AIDIL
09320200122
MAKASSAR
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
AIDIL
09320200122
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN
AIDIL
09320200122
Disetujui,
ASISTEN PARAF
Halaman Pengesahan - ii
Menyetujui,
Koordinator Praktikum Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Pertambangan FTI-UMI
Bismillahirahmanirrahim.
Assalamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan izin-Nya semua laporan ini dapat
disusun sebagaimana mestinya.
Dan tak lupa pula saya ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPP. selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Muhammad Idris Juradi, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium
Pengolahan Bahan Galian Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3. Ibu Ir. Mubdiana Arifin, S.T., M.T. & Bapak Ir. Muhammad Idris Juradi, S.T.,
M.T. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian Program
Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim
Indonesia.
4. Kakak Zul Fahmi, S.T. selaku Koordinator Praktikum Pengolahan Bahan Galian.
5. Tim Asisten Pengolahan Bahan Galian yang telah mendampingi, membimbing
dan membantu selama kegiatan praktikum.
6. Orang tua dan keluarga yang telah membantu secara moril maupun materil.
7. Teman-teman angkatan 2020 Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas
Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia yang selalu setia dalam suka
maupun duka.
Sebagai manusia biasa, tentunya dalam laporan ini masih banyak kekurangan
dan saya harap dari kekurangan tersebut dapat dimaklumi serta mendapatkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun.
Semoga Allah SWT Senantiasa memberikan berkah pada setiap umatnya
yang senantiasa berbagi ilmu.
Billahi Taufik Walhidayah, Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
Kata Pengantar - iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................... 2
1.3 Alat dan Bahan .................................................................................. 3
1.4 Manfaat Praktikum ............................................................................ 4
BAB II LAPORAN TIAP MATA ACARA
2.1 Crushing ............................................................................................
2.2 Grinding ............................................................................................
2.3 Analisis Ayak ....................................................................................
2.4 Shaking Table ....................................................................................
2.5 Dewatering ........................................................................................
2.6 Sampling ...........................................................................................
2.7 Settling Test .......................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................
3.2 Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Isi - v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Daftar Gambar - vi
5.2.3 Belt filter .....................................................................................
5.3.1 Menyiapkan sampel ....................................................................
5.3.2 Mengatur suhu oven ...................................................................
5.3.3 Memasukkan sampel ..................................................................
5.3.4 Mengeluarkan sampel .................................................................
5.3.5 Menimbang berat kering sampel ................................................
6.3.1 Memasukkan sampel ke alat riffler ............................................
6.3.2 Membagi sampel menjadi 4 bagian ............................................
6.3.3 Matriks 3x3 .................................................................................
7.2.1 Tipe pengendapan .......................................................................
7.3.1 Menyiapkan sampel ....................................................................
7.3.2 Memasukkan air dan tanah ke tabung ukur ................................
7.3.3 Memasukkan flokulan ................................................................
7.3.4 Mengaduk flokulan dan sampel .................................................
7.3.5 Hasil Pengadukan .......................................................................
Tabel Halaman
Grafik Halaman
Daftar Grafik - ix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
Daftar Diagram - x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Tugas Pendahuluan;
B. Laporan Sementara;
C. Lembar Asistensi;
D. Kartu Kontrol;
E. Catatan Praktikum;
F. Curriculum vitae.
Daftar Lampiran - xi
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan
galian itu meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi,batu bara dan lain-
lain. Bahan galian itu dikuasi oleh negara. Hak penguasaan negara berisi wewenang
untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengengolaan atau pengusahaan bahan
galian serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Kegiatan pertambangan adalah salah satu usaha yang dapat
memberikan nilai ekonomi bagi suatu bangsa. Kegiatan tersebut juga berpotensi
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu pengelolaannya
harus di lakukan secara benar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, agar dapat di manfaatkan untuk jangka panjang dan berkelanjutan (Salim,
2010).
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pascatambang.
Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya bumi dan air yang biasa disebut
dengan bahan-bahan galian, dimana terkandung dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar besarnya untuk
kemakmuran rakyat” (Regiana, 2016).
Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah istilah umum yang
digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa
mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang atau diambil dari
endapan-endapan alam pada kulit bumi. Untuk dipisahkan menjadi produk-produk
berupa satu macam atau lebih bagian mineral yang dikehendaki, yang terdapatnya
bersama sama di alam. Mineral yang dikehendaki biasanya disebut dengan mineral
berharga karena memiliki nilai ekonomis (concentrate), sedangkan mineral yang
tidak dikehendaki disebut mineral buangan (waste). mineral yang diinginkan, dan
tailing yakni terdiri mineral tidak diinginkan (Rahayu, 2019).
