PROPOSAL
SEKAL
09320140069
MAKASSAR
2020
HALAMAN PENGESAHAN
SEKAL
093 2014 0069
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (S-1)
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Muslim Indonesia
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Anshariah, S.ST., M.T., IPP. Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T., M.T., IPP.
NIPS. 109 070 851 NIPS. 109 161 424
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, karunia dan
nikmat yang diberikan kepada kita baik itu berupa nikmat keislaman, nikmat
kesehatan serta nikmat kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian tugas akhir yang berjudul “Analisis Kualitas Batubara Seam C1 dan
Seam D Pada PT Bintang Alam Rejeki Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur” yang menjadi syarat untuk menyelesaikan program studi
strata satu (S1) pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Muslim Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal tugas
akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil.
Olehnya itu, dengan segala kerendahan hati melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., selaku
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Program
Studi Tenik pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia.
3. Bapak Ir. Hasbi Bakri, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., selaku Dosen
Pembimbing Akademik.
4. Ibu Ir. Anshariah, S.ST., M.T., IPP., selaku Dosen Pembimbing Satu.
5. Bapak Ir. Alam Budiman Thamsi, S.T., M.T., IPP., selaku Pembimbing Dua.
6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia yang telah
banyak membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu.
7. Seluruh Staf Administrasi Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia yang telah banyak
membantu.
iii
8. Saudara-saudariku di Program Studi Teknik Pertambangan Universitas
Muslim Indonesia yang selalu memberikan semangat dan kepada semua
pihak terkait yang telah membatu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
9. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan doa, materi dan
moril.
Akhir kata, semoga proposal penelitian ini menjadi hal yang membawa
manfaat dan sekiranya segala kekurangan yang masih dijumpai dapat menjadi bahan
koreksi untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Batubara adalah salah satu bahan galian yang memiliki peran cukup penting
dalam industri pertambangan di Indonesia. Sejak sekian lama batubara tidak hanya
digunakan sebagai pembangkit listrik semata. Namun, digunakan pula sebagai
bahan bakar utama dalam pembutatan semen, produksi baja dan berbagai kegiatan
industri lainnya. Batubara digunakan sebagai pembangkit listrik hampir 40%
di seluruh dunia (Malaidji et al, 2018).
Batubara juga merupakan bahan galian strategis dan menempati posisi yang
sangat penting dalam pembangunan nasional, maka posisi batubara sebagai bahan
bakar alternatif yang sangat diharapkan dapat mengantisipasi krisis energi dengan
meningkatkan pemanfaatannya untuk keperluan domestik sebagai bahan bakar pada
pembangkit tenaga listrik, industri maupun untuk kepentingan ekspor. Untuk
keperluan ini dibutuhkan batubara yang mempunyai kualitas yang baik. Kualiatas
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pengaruh kandungan
kandungan air, abu, zat terbang, karbon padat yang dapat menurunkan kualitas pada
batubara (Muchjidin, 2006).
Batubara sebagai salah satu sumber energi alternatif dunia yang terbentuk
dari fosil sisa-sisa tanaman yang tertimbun jutaan hingga ribuan tahun yang lalu
jauh didalam lapisan bumi. Batubara dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan
bakar selain minyak bumi, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan briket.
Oleh karena itu, seiring perkembangan zaman suatu perusahaan mulai mengelola
batubara dengan baik agar dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan konsumen
dalam hal bahan bakar dan listrik di dunia (Muchjidin, 2006).
Batubara yang akan digunakan harus sesuai dengan implementasi yang
dipilih berdasarkan kualitas dan kuantitas yang baik. Demi mendapatkan hal
tersebut, maka beberapa sampel batubara harus melalui analisis-analisis tertentu
sehingga kualitas batubara yang dihasilkan dari proses penambangan dapat
mencapai target mutu yang diinginkan oleh konsumen (Sukandarrumidi, 2006).
8
Kualitas batubara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah satunya adalah
pengaruh kandungan air, kadar abu, zat terbang, dan karbon padat yang dapat
menurunkan kualitas pada batubara (Sukandarrumidi, 2006).
