Anda di halaman 1dari 22

Program Studi Teknik Pertanian

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

GRIDDING DAN SURFER


Eyricha Kaila Rerung1), Asrianto2) dan St Nurlian2)
1)
Praktikan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah Program Studi Teknik Pertanian Universitas Hasanuddin
2)
Asisten Praktikum Ilmu Ukur Wilayah Program Studi Teknik Pertanian Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Saat ini terdapat berbagai jenis peta dengan karakteristiknya masing-masing. Peta
topografi memberikan manfaat berupa informasi mengenai tinggi dan bentuk suatu
tempat attau lokasi dengan menggunakan garis kontur. Gridding merupakan proses
penggunaan titik data asli (data pengamatan) yang ada file X,Y,Z untuk membentuk
titik-titik data tambahan pada sebuah grid yang tersebar secara teratur. Tujuan dari
Praktikum Gridding dan Surfer ini agar mampu melaksanakan pengukuran ketinggian
tempat dengan cara grid serta mampu membuat peta kontur menggunakan surfer.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini dilakukan dengan dua metode yaitu
metode pengukuran langsung di lapangan yaitu pengukuran gridding yang
menggunakan theodolite dan praktikum dengan menggunakan software surfer.
Praktikum ini berguna untuk memahami penggunaan surfer dalam pembuatan peta
kontur. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini diperoleh bahwa tiap permukaan bumi
mempunyai bentuk topografi yang berbeda-beda. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap tittik pengukuran yang telah diperoleh dan
dimasukkan kedalam bentuk kontur 3 dimensi mempunyai ketinggian atau kedalaman
yang berbeda-beda.
Kata Kunci: Peta, Kontur, Gridding .

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pembangunan pada suatu daerah telah membuka pemahaman baru
bahwa yang mampu memberikan informasi selengkapnya dan informatif mungkin
merupakan daerah yang berpotensi meraih keuntungan sebesar-besarnya dari prinsip
perdagangan dan pembangunan dari sumber yang tidak terbatas. Aspek yang dapat
dilihat seperti ruang dan infrastruktur kota, perdagangan dan perpajakan,
pengembangan masyarakat,pelayanan Pendidikan dan kesehatan. Hal ini diperlukan
suatu gambaran letak struktur daerah lewat pemetaan topografis di daerah tersebut.
Saat ini terdapat berbagai jenis peta dengan karakteristiknya masing-masing. Peta
topografi memberikan manfaat berupa informasi mengenai tinggi dan bentuk suatu
tempat atau lokasi dengan menggunakan garis kontur. Kontur merupakan garis yang
digambarkan dalam peta yang menunjukkan titik-titik yang sama tingginya dari suatu
bidang referensi tertentu,umumnya dipakai sebagai referensial dalam permukaan air
laut rata-rata atau MeanSea Level (MSL) (Nugroho & Yarianto, 2010).
Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik batuan topografi harus
diketahui sehingga model topografi yang dibuat menghasilkan nilai anomali medan
magnetik sesuai dengan fakta. Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan
titik-titik dengan ketinggian sama. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat
proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang-bidang mendatar dengan permukaan
bumi kebidang mendatar peta, peta umumnya dibuat dengan skala tertentu maka garis
kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta, dengan memahami
bentuk-bentuk tampilan garis pada peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian
permukaan tanah yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan (Arifin, 2010).

26
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horizontal yang dalam surfer berbentuk
segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi.
Garis horizontal dan vertikal memiliki titik perpotongan dan ada titik Z yang berupa
titik ketinggian atau kedalaman. Surfer merupakan salah satu perangkat lunak yang
digunakan untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi dengan
mendasarkan pada grid sesuai dengan data yang diukur (Fahmi et al., 2014).
Salah satu resiko teknis yang sering terjadi dalam pemilihan lokasi lahan pertanian
adalah lahan rawa dibangun pada lokasi yang elevasinya rendah sehingga tanah dasar
lahan terletak di bawah rata-rata air surut. Kondisi ini memaksa petani harus membuat
sistem tata air yang tepat (pintu air, pompa dan lain-lain). Hal ini akan berpengaruh
pada hasil mutu panen. Berbagai masalah yang sering menjadi kendala bagi budidaya
pertanian di persawahan pasang surut, antara lain masalah keasaman, salinitas dan
kurangnya ketinggian muka air untuk mencapai lahan pertanian, hal ini sering
disebabkan oleh sistem tata air yang kurang tepat, semua permasalahan diatas muncul
sebagai akibat dari tidak tepatnya dalam menentukan elevasi dasar lahan pertanian,
penentuan elevasi dasar lahan pertanian dalah merupakan faktor utama dari semua
perencanan terhadap lahan pertanian, sehingga penentuan elevasi dasar pertanian di
lahan pasang surut banyak dipengaruhi oleh kisaran pasang surut air laut. Berdasarkan
hal tersebut maka perlu dilakukan penentuan elevasi dasar lahan pertanian dengan
melihat kisaran pasang surut air laut yang terjadi (holdani kurdi, 2012).
Garis kontur didefinisikan sebagai garis khayal yang menghubungkan setiap titik
pada ketinggian yang sama. Garis kontur di atas dapat dijelaskan bahwa sifat dari salah
satu garis kontur tersebut memiliki nilai ketinggian yang tunggal. Untuk
merepresentasikan seluruh bentuk relief dalam bentuk gambaran garis kontur dalam
suatu peta, perlu dilakukan penggambaran beberapa garis kontur yang memiliki
ketinggian yang berbeda dengan garis kontur disebelahnya berdasarkan nilai tinggi
yang berurutan. Adanya nilai tinggi dari garis kontur yang berurutan dengan garis
kontur lainnya berarti terdapat suatu besaran yang membatasi antara dua kontur
tersebut, yang dinamakan interval kontur. Jadi, interval kontur adalah jarak tegak
antara dua garis kontur yang berdekatan atau jarak antara dua bidang mendatar yang
berdekatan. Garis kontur pada suatu peta merupakan proyeksi pada serangkaian titik
pada ketinggian yang sama secara tegak lurus pada bidang datar (peta) (Pertiwi, 2011).
Surfer (Surface Mapping System) merupakan perangkat lunak pengolahan data
spasial dan analisa tiga dimesi, dalam bidang oseanografi surfer digunakan untuk
mengolah dan menampilkan data batimetri, topografi, arus dan pola sebaran. Surfer
juga mempermudah dan mempercepat konversi data ke dalam bentuk peta kontur, plot
permukaan, wirefrime, vektor, gambar relief dan post map. Lembar kerja surfer terdiri
dari tiga bagian yaitu surface plot, worksheet dan editor. Surface plot adalah lembar
kerja yang digunakan untuk membuat tampilan dan grid. Worksheet adalah lembar
kerja yang digunakan untuk melakukan input dan pengolahan data X, Y dan Z. Jendela
editor adalah tempat yang digunakan untuk membuat dan mengolah file teks ASCII
dan analisa statistik data yang di grid (Prawira, 2015).
Cut and Fill adalah salah satu jenis pengerjaan tanah yang bertujuan untuk
mengubah elevasi muka tanah ke nilai yang dikehendaki. Cut and Fill diterapkan
untuk meminimalkan biaya konstruksi untuk memobilisasi massa tanah (m3) dari dan
ke tempat konstruksi. Pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill), suatu jalan yang
melintasi wilayah dengan topografi bergelombang. Setelah dilakukaan pengukuran
dan desain jalan akan diketahui berapa volume tanah yang harus digali dan berapa
kebutuhan tanah untuk timbunan. Ketepatan pengukuran dan perhitungan volume akan

