TAPPING COMPASS
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
Tapping Compass
Email: fathurmuh16@gmail.com
SARI
Jurnal ini membahas tentang Tapping Compass. Tapping Compass merupakan kegiatan yang berisi tentang
perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan juga
membutuhkan alat untuk mengukur jarak lapangan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
prinsip dasar kompas, bagian-bagian kompas, cara pengambilan data dilapangan, dan mengetahui cara
pengolahan data hasil paktikum tapping compass. deskriptif probema dalam laboratorium perpetaan ini
dengan melihat berbagai macam percobaan yang dilakukan yang ada pada video di youtube sehingga kita
dapat memahami penggunaan tapping compass. Pada praktikum kali ini kompas yang digunakan merupakan
kompas geologi, kompas geologi merupakan alat yang berguna terutama bagi ahli geologi yang digunakan
untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan struktur geologi, atau pun kemiringan
lapisan batuan. Arti azimuth disini merupakan besar sudut yang tercipta antara satu titik dengan arah utara
sang pengamat yang dihitung searah dengan arah jarum jam. Adapun kebalikan dari azimuth ini yaitu back
azimuth yaitu sudut terbentuk berbalik dari azimuth atau berlawanan arah dengan jarum jam. Pada pratikum
kali ini membahas tentang cara-cara pengambilan data dilapangan, pengolahan data, penyajian data sampai
dengan pembuatan kontur pada peta besertas skala dan legenda peta itu sendiri. Pada praktikum ini kita dapat
menyimpulkan bahwa kami dapat memahami dan mengetahui cara penggunaan tapping compaas pada saat
pengambilan data di lapangan.
ABSTRACT
This journal discusses about Tapping Compass. Tapping Compass is an activity that contains the calculation
of the direction and slope of a field with a compass, and also requires a tool to measure the distance of the
field. The purpose of this practicum is to know the basic principles of the compass, the parts of the compass,
how to collect data in the field, and to know how to process the data from the compass practicum. Descriptive
probema in this mapping laboratory by looking at the various experiments carried out on the video on youtube
so that we can understand the use of tapping compasses. In this practicum the compass used is a geological
compass, a geological compass is a useful tool especially for geologists who are used to measure the slope of
the slope, measure the azimuth of the geological structure of straightness, or the slope of the rock layer. The
meaning of azimuth here is the size of the angle created between a point with the north and the observer
calculated in a clockwise direction. The opposite of this azimuth is back azimuth, which is an angle
counterclockwise. In this practicum it discusses how to collect data in the field, data processing, data
presentation to making contours on the map along with the scale of the map legend itself. In this practicum we
can conclude that we can understand and know how to use wiretapping when collecting data in the field.
2
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
PENDAHULUAN
Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila menjumpai orang di
suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan, biasanya orang tersebut segera menggores tanah dengan
menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah pembuatan peta pertama di dunia. Akan tetapi, peta
paling awal yang menggambarkan penampakan pada bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2.300
SM.
Pengetahuan tentang peta terus berlanjut. Abad ke 15 sampai 17 merupakan era perpetaan. Para
kartografer berjibaku memetakan wilayah yang akan di arungi para petualang. Saat itu memang bangsa di
Eropa tengah berlomba lomba mencari wilayah baru untukk dikuasainya terutama penghasil rempah-rempah.
Indonesia umumnya sudah mengenal peta sejak Pendidikan Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah
Atas, karena pada kurikulum yang diberikan terdapat pada mata pelajaran geografi yang berkaitan dengan
peta. Selain untuk mengetahui lokasi dan sumber daya muka bumi yang terdapat di suatu daerah, peta juga
diperlukan untuk perencanaan pembangunan berskala kecil maupun besar. Sebelum membuat sebuah peta,
kita harus melakukan pemetaan terlebih dahulu atau pencarian data di lapangan. Adapun alat yang digunakan
untuk memperoleh data adalah kompas geologi tipe brunton. Alat ini digunakan untuk menentukan arah,
slope dan kemiringan lereng.
Pada era pembangunan dewasa ini ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tak dapat ditinggalkan,
terlebih untuk pembangunan fisik. Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang
ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan,
maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan
maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih
berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah (Emhyl, 2012)
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum adalah agar praktikan dapat mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi brunton
di lapangan dengan mengetahui cara pengukuran ketinggian semua patok dan jarak antar patok, praktikan
juga dapat mengetahui bagian-bagian dari kompas geologi brunton seperti nivo tabung, nivo kotak dan
lainnya, praktikan dapat mengetahui cara pengambilan data dilapangan dan praktikan dapat mengetahui cara
pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum tapping compass.
TINJAUAN PUSTAKA
Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka. Kompas sendiri sudah
dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China
sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas magnet jarum,
yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada umumnya, kompas geologi memiliki beberapa fungsi
khusus yaitu selain mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat digunakan untuk mengukur
kedudukan suatu bidang atau garis(Dhamayanti et al., 2015). Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar
dari seluruh atau sebagian unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu dan sistem proyeksi
tertentu.Peta seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek-objek alamiah maupun objek
buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya.Sebagaimana dengan
foto, peta juga menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan atau digambarkan
dalam susunan katakata.Secara umum peta diartikan sebagai gambaran konvensional dari pola bumi yang
digambarkan seolah olah dilihat dari atas pada bidang datar melalui satu bidang proyeksi dengan dilengkapi
tulisan-tulisan untuk identifikasinya sangat penting.
Perkembangan Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila
menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan, biasanya orang tersebut segera menggores
3
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
tanah dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah pembuatan peta pertama di dunia. Akan
tetapi, peta paling awal yang menggambarkan penampakan pada bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia
sekitar 2.300 SM.Perkembangan Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa
lalu tiba bila menjumpai orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan , biasanya orang
tersebut segera menggores tanah dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah
pembuatan peta pertama di dunia. Akan tetapi, peta paling awal yang menggambarkan penampakan
pada bidang datar dibuat oleh bangsa Babilonia sekitar 2.300 SM.Pengetahuan tentang pta terus
berlanjut. Abad ke 15 sampai 17 merupakan era perpetaan. Para kartografer berjibaku memetakan
wilayah yang akan di arungi para petualang. Saat itu memang bangsa di Eropa tengah berlomba
lomba mencari wilayah baru untukk dikuasainya terutama penghasil rempah-rempah. Indonesia
umumnya sudah mengenal peta sejak Pendidikan Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Menengah
Atas, karena pada kurikulum yang diberikan terdapat pada mata pelajaran geografi yang berkaitan
dengan peta. Selain untuk mengetahui lokasi dan sumber daya muka bumi yang terdapat di suatu
daerah, peta juga diperlukan untuk perencanaan pembangunan berskala kecil maupun besar.
Sebelum membuat sebuah peta, kita harus melakukan pemetaan terlebih dahulu atau pencarian data
di lapangan. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data adalah kompas geologi tipe
brunton. Alat ini digunakan untuk menentukan arah, slope dan kemiringan lereng. Pada era
pembangunan dewasa ini ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tak dapat ditinggalkan, terlebih
untuk pembangunan fisik. Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.
Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan
bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.
Alat ini membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih
aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk
menentukan arah.
Peta mengandung arti komunikasi. Artinya merupakan suatu signal atau Channel antara si
pengirim pesan (pembuat peta) dengan si penerima pesan (pemakai peta). Dengan demikian peta
digunakan untuk mengirim pesan berupa informasi tetang realita dari fenomena geografi. Peta pada
dasarnya adalah sebuah data yang didesain untuk mampu menghasilkan sebuah informasi geografis
melalui proses pengorganisasian dari kolaborasi data lainnya yang berkaitan dengan bumi untuk
menganalisis, memperkirakan, dan menghasilkan gambaran kartografi. Pemetaan adalah suatu
proses menyajikan informasi muka bumi yang berupa fakta, dunia nyata, baik bentuk
permukaan buminya maupun sumber daya alamnya, berdasarkan skala peta, sistem proyeksi
peta, serta simbol-simbol dari unsur muka bumi yang disajikan. Penyajian unsur- unsur permukaan
bumi di atas peta dibatasi oleh garis tepi kertas serta grid atau gratikul.Diluar batas tepi
daerah peta, pada umumnya dicantumkan berbagai keterangan yang disebut tepi.Keterangan
tepi ini dicantumkan agar peta dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh pemakai
peta.Penyusunan dan penempatan keterangan tepi bukan merupakan hal yang mudah, karena
semua informasi yang terletak disekitar peta harus memperlihatkan keseimbangan. Kebanyakan
dari peta yang dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para
pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur ketinggian) juga
disajikan dalam peta.Peta yang menyajikan unsur ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan
disebut dengan peta topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk
menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling akurat/teliti adalah
memakai garis kontur. Indonesia pertama kali di petakan secara detail oleh pemerintah kolonial
Belanda dan selesai pada tahun 1943. Peta ini kemudian disempurnakan lagi di tahun
1944.Peta topografi tahun 1944 ini akhirnya dipakai sebagai acuan dasar pemetaan Indonesia.