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai “Analisis
Kualitas Batubara Seam C1 dan Seam D pada PT Bintang Alam Rejeki Kabupaten
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur“
1.3.1 Maksud
1.3.2 Tujuan
9
1.5 Manfaat Penelitian
1.6.1 Alat
1.6.2 Bahan
1. Sampel Batubara.
Penulis melakukan kegiatan kerja praktek mulai dari tanggal 25 Juni sampai
28 Juli 2019. Dari kota Makassar perjalanan dapat ditempuh dengan kapal
laut melalui pelabuhan Soekarno Hatta Makassar ke pelabuhan Semayang di Kota
Balikpapan dengan waktu ± 23 jam. Lokasi penambangan terletak ± 173 km ke
utara kota Balikpapan kondisi jalan untuk mencapai Kecamatan Sebulu cukup bagus
(beraspal) sehingga dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan bermotor
dengan waktu tempuh ± 5 jam dari kota Balikpapan, setelah tiba di
Kecamatan Sebulu kemudian ke lokasi penambangan berjarak ± 7 km ke arah
barat selatan ditempuh ± 15 menit menggunakan minibus. Posisi geografis daerah
penambangan yaitu S 0º11’39”–E 116º57’31”. Peta lokasi penelitian dapat dilihat
1
0
pada gambar 1.1.
1
1
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA
5
sekitar 270-350 juta tahun yang terjadi karena adanya tekanan dan temperatur yang
tinggi. Hal ini berarti pada proses pembatubaraan, utamanya dipengaruhi
oleh kenaikan suhu tekanan dan waktu proses. Rank batubara akan meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu (Pratiwi, 2012).
Pembatubaraan akan terbentuk jika tekanan terhadap lapisan gambut
meningkat dengan bertambah tebalnya lapisan sedimen sehingga akan
meningkatkan temperatur. Temperatur juga akan meningkat dengan bertambahnya
kedalaman. Selain itu, kenaikan tekanan dan temperatur dapat disebabkan pula
oleh aktivitas magma, proses pembentukan gunung serta aktivitas-aktivitas
tektonik lainnya. Peningkatan tekanan dan suhu pada lapisan gambut akan
mengkonversi gambut menjadi batubara menjadi proses pengurangan kandungan
lengas, pelepasan gas-gas (CO2, H2O, CO, CH4). Selain itu, ada pula peningkatan
kepadatan dan kekerasan serta peningkatan nilai kalor (Pratiwi, 2012).
8
Batubara umumnya dibagi dalam lima kelas antara lain; antrasit, bituminus,
sub-bituminus, lignit dan gambut. (Novrizka dan Prabowo, 2013).
1. Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam
berkilauan metalik, mengandung antara 85% - 98% unsur karbon (C) dengan
kadar air kurang dari 15%.
2. Bituminus mengandung 45 - 85% unsur karbon (C) dan berkadar air 2-15%
dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
3. Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, oleh karena
itu nilai kalornya kurang efisien jika dibandingkan dengan batubara
bituminus.
4. Lignit atau batu bara coklat adalah atau batu bara coklat adalah batu
bara yang sangat lunak yang mengandung air 30-60% dari beratnya .
Pengolahan bahan galian atau batubara adalah suatu proses yang bertujuan
untuk menghilangkan mineral pengotor di dalam batubara. Pengotor yang terdapat
di dalam batubara berupa mineral yang antara lain lempung, pasir, kwarsa dan lain-
lain. Pengolahan batubara bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang
terdapat di dalam batubara. Pengotor yang terdapat di dalam batubara akan menjadi
abu jika batubara tersebut dibakar. Hal ini menjadi masalah dalam pemanfaatannya
untuk energi karena semakin banyak pengotor di dalam batubara akan mengurangi
nilai kalor atau nilai panas batubara. Oleh kareana itu upaya yang dilakukan untuk
9
mengurangi atau menghilangkan pengotor di dalam batubara adalah
dengan
10
melakukan pengolahan. Proses pengolahan batubara dilakukan melalui
beberapa tahap yaitu preparasi, konsentrasi dan dewatering (Nursanto et al., 2015).
Pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada
umumnya dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Preparasi
Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan untuk
mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai dengan
penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat peremuk yang
antara lain alat crusher atau grinder.
Proses peremukan atau crushing biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan,
yakni:
a. Primary crushing, suatu tahapan untuk meremuk umpan dengan ukuran 2 inch
– 90 inch dan umpan ini biasanya berasal dari hasil tambang. Alat yang
digunakan berupa jaw crusher dan gyratory crusher.
b. Secondary crushing, umpan yang dimasukkan sebesar 1 inch sampai 3 inch
yang biasanya berasal dari primary crushing. Alat yang digunakan ialah
stamp mill, roller dan cone crusher.
c. Grinding atau fine crushing, umpan yang dimasukkan sebesar ¼ inch
sampai 3/8 inch. Alat yang digunakan adalah ball mill, tube mill atau
pebble mill, rod mill. Untuk mencegah adanya re-crushing dan over grinding,
serta untuk menambah produktivitas, maka digunakanalat pembantu berupa
ayakan (screen) atau bisa juga classifier. Screen dan classifier berfungsi
untuk mengelompokkan material hasil crushing atau grinding.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara
dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan warna
atau kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravity
cara konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi:
a. Flowing film concentration, Proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada
aliran tipis.
b. Jigging, Proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap
antara pengotor dengan batubara.
11
c. Sifat permukaan mineral, Proses konsentrasi yang mendasarkan pada
senang atau tidaknya mineral terhadap gelembung udara. Cara konsentrasi
ini disebut Flotasi.
3. Dewatering
Dewatering Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan
biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi.
Dewatering ini dikelompokkan dalam tiga tahapan, yaitu:
a. Thickening, merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan
cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu
pulp, sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%).
b. Fitrasi, merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara
menyaring, seihingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%).
c. Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan
sehingga padatan ini bebas dari cairan (%solid = 100%).
13
semakin tinggi surface moisture. Pada nilai inherent moisture tetap, maka
TM-nya akan naik yang dikarenakan naiknya surface moisture (Toding et al,
2016).
Kandungan air total (total moisture) dapat dihitung dengan rumus:
𝑎 x b
TM= 𝑎 100% ........................................................................(Persamaan 1)
Keterangan:
TM : Kadar Total moisture (%)
a : berat contoh sebelum diangin-anginkan dan dipanaskan (gram)
b : berat contoh setelah diangin-anginkan dan dipanaskann (gram).
2)
Keterangan:
VM : Kandungan volatileer matter (%)
FC : Fixed Carbon
DMMF : Berat Kering. (Arisandy et al., 2017)
3. Kadar Abu (Ash)
Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis
mineral matter yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari
inherent atau dari extraneous. Semakin tinggi kadar abu pada jenis
batubara yang sama, semakin rendah nilai kalorinya. Kadar abu didalam
penambangan batubara dapat dijadikan penentu apakah penambangan
tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan membandingkan kadar abu dari
14
data geologi atau planning, dengan kadar abu dari batubara produksi
(Toding et al, 2016).
𝑎 x b
Ash= 100% ..........................................................................(Persamaan
3) 𝑎
Keterangan :
Ash : Kadar Abu (%)
a : berat contoh sebelum diangin-anginkan dan dipanaskan (gram)
b : berat contoh setelah diangin-anginkan dan dipanaskann
(gram). (Arisandy et al., 2017)
4. Kadar Karbon (Fixed Carbon)
Untuk Fixed Carbon (FC) didefinisikan sebagai material sisa setelah
berkurangnya moisture, volatile matter dan ash. FC menyatakan banyaknya
karbon yang terdapat dalam material sisa setelah volatile matter
dihilangkan. FC ini mewakili sisa penguraian dari komponen organik batubara
ditambah sedikit senyawa nitrogen, belerang, hidrogen dan mungkin
oksigen yang terserap atau bersatu secara kimiawi (Permana , 2020).
Kadar Karbon (Fixed Carbon) dapat dihitung dengan rumus:
FC=100 % - ( % Ash -% TM -%VM ) ........................................(Persamaan
4) Keterangan :
FC : Fixed Carbon
Ash : Kadar Abu (%)
TM : Kadar Air (%)
VM : Kandungan Zat Terbang (%). (Arisandy et al., 2017)
Kandungan air, kandungan abu, zat terbang dan kadar karbon dapat
mempengaruhi kualitas batubara dimana semakin tinggi kandungan air
dan kandungan abu maka nilai kalori pada batubara akan semakin turun, dan
pengaruh zat terbang yang rendah memiliki nilai kalori yang rendah,
sedangkan semakin rendah kandungan karbon batubara maka nilai kalori batubara
semakin turun.Hal ini dapat di lihat dari gambar berikut : (Kadir et al., 2017).
15
Gambar 2.1 Pengaruh Kandungan Air, Kandungan Abu, Zat Terbang dan
Kadar Karbon Terhadap Nilai Kalori Batubara (Kadir
et al., 2017)
16
BAB III
TAHAPAN DAN METODOLOGI PENELITIAN
17
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulan dan pengolahannya dilakukan
oleh pihak perusahaan atau orang lain, yaitu litologi batuan daerah penelitian
dan peta lokasi penilitian.
Seluruh hasil penelitian baik dalam bentuk hasil pengambilan data maupun
pengolahan data serta hasil interpretasi data yang dilakukan, kemudian
dirampungkan Kembali, setelah dievaluasi kemudian dituangkan dalam bentuk
tulisan ilmiah berupa laporan Skripsi yang disusun sesuai dengan aturan penulisan
yang berlaku pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia.
3.5 Seminar
18
TAHAP PENDAHULUAN
1.Tahap Administrasi
2. Studi Pustaka
3. Penyusunan Laporan
DATA SEKUNDER
DATA PRIMER
a) Litologi batuan derah
a) Moisture Content (%m/m), penilitian.
b) Ash Content (%m/m), b) Peta lokasi penilitian.
c) Volatile Metter (%m/m),
d) Fixed Carbon (%m/m),
e) Total Sulfur (%m/m) dan
f) Calorific Value (kcal/kg).
SEMINAR
SKRIPSI
19
BAB IV
RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU
No Keterangan Biaya Rp
1 Transportasi Laut 400.000,-
2 Peralatan pribadi 500.000,-
3 Penyusunan Skripsi 1.000.000,-
4 Komsumsi untuk 4 bulan 2.000.000,-
5 Biaya Tak Terduga 400.000,-
Total Biaya 4.300.000,-
Tahun 2020
Kegiatan
Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2. Studi Literatur
3. Konsultasi Dosen Pembimbing
4. Penyusunan Proposal
5. Seminar Proposal
6. Kegiatan Lapangan
7. Pengolahan dan Analisis Data
8. Penyusunan Skripsi
9. Seminar Hasil
10. Sidang Sarjana
11. Publikasi
DAFTAR PUSTAKA
Malaidji, E., Anshariah., Ardianto., B.A., 2018, Analisis Proksimat, Sulfur, Dan
Nilai Kalor Dalam Penentuan Kualitas Batubara Di Desa Pattappa
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Jurnal
Geomine Vol. 6, No. 3.
Patabang, 2009, Analisis Suhu Nyala Adiabatik Dari Berbagai Jenis Batu Bara,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Said, M. 2017. Analisa Proximate Analysis, Total Sulphur dan Calorific Value Pada
Sampel Batubara, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Industri Politeknik AKA Bogor, Bogor.
Sukamto, R., dan Supriatna, S. 1982. “Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone
Bagian Barat Sulawesi”, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Depatemen Pertambangan dan
Energi. Bandung. Indonesia.
Umar, E.P., Nawir, A., 2017, Analisis Resistivitas Batu Bara Barru Dusun Palluda
Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Jurnal Geomine Vol. 5, No. 1.