27
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

menghasilkan biaya konstruksi yang tidak mahal, karena telah diketahui berapa
potensi dan kebutuhan tanah. Apabila terjadi kesalahan perhitungan volume cut and
fill, tentunya akan menambah biaya konstruksi. Terdapat beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk melakukan perhitungan volume galian tanah (cut & fill), yaitu dengan
metode dasar perhitungan volume dan metode gridding. Areal yang akan dihitung
volumenya, dibagi dalam beberapa pias (potongan melintangnya). Selanjutnya cari
luas tiap pias tersebut, volume areal merupakan harga rata-rata pias yang
membatasinya dikalikan dengan jarak antara kedua pias tersebut (Kosanke, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum gridding dan surfer
untuk mengetahui bentuk topografi maupun ketingggian atau kedalaman suatu lokasi
yang digambarkan kedalam bentuk kontur tiga dimensi menggunakan surfer.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Adapun tujuan dari Praktikum Gridding dan Surfer adalah mampu melaksanakan
pengukuran ketinggian tempat dengan cara grid serta mampu membuat peta kontur
menggunakan surfer.
Adapun kegunaan dari Praktikum Griding and Surfer adalah memahami
penggunaan surfer dalam pembuatan peta kontur.

METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Gridding
1. Mentukan lokasi untuk penempatan titik grid.
2. Mengukur jarak antara titik dan pasang patok membentuk grid pada titik BM,
P0, P1, P2, P3, A0, A1, A2, A3, B0, B1, B2, B3, C0, C1, C2 dan C3. seperti gambar
berikut:

Gambar 7. Pola Pengukuran Gridding


3. Memasang theodolite pada titik bench mark (BM) dengan bandul berada tepat
di atas patok.
4. Menyeimbangkan nivo pada theodolite.
5. Mengukur tinggi alat.
6. Mengukur titik elevasi pada titik BM, P0, P1, P2, P3.
7. Menembak bak ukur dari titik BM ke P0, kemudian catat skala.
8. Memindahkan bak ukur pada titik P1, P2 dan P3 lalu catat skala pada setiap titik.
9. Memindahkan theodolite pada titik P0, posisi bandul tepat di atas patok.
10. Menyeimbangkan nivo dan ukur tinggi alat.
11. Menembak bak ukur dari titik P0 ke A0 kemudian catat skala.
12. Memindahkan bak ukur pada titik B0 dan C0, lalu catat skala pada setiap titik.
13. Mengulang prosedur 10 sampai 12 pada titik P1, P2, dan P3
28
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

14. Mendokumentasikan kegiatan praktikum.


B. Surfer
Adapun langkah-langkah dalam membuat peta kontur sebagai berikut:
1. Membuka aplikasi surfer pada dekstop.

Gambar 8. Tampilan Aplikasi Surfer

2. Membuka file, kemudian klik new pada surfer.

Gambar 9. Lembar New pada Surfer

3. Membuka file pada workshet kemudian memasukkan data perhitungan X,Y


dan Z.