Tahun 1966 peta Indonesia disempurnakan lagi melalui sistem pencitraan satelit oleh American
Map Service (AMS) namun dengan skala terbesar 1:50000.
Peta topografi awalnya hanya dipakai untuk kebutuhan pertahanan dan militer sehingga
sangat dirahasiakan dan tidak sembarang orang bisa mengakses.Akan tetapi dengan dunia
informasi yang makin terbuka, maka peta topografi sudah disesuaikan dengan kepentingan
4
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
publik. Peta terdiri dari bagian-bagian yang menyusunnya, antara lain judul peta, diambil dari
bagian terbesar wilayah yang tercantum dalam satu sheet peta. Biasanya terletak di bagian
atas peta atau di samping untuk peta buatan badan koordinasi survai dan pemetaan nasional
(BAKOSURTANAL).Legenda peta, penjelasan dari symbol-simbol yang tercantum dalam peta.
Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta dalam membaca
peta jika tidak ada legendanya. Skala Peta, bagian yang menunjukan ukuran dalam lembar
peta dengan medan sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala
angka.Dalam peta topografi biasanya dicantumkan keduanya.
Garis ketinggian atau biasa disebut garis kontur, Adalah garis yang menyerupai sidik
jari yang menunjukkan titik ketinggian yang sama dalam peta. Karena merupakan tanda dari
ketinggian yang sama, maka garis ini tidak akan pernah saling memotong tapi bisa
bersinggungan. Lokasi yang lebih rendah akan melingkari lokasi yang lebih tinggi, itulah ciri
dari garis kontur. Atau bisa juga disebutkan garis sebelah dalam adalah lebih tinggi dari garis
sebelah luar. Dalam peta interval atau jeda beda ketinggian antara garis kontur biasanya di tunjukan
di dekat lokasi legenda. Untuk peta skala 1:25000 interval konturnya biasanya adalah 12,5
meter sedangkan peta skala 1:50000 biasanya interval konturnya adalah 25 meter.
Terjemahannya adalah bila interval kontur 25 meter, maka jarak antara garis kontur yang satu
dengan yang lainnya di w:st=”on” medan sebenarnya memiliki beda tinggi secara vertikal 25
meter. Garis kontur dengan pola huruv “V” atau runcing biasanya menunjukan sebuah
jurang/sungai, dan garis kontur dengan pola “U” atau berpola Lengkung biasanya menunjukan
sebuah punggungan dan “O” merupakan puncak atau Kawah.
Tahun pembuatan peta, merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir peta
tersebut diperbaharui.Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi bisa berubah sewaktu
waktu. Kemudian,deklinasi, yaitu garis keterangan yang menunjukan beda Utara Peta dan
Utara Magnetik(Utara Kompas). Deklinasi ini direvisi tiap 5 tahun sekali.Kenapa ada
perbedaan antara Utara peta dan Utara sebenarnya dan Utara Magnetik.Seperti kita ketahui,
Utara bumi kita ditunjukan di Kutub Utara.Sedangkan sumbu utara magnet bumi sebenarnya
ada di sebuah kepulauan di dekat dataran Green Land.
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama
dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili
satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu.Oleh
sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan
ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar).Peta topografi menyediakan data yang
diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan
pola urbanisasi.Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu
kawasan tertentu dalam batas-batas skala. Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang
menggambarkan kenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia yang diperlihatkan pada
posisi yang benar.Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi
spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi,batas administrasi,
vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia. Saat ini banyak pula pendaki gunung yang
memanfaatkan alat navigasi system GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position
Satelite.Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer (Mathematics and Mathematics,
2012).
5
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
METODOLOGI
Dalam percobaan kali ini, kita memakai 4 alat utama, yang pertama, kompas ,Meteran roll Dalam
pengolahan data kita perlu mngetahui jarak antra patok yang satu dengan patok lainnya. Adapun fungsi dari
meteran roll dalam percobaan ini adalah untuk mengukur jarak antara patok satu dengan patok lainnnya.
Prosedur Pengambilan Data.
Pertama-tama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum. Kemudian pasang patok di area
yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas, lalu ukur jarak setiap patok dengan roll meter, selanjutnya
ukur tinggi alat (tongkat yang digunakan/tripod) sebagai dudukan atau tempat penempatan kompas.
Selanjutnya ukur arah, Slope dan presentase kemiringan dengan kompas. Catatlah data hasil pengukuran.
6
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
Sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data, Setelah pengambilan data selesai, alat-alat
dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat.
HASIL
776742,36 9424578,22 35 M
PEMBAHASAN
A. Patok Utama
1. Slope
Menit
Sn = Derajat +
60
30
S1 =−5+
60
= −4,5
10
S2 = −11+
60
= −10,6667
7
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
40
S3 = −3+
60
= −2,3334
10
S4 = 8+
60
= 8,1666
∑Sn = 9,3335
|∑ Sn| = 25,6667
2. Koreksi Slope
|Sn|
KSn = ×∑Sn
|∑ Sn|
4,5
KS1 = × 9,3335 = −1,6363
25,6667
10,6667
KS2 = × 9,3335=−3,878
25,6667
2,3334
KS3 = × 9,3335=−0,8485
25,6667
8,1666
KS4 = × 9,3335=−2,9679
25,6667
3. Slope Terkoreksi
STn = Sn−KSn
∑STn = 0,0002
4. Beda Tinggi
8
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
∑TN = 63,7579
|∑ Tn|=1424,6069
5. Koreksi Beda Tinggi
|∆ Tn|
K∆ Tn= ×∑∆ T n
|∑∆ Tn|
161,8210
K∆ T 1= ×63,7579=7,2422
1424,6069
451,3839
K∆ T 2= ×63,7579=20,2015
1424,6069
67,2196
K∆ T 3= ×63,7579=3,0083
1424,6069
744,1824
K∆ T 4= ×63,7579=33,3056
1424,6069
6. Beda Tinggi Terkoreksi
∆ TTn=∆ Tn−KTn
∑ TTn=0,0003
9
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
7. Jarak Horizontal
8. Koordinat X
KX1 = 0
9. Koreksi Koordinat X
KKXn = (KXn + 1) – Xn
KXX4 = −15,8478−576,3491=−591,3926
∑ KKXn=−15,8478
|∑ KKXn|=6484,7726
|KKXn|
FKKXn = ×∑KKXn
|∑ KKXn|
10
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
3234,4624
FKKX1 = ×−15,8478 = −7,9045
6484,7726
66,1836
FKKX2 = ×−15,8478 = −0,1617
6484,7726
2592,734
FKKX3 = ×−15,8478 = −6,3362
6484,7726
591,3926
FKKX4 = ×−15,8478 = −1,4452
6484,7726
11. Koordinat X Terkoreksi
∑ KXTn=0,0002
13. Koordinat Y
KY1 = 0
11
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
∑ KKYn=−46,5453
|∑ KKXn|=7627,2733
15. Faktor Koreksi Koordinat Y
|KKYn|
FKKYn = ×∑KKYn
|∑ KKYn|
56,4577
FKKY1 = ×−46,5453 = −0,3445
7627,2733
3791,653
FKKY2 = ×−46,5453 = −23,1384
7627,2733
45,2563
FKKY3 = ×−46,5453 = −0,2761
7627,2733
3733,9063
FKKY4 = ×−46,5453 = −22,7860
7627,2733
16. Koordinat Y Terkoreksi
12
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
∑ KXTn=0,0003
B. Patok Detail
1. Slope M
Sn = Derajat + e
n
50 i
Sn1 = −¿ 6 +
60 t
6
0
= −¿5,1666
3
Sn2 = −15+¿ 0
6
0
=
−14 ,
Sn3 = −15+¿ 5
0
6
= −14,1666 0
2. Beda Tinggi
∆Tn = Jarak Lapangan x SIN (α)
∆T1 = 1804 x SIN (−5,1666 ) = −162,4538
∆T2 = 2954 x SIN (−14,5 ) = −739,6225
SIN (−14,1666 ¿ =
∆T3
= 2624 x −632,2035
3. Jarak Horizontal
13
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
4. Koordinat X
KXn = JHn x SIN (α)
KX1 = 1796,6704 x SIN (α) (124) = 1489,5072
KX2 = 2859,9081 x SIN (α) (163) = 836,1562
KX3 = 2544,1993 x SIN (α) (205) = −1075,2250
5. Koordinat Y
KXn = JHn x COS (α)
KX1 = 1796,6704 x COS (124) = −1004,6853
KX2 = 2859,9081 x COS (163) = −2734,9437
KX3 = 2544,1993 x COS (205) = −2305,8276
Cm
Patok x y z
1-2 3242,3669 56,8022 −169,0632
2-3 3170,345 −3711,7124 −471,5854
3-4 589,9472 −3756,6926 −70,2279
4-1 0,0002 0,0003 710,8768
1-BM 1584,4592 −1068,7312 −172,8098
4-A 868,7079 −2841,4158 −768,4162
2-B −1122,3481 −2406,8834 −670,3489
M
Patok X y z
1-2 21,6157 0,3786 −1,1270
2-3 21,1756 −24,74477 −3,1439
3-4 3,9329 −25,0446 −0,4681
4-1 0,00000 -0,00000 4,7391
1-BM 10,5630 −7,1248 −1,1520
14
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
C. Rumus Kontur
1. P1 - P2
Dtot = 21,7
Btot = 3673-3504 = 169
IC = 20
B1 = 3673 – 3660 = 13
B2 = 3520 – 3504 = 16
21,7 x 13
D1 169 =
=1,7
21,7 x 16
D2 =
169
= 2,0
= 2,57142857
2. P1 - P4
Dtot = 25
Btot = 3672 – 2959 = 713
IC = 20
B1 = 3672 – 3660 = 12
B2 = 32960 – 2959 = 1
25 x 12
D1 =
713
= 0,4
25 x 1
D2 =
713
15
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
= 0,03
D3 = 25 - (0,4 + 0,03)
3660 – 2960/20
= 0,7
3. P1 – A
Dtot = 19,7
Btot = 3672 – 2903 = 769
IC = 20
B1 = 3672 – 3660 = 12
B2 = 2920 – 2903 = 17
D1 = 19,7 x 12
769
= 0,3
19,7 x 1720
D2 =
769
= 0,4
= 0,5
4. P1 – B
Dtot = 21,2
Btot = 3672 – 2831 = 841
IC = 20
B1 = 3672 – 3660 = 12
B2 = 2840 – 2831 = 9
21,1 x 12
D1 =
841
= 0,3
21,2 x 9
D2 =
841
16
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
= 0,2
= 0,5
5. P2 – P3
Dtot = 25
Btot = 3504 – 3030 = 471
IC = 20
B1 = 3504 – 3500 = 4
B2 = 3040 – 3033 = 7
D1 = 25 x 4
471
= 0,2
25 x 10
D2 =
471
= 0,3
25 - (0,2 + 0,3)
D3 = 3500 – 3040 /20
= 1,06086957
6. P2 – B
Dtot = 18
Btot = 3502 – 2831 = 671
IC = 20
B1 = 3502 – 3500 = 2
B2 = 2840 – 2831 = 9
D1 = 18 x 2
671
= 0,05
D2 = 25 x 10
472
= 0,2
17
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
D3 = 18 - (0,05 + 0,2)
3500 – 2840 /20
= 0,5
7. P3 – P4
Dtot = 17,5
Btot = 3030 – 2959 = 71
IC = 20
B1 = 3030 – 3020 = 10
B2 = 2960 – 2959 = 1
D1 = 17,5 x 10
71
= 2,4
17,5 x 1
D2 =
71
= 0,2
= 4,9
8. P3 – B
Dtot = 11,3
Btot = 3030 – 2831 = 199
IC = 20
B1 = 3030 – 3020 = 10
B2 = 2840 – 2831 = 9
D1 = 11,3 x 10
199
= 0,5
11,3 x 9
D2 =
199
= 0,5
18
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
= 1,1
9. P4 – A
Dtot = 8,8
Btot = 2903 – 2831 = 72
IC = 20
B1 = 2903 – 2900 = 3
B2 = 2840 – 2831 = 9
8,8 x 3
D1 =
72
= 0,3
D2 = 8,8 x 9
72
= 1,0
= 2,5
19
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PETA
MATA ACARA TAPPING COMPASS
20
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
KESIMPULAN
Kompas Geologi adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah dan besar sudut serta
kedudukan lapisan batuan. Prinsip Dasar penggunaan kompas geologi adalah Sebelum kompas digunakan di
lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan
tempat pekerjaan. Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak
geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum
kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnet
dan titik utara geografi Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan
jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum
kompas.