Pendahuluan - 1
1.2 Maksud dan Tujuan
Pendahuluan - 2
a. Praktikan dapat memahami mekanisme penggerusan dan cara kerja alat;
b. Praktikan dapat mempelajari pengaruh waktu grinding terhadap halusan hasil
gerus;
3. Tujuan praktikum analisis Ayak
a. Praktikan dapat memahami mekanisme pengayakan dan cara kerja alat;
b. Praktikan dapat mengetahui berat tertahan material di tiap mesh;
4. Tujuan praktikum shaking Table
a. Praktikan dapat mempelajari pengaruh variabel-variabel alat terhadap hasil
pemisahan;
b. Praktikan dapat menentukan recovery dan kadar dari hasil pemisahan;
5. Tujuan praktikum dewatering
a. Praktikan dapat memahami mekanisme dewatering untuk menurunkan kadar
air;
b. Praktikan dapat mengetahui nilai moisture content pada material;
6. Tujuan praktikum sampling
a. Praktikan dapat mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya;
b. Praktikan dapat menguasai data-data statistika yang digunakan pada sampling;
7. Tujuan praktikum settling test
a. Praktikan dapat mengenal prosedur uji pengendapan;
b. Praktikan dapat mengamati pengaruh bahan penggumpal (flocculating
reagent);
c. Praktikan dapat menghitung luas thickener yang diperlukan.
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Ball mill;
3. Jaw crusher;
4. Kuas (3 inch);
5. Mistar;
6. Oven;
7. Pengaduk;
8. Perlengkapan safety;
Pendahuluan - 3
9. Riffler;
10. Roll crusher;
11. Sekop;
12. Shaking table;
13. Sieve shaker;
14. Stopwatch;
15. Tabung ukur;
16. Talang;
17. Timbangan;
18. Wadah;
19. Bola baja;
1.3.2 Bahan
1. Flokulan;
2. Kantong sampel A4;
3. Sampel batubara;
4. Sampel pasir;
5. Tabel pengamatan.
Pendahuluan - 4
BAB II LAPORAN TIAP
MATA ACARA
2.1 CRUSHING
2.2 GRINDING
2.3 ANALISIS AYAK
2.4 SHAKING TABLE
2.5 DEWATERING
2.6 SAMPLING
2.7 SETTLING TEST
BAB III PENUTUP
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penutup -
serpihan yang halus dan dapat diatur sedemikian rupa ketebalan serpihan
tersebut.
Setelah dilakukannya proses kominusi, maka selanjutnya akan dilakukan proses
screening atau pengayakan. Screening adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Adapun ukuran ayakan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu ukuran 1, 3.28, 4, 10, 20, 28 dan 30 mesh. Adapun alat yang
digunakan pada proses ini adalah alat Sieve Shaker yaitu alat untuk memisahkan
padatan dengan menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai
mesh saringan yang berbeda-beda.
2. Grinding
Pada praktikum pengolahan bahan galian ini kita melakukan tahap
grinding yang memiliki tahapan yaitu pertama sampel batubara dan bola baja
dimasukkan ke dalam alat ball mill dengan perbandingan yaitu 1,5 kilogram
batubara dan 5 kilogram bola baja. Kemudian pastikan alat ball mill
tersambung dengan aliran listrik kemudian tekan tombol on/off untuk
menyalakan alat. Bola baja yang ada di dalam ball mill akan bergerak
menumbuk material hingga halus. Setelah alat ball mill berhenti berputar
sesuai waktu yang ditetapkan kemudian keluarkan sampel dari alat ball mill.
Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam alat sizing untuk selanjutya
melakukan tahap screening atau pengayakan. Screening dilakukan selama 10
menit dan 15 menit setelah itu timbang berat tertahan dari masing-masing
ukuran ayakan. Ukuran ayakan yang digunakan adalah 65, 80, 100, 150, 200
dan -200 mesh.
Dalam tahap ini waktu sangat berpengaruh, semakin lama durasi dari
proses grinding maka akan semakin halus material yang dihasilkan sehingga
menyebabkan banyaknya material yang lolos dari setiap ukuran mesh
begitupun sebaliknya apabila makin singkat durasi dari proses grinding maka
material yang dihasilkan akan kasar dan material yang lolos dari setiap
ukuran ayakan akan semakin sedikit.
3. Analisis Ayak
Ukuran partikel mineral atau bahan lainnya akan mudah ditentukan jika
dimensinya relatif besar dan bentuknya cukup teratur seperti bentuk kubik
atau bentuk bola. Namun, kebanyakan material alam seperti bahan galian
Penutup -
bijih memiliki bentuk yang tidak teratur sehingga menyebabkan sulitnya
menentukan ukuran sebuah material, bijih bahan galian secara tepat. Maka
dari itu dilakukanlah proses pengayakan atau analisis ayak. Analisis ayak
merupakan metode pemisahan dan klasifikasi partikel semata-mata hanya
berdasarkan ukurannya agar diperoleh nilai ukuran bijih atau bahan lain yang
representatif dan dapat diterima oleh banyak kalangan. Adapun alat yang
digunakan pada proses pengayakan ini adalah alat Sieve shaker. Sieve shaker
adalah alat yang digunakan untuk memisahkan padatan dengan menggunakan
peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh saringan yang
berbeda-beda. Adapun ukuran mesh yang di gunakan yaitu
65,80,100,150,200 dan -200.