Gambar 10. Data X,Y dan Z pada Excel

4. Menyimpan data Perhitungan X,Y dan Z yang telah dilakukan pada worksheet
file.

Gambar 11. Menyimpan Data X,Y dan Z pada Surfer

29
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

5. Memasukkan data workshet yang telah disimpan.

Gambar 12. Data Excel Dimasukkan

6. Mengklik ok setelah memilih data yang sudah disimpan.

Gambar 13. Rincian dari Grid Data

7. Tampilan peta kontur dua dimensi akan muncul.

Gambar 14. Peta Kontur Dua Dimensi

8. Kemudian klik kanan pada gambar tekan add, untuk menampilkan profile.

Gambar 15. Add Profile

30
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

9. Memilih data yang telah di save sebelumnya, kemudian klik open.

Gambar 16. Data Surfer

10. Tampilan 3D pada peta kontur.

Gambar 17. 3D pada Peta Kontur

11. Tampilan penggabungan peta kontur 2D dan 3D dengan overlay maps.

Gambar 18. Peta Kontur 2D dan 3D yang telah Digabungkan

12. Memilh ikon untuk menampilkan jalur aliran air pada peta kontur.

Gambar 19. Gambar Jalur Aliran Air pada Peta 3D


31
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

13. Memilih opsi map kemudian klik overlay maps untuk menggabungkan
gambar jalur aliran air dengan peta kontur 3D.

Gambar 20. Tampilan Penggabungan Jalur Aliran Air dengan Peta 3D

14. Menyimpan file dengan mengubahnya menjadi JPG kemudian save.

Gambar 21. Menyimpan JPG pada Peta 3D

15. Hasil gambar tiga dimensi pada peta kontur.

Gambar 22. Hasil Akhir 3D pada Peta Kontur


Rumus yang digunakan
1. Tinggi garis bidik
TGB = TTA + Tinggi Alat …………..(1)
2. Menghitung tinggi titik
TT = TGB – BT ………………...........(2)
Keterangan :
TTA = Tinggi alat dari permukaan bumi (m)
TGB = Tinggi garis bidik (m)
TT = Tinggi titik (m)

32
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. 2D Contour Map

Gambar 23. 2D Contour Map


2. 3D Contour Map

Gambar 24. 3D Contour Map


Pembahasan
Hasil dari praktikum ini didapatkan suatu garis kontur. Garis kontur merupakan
merepresentasikan seluruh bentuk relief dalam bentuk gambaran garis kontur
dalam suatu peta, perlu dilakukan penggambaran beberapa garis kontur yang
memiliki ketinggian yang berbeda dengan garis kontur disebelahnya berdasarkan
nilai tinggi yang berurutan, dengan adanya nilai tinggi dari garis kontur yang
berurutan dengan garis kontur lainnya berarti terdapat suatu besaran yang
membatasi antara dua kontur tersebut, yang dinamakan interval kontur. Hal ini
sesuai dengan pernyataan grid (Prawira, 2015) bahwa garis kontur didefinisikan
sebagai garis khayal yang menghubungkan setiap titik pada ketinggian yang sama.
Hasil yang diperoleh dari hasil pengukuran diolah terlebih dahulu dengan
mencari nilai dari hasil perhitungan TT. Sedangkan nilai TT didapat dari hasil
pengurangan antara nilai TGB dengan nilai BT. Nilai TGB diperoleh dari hasil
penambahan antara TTA dengan nilai tinggi alat. Dari hasil pengukuran tinggi titik
dapat diketahui bahwa setiap titik memiliki perbedaan ketinggian, perbedaan
tersebut dapat dilihat dari kontur tiga dimensi yang diperoleh. Hal ini sejalan
dengan pernyataan (Prawira, 2015) yang menyatakan bahwa surface plot adalah

33
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

lembar kerja yang digunakan untukmembuat tampilan dan grid. Worksheet adalah
lembar kerja yang digunakan untukmelakukan input dan pengolahan data XYZ.
Jendela editor adalah tempat yang digunakanuntuk membuat atau mengolah file teks
ASCII dan analisa statistik data yang di grid.

KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap lokasi
atau tempat tertentu memiliki ketinggian serta bentuk yang berbeda. Hasil
pengukuran yang didapatkan dapat dilihat dalam bentuk kontur 2D bahkan kontur
3D dengan mensimulasikan data hasil pengukuran kedalam surfer. Hasil
pengukuran yang didapatkan diolah dalam bentuk dua dimensi dan diperoleh
gambar peta berupa kontur tiga dimensi. Surfer digunakan dalam pembuatan peta
kontur. Surfer juga mempermudah dan mempercepat konversi data ke dalam bentuk
peta kontur, plot permukaan.wireframe,vektor, gambar, relief dan post map.

34
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, K., Elis, I., Wahyu , B, S. (2014). Kajian Arus dan Batimetri di Perairan Pesisir
Bengkulu. Vol. 3(8): 549–559.
Holdani, K. (2012). Penentuan Elevasi Dasar Lah An Pertanian Berdasarkan pada
Kisaran Pasang Surut Air Laut pada Lokasi Unit Kecamatan Barambai. Vol.
13(1): 28–38.
Kosanke, R. M. (2019). Modul Cut and Fill. did, 2–4.
Nugroho, A. Y. S. (2010). Pembuatan Peta Digital Topografi Pulau Panjang, Banten
Menggunakan Arcgis9.2 dan Surfer 8. Vol. 12: 1.
Pertiwi, A. (2011). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian
( Kontur ). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian
(Kontur), 2011(Semantik), 7.
Prawira, M. (2015). Pengenalan surfer. 1–7.
Santosa, B. J., Mashuri, M., Sutrisno, W. T., Wafi, A., Salim, R. dan Armi, R. (2012).
Interpretasi Metode Magnetik untuk Penentuan Struktur Bawah Permukaan di
Sekitar Gunung Kelud Kabupaten Kediri. Jurnal Penelitian Fisika dan
Aplikasinya (JPFA). Vol. 2(1): 7.
Widayati, S. R. I., Usman, D. N., Ashari, Y. dan Suherman. (2010). Di Bidang
Pertambangan. Mimbar. Vol. 26(1): 43–58.