Bagian-bagian kompas geologi terdiri dari beberapa bagian, yang pertama Folding sight Digunakan
dalam pengukuran bearing dan inclination sighting, digunakan juga sebagai bagian penutup kompas. Lid
Penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axial line, dan sighting window yang berguna ketika
membidik suatu sasaran. Mirror Cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai alat yang membantu untuk
melihat sasaran, terutama ketika mengukur arah dengan kompas sejajar pinggang. Axial line Berfungsi
sebagai indikator kesejajaran kompas dengan sasaran yang dibidik. Sighting window Lubang yang terletak
pada lid, ditengahnya dilewati oleh axial line, berfungsi untuk membidik suatu sasaran di hadapan pengamat
dengan tepat. Bull’s eye level Terletak di bagian utama kompas, berfungsi sebagai indikator horizontal dari
kedudukan kompas geologi. Clinometer level Terletak di bagian utama kompas dan dapat diputar melalui
bagian bawah kompas geologi, berfungsi sebagai indikator horizontal ketika mengukur kemiringan suatu
objek. Graduated circle Lingkaran pembagi derajat, merupakan bagian yang ditunjuk oleh jarum kompas.
Index pin Suatu titik di dekat permukaan graduated circle yang berfungsi untuk penyesuaian deklinasi
magnetik. Compass needle Merupakan batang jarum yang berfungsi menunjuk utara dan selatan dari medan
magnet bumi. Lift pin Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum kompas agar dapat
diamati dengan baik. Adjusting screw Berfungsi untuk mengubah graduated circle agar kompas menunjukkan
posisi geografi yang benar. Wire coil Merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapa digeser, berfungsi
sebagai pemberat untuk menyesuaikan inklinasi magnetik. Hinge Merupakan sendi kompas yang dapat
dilipat, terdapat dua buah pada kompas geologi, hinge pada sighting arm dan hinge pada lid. Sighting arm
Merupakan lengan pada sisi kompas, berfungsi terutama saat membidik suatu sasaran, dan indikator arah
suatu kemiringan objek ketika mengukur kemiringan (dip). Open slot Merupakan lubang pada sighting arm,
ditengahnya terdapat benang aksial, berfungsi untuk membantu membidik sasaran dengan tepat. Peep sight
Berfungsi untuk membidik objek dalam pengukuran azimuth. Pivot needle Jarum vertikal yang berfungsi
sebagai poros berputarnya jarum kompas. Jewel Bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan pivot needle,
berfungsi menahan tubuh jarum kompas diatas pivot needle (Onainor, 2019).
Prosedur pengambilan data yaitu yaitu dengan mengukur strike, mengukur Dip, Plunge, mengukur
Trend, maupun Mengukur Pitch. Pertama-tama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum.
Kemudian pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas, lalu ukur jarak setiap patok
dengan roll meter, selanjutnya ukur tinggi alat (tongkat yang digunakan/tripod) sebagai dudukan atau tempat
penempatan kompas. Selanjutnya ukur arah, Slope dan presentase kemiringan dengan kompas. Catatlah data
hasil pengukuran. Sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data, Setelah pengambilan data
selesai, alat-alat dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat
SARAN
Saran saya kepada asisten agar dapat lebih giat lagi bekerja sama kedepannya dan memberikan ilmu-
ilmu kepada para praktikan tentang pengetahuan ataupun pengalaman selama manjalankan lab dan
pengolahan data pada praktikum kali ini.
21
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kepala laboratorium perpetaan kak Arjun Jaya, S.T. dan
seluruh kakak asisten laboratorium perpetaan atas bimbingannya, terkhusus kak M.Ilham yang telah
membimbing selama kegiatan praktikum, pengolahan data, dan selalu sabar menghadapi praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
22
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
23
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
LAMPIRAN
24
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
25
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
26
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
27
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
28
Jurnal praktikum, Laboratorium perpetaan, Tapping Compass, 2021
29