Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma.

I, 2021

JURNAL PRAKTIKUM
TAPPING COMPASS

AHMAD RASYIDIN
09320200074

LABORATORIUM PERPETAAN
PRAGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021

1
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

TAPPING COMPASS

AHMAD RASYIDIN1, MUHAMMAD SAID2, ARJUN JAYA, S.T.3


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia Makassar
Jl. Urip Sumarjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
Email:rasya1722ahmad@gmail.com

SARI

Jurnal ini membahas tentang Tapping Compass. Tapping Compass merupakan kegiatan yang berisi
tentang perhitungan arah dan kemiringan lereng pada suatu lapangan dengan menggunakan kompas, dan
juga membutuhkan alat untuk mengukur jarak lapangan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui prinsip dasar kompas, bagian-bagian kompas, cara pengambilan data dilapangan, dan
mengetahui cara pengolahan data hasil paktikum tapping compass. deskriptif probema dalam
laboratorium perpetaan ini dengan melihat berbagai macam percobaan yang dilakukan yang ada pada
video di youtube sehingga kita dapat memahami penggunaan tapping compass. Pada praktikum kali ini
kompas yang digunakan merupakan kompas geologi, kompas geologi merupakan alat yang berguna
terutama bagi ahli geologi yang digunakan untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada
kelurusan struktur geologi, atau pun kemiringan lapisan batuan. Arti azimuth disini merupakan besar
sudut yang tercipta antara satu titik dengan arah utara sang pengamat yang dihitung searah dengan arah
jarum jam. Adapun kebalikan dari azimuth ini yaitu back azimuth yaitu sudut terbentuk berbalik dari
azimuth atau berlawanan arah dengan jarum jam. Pada pratikum kali ini membahas tentang cara-cara
pengambilan data dilapangan, pengolahan data, penyajian data sampai dengan pembuatan kontur pada
peta besertas skala dan legenda peta itu sendiri. Pada praktikum ini kita dapat menyimpulkan bahwa kami
dapat memahami dan mengetahui cara penggunaan tapping compaas pada saat pengambilan data di
lapangan.

Kata Kunci: Tapping Compass, Azimuth, Back Azimuth.

ABSTRACT

This journal discusses about Tapping Compass. Tapping Compass is an activity that contains the
calculation of the direction and slope of a field with a compass, and also requires a tool to measure the
distance of the field. The purpose of this practicum is to know the basic principles of the compass, the
parts of the compass, how to collect data in the field, and to know how to process the data from the
compass practicum. Descriptive problema in this mapping laboratory by looking at the various
experiments carried out on the video on youtube so that we can understand the use of tapping compasses.
In this practicum the compass used is a geological compass, a geological compass is a useful tool
especially for geologists who are used to measure the slope of the slope, measure the azimuth of the
geological structure of straightness, or the slope of the rock layer. The meaning of azimuth here is the size
of the angle created between a point with the north and the observer calculated in a clockwise direction.
The opposite of this azimuth is back azimuth, which is an angle counterclockwise. In this practicum it
discusses how to collect data in the field, data processing, data presentation to making contours on the
map along with the scale of the map legend itself. In this practicum we can conclude that we can
understand and know how to use wiretapping when collecting data in the field.

Keyword: Tapping Compass, Azimuth, Back Azimuth.

2
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan yang luar biasa, baik kekayaan
alam, sosial, maupun budaya dengan segala keanekaragaman yang dimiliki. Ditinjau dari kekayaan alam,
salah satunya adalah potensi sumber daya energi terbarukan berupa panas bumi yang mencapai 40% dari
potensi panas bumi di dunia (peringkat 1 dunia), potensi CBM Indonesia sangat besar yaitu 453,3 TCF
yang tersebar pada 11 cekungan hydrocarbon, potensi shale gas yang mencapai 574 TCF dan potensi lain
seperti minyak dan gas bumi, batubara, dan pertambangan, tidak terlepas dari kompleksitas tektonik.
Sejarah pembuatan peta didunia bermula ketika para petualang masa lalu tiba bila menjumpai
orang di suatu tempat dan bertanya tentang arah jalan. biasanya orang tersebut segera menggores tanah
dengan menggunakan sepotong kayu. Itulah awal dari sjarah pembuatan peta pertama di dunia. Akan
tetapi, peta paling awal yang menggambarkan penampakan pada bidang datar dibuat oleh bangsa
Babilonia sekitar 2.300 SM. Pengetahuan tentang pta terus berlanjut. Abad ke 15 - 17 merupakan era
perpetaan.
Pengamatan lapangan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut bukanlah hal yang mudah,
mengingat kompleksnya objek yang diamati notabene berumur ratusan bahkan jutaan tahun yang lalu
dengan segala dinamika proses yang telah dialami. Akurasi dan presisi alat yang digunakan untuk
membantu mengidentifikasi objek yang diamati menjadi hal penting dalam melakukan pengamatan atau
penelitian sebagai langkah awal pada eksplorasi SDA.
Atas dasar permasalahan tersebut, dirintis sebuah alat yang dapat mengoptimalkan hasil
pengukuran – pengukuran pada pengamatan lapangan dalam proses pembuatan peta. Sebelum membuat
sebuah peta kita harus melakukan pemetaan terlebih dahulu atau pencarian data di lapangan. Adapun alat
yang digunakan untuk memperoleh data adalah kompas geologi tipe brunton. Alat ini digunakan untuk
menentukan arah, slope dan kemiringan lereng.
Pada era pembangunan dewasa ini ketersediaan peta menjadi suatu hal yang tak dapat
ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Kompas adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa
sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara
akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi.
Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-
sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini
membantu perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan sebuah arah
(Dhamayanti et al., 2015) .

TUJUAN PRATIKUM
Adapun maksud dari praktikum Tapping Compass disini, agar kita dapat mengetahui prinsip
dasar penggunaan kompas geologi brunton dan bagaimana cara penggunaan kompas geologi yang
berdasarkan teori-teori yang kita dapatkan sehingga kami dapat menggunakan kompas tersebut,
kemudian kami dapat mengetahui bagian-bagian dari kompas geologi brunton tersebut beserta
kegunaannya masing masing.
Selain itu kami sebagai mahasiswa teknik pertambangan melakukan praktikum ini untuk
mengetahui bagaimana cara pengambilan data pada saat di lapangan, serta kami dapat mengetahui cara
untuk pengolahan data dan interprestasi data yang telah didaptkan sebagai hasil praktikum tapping
compass.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas
memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata
angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama
dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu
perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah. Kompas
magnetik pertama kali ditemukan sebagai perlengkapan untuk ramalan pada
awal DinastiHan Tiongkok (sejak sekitar 206 SM),dan kemudian diadopsi untuk navigasi oleh Dinasti

3
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

Song selama abad ke-11. Penggunaan pertama kompas tercatat di Eropa Barat dan Persia terjadi sekitar
awal abad ke-13. Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi
di Tiongkok dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Pada abad ke-sembilan, orang Tiongkok telah
mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang berputar. Pelaut Persia
memperoleh kompas dari orang Tiongkok dan kemudian memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun
1877 orang Inggris, William Thomson, 1stBaron Kelvin(Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat
diterima oleh semua negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari deviasi magnetik
karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah
utara magnetis dari magnetosfer sebuah planetsudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah
kompas yang dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus berstruktur rapuh yang
digunakan dengan cara mengamati variasi pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk
menentukan utara sejati. Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian
terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini
bergerak kira-kira 40 km per tahun ke barat laut.
Jenis-jenis Kompas yang pertama Kompas analog, Kompas analog adalah kompas yang biasa
kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja kompas yang dipakai ketika acara pramuka.
Sedangkan kompas digital merupakan kompas yang telah menggunakan proses digitalisasi. Dengan kata
lain cara kerja kompas ini menggunakan komputerisasi. selanjutnya Kompas digital Diciptakannya
kompas digital bertujuan untuk melengkapi kebutuhan robotika yang semakin canggih. Dunia robotika ini
sangat membutuhkan alat navigasi yang efektif dan efisien. Sementara itu alat sistem navigasi yang
tersedia di pasaran harganya mahal. Sedangkan kompas sendiri merupakan sebuah alat sistem navigasi
yang efektif dengan harga lebih murah.
Kompas-kompas digital yang ada di pasaran banyak macamnya. Di antaranya yaitu CMPS03
Magnetic Compass buatan Devantech Ltd. CMPS03 yang berukuran 4 x 4 cm ini menggunakan sensor
medan magnet Philips KMZ51 yang cukup sensitif untuk mendeteksi medan magnet bumi. Kompas
digital ini cukup supplai tegangan sebesar 5 Vdc dengan konsumsi arus 15mA. Pada CMPS03, arah mata
angin dibagi dalam bentuk derajat yaitu Utara (0), Timur (90), Selatan (180) dan Barat (270).
Ada dua cara untuk menperoleh informasi arah dari kompas digital ini yaitu dengan membaca
sinyal PWM(Pulse Width Modulation) pada pin 4 atau dengan membaca data interface I2C pada pin 2 dan
3. Sinyal PWM adalah sebuah sinyal yang telah dimodulasi lebar pulsanya. Pada CMPS03, lebar pulsa
positif merepresentasikan sudut arah. Lebar pulsa bervariasi antara 1mS (00) sampai 36.99mS (359.90).
Dengan kata lain lebar pulsa berubah sebesar 100uS setiap derajatnya. Sinyal akan low selama 65mS di
antara pulsa, sehingga total periodanya adalah 65mS + lebar pulsa positif (antara 66mS sampai 102mS).
Pulsa tersebut dihasilkan oleh timer 16 bit di dalam prosesornya, yang memberikan resolusi 1uS. Pada
mode 8 bit, arah utara ditunjukkan dengan data 255 dengan resolusi 1,40625 derajatbit. Pada mode 16 bit,
arah utara ditunjukkan dengan data 65535 sehingga resolusinya menjadi 0,0055 derajatbit.
Dari berbagai macam kompas digital di atas dapat diketahui bahwa kompas digital CMPS03
merupakan kompas digital yang paling bagus. Walaupun kompas ini paling bagus karena gambarannya
bisa ditampilkan dalam layar LCD karakter, namun kompas ini tidak bisa digunakan oleh semua jenis
robot. Hal ini dikarenakan setiap robot mempunyai kebutuhan atas sistem navigasi berupa kompas digital
yang beda antar robot satu dengan robot lainnya. Ada kemungkinan jenis robot A membutuhkan kompas
digital jenis B, dan ada kemungkinan bahwa kompas satu tidak bisa tersubstitusikan oleh kompas lainnya.
Bagian-bagian Utama Kompas Geologi Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton
diantaranya adalah :
1. Jarum magnet, Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan
kutub utara geografi).Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita
kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar
kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka graduated circle harus diputar.
Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk
mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih). Penting
sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal
ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle), Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada
kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N)
sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan
pembagian derajat dimulai 0opada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur
(E) dan barat (W).

4
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

Gambar 1 Pembagian derajat pada Kompas Geologi


3. Klinometer, Klinometer yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau
kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan
gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala. Pembagian skala tersebut dinyatakan
dalam derajat dan persen.

Gambar 2 Klinometer

Gambar 3 Bagian-bagian Kompas Bruton

Bagian bagian kompas bruton:

5
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

1. Folding sight digunakan dalam pengukuran bearing dan inclination sighting, digunakan juga
sebagai bagian penutup kompas.
2. Lid digunakan sebagai penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axialline, dan sighting
window yang berguna ketika membidik suatu sasaran.
3. Mirror merupakan cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai alat yang membantu untuk
melihat sasaran, terutama ketika mengukur arah dengan kompas sejajar pinggang.
4. Axial line berfungsi sebagai indikator kesejajaran kompas dengan sasaran yang dibidik.
5. Sighting window lubang yang terletak pada lid, ditengahnya dilewati oleh axial line, berfungsi
untuk membidik suatu sasaran di hadapan pengamat dengan tepat.
6. Bull’s eye level terletak di bagian utama kompas, berfungsi sebagai indikator horizontal dari
kedudukan kompas geologi.
7. Clinometer level Terletak di bagian utama kompas dan dapat diputar melalui bagian bawah
kompas geologi, berfungsi sebagai indikator horizontal ketika mengukur kemiringan suatu objek.
8. Graduated circle lingkaran pembagi derajat, merupakan bagian yang ditunjuk oleh jarum
kompas.
9. Index pinsuatu titik di dekat permukaan graduated circle yang berfungsi untuk penyesuaian
deklinasi magnetik.
10. Compass needle merupakan batang jarum yang berfungsi menunjuk utara dan selatan dari medan
magnet bumi.
11. Lift pin tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum kompas agar dapat diamati
dengan baik.
12. Adjusting screw berfungsi untuk mengubah graduated circle agar kompas menunjukkan posisi
geografi yang benar.
13. Wire coil merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapa digeser, berfungsi sebagai pemberat
untuk menyesuaikan inklinasi magnetik.
14. Hinge merupakan sendi kompas yang dapat dilipat, terdapat dua buah pada kompas geologi,
hinge pada sighting arm dan hinge pada lid.
15. Sighting arm merupakan lengan pada sisi kompas, berfungsi terutama saat membidik suatu
sasaran, dan indikator arah suatu kemiringan objek ketika mengukur kemiringan (dip).
16. Open slot merupakan lubang pada sighting arm, ditengahnya terdapat benang aksial, berfungsi
untuk membantu membidik sasaran dengan tepat.
17. Peep sight berfungsi untuk membidik objek dalam pengukuran azimuth. Pivot needle jarum
vertikal yang berfungsi sebagai poros berputarnya jarum kompas.
18. Jewel bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan pivot needle, berfungsi menahan tubuh
jarum kompas diatas pivot needle.
Cara Penggunaan Kompas Geologi, dari beberapa sumber, cara menggunakan kompas geologi
dilihat dari bagian-bagian utama kompas tersebut. Diantaranya jarum kompas selalu menunjuk ke arah
kutub utara magnet bumi. Oleh karena itu terjadi penyimpangan dengan kutub utara geografi yang biasa
disebut deklinasi. Biasanya deklinasi memiliki besaran yang berbeda disetiap tempat. Agar kompas sesuai
dengan kutub utara geografi, maka graduated circle harus diputar. Lingkaran pembagian derajat ada 2
jenis pembagian derajat dalam kompas ini, kompas azimut dengan pembagian derajat muali dari 0 derajat
di arah utara sampai 360 derajat berlawanan dengan arah jarum jam. Kompas kwardan memiliki
pembagian derajat dari 0 derajat pada utara dan selatan, lalu 90 derajat pada timur dan barat Klinometer
Bagian kompas yang berfungsi mengukur kemiringan suatu lereng. terletak didasar kompas dan biasanya
dilengkapi dengan gelembung pengukur horizontal dan skala.
Cara Menggunakan Kompas Geologi dan pengambilan data di lapangan yaitu ada tiga tahap
sebagai berikut:
1. Positioning, Langkah pertama untuk menentukan posisi kita dalam peta menggunakan kompas
geologi adalah mengidentifikasi 2 titik patokan. Titik tersebut dapat berupa puncak gunung,
ujung pulau (tanjung), muara sungai, atau landmark (gedung, makam, monumen, dan lain-lain)
yang terdapat pada peta. Langkah kedua yaitu shoot masing-masing titik tersebut menggunakan
kompas geologi. Caranya, letakkan kompas disekitar perut kita dengan telunjuk kompak
mengarah lurus (depan kita) kearah salah satu titik patokan, dengan bantuan cermin pada kompas
dapat kita lihat titik patokan tersebut tegak lurus dengan garis pada cermin, telunjuk kompasdan
visir. Atur hingga gelembung pada nivo kotak seimbang (masuk dalam lingkaran).
Baca south pada jarum kompas, atau dapat juga baca jarum north dengan + 180° jika < 180° dan
– 180° jika > 180° (hal ini karena sebenarnya kita membaca posisi kita pada arah sebaliknya).
Catat sudutnya. Lakukan hal yang sama pada titik patokan yang kedua. Langkah ketiga adalah

6
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

tarik garis lurus dari masing-masing titik patokan tersebut dengan dasar sudut yang telah kita
catat. Perpotongan 2 garis tersebut merupakan posisi kita dalam peta.
2. Membaca Arah Strike dan Dip, Kegunaan lainnya kompas geologi bagi orang lapangan
kebumian adalah untuk membaca arak strike dan dip suatu singkapan. Untuk mengidentifikasi
arah strike, pertama-tama kita harus menentukan arah strike singkapan secara umum (gunakan
kaidah tangan kiri, pada gambar). Kemudian untuk lebih detailnya kita tempelkan samping
kompas (bagian W) pada singkapan tersebut (telunjuk kompas selalu mengarah pada arah strike).
Agar lebih mudah untuk penentuan arah strike dan dip, dianjurkan untuk mengalasi singkapan
dengan bidang datar (clipboard atau kertas). Atur gelembung pada nivo kotak agar seimbang.
Lalu baca sudutnya pada jarum north., Setelah selesai mencatat arah strike, jangan buru-buru
kita memindahkan atau mengangkat kompas, dengan menggunakan pensil tarik garis lurus pada
clipboard atau kertas tadi yang menempel kompas. Kemudian putar kompas hingga samping
kompas menempel tegak lurus dengan garis yang dibuat tadi (bebas pada bagian samping
kompas yang mana saja). Pada bagian ini yang kita pehatikan adalah gelembung pada nivo
tabung, atur hingga seimbang (tuas pengaturan berada di bagian belakang kompas). Angkat
kompas, lalu baca sudut yang terbentuk. Sudut tersebut adalah sudut dip.Format penulisan arah
strike dan dip secara umum adalah N XXX°E/YY°. Dengan XXX adalah angka strike dan YY
adalah angka dip.
3. Penentuan Sudut dan Jarak, Manfaat lainnya dari kompas geologi yang saya ketahui adalah
untuk menentukan besar sudut suatu ketinggian, lebih jauh lagi kita dapat mengetahui jarak kita
dengan suatu ketinggian tersebut. Hal pertama yang harus diketahui adalah menetukan besar
sudut a (alpha). Arahkan kompas geologi ke puncak benda yang ingin kita ketahui ketinggiannya
(gedung, gunung, pohon, dan laun-lan). Intip dari lubang yang terdapat pada tutup kompas,
kemudian putar tuas yang berada dibawah kompas geologi, atur hingga gelembung udara pada
nivo tabung stabil ditengah (jika sulit, gunakan cermin pada penutup kompas sebagai bantuan).
Lalu baca sudutnya. Untuk mengetahui jarak kita dengan benda tersebut (Y), kita gunakan peta
dengan mengalikan skalanya. Setelah kita dapat sudut alpha dan jarak (Y) maka dengan rumus
trigonometri sederhana kita cari tinggi X.