35
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

LAMPIRAN
Lampiran 11. Tabel Pengukuran dan Perhitungan Gridding dan Surfer
Tabel 7. Hasil Pengukuran Gridding
BT (m) TTA (m) Jarak (m) Tinggi Alat (m)
BM
P0 1.253 5
P1 1.282 10
16 1.27
P2 1.27 15
P3 1.324 20
P0
A0 1.43 5
B0 1.529 16 10 1.27
C0 1.57 15
P1
A1 1.34 5
B1 1.457 16 10 1.27
C1 1.533 15
P2
A2 1.395 5
B2 1.5 16 10 1.22
C2 1.51 15
P3
A3 1.335 5
B3 1.398 16 10 1.24
C3 1.548 15
Tabel 8. Hasil Perhitungan Pengukuran Gridding
TTA Jarak Tinggi Alat
BT (m) (m) (m) (m) TGB (m) TT (m)
BM
P0 1.253 5 17.270 16.017
P1 1.282 10 17.270 15.988
16 1.27
P2 1.27 15 17.270 16.000
P3 1.324 20 17.270 15.946
P0
A0 1.43 5 17.270 15.840
B0 1.529 16 10 1.27 17.270 15.741
C0 1.57 15 17.270 15.700
P1
A1 1.34 5 17.270 15.930
B1 1.457 16 10 1.27 17.270 15.813
C1 1.533 15 17.270 15.737
P2
A2 1.395 5 17.220 15.825
B2 1.5 16 10 1.22 17.220 15.720
C2 1.51 15 17.220 15.710

36
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

P3
A3 1.335 5 17.240 15.905
B3 1.398 16 10 1.24 17.240 15.842
C3 1.548 15 17.240 15.692
Tabel 9. Hasil Perhitungan X,Y dan Z
X Y Z
0 0 16.547
5 0 16.518
10 0 16.530
15 0 16.476
0 5 16.370
5 5 16.271
10 5 16.230
15 5 16.460
0 10 16.343
5 10 16.267
10 10 15.825
15 10 16.250
0 15 16.240
5 15 16.435
10 15 16.372
15 15 16.222
Lampiran 12. Perhitungan Titik Garis Bidik dan Titik Tinggi
1. Tinggi Garis Bidik
TBG = TTA + Tinggi Alat
a. Titik BM P0, P1, P2 dan P3
TGB = 16 + 1.27
= 17.270
b. Titik BM A0, B0 dan C0
TGB = 16 + 1.27
= 17.270
c. Titik BM A1, B1 dan C1
TGB = 16 + 1.27
= 17.270
d. Titik BM A2, B2 dan C2
TGB = 16 + 1.22
= 17.220
e. Titik BM A3, B3 dan C3
TGB = 16 + 1.24
= 17.240
2. Titik Tinggi
TT = TBG – BT
a. Titik BM P0
TT = 17.270 - 1.253
= 16.017
b. Titik BM P1
TT = 17.270 - 1.282