4. Shaking Table
Pengaruh-pengaruh veriabel alat terhadap hasil pemisahan ditentukan dari
beberapa pengaruh yakni, umpan yang dimasukkan harus ditentukan sesuai
dengan berat jenis tertentu untuk melakuakn pengolahan, dari berat jenis
tersebut kita dapat menyikapi bagaimana kemiringan deck, arus aliran air
pada alat shaking table, kecepatan dan panjang gerakan alat tersebut, hal-hal
tersebut yang dapat mempengaruhi hasil dari pengolahan menggunakan alat
shaking table. Shaking Table merupakan pemisahan mineral berat dengan
mineral ringan menggunakan media aliran tipis (Flowing Film
Consentration) pada suatu meja bergoyang.
Penentuan Recovery dan kadar hasil pemisahan harrus mengetahui berat
dan bobot dari hasil pengolahan tersebut, hasil dari pengolahan tersebut di
timbang dan dimasukkan dalam rumus berat awal-berat akhir lalu di bagi
berat awal kembali untuk penentuan recoverynya.
5. Dewatering
Pada praktikum pengolahan bahan galian mata acara Dewatering telah
kita lakukan kegiatan pengeringan menggunakan oven dengan berat awal
1000 gr. Suhu dan waktu yang digunakan yaitu masing-masing 40 derajat
untuk 10 menit, 80 derajat untuk 20 menit dan 120 derajat untuk 30 menit.
Proses Dewatering ini dibagi menjadi 3 sesi untuk setiap berat awal.
Penutup -
Metode praktikum pengolahan bahan galian mata acara Dewatering
yaitu dimana disini kita mengurangi kadar air pada suatu material dengan
menggunakan oven kemudian material yang tadi mau kita keringkan
dimasukkan ke dalam oven kemudian diatur suhu dan waktunya.
6. Sampling
Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah istilah umum yang
digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang
berupa mineral, batuan, bijih atau bahan galian lainnya yang ditambang atau
diambil dari endapan-endapan alam pada kulit bumi. Pada praktikum
pengolahan bahan galian kita melakukan tahap sampling. Teknik sampling
dapat didefinisikan sebagai teknik atau metode untuk memilih dan
mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari populasi untuk digunakan
sebagai sampel secara representatif. Teknik sampling secara garis besar
dibagi menjadi 2 yaitu probality sampling dan non probality sampling.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik
dari populasi. Sebuah populasi dengan kuantitas besar dapat diambil sebagian
dengan kualitas sampel yang mewakili sama persis dengan kualitas dari
populasi dengan kata representatif. Jumlah dari sampel tidak selalu besar dan
juga tidak selalu kecil, hal ini bergantung pada pada keterwakilan karakter
dari sampel. Sebagai contoh pada penelitian mengenai golongan darah, tentu
tidak perlu memasukkan seluruh darah dari seseorang ke dalam laboratorium
karena 2 ml darah sudah cukup digunakan untuk mengetahui golongan darah
yang ada di bagian kaki, kepala atau tangan dari pasien.
7. Settling Test
Pada percobaan ini terdapat berbagai faktor yang berpengaruh, antara lain
adanya flocculant, persen solid, dilusi, keidealan alat serta keakuratan
pengamat. Persen solid berpengaruh pada laju pengendapan berkebalikan
dengan dilusi. Dilusi menyatakan perbandingan jumlah air dengan jumlah
solid. Nilai dilusi yang tinggi mengakibatkan ruang partikel solid untuk
bergerak semakin besar, sehingga partikel dapat dengan mudah mengendap
dengan kata lain laju pengendapan akan lebih tinggi dibanding larutan dengan
nilai dilusi yang rendah. Keidealan alat berhubungan juga dengan keakuratan
Penutup -
pengukuran. Karena apabila alat tidak ideal, seperti masih adanya sisa
partikel lain yang melekat di tabung, gelas tabung sudah tidak jerih lagi dan
garis ukur sudah tidak terlihat lagi akan mengakibatkan banyak kesalahan-
kesalahan dalam pengukuran terutama pada keakuratan pengamat dalam
mengamat. Faktor lain yang sangat berpengaruh dalam settling test ini adalah
adanya flocculant.
Dapat disimpulkan bahwa penambahan flocculant dapat mempercepat
pengendapan dengan cara menggumpalkan partikel kecil menjadi lebih besar
sehingga dapat dengan mudah mengendap. Penambahan flocculant inilah
yang sangat mempengaruhi laju pengendapan pada percobaan yang telah
dilakukan.
Penutup -
3.2 Saran
Penutup -
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA