Anda di halaman 1dari 31

SEMINAR INDUSTRI

KESERASIAN KERJA ANTARA WHEEL LOADER DAN


DUMP TRUCK PADA TAMBANG TERBUKA PT. ANTAM
Tbk. KECAMATAN TAYAN HILIR KABUBAPATEN
SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Memenuhi Kurikulum Seminar Tambang


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :
KASIANUS PIRON
NIM : 710014231

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

KESERASIAN KERJA ANTARA WHEEL LOADER DAN


DUMP TRUCK PADA TAMBANG TERBUKA PT. ANTAM
Tbk. KECAMATAN TAYAN HILIR KABUBAPATEN
SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Dibuat Sebagai Salah Satu Persyaratan Memenuhi Kurikulum Seminar Tambang


Pada Program Studi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta

Oleh :
KASIANUS PIRON
NIM : 710014231

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :


Mengetahui Menyetujui
Ketua Prodi T. Pertambangan Dosen Pembimbing Seminar

Bayurohman Pangacella Putra, S.T., M.T. Shilvyanora Aprilia Rande, S.T., M


NIK : 19730296 NIK : 19730244

ii
SARI

PT Antam Tbk – UBP Bauksit Tayan Hilir Kalimantan Barat merupakan


salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penambangan bijih bauksit dengan
metode tambang terbuka (open cast) dengan pengoperasian peralatan mekanis
seperti wheel Loader untuk pemuatan dan dump truck untuk pengangkutan pada
kegiatan exportable fine ore. Pada kegiatan exportable fine ore produktivitas alat
mekanis sangat berpengaruh terhadap pencapaian target produksi, oleh karena itu,
objek penelitian ini ditekankan untuk dapat meningkatkan produksi alat muat
berdasarkan analisa nilai waktu edar (cycle time) alat muat dan waktu manuver
(spoting time) alat angkut, faktor kesesuaian (match factor) kebutuhan alat muat
dan alat angkut pada titik pemuatan (loading point) dengan pola pemuatan V-
Shape Loading. Keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck merupakan
factor yang sangat penting dan perlu sekali mendapat perhatian. Pada kenyataan
yang sesungguhnya dilapangan, kerja sama antara wheel loader dan dump truck
tersebut sering mengalami ketidakselarasan. Hal ini disebabkan oleh beberpa
factor yang sangat mempengaruhi, di antaranya yaitu kondisi front kerja, waktu
edar, keterampilan, pengalaman dan efisiensi operator, efisiensi kerja, keadaan
fisik dari wheel loader maupun dari dump truck. Untuk mengatasi masalah
tersebut dia atas, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk memaksimalkan
keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck. Upaya untuk memperbaiki
keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat angkut dilakukan dengan
mendasarkan pada perbaikan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Karena
berdasarkan hasil pengamatan, perbaikan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi akan lebih efekif dalam memperbaiki ketidakselarasan. Alat muat
dan alat angkut dikatakan serasi apabila kedua alat tersebut dapat bekerjasama
dengan baik. Dalam keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut tidak
terlepas dari produksi yang dihasilkan serta nilai yang dihasilkan mendekati 1.
Dalam penentuan nilai match factor itu sendiri bisa diketahui dari perhitungan
cycle time dan jumlah dari masing-masing alat mekanis itu sendiri.

Kata Kunci : Match Factor, Cycle Time, Perbaikan

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan laporan seminar yang berjudul “Keserasian
Kerja Antara Wheel Loader Dan Dump Truck Pada Tambang Terbuka Pt. Antam
Tbk. Kecamatan Tayan Hilir Kabubapaten Sanggau Provinsi Kalimantan
Barat”dapat terselesaikan.
Seminar Tambang ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat dalam
mendapat nilai mata kuliah pada semester tujuh pada Prodi Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. H.Ircham, MT, selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Setyo Pambudi, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Bayurohman Pangacella Putra, S.T,.MT, selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
4. Ibu Shilvyanora Aprillia Rande, S.T.,M.T., selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan Seminar ini.
5. Orang tua serta keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan serta doa
dan motivasi baik secara moral dan materi.
Seminar industri ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca . kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakan laporan Seminar ini. Terima kasih.

Yogyakarta, September 2021

iv
Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
SARI.......................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2
1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan ............................................................... 2
1.5 Metodologi Penulisan ............................................................................ 2
1.6 Manfaat Penulisan ................................................................................. 3
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 4
2.1 Konsep dasar keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut ........... 4
2.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi keserasian kerja antara
wheel loader dan dump truck ................................................................. 6
2.2.1 Kondisi front kerja ........................................................................ 7
2.2.2 Kekerasan material ....................................................................... 8
2.2.3 Pola pemuatan ............................................................................... 8
2.2.4 Kondisi jalan angkut .......................................................................9
2.2.5 Keterampilan, pengalaman dan efisiensi operator ........................11
2.2.6 Efisiensi kerja ...............................................................................12
2.2.7 Keadaan fisik dari alat muat dan alat angkut ................................12
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................14
3.1 Upaya perbaikan keserasian kerja antara wheel loader
dan dump truck...................................................................................... 14
3.1.1 Memperbaiki front penambangan ................................................14
3.1.2 Perawatan dan pemeliharaan kondisi tempat kerja ......................15
3.1.3 Pemberaian material yang keras ..................................................15
3.1.4 Pemilihan pola penggalian dan pemuatan yang tepat ..................16
3.1.5 Lebar jalan angkut .......................................................................16
3.1.6 Kemiringan jalan angkut .............................................................16
3.1.7 Jari-jari tikungan ..........................................................................16
3.1.8 Daya dukung material ..................................................................17
3.1.9 Meningkatkan keterampilan, pengalaman dan efisiensi
operator .......................................................................................17
3.1.10 Peningkatan waktu kerja efektif ................................................17

vi
3.1.11 Perawatan alat muat dan alat angkut .........................................19
BAB IV KESIMPULAN .....................................................................................20
4.1 Kesimpulan ............................................................................................20
4.2 Saran ......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA 21

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Keserasian kerja wheel loader dan dump truck ................................. 4
Gambar 2.2 Pengaruh keserasian kerja terhadap faktor kerja ............................... 6
Gambar 2.3 Pola pemuatan Cross Loading ........................................................... 8
Gambar 2.4 Pola pemuatan V-Shape Loading ........................................................9
Gambar 2.5 Lebar jalan angkut minimum dua jalur pada jalan angkut
lurus ...................................................................................................10
Gambar 2.6 Lebar jalan angkut untuk dua jalur pada tikungan ............................11

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT Antam Tbk – UBP Bauksit Tayan Hilir Kalimantan Barat merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penambangan bijih bauksit dengan
metode tambang terbuka (open cast) dengan pengoperasian peralatan mekanis
seperti wheel Loader untuk pemuatan dan dump truck untuk pengangkutan pada
kegiatan exportable fine ore. Pada kegiatan exportable fine ore produktivitas alat
mekanis sangat berpengaruh terhadap pencapaian target produksi, oleh karena itu,
objek penelitian ini ditekankan untuk dapat meningkatkan produksi alat muat
berdasarkan analisa nilai waktu edar (cycle time) alat muat dan waktu manuver
(spoting time) alat angkut, faktor kesesuaian (match factor) kebutuhan alat muat
dan alat angkut pada titik pemuatan (loading point) dengan pola pemuatan V-
Shape Loading.
Dalam suatu operasi penambangan pada tambang terbuka, jenis alat dan
ukuran alat yang digunakan harus disesuaikan dengan target produksi yang
diinginkan. Selain jenis dan ukuran alat, adanya sinkronisasi antara alat
pemindahan tanah mekanis satu dengan lainnya harus dipertimbangkan, sebab
kelancaran pekerjaaan pemindahan tanah mekanis terdiri dari berbagai kegiatan
kerja. Setiap kegiatan mempunyai peralatan dan kegiatan kerja yang berlainan,
dengan demikian suatu alat akan mempunyai ketergantungan terhadap alat yang
lain. Sinkronisasi dalam hal ini perlu dipikirkan agar ketergantungan kegiatan
kerja antara alat satu dan yang lain dapat lancar, sehingga setiap peralatan kerja
dapat bekerja dengan baik dan tidak ada “idle capacity”.
Keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck merupakan factor yang
sangat penting dan perlu sekali mendapat perhatian. Pada kenyataan yang
sesungguhnya dilapangan, kerja sama antara wheel loader dan dump truck
tersebut sering mengalami ketidakselarasan. Hal ini disebabkan oleh beberpa
factor yang sangat mempengaruhi, di antaranya yaitu kondisi front kerja, waktu

1
edar, keterampilan, pengalaman dan efisiensi operator, efisiensi kerja, keadaan
fisik dari wheel loader maupun dari dump truck.
Untuk mengatasi masalah tersebut dia atas, maka perlu dilakukan upaya-
upaya untuk memaksimalkan keserasian kerja antara wheel loader dan dump
truck.
Oleh karena itu, dengan tercapainya keserasian kerja antara wheel loader dan
dump truck, maka akan di dapatkan suatu kerja sama yang baik dan serasi antara
kedua alat tersebut sesuai dengan yang diingikan. Dengan demikian kebutuhan
target produksi baik wheel loader maupun dump truck terpenuhi.

1.2. Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam penulisan ini adalah adanya ketidakserasian kerja
antara wheel loader dan dump truck, sehingga akan terjadi waktu tunggu baik
pada wheel loader maupun dump truck.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah yang dibahas dalam penulisan ini hanya terbatas pada
faktor-faktor penyebab ketidakselarasan antara wheel loader dan dump truck, dan
upaya memperbaiki keserasian kerja antara kedua alat tersebut.

1.4. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan seminar ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui nilai match factor aktual antara wheel loader dan dumpt truck
yang ada di PT. Antam tbk.
2. Mengetahui factor penyebab ketidakserasian kerja antara wheel loader dan
dump truck.
3. Memberikan rekomendasi upaya perbaikan yang dapat dilakukan guna
memperbaiki keserasian antara wheel loader dan dump truck.

1.5. Metode Penulisan


Tahapan metodologi yang dilakukan dalam penulisan ini adalah :
1. Studi Literatur.
Studi literature adalah pengumpulan bahan data dari pustaka yang menunjang
terhadap materi-materi yang diangkat, yang dapat diperoleh dari :

2
a. Jurnal dan Prosiding.
b. Buku Perpustakaan
c. Internet.
2. Kompilkasi bahan pustaka.
Komplikasi bahan pustaka bertujuan untuk :
a. Mengumpulkan bahan pustaka dan mengkelompokkan untuk memudahkan
dalam penyusunan draft nantinya.
b. Memilih nilai karakteristik bahan pustaka yang mewakili objek
pembahasan.
c. Mengetahui keakuratan bahan pustaka, sehingga kerja menjadi lebih efisien.
3. Penulisan.
Penulisan draft secara deskriptif dengan mengabungkan semua materi yang
didapatkan dari berbagai sumber seperti internet, jurnal dan prosiding dan buku
perpustakaan.
4. Pembahasan.
Menjelaskan semua rumusan masalah yang akan dibahas dengan tujuan untuk
memperoleh kesimpulan.
5. Kesimpulan.
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukannya pembahasan data yang dimana
membahas semua rumusan masalah yang ada. Kesimpulan merupakan suatu hasil
akhir dari semua aspek yang telah dibahas.

1.6. Manfaat Penulisan


1. Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk sebagai pertimbangan dalam
rancangan kegiatan reklamasi.
2. Bagi Penulis
Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian terhadap kegiatan
penambangan di lapangan dan sebagai bahan untuk pembuatan Seminar Industri.

3
BAB II
DASAR TEORI

Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada kegiatan penambangan adalah


suatu kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan material hasil penggalian ke
tempat penimbunan (disposal) dengan menggunakan alat-alat mekanis. Kondisi di
lapangan sangat mempengaruhi kemampuan tingkat keserasian kerja antara alat
muat dan alat angkut.
2.1 Konsep Dasar Keserasian Kerja Alat Muat Dan Alat Angkut
Keserasian/keserasian kerja adalah pengaturan kegiatan kerja dan
penyesuaian kemampuan alat yang berbeda jenis yang bekerja sama dalam satu
sistem, sehingga terdapat keserasian kerja antara alat tersebut dalam kerjanya.
Keserasian kerja merupakan salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk
mengetahui hasil kerja (keberhasilan) suatu alat mekanis.

Gambar 2.1.Keserasian kerja wheel loader dan


dump truck

Alat muat dan alat angkut dikatakan serasi apabila kedua alat tersebut dapat
bekerjasama dengan baik. Dalam keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut
tidak terlepas dari produksi yang dihasilkan, karena untuk mengetahui serasi atau
tidaknya alat muat dan alat angkut dapat diketahui salah satunya dengan cara
mengetahui produksi yang dihasilkan dari masing-masing alat.

4
Sejumlah alat angkut (truck) bekerja melayani sejumlah alat muat, serasi
apabila: produksi alat muat = produksi alat angkut (truck). (Yanto
Indonesianto,2004).
Untuk menentukan produksi alat muat setiap jamnya dapat digunakan

60
rumus: P gali−muat = x Km x Ff x Sf x Ek ....................................................2.1
CTm
Keterangan :
P gali-muat = produksi alat gali-muat, (BCM/jam)
CTm = waktu edar alat gali-muat, (menit)
Km = kapasitas mangkuk, (m3)
Ff = factor pengisian mangkuk, (%)
Sf = swell factor (faktor pengembangan), (%)
Ek = efisiensi kerja alat gali-muat, (%)
Untuk menentukan produksi alat angkut (dump truck) dapat digunakan

60
rumus : P angkut = x n x Km x Ff x Sf x Ek .....................................................2.2
CTa
Keterangan:
P angkut = produksi alat angkut, (BCM/jam)
CTa = waktu edar alat angkut, (menit)
n = jumlah pengisian mangkuk alat gali-muat ke bak alat angkut
Km = kapasitas mangkuk, (%)
Ff = faktor pengisian mangkuk, (%)
Sf = swell factor (faktor pengembangan), (%)
Ek = efisiensi kerja alat angkut, (%)
Dengan penjabaran, produksi alat muat = produksi truck, maka:
Produksi truck
1= 1 artinya MATCH
Produksi alat muat
NT x CL
Sehingga diperoleh rumus: Match Factor = ………………….2.3
NL x CT
Keterangan :
NT = Jumlah Truck
NL = Jumlah alat muat

5
CT = Waktu edar (cycle time) truck
CL = Waktu edar (cycle time) alat muat
Pengaruh keserasian kerja terhadap faktor kerja dapat dilihat pada Gambar
2.2. ( Yanto Indonesianto, 2006).

Gambar 2.2. Pengaruh keserasian kerja terhadap faktor kerja


(Yanto Indonesianto, 2006.)
Adapun cara untuk menyimpulkan tingkat keserasian kerja alat sebagai
berikut:
1. MF<1, berarti ini menunjukan faktor kerja alat angkut 100% sedangkan
alat gali muat faktor kerja kurang dari 100%. Untuk kasus dilapangan
biasanya alat angkut sibuk pada proses pengangkutan sedangkan alat gali
muat banyak menunggu datangnya alat angkut.
2. MF= 1, berarti keserasian kerja sempurna, keadaan ini menunjukan
faktor kerja alat gali-muat dan alat angkut 100%. Pada kasus dilapangan
biasanya alat gali-muat tidak dalam keadaan menunggu alat angkut dan
alat angkut sibuk dalam proses pengangkutan.
3. MF> 1, berarti keadaan ini menunjakan faktor kerja alat gali-muat 100%
sedangkan alat angkut faktor kerja kurang dari 100%. Pada kondisi
dilapangan menunjukan bahwa alat gali-muat melayani alat angkut
sedangkan alat angkut menunggu untuk dimuati.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keserasian Kerja Antara Wheel


Loader Dan Dump Truck
Penilaian terhadap keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck harus
selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Beberapa faktor

6
yang mempengaruhi keserasian kerja alat gali-muat dan alat angkut meliputi front
kerja, kekerasan material, pola pemuatan, kondisi jalan angkut, keterampilan,
pengalaman dan efisiensi operator, efisiensi kerja, keadaan fisik dari wheel loader
maupun dari dump truck. (August Suryaputra, 2009).
2.2.1 Kondisi Front Kerja
Tempat kerja tidak hanya harus memenuhi syarat bagi pencapaiaan sasaran
produksi tetapi juga harus aman bagi penempatan alat beserta mobilitas
pekerjaaan yang berada disekitarnya. Tempat kerja yang luas akan
memperkecil waktu edar alat karena ada cukup tempat untuk berbagi kegiatan.
Waktu edar suatu alat dapat didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan
oleh suatu alat untuk bekerja (beroperasi) dalam satu kali putaran. Semakin
kecil waktu edar dari suatu alat, maka produksi yang dihasilkan akan semakin
tinggi. Waktu edar dari alat gali-muat dan alat angkut terdiri atas komponen-
kompenen waktu, yaitu :
1. Waktu Edar Wheel Loader (Alat Gali-Muat)
Waktu edar wheel loader tergantung dari empat gerakan dasar, yaitu :
a. Menggali dan memuat material tanah penutup di dalam mangkuk.
b. Berputar dengan muatan.
c. Menumpahkan muatan ke dalam bak alat angkut.
d. Berputar tanpa muatan.

Empat gerakan dasar di atas akan menentukan lama waktu edar, tetapi
waktu edar juga tergantung dari ukuran wheel loader. Wheel loader yang
kecil waktu edarnya akan lebih cepat dari pada wheel loader yang besar dan
kondisi kerja juga berpengaruh.
2. Waktu Edar Dump Truck (Alat Angkut)
Waktu edar dump truck terdiri dari :
a. Pengisian muatan
b. Pengangkutan muatan
c. Manuver isi
d. Kembali kosong
e. Manuver kosong

7
2.2.2 Kekerasan material
Material yang keras akan lebih sukar untuk diuraikan, digali atau dikupas
oleh alat mekanis. Hal ini mengakibatkan bertambahnya waktu edar dan angka
pengisian alat muat oleh material.
2.2.3. Pola Pemuatan
Pola pemuatan tergantung pada kondisi lapangan operasi pengupasan
lapisan tanah penutup serta alat mekanis yang digunakan. Setiap alat angkut
datang, mangkuk alat gali-muat sudah terisi penuh dan siap ditumpahkan ke
dalam bak angkut tersebut. Setelah alat angkut terisi penuh segera berjalan ke
dalam pembuangan dan dilanjutkan dengan alat angkut lainnya untuk dimuati
sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut maupun alat gali-
muatnya.
Dalam pekerjaan pemuatan (loading) dikenal 2 (dua) metode, yaitu:
1. Cross loading (I-Shape Loading)
Cross loading yaitu apabila gerakan wheel loader hanya maju- mundur,
sedangkan gerakan trucknya juga maju-mundur tetapi memotong arah gerak
wheel loader.

Gambar 2.3 Pola Pemuatan Cross Loading

2. V-Shape Loading

8
V-Shape Loading yaitu metode loading material yang sangat
mengandalakan mobilitas alat wheel loader. Metode ini paling sering
digunakan untuk wheel loader. Karena sifat mobilitasnya yang cukup
tinggi, sehingga memungkinkan untuk bergerak dan manuver dengan lebih
leluasa. Sedangkan alat angkut tetap pada posisinya. Manuver wheel loader
ini biasa memebentuk huruf “V”. maka itu disebut sebagai V-Shape
Loading

Gambar 2.4 Pola pemuatan V-Shape loading


2.2.4 Kondisi Jalan Angkut
Salah satu sasaran yang penting dalam kelangsungan operasi
penambangan terutama dalam pergerakan alat-alat mekanis berupa alat muat
dan alat angkut adalah kondisi jalan tambang yang akan digunakan. Fungsi
jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama dalam kegiatan
pengangkutan. Dimana kekerasan, kehalusan, kemiringan, dan lebar jalan
sangat berpengaruh terhadap waktu edarnya. Waktu edar alat angkut akan
semakin kecil apabila alat tersebut dioperasikan pada kondisi jalan yang
diperkeras, halus dan relatif datar, sehingga akan meningkatkan produktivitas
kerja alat. Secara geometri yang perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam
penggunaan jalan angkut :
a. Lebar jalan angkut lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :

9
L (m) = n. Wt + ( n + 1 ) ( 0,5. Wt )
Keterangan :
L (m) : lebar minimum jalan angkut, (meter)
N : jumlah jalur
Wt : lebar jalan angkut, (meter)
Apabila tidak sesuai dengan ketentuan menurut perhitungan, harus
dilakukan perubahan karena selain dapat menghambat dalam kegiatan
pengangkutan juga berbahaya bagi keselamatan operator dan kendaraan
yang beroperasi. Dapat dilihat pada Gambar 2.4. ( Yanto Indonesianto, 2006
)

Gambar 2.5. Lembar jalan angkut minimum dua jalur pada


jalan angkut lurus (Yanto Indonesianto 2006)
b. Lebar jalan pada tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar pada jalan lurus.
Untuk jalan ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung berdasarkan :
1. Lebar jejak ban
2. Lebar tonjolan alat angkut bagian depan dan belakangan pada
saatmembelok
3. Jarak antar alat angkut pada saat bersimpangan
4. Jarak alat angkut terhadap tepi jalan
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tinkungan dapat
menggunakan rumus :
Lt = n ( U + Fa + Fb + Z ) + C
Z = C = ½ ( U + Fa + Fb)
Keterangan :
Lt : lebar jalan angkut pada tikungan, (meter)

10
n : jumlah jalur
U : jarak jejak roda kendaraan, (meter)
Fa : lebar juntai depan, (meter)
Fb : lebar juntai belakang, (meter)
Z : jarak sisi luar truk ke tepi jalan, (meter)
C : jarak antara dua truk yang akan bersimpangan, (meter)

Gambar 2.6 Lebar jalan angkut untuk dua jalur pada tikungan
(Yanto Indonesianto,2004)
c. Kemiringan jalan angkut
Kemiringan atau grade jalan angkut juga harus diamati dalam kegiatan
evaluasi terhadap kondisi jalan tambang, karena berhubungan langsung
dengan kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam
mengatasi tanjakan. Kemiringan ini umumnya dinyatakan dalam (%), dalam
arti kemiringan 1% menunjukkan jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau
1 feet tiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 feet.
d. Daya dukung material
Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung
alat yang berada di atasnya. Suatu alat yang ditempatkan di atas material
akan memberikan graound pressure. Perlawanan yang di berikan material
itulah yang disebut daya dukung material. Untuk mengetahui kemampuan
dan kekuatan jalan angkut terhadap beban kendaraan dan muatan yang
melaluinya perlu diketahui daya dukung material dan beban kendaraan.
2.2.5 Keterampilan, Pengalaman Efisiensi Operator

11
Keterampilan dan pengalaman operator akan mempengaruhi besar
kecilnya waktu edar alat mekanis, semakin berpengalaman dan terampilnya
operator akan semakin memperkecil waktu edar.
Operator merupakan seseorang yang tugasnya meyiapkan dan
menggerakkan alat-alat mekanis. Efisiensi operator berkaitan dengan faktor
manusia sehingga efisiensinya sukar untuk ditentukan karena selalu berubah-
ubah setiap harinya.
2.2.6 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksaan suatu pekerjaan atau
merupakan perbandingan anatara waktu yang dipakai untuk bekerja dengan
waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Waktu yang dipakai
untuk bekerja atau kerja efektif adalah waktu yang benar-benar digunakan oleh
operator bersama alat mekanis yang digunakan oleh operator bersama alat
mekanis yang digunakan untuk kegiatan produksi. Waktu kerja yang tersedia
dalam kenyataannya belum dapat digunakan seluruhnya untuk produksi. Hal
ini disebabkan karena adanya hambatan-hambatan yang terjadi selama alat
mekanis tersebut berproduksi baik hambatan yang dapat dihindari maupun
hambatan yang tidak dapat dihindari (Partanto Prodjosumarto, 1990).
Bebebarapa faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap efisiensi kerja,
sebagai berikut :
a. Waktu kerja yang tersedia
Waktu kerja yang tersedia adalah jumlah jam kerja yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penambangan. Efisiensi kerja akan semakin besar
apabila jumlah waktu yang disediakan digunakan secara optimal.
b. Hambatan-hambatan yang terjadi
Dalam kenyataannya dialapangan akan terjadi hambatan-hambatan baik
yang dapat dihindari maupun hambatan yang tidak dapat dihindari, jika
jumlah jam kerja dapat dimanfaatkan secara efektif, diharapkan produksi
dari alat muat dan alat angkut dapat optimal.
Efisiensi kerja merupakan tingkat keberhasilan dalam penggunaan
waktu yang tersedia, disini kecakapan operator dalam menjalankan alat
sangat berpengaruh terhadap besarnya produksi dimana operator yang

12
berpengalaman dapat menempatkan alatnya secara dalam efisien ( Partanto
Prodjosumarto,1990).
2.2.7 Keadaan Fisik Dari Alat muat dan Alat Angkut
Keadaan fisik dari alat sangat menentukan keserasian kerja antara alat
muat dan alat angkut. Karena apabila alat semakin lama dipakai, keadaan
fisiknya semakin menurun yang mengakibatkan efisiensinya juga semakin
berkurang. Menurunya efisiensi akan mengakibatkan waktu edar, sehingga
akan menurukan keserasian antara kedua alat tersebut.