METODOLIGI
Alat dan bahan yang digunakan pada praktiku ini yaitu pertama meter roll untuk mengukur jarak
lapangan , kedua 5 patok utama yaitu untuk menandai setiap lokasi di lampangan, ketiga 2 patok detail
untuk membantu pengukuran, keempat 2 tongkat di gunakan untuk pengukuran, dan yang terakhit lakban
serta kompas geolologi bruton sebagai alat yang digunakan untuk mengambil data.
Prosedur Pengambilan Data, pertama periksa kelengkapan dan kondisi alat-alat praktikum,
kemudian pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas , lalu ukur jarak setiap
patok dengan roll meter, ukur tinggi alat (Tongkat yang digunakan/tripod) sebagai dudukan atau tempat
penempatan kompas, ukur arah, Slope dan presentase kemiringan dengan kompas, selanjutnya catat data
hasil pengukuran, sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data, setelah pengambilan data
selesai, alat-alat dirapikan dan diperiksa kelengkapan, serta kondisi alat.

HASIL
PATOK Jarak SLOPE Persentase Tinggi
NO Dari Ke Arah Lapangan O (`)I Kemiringan Pengukur Keterangan
(cm) Lereng
1 2 170 2337 6 30 11.3935608 160 -
2 3 102 2464 12 10 21.5598757 150 -
3 4 352 2293 8 20 14.6478432 160 -
4 1 282 2552 20 30 37.3884679 160 +
1 A 147 1343 7 40 11.395608 160 -
2 BM 55 1049 19 20 21.5598757 160 +
4 B 251 873 7 30 14,6478932 160 +
BM 7768849,63 942456983 31m
PEMBAHASAN

7
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

A. Patok Utama
1.Slope
Menit
Sn= Derajat +
60
30
S1= -6 + = -5.5
60
10
S2= -12+ = -1,8333
60
20
S3=-8 + = -7.6667
60
30
S4=20 + = 20.5
60
∑ Sn = -4.43
|∑ Sn|= 45.43
2.Koreksi Slope
|Sn|
|∑ Sn| x ∑
KSn= Sn

5,5
KS1= x -4.5 = -0,5631
45,5

11.8333
KS2= x -4,5 = -1,15357
45,5
8
KS3= x -4,5 = -0,74109
45,5
20,5
KS4= x -4,5 = -1.9999
45,5
3.Slope Terkoreksi

STn = Sn – Ksn
ST1 = -5.5– -0.53631 = -4,96369
ST2 = -11.8333– -1,15357 = -10.6743
ST3 = -6.6667 – -0,74109 = -6,85891
ST4 = 20,5 – = -1.9999 = 22.4999
∑ STn = 0,00003
4. Beda Tinggi
∆ Tn = Jarak lapangan x SIN a
∆ T 1 = 2337 x SIN −4,96369 = -202.20754
∆ T 2 = 2464 x SIN -10.6743 = -456,4865
∆ T 3 = 2293 x SIN -6,85891 = -273. 8411
∆ T 4 = 2252 x SIN 22.4999 = 976.56696

∑ ∆ Tn = 44,03175
|∑ ∆ Tn| =1909.10217
5. Koreksi Beda Tinggi

8
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

|∆ Tn|
|∑ ∆ Tn| × ∑
K∆Tn = ∆ Tn

202.20754
K∆T1 = × 44,03175 = 4.66375
1909.10217

456.4865
K∆T2 = × 44,03175 = 10.52845
1909.10217

273. 8411
K∆T3 = × 44,03175 = 6.3159
1909.10217

976.5696
K∆T4 = × 44,03175 = 22.52365
1909.10217
6. Beda Tinggi Terkoreksi
∆TTn = ∆Tn - K∆Tn
∆TT1 = -202.20754 - 4.66375 = -206.87127
∆TT2 = -456,4865 - 10.52845 = -467.01495
∆TT3 = -273. 8411 - 6.3159 = -280.15707
∆TT4 = 976.56696 - 22.52365 = 954.04331
∑ ∆ TTn = 0.0002
7. Jarak Horizontal
JHn = Jarak lapangan × COS ( a )
JH1 = 2337 × COS -4.9639 = 2328.23562
JH2 = 2464 × COS -10.67643 = 2421.34592
JH3 = 2293 × COS -6.85891 = 2276.58955
JH4 = 2237 × COS 22.4999 = 2357.75761

8. Koordinat X
Kxn = Xn − 1 ± (( Jhn − 1 ) × SIN a )
Kx1 = 0
Kx2 = 0 ± ((2328.23562 ) × SIN 170 ) = 404.29387
Kx3 = 404.29387 ± ((-467.01495 − 1 ) × SIN 102 = 2772.72757
Kx4 = 2772.72757 ± ((-280.15707 − 1 ) × SIN 352 = 2455.8875
Kx5 = 2455.8875 ± ((954.04331 − 1 ) × SIN 282 =149.65259

9. Koreksi Koordinat X
KKxn = ( Kxn + 1) − Xn
KKx1 =( 404.29387 ) – 0 = 404.29387
KKx2 = (2772.72757 ) – 404.29387 = 2368.4337
KKx3 = ( 2455.8875) – 2772.72757 = -316.84003
KKx4 =( 149.65259) − 2455.8875 = -2306.23495
∑ KKxn = 149.65259
|∑ KKxn|= 5359.80255
10. Faktor Koreksi Koordinat X
|KKxn|
|∑ KKxn| ∑
FKKxn = × KKxn

9
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

404.29387
FKKx1 = × 149.65259 = 11.21309
5359.80255
2368.4337
FKKx2 = × 149.65259 = 65.6885
5359.80255
316.84003
FKKx3 = × 149.65259 = 8.78755
5359.80255
2306.23495
FKKx4 = × 149.65259 = 63.96342
5359.80255
11. Koordinat X Tekoreksi
KXTn = KKxn − FKKxn
KXT1 =404.29387− 11.21309 = 393.08078
KXT2 = 2368.4337− 65.6885 = 2302.74519
KXT3 = -316.84003− 8.78755 = -325.6258
KXT4 = -2306.23495−63.96342 = -2370.19837
∑ KKxn = 0,00002

12. Koordinat X Pada Peta


KXPPn = ( KXPn − 1 ) + KXTn
KXPP1 = () + 393.08078 = 393.08078
KXPP2 = 393.08078 + 2302.74519 = 2695.82597
KXPP3 = 2695.82597 + -325.6258 = 2370.19839
KXPP4 = 2370.19839 + -2370.19837 = -0,00002

13. Koordinat Y
Kyn = Yn − 1 ± (( Jhn − 1 ) × COS a )
Ky1 = 0
Ky2 = 0 ± ((2328.23562 ) × COS 170 ) = -2292.86448
Ky3 = -2292.86448 ± (( 2421.34592 ) × COS 102 ) = -2796.29060
Ky4 = -2796.29060 ± ((2276.58955 ) × COS 352 ) = -541.85666
Ky5 = -541.85666 ± (( 2357.75761 ) × COS 282 ) = -51.65128

14. Koreksi Koordinat Y


KKyn = ( Kyn + 1) − yn
KKy1 =-2292.86448 – 0 = -2292.86448
KKy2 = -2796.29060 − -2292.86448 = -503.42612
KKy3 = -541.85666− -503.42612 = 2254. 43394
KKy4 = -51.65128− 541.85666 = 490.20595
∑ KKyn =-51.65128
|∑ KKyn|=5540.92992
15. Faktor Koreksi Koordinat Y
|KKyn|
=
|∑ KKyn| × ∑
FKKyn KKyn
2292.86448
FKKy1 = × 51.65128 = 121.37533
5540.92992
2796.29060
FKKy2 = × 51.65128 = -4.69269282
5540.92992
541.85666
FKKy3 = × 51.65128 = -21.01531
5540.92992
51.65128
FKKy4 = × 51.65128 = -4.56958
5540.92992

10
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

16. Koordinat Y Tekoreksi


KYTn = KKyn − FKKyn
KYT1 = -2292.86448 − 121.37533 = -2271.49093
KYT2 = -503.42612 − -4.69269282 = -498.7333
KYT3 = 2254. 43394 − -21.01531 = 2275.44925
KYT4 = -51.65128 − -4.56958 = 494.77496
∑ KKyn = 0.00002

17. Koordinat Y Pada Peta


KyPPn = ( KYPn − 1 ) + KYTn
KyPP1 = 0 + -2271.49093 = -2271.49093
KyPP2 = -2271.49093 + -498.7333 = -2770.22423
KyPP3 = -2770.22423 + 2275.44925 = -494.77498
KyPP4 = -494.77498 + 494.77496 = 0.00002

B. Patok Detail
1. Slope
Menit
Sn= Derajat +
60
40
S1-A= -7 + = -6,8
60
20
S2-Bm=19 + = 19,3
60
30
S4-B= 7 + = 7,5
60
2. Beda Tinggi
∆ Tn = Jarak lapangan x SIN a
∆ T 1− A = 1343 x SIN −6,3 = -147.37317
∆ T 2−Bm = 1049 x SIN 19. 3 = 346.70959
∆ T 4−B= 4873 x SIN 7,5 = 113.94936
3. Jarak Horizontal
JHn = Jarak lapangan × COS ( a )
JH1-A = 1343 × COS -6.3 =1334.08956
JH2-Bm = 1049 × COS 19.3 =990.04719
JH 4-B = 4873 × COS 7.5 = 865.53136

4. Koordinat X
KXn = JHn × SIN ( a )
KX1-A = 1334.88956 × SIN 147 = 727.03296
KX2-Bm = 990.045719 × SIN 55 = 810.9917
KX4-B = 865.53136 × SIN 251 = -818.87597

5. Koordinat Y
Kyn = JHn × COS ( a )
Ky1-A = 1334.88956 × COS 147 =-1119.53257
Ky2-Bm = 990.045719 × COS 55 =-567.86773
Ky4-B = 865.53136 × COS 251 = -821.78944

C. Rumus Kontur

11
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

Dtot = (Panjang Garis)


Btot = ΔTtertinggi – ΔTterrendah
IC = (Interval Kontur)
B1 = ΔTtertinggi – ΔTtujuan
B2 = ΔTtertinggi – ΔTtujuan
Dtot x B 1
D1 =
Btot
Dtot x B 2
D2 =
Btot
D3 =
Drem ¿¿
1-2
Dtot = 23
Btot = 210
IC = 20
B1 = 2969 – 2960 = 9
B2 = 2760 – 2753 = 6
23 x 9
D1 = = 0,95
210
23 x 6
D2 = =0,74
210
D3 =
(23 – (0,95+0,74)) = 2.13
2960 – 29760 /20
2-3
Dtot = 24,2
Btot = 467
IC = 20
B1 = 2753 – 2740 =13
B2 = 2300 – 2206 =14
24,2 x 13
D1 = = 0,67
467
24,2 x 14
D2 = = 0,72
467
D3 =
24,2 – (0,67+ 0,72) = 1
2740−2300/20
3-4
Dtot = 23,1
Btot = 280
IC = 20
B1 = 2286 – 2280 = 6
B2 =2020 – 2006 = 14
23,1 x 6
D1 = = 0,49
280
23,1 x 14
D2 = = 1,15
280
D3 =
23,1 – (0,49+1,15) = 1,75
2280 – 2020 /20
4-1
Dtot = 24,2
Btot = 963
IC = 20
B1 = 2969 – 2960 = 9
B2 = 2020 – 2006 = 14

12
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

24,2 x 9
D1 = = 0,22
963
24,2 x 14
D2 = = 0,35
963
D3 = 24,2 –(0,22+ 0,35)¿ ¿ = 0,5
2160 – 2020/20
1-A
Dtot =13,3
Btot = 157
IC = 20
B1 = 2969 – 2960 = 9
B2 = 2820 – 2812 = 8
13,3 x 9
D1 = = 0,76
157
13,3 x 8
D2 = =0,67
157
D3 =
13,3 – (0,76+ 0,67) = 1,69
2960 – 2020/20
1-B
Dtot =17,4
Btot = 849
IC = 20
B1 = 2696 – 2960 = 9
B2 = 2140 – 2120 = 20
17,4 x 9
D1 = = 0,18
849
17,4 x 20
D2 = =0,40
849
D3 =
17,4 – (0,18+0,40) = 0,41
2960 – 2140/20
A-2
Dtot = 12,2
Btot = 59
IC = 20
B1 = 2812– 2800 = 12
B2 = 2760– 2753 = 7
12,2 x 12
D1 = = 2,48
59
12,2 x 7
D2 = = 1,44
59
D3 = 12,2 – ( 2,48+ 1,44)¿ ¿ = 4,14
2800 – 2760/20
BM-2
Dtot = 9,9
Btot = 347
IC = 20
B1 = 3100 – 3080 = 20
B2 = 2760 – 2753 = 7
9,9 x 20
D1 = = 0,57
347
9,9 x 7
D2 = = 0,39
347

13
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

D3 =
9,9 – (0,57+0,39) = 0,55
3080 – 2760/20
BM-3
Dtot = 18,9
Btot = 814
IC = 20
B1 = 3100 – 3080 = 20
B2 = 2300 – 2286 = 14
18,9 x 20
D1 = = 0,96
814
18,9 x 14
D2 = = 0,32
814
D3 =
18,9 – (0,96+ 0,32) = 0,45
3080 – 2300 /20
B-3
Dtot = 23,3
Btot = 166
IC = 20
B1 = 2286– 2280 = 6
B2 = 2140 – 2120 = 20
23,3 x 5
D1 = = 0,84
166
23,3 x 20
D2 = = 2,80
166
D3 =
23,3 – (0,84 +2,80) = 2,8
2280 – 2140/20
B-4
Dtot =9
Btot = 114
IC = 20
B1 = 2120 – 2100= 20
B2 = 2020 – 2006 = 14
9 x 20
D1 = = 1,57
114
9 x 14
D2 = = 1,1
114
D3 =
9 – (1,57+1,1) = 1,58
2100 – 2020/20
A-B
Dtot = 9,3
Btot = 692
IC = 20
B1 = 2812 – 2800 = 12
B2 = 2140– 2120 = 20
9,3 x 12
D1 = = 0,16
692
9,3 x 20
D2 = = 0,26
692
D3 =
9,3 – (0,16+0,26) = 0,26
2800 – 2140/20
BM-B

14
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

Dtot =10,3
Btot = 980
IC = 20
B1 = 3100 – 3080 = 20
B2 =2120– 2100 = 20
10,3 x 20
D1 = = 0,21
980
10,3 x 20
D2 = = 0,21
980
D3 =
10,3 – (0,21+0,21) = 0,19
3100 – 2100 /20
BM-A
Dtot = 7,5
Btot = 288
IC = 20
B1 = 3100 – 3080 = 20
B2 =2820– 2812 = 8
7,5 x 20
D1 = = 0,52
288
7,5 x 8
D2 = = 0,20
288
D3 =
7,5 – (0,52+ 0,20) = 0,52
3080 – 2820 /20
Tabel Hasil Koordinat Dari Pengolahan Data Tapping Compass
CENTIMETER

PATOK X y z
1-2 393.08078 -2271.49093 -206.87127
2-3 2695.82597 -2770.22423 -467.01495
3-4 2370.19839 -494.77498 -280.15707
4-1 0.00002 0.00002 954.04331
1-A 727.03296 -1119.53257 -147.37317
2-Bm 810.99917 567.86773 346.70959
4-B -818.737597 -281.78944 113.94936

METER

PATOK X y z
1-2 3.93 -22.71 -2.06
2-3 26.95 -27.7 -4.67
3-4 23.7 -4.94 -2.8
4-1 0 0 9.54
1-A 7.27 -11.19 -1.47
2-Bm 8.10 5,67 3.46
4-B -8.18 -2.18 1.13

15
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

Gambar 4 Hasil Penggambaran

16
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

Gambar 5 Penampang sayatan

TAPPING KOMPAS

17
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

KESIMPULAN
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara
akurat. Kompas geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur komponen arah, juga
komponen besar sudut. Kompas adalah sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan
arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Dengan berpedoman pada jarum yang terdapat didalam kompas, ada 8 arah mata angin
yang dapat diketahui yaitu : utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat

18
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. I, 2021

laut. Arah sangat menentukan kemana kita akan melangkah, tanpa mengetahui arah kita berjalan
seperti tanpa tujuan. Untuk menentukan arah perlu diperhatikan posisi jarum kompas yang selalu
menghadap ke kutub utara bumi, artinya dibutuhkan kemampuan visual untuk dapat membaca
kompas. Hal tersebut akan menjadi kendala bagi penderita tuna netra karena mereka memiliki
keterbatasan visual sehingga tidak bisa menggunakan kompas untuk menentukan arah.
Alat apapun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk
arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai kompas.
Berdasarkan fenomena Oersted yang menggambarkan hubungan antara listrik dan kemagnetan,
dimana sebuah magnet yang dapat berputar (jarum kompas) akan mendefleksi (menyimpang)
apabila berada dekat dengan kawat yang dialiri listrik. Bumi adalah magnet besar dengan kutub-
kutub magnet dan sebuah khatulistiwa magnet (magnet equator).

SARAN
Saran saya kepada asisten agar dapat lebih giat lagi bekerja sama kedepannya dan
memberikan ilmu-ilmu kepada para praktikan tentang pengetahuan ataupun pengalaman selama
manjalankan lab dan pengolahan data pada praktikum kedepannya dan semoga kegiatan praktikum
berikutnya berjalan lebih baik lagi dari sebelumnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Kepala Laboratorium dan semua asisten
Laboratorium Perpetaan yang telah meluangkan waktunya dan memeberikan bimbingan kepada
kami dengan sabar membagikan ilmu dan pengetahuanya selama kegiatan praktikum ini
berlangsung.

DAFTAR PUSAKA
[1] Abiddin, H. Z. (2001). Geodesi Satelit.  PT Anem Kosong Anem. Bandung.
[2] Setyowijoyoto, H S. (2018). Jurnal Studi Insania, Setyowiyoto, H. A., Yuda, R. S., Amin, A.
F., Setianto, A., Faqih, G. R., & Abdullah, A. S. (2015). Integrasi Sensor Elektronik dan
Automatic Data Backup pada Kompas Geologi untuk Mempermudah Akuisisi Data Lapangan
dan Olah Data Geologi Berbasis Sistem Informasi Geografis. Prodi Elektronika dan
Instrumentasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
[3] Tim Asisten Laboratorium Perpetaan, 2021, Penuntun Praktikum Perpetaan, Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.

19

Anda mungkin juga menyukai