................7
2.1.2. Iklim..........................................................................................7
2.1.3. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi.........................................7
2.1.4. Struktur.....................................................................................8
2.1.5. Topografi..................................................................................8
2.1.6. Waktu........................................................................................8
2.2. Endapan Nikel Laterit.........................................................................9
2.2.1. Lapisan Tanah Penutup............................................................9
2.2.2. Zona Limonit............................................................................9
2.2.3. Zona Saprolit............................................................................10
2.2.4. Bedrock.....................................................................................10
2.2.5. Kadar Air..................................................................................10
iv
2.3. Moisture Content Treatment..............................................................11
BAB III Jadwal Penelitian ...........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
v
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
35% sehingga perlu dilakukan upaya perawatan bijih nikel agar kadar air berada
pada level tersebut (MC≤35%). Pada penelitian ini pembahasan akan difokuskan
untuk membahas mekanisme upaya penanganan kadar air agar dapat dinilai
tingkat efektifitas upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
2
a. Memberikan pengetahuan dan bahan referensi tentang proses menurunkan
kadar air (MC Treatment) pada bijih nikel untuk memenuhi standar
ekspor kepada PT. Jhonlin Baratama.
b. Mampu memberi masukan dan bahan pertimbangan kepada PT. Jhonlin
Baratama guna meningkatkan efektifitas pelaksanaan MC Treatment.
3
Data Moisture Content.
Dokumentasi lapangan
b. Data sekunder
Yaitu data yang diambil berasal dari literature penelitian terdahulu, serta
arsip-arsip penunjang yang diperoleh dari PT. Jhonlin Baratama.
Peta lokasi daerah penelitian
Data curah hujan
4. Pengolahan data
Data yang telah terkumpul baik dari studi literatur maupun dari pengambilan
data di lapangan dikelompokan berdasarkan jenis dan kegunaannya. Data-data
tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan suatu kesimpulan
pertama/sementara. Kemudian dilakukan pengecekan kembali atau diteliti ulang
apakah kesimpulan tersebut cukup baik.
5. Kesimpulan
Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara.
Kemudian kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian
pembahasan. Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil
pengolahan data dengan permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan
hasil akhir untuk direkomendasikan dari semua masalah yang dibahas.
4
METODE PENELITIAN
STUDI LITERATUR
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA
PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN
SARAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Menurut Bolt (1979), kandungan yang terdapat pada batuan peridotit adalah
seperti pada tabel berikut ini
Tabel 2.1 Batuan Asal Bijih Nikel (Klasifikasi Bolt (1979)
Besi Oksida + Silika + Aluminium
BATUAN Nikel (%)
Magnesium (%) (%)
Peridotit 0,2000 43,3 49,9
Gabro 0,0160 16,6 66,1
Diorit 0,0040 11,7 73,4
Granit 0,0002 4,4 78,7
7
mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan akumulasi air hujan akan
lebih banyak humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk,
dimana hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel
yang lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
2.1.4. Struktur.
Struktur yang sangat dominan yang terdapat didaerah Polamaa ini adalah
struktur kekar (joint) dibandingkan terhadap struktur patahannya. Seperti
diketahui, batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas yang kecil sekali
sehingga penetrasi air sangat sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut
akan lebih memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih
intensif.
2.1.5. Topografi.
Keadaan topografi setempat akan sangat memengaruhi sirkulasi air beserta
reagen-reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-
lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih
dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi endapan
umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal
ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi. Pada
daerah yang curam
2.1.6. Waktu.
Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.
8
2.2. Endapan Nikel Laterit
9
goethite, disamping juga terdapat magnetit, hematit, kromit, serta kuarsa
sekunder.Pada goethite terikat nikel, krom, kobalt, vanadium, serta aluminium.
2.2.3. Zona Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan.Struktur dan
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zona saprolit yang
terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan nikel bertambah dengan
kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2–4 % sedangkan magnesium dan silikon
hanya sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari garnierit yang
menyerupai bentuk vein, mangan, serpentin, kuarsa sekunder yang bertekstur
boxwork (tekstur seperti jaring laba-laba), krisopras dan beberapa tempat sudah
terbentuk limonit yang mengandung Fehidroksida.
2.2.4. Bedrock
Merupakan bagian terbawah dari profil nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah- bongkah batuan dasar dengan ukuran >75 cm,
dan secara umum sudah tidak mengandung mineral ekonomis. Kadar mineral
mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% Ni dan Co
antara 0,01–0,30%. (Syafrizal, 2011)
10
kadar air. Kadar air yang tinggi akan menganggu proses metalurgi (kalsinasi) bijih
nikel. Berasarkan data standarisasi ekspor, kadar air untuk bijih nikel yang akan
diekspor maksimal 35%.
11
BAB III
JADWAL PENELITIAN
Peneltian ini akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan,
dengan lokasi :
Nama Perusahaan : PT. JHONLIN BARATAMA.
12
DAFTAR PUSTAKA
13