13
BAB III
PEMBAHASAN

Keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck dalam suatu operasi
penambangan pada tambang terbuka, merupakan hal yang sangat penting sekali
untuk dibahas. Untuk mencapai sasaran produksi dari masing-masing alat,
diperlukan adanya penilaian terhadap keserasian kerja antara alat muat dan alat
angkut yang digunakan. Penilaian tersebut dilakukan dengan cara pengamatan dan
penilaian terhadap keadaan di lapangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keserasian kerja alat-alat tersebut. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan untuk
faktor-faktor tersebut.
3.1 Upaya Perbaikan Keserasian Kerja Antara Wheel Loader Dan Dump
Truck
Upaya untuk memperbaiki keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat
angkut dilakukan dengan mendasarkan pada perbaikan dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Karena berdasarkan hasil pengamatan, perbaikan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi akan lebih efekif dalam memperbaiki
ketidakselarasan.
3.1.1 Memperbaiki Front Penambangan
Peralatan mekanis pada tambang terbuka cenderung berukuran besar
sehingga memerlukan area yang luas dalam beroperasi. Apabila kondisi dari
front penambangan tidak memenuhi syarat akan berakibat peralatan mekanis
tidak dapat melakukan pergerakan dengan maksimal. Keterbatasan pergerakan
alat mekanis akan berdampak pada bertambahnya waktu edar alat. Berkaitan
dengan permasalahan ini maka perlu dilakukan perbaikan terhadap kondisi
front penambangan.
Untuk memperbaiki front penambangan dapat dilakukan dengan
melakukan pelebaran terhadap area front. Sehingga dengan dilakukannya
pelebaran ini dapat menekan waktu edar alat muat maupun alat angkutnya.
Pelebaran front penambagan tetap harus memperhatikan faktor keselamatan.

14
3.1.2 Perawatan dan Pemeliharaan Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja dapat mempengaruhi kinerja alat muat dan alat
angkut sehingga berdampak pada tingkat keserasian kerja antara kedua alat
tersebut. Pemeliharaan dan perawatan jalan produksi merupakan suatu
pekerjaan yang perlu mendapat perhatian khusus demi menunjang kelancaran
produksi dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja.
Pada pinsipnya pemeliharaan jalan angkut ditekankan pada pemeliharaan
kondisi permukaan jalan angkut dan pemeliharaan saluran drainase. Pada
musim kemarau, lapisan permukaan akan menjadi debu yang sangat
menganggu kenyamanan, keselamatan dan kesehatan pengemudi dan orang-
orang yang berada dilokasi penambangan tersebut, maka dari itu perlu
dilakukan penyiraman dengan menggunakan water truck. Tetapi penyiraman
yang dilakukan jangan sampai membuat jalan menjadi becek karena akan
menganggu laju kendaraan. Demikian pula pada musim hujan, debu tersebut
akan menjadi lumpur yang akan membuat jalan angkut menjadi licin. Hal ini
juga akan sangat menghambat laju produksi dari alat angkut karena pada
kondisi tersebut operasi alat angkut akan dihentikan untuk menjaga keamanan
dan keselamatan kerja para pekerja tambang. Hal ini sering sekali terjadi
apabila musim penghujan datang. Setelah hujan, jalan angkut dibersihkan
dengan menggunakan motor grader untuk menyingkirkan lapisan lumpur yang
ada di permukaan jalan.
3.1.3 Pemberaian Mineral Yang Keras
Keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck dalam suatu operasi
penambangan pada tambang terbuka dipengaruhi oleh macam dan keadaan
material. Material yang dimuat ke bak alat angkut, akan dipengaruhi oleh
macam dan jenisnya. Oleh sebab itu, apabila material yang akan dimuat
bersifat keras akan menyebabkan bertambahnya waktu edar pemuatan. Begitu
pula sebaliknya apabila jenis material tersebut bersifat tidak keras maka waktu
edarnya lebih pendek.
Untuk mengatasi hal ini maka matererial perlu dilakukan pemberaian
terlebih dahulu dengan cara peledakan. Setelah dilakukan peledakan material
akan pecah menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga akan mengurangi waktu

15
edar alat gali-muat untuk mengambil dan memuatkan material ke dalam dump
truck.
3.1.4 Pemilihan Pola Penggalian dan Pemuatan Yang Tepat
Pemilihan pola penggalian dan pemuatan harus disesuaikan dengan medan
kerja di lapangan. Apabila medan kerja sempit digunakan pola pemuatan cross
loading, karena dengan menggunakan pola pemuatan cross loading tidak
memakan banyak tempat untuk pergerakan dari wheel loader.
Apabila medan kerjanya luas digunakan pola pemuatan V-Shape Loading,
karena dapat memanfaatkan mobilitas dari wheel loader secara maksimal,
sehingga proses kerja akan lebih cepat. Dengan menerapkan pola sesuai
dengan medan kerja di lapangan maka waktu edar dapat ditekan.
3.1.5 Lebar Jalan Angkut
Lebar jalan angkut untuk dua jalur harus disesuaikan dengan perhitungan
menggunakan rumus yang telah dibahas dalam dasar teori. Apabila lebar jalan
angkut tidak sesaui dengan ketentuan perhitungan maka harus dilakukan
perubahan, karena lebar jalan yang tidak memenuhi syarat akan menghambat
kegiatan pengangkutan misalnya pada saat dua buah truck melintas secara
bersamaan berlawanan arah harus salah satu berhenti terlebih dahulu, karena
apabila tetap bersamaan jalannya akan bertabrakan. Waktu untuk berhenti ini
akan menambah waktu edar alat sehingga keserasian kerja alat akan menurun.
3.1.6 Kemiringan Jalan Angkut
Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor penting yang
harus diamati secara detail dalam kegiatan terhadap kondisi jalan tambang. Hal
ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan
kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi
tanjakan. Kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh
angkut besarnya berkisar antara 10% - 18%. Akan tetapi untuk jalan naik
maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum 8%.
3.1.7 Jari - Jari Tikungan
Besarnya jari-jari tikungan pada jalan angkut mempengaruhi waktu edar
dari peralatan mekanis. Jari-jari tikungan yang baik dibuat agar pada saat alat

16
angkut berbelok operator tidak perlu mengurangi kecepatan, sehingga waktu
edar alat dapat ditekan.
3.1.8 Daya Dukung Material
Pada umumnya, konstruksi jalan di tambang yang menhubungkan lokasi
front penambangan ke tempat penimbunan merupakan struktur asli dari
material yang ada, karena sifat jalan tambang itu hanya sementara. Sehingga
tidak ada konstruksi khusus untuk daya dukung jalan. Dengan demikian, jalan
seringkali mengalami kerusakan berupa timbulnya jalan bergelombang
mengakibatkan alat angkut yang lewat di atas jalan ini akan mengurangi
kecepatan sehingga waktu edar alat akan meningkat. Kerusakan jalan ini
disebabkan karena daya dukung jalan lebih kecil dari pada beban yang diterima
oleh permukaan. Untuk mengatasi kondisi kerusakan jalan seperti ini
penggunaan motor grader sangat diperlukan, perawatan jalan secara rutin dan
berkala dapat membantu mengoptimalkan kerja alat angkut.
3.1.9 Meningkatkan Keterampilan, Pengalaman Dan Efisiensi Operator
Operator merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
keserasian kerja antara wheel loader dan dump truck. Untuk menciptakan
operator yang berkompeten dan profesional, maka operator harus diberikan
pelatihan-pelatihan khusus secara berkala.
3.1.10 Peningkatan Waktu Kerja Efektif
Produksi peralatan mekanis merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk menilai keserasian kerja antara peralatan mekanis, dengan
semakin besarnya jam kerja efektif maka produksi akan semakin besar. Pada
kondisi di lapangan sering kali kerja sama antara wheel loader dan dump truck
tidak serasi. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya waktu kerja efektif
sebagai akibat dari hambatan-hambatan yang ada, baik hambatan yang dapat
dihindari maupun hambatan yang tidak dapat dihindari.
Peningkatan waktu kerja efektif dilakukan dengan cara mengurangi atau
menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat dihindari. Untuk hambatan
yang tidak dapat dihindari adalah tetap.
Dengan berkurangnya waktu yang hilang akibat hambatan maka waktu
kerja efektif dapat ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan

17
waktu kerja efektif adalah dengan melakukan perbaikan waktu kerja terhadap
hambatan yang dapat dihindari.
Perbaikan terhadap hambatan yang dapat dihindari adalah sebagai berikut :
a. Berhenti bekerja lebih awal
Berdasarkan pengamatan, operator alat muat dan alat angkut berhenti
bekerja sebelum waktu kerja berakhir dengan besaran waktu 15 menit dan
17 menit. Hambatan ini dapat ditekan sampai 7 menit untuk alat muat dan
10 menit untuk alat angkut dengan adanya pengawasan yang lebih baik dari
forman.
b. Istirahat terlalu lama
Istirahat yang terlalu cepat dan memulai kerja terlambat setelah jam
istirahat sebenarnya dapat dihindari, tapi tenggang waktu lebih yang
diberikan sebaiknya tidak lebih dari 10 menit untuk alat muat dan alat
angkut. Jam istirahat hendaknya dimulai saat pekerja masih di pit. Karena
pada umumnya karyawan beristirahat di dalam unit alat kerja karena pada
saat jam istirahat operator telah dibagikan makanan oleh petugas catering
sehingga operator tidak perlu berhenti beroperasi terlalu cepat. Jika istirahat
dimulai jam 12.00 bearti pekerja menghentikan pekerjaanya di pit tepat jam
12.00 untuk hari jumat yaitu berhenti pada pukul 11.30.
c. Keperluan operator
Dari hasil pengamatan di lapangan, waktu yang dibutuhkan untuk
operator alat muat dan alat angkut untuk keperluaan pribadi minimal adalah
6 menit untuk alat muat dan 5 menit untuk alat amgkut, dari waktu yang
terjadi sebesar 8 menit dan 10 menit. Waktu ini dapat dikurangi dengan cara
apabila operator akan melakukan kegiatan pribadi dapat dilakukan dalam
waktu yang cukup singkat,dan untuk kegiatan buang air besar dan air kecil
dapat dikurangi dengan cara menginformasi kepada forman untuk
penjemputan lebih awal sehingga akan mengurangi waktu dari kegiatan ini.
d. Terlambat awal shift
Terlambat bekerja dikarenakan terlambatnya bus karyawan
mengantarkan dari mess karyawan menuju pit. Hambatan ini dapat ditekan

18
dengan menyiapkan buskaryawan dan sopir bus lebih awal, sehingga
toleransi keterlambatan dapat ditekan.
Alasan tidak dapat melakukan perbaikan terhadap hambatan yang tidak
dapat dihindari adalah sebagai berikut:
a. Hujan dan pengeringan jalan
Waktu yang hilang karena adanya gangguan alam yaitu hujan yang
mengakibatkan licin dan berlumpur. Waktu yang hilang tidak dapat
dikurangi karena ini merupakan proses alam.
b. Perbaikan front kerja
Perbaikan front kerja dilakukan disekitar daerah loading point,
dimana perbaikan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tingkat
kerusakan yang dialami oleh alat angkut yaitu mengalami pecah ban
akibat melindas material pada saat melakukan pemuatan dan juga
bertujuan mengurangi waktu alat muat untuk menggaruk material yang
terlalu jauh.
c. Kerusakan alat
Waktu yang hilang akibat adanya perbaikan terhadap alat yang
mengalami kerusakan. Hambatan ini tidak dapat dihindari karena waktu
kerusakan alat tidak dapat direncanakan.
d. Pemeriksaan harian
Waktu yang sudah direncanakan untuk melakukan pengecekan alat
pada setiap awal sebelum bekerja.
e. Pengisian bahan bakar
Waktu yang hilang akibat alat kehabisan bahan bakar, hambatan ini
hanya terjadi pada saat alat angkut, dikarenakan alat angkut lebih
konsumtif terhadap bahan bakar. Sedangkan waktu yang hilang akibat
pengisian bahan bakar pada alat muat tidak terjadi karena pengisian
bahan dilakukan pada saat ganti shif kerja.
3.1.11 Perawatan Alat Muat Dan Alat Angkut
Umur dari alat perlu di perhatikan sebab apabila alat tersebut semakin
lama dipakai efisiensinya akan semakin berkurang. Tetapi jika perawatan

19
terhadap alat tersebut baik akan memperbesar efisiensi dan juga
memperpanjang umur pakai alat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi keserasian kerja antara wheel loader dan dump
truck pada prinsipnya berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi waktu
edar. Waktu edar yang optimal akan meningkatkan keserasian kerja antara
wheel loader dan dump truck.
2. Untuk menentukan selaras atau tidaknya alat muat dan alat angkut yaitu
menggunakan match factor tidak sama dengan satu berarti terjadi
ketidakselarasan antara alat muat dan alat angkut.
a. Jika match factor < 1, berarti alat angkut mempunyai faktor kerja 100% dan
terdapat waktu tunggu pada alat muatnya. Hal ini dapat diselaraskan dengan
menambah jumlah alat angkut atau dengan mengurangi waktu edar dump
truck.
b. Jika match factor > 1, bearti alat muat mempunyai faktor kerja 100% dan
terdapat waktu tunggu pada alat angkutnya. Hal ini dapat diselarasakan
dengan menguragi jumlah alat angkut atau dengan mengurangi waktu edar
alat muatnya (wheel loader).
4.2 saran
1. Perlu adanya pengawasan terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan untuk
mencegah hambatan-hambatan yang terjadi selama bekerja.
2. Perlu adanya kesiapan dari tim mekanik untuk mengurangi waktu yang
terbuang akibat adanya kerusakan dari alat muat dan angkut yang tidak terduga
3. Perlu adanya perawatan secara berkala untuk mencegah timbulnya kerusakan
alat karena faktor umur pakai alat.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

Indonesianto, Yanto. 2014. Pemindahan Tanah Mekanis. Program Studi Teknik


Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta
Indonesianto, Yanto. 2006. Pemindahahan tanah Mekanis. Program Studi Teknik
Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta.
Suryaputra, August. 2009. Kajian Teknis Produksi Alat Muat dan Alat Angkut
Pada Kegiatan Pengupasan Tanah Penutup PT. Marunda Grahamineral di
Kecamatan Lauh Tuhup, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran
Yogyakarta.
Prodjosumarto, Partanto. 1990. Pemindahan Tanah Mekanis. Departemen
Tambang, Institut Teknologi Bandung.

22
23

Anda mungkin juga menyukai