37
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

= 15.988

c. Titik BM P2
TT = 17.270 – 1.27
= 16.000
d. Titik BM P3
TT = 17.270 - 1.324
= 15.946
e. Titik BM A0
TT = 17.270 – 1.43
= 15.840
f. Titik BM B0
TT = 17.270 - 1.529
= 15.741
g. Titik BM C0
TT = 17.270 – 1.57
= 15.700
h. Titik BM A1
TT = 17.270 - 1.34
= 15.930
i. Titik BM B1
TT = 17.270 - 1.457
= 15.813
j. Titik BM C1
TT = 17.270 - 1.533
= 15.737
k. Titik BM A2
TT = 17.220 - 1.395
= 15.825
l. Titik BM B2
TT = 17.220 - 1.5
= 15.720
m. Titik BM C2
TT = 17.220 - 1.51
= 15.710
n. Titik BM A3
TT = 17.240 - 1.335
= 15.905
o. Titik BM B3
TT = 17.240 - 1.398
= 15.842
p. Titik BM C3
TT = 17.240 - 1.548
= 15.692
Lampiran 13. Data Gridding Report
——————————
Gridding Report
——————————

38
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Tue Oct 25 11:00:04 2022


Elapsed time for gridding: 0.02 seconds

Data Source

Source Data File Name: C:\Users\eyric\OneDrive\Documents\lenovo.dat


X Column: A
Y Column: B
Z Column: C

Filtered Data Counts

Active Data: 7

Original Data: 16
Excluded Data: 0
Deleted Duplicates: 9
Retained Duplicates: 1
Artificial Data: 0
Superseded Data: 0

Exclusion Filtering

Exclusion Filter String: Not In Use

Duplicate Filtering

Duplicate Points to Keep: First


X Duplicate Tolerance: 1.7E-006
Y Duplicate Tolerance: 1.7E-006

Deleted Duplicates: 9
Retained Duplicates: 1
Artificial Data: 0

——————————————————————————————————
——————————
X Y Z ID
Status
——————————————————————————————————
——————————
0 0 16.017 2
Retained

39
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

0 0 0 6
Deleted
0 0 0 10
Deleted
0 0 15.7 9
Deleted
0 0 15.741 8
Deleted
0 0 15.84 7
Deleted
0 0 15.93 11
Deleted
0 0 15.946 5
Deleted
0 0 15.988 3
Deleted
0 0 16 4
Deleted
——————————————————————————————————
——————————

Breakline Filtering

Breakline Filtering: Not In Use

Z Data Transform

Transformation method: Linear (use Z values directly)

No untransformable data were found.

Data Counts

Active Data: 7

Univariate Statistics

——————————————————————————————————
——————————
X Y Z
——————————————————————————————————
——————————
Count: 7 7 7

1%-tile: 0 0 0
5%-tile: 0 0 0

40
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

10%-tile: 0 0 0
25%-tile: 0 10 15.71
50%-tile: 10 15 15.737
75%-tile: 10 15 15.813
90%-tile: 15 15 15.825
95%-tile: 15 15 15.825
99%-tile: 15 15 15.825

Minimum: 0 0 0
Maximum: 15 15 16.017

Mean: 7.85714285714 11.4285714286 13.546


Median: 10 15 15.737
Geometric Mean: N/A N/A N/A
Harmonic Mean: N/A N/A N/A
Root Mean Square: 9.81980506062 12.5356634106
14.6316757755
Trim Mean (10%): N/A N/A N/A
Interquartile Mean: 6.25 12.5 15.745
Midrange: 7.5 7.5 8.0085
Winsorized Mean: 7.85714285714 11.4285714286
13.5185714286
TriMean: 7.5 13.75 15.74925

Variance: 40.4761904762 30.9523809524


35.6904566667
Standard Deviation: 6.3620901028 5.56348640264
5.97414903285
Interquartile Range: 10 5 0.103
Range: 15 15 16.017
Mean Difference: 7.61904761905 5.71428571429
4.60704761905
Median Abs. Deviation: 5 0 0.076
Average Abs. Deviation: 5 3.57142857143
2.31785714286
Quartile Dispersion: N/A N/A N/A
Relative Mean Diff.: 0.969696969697 0.5 0.340103914

Standard Error: 2.40464403294 2.10280020627


2.25801609088
Coef. of Variation: 0.809720558539 0.486805060231
0.441026800003
Skewness: -0.135858770361 -1.09200468529 -
1.61878974842
Kurtosis: 1.12809829814 2.6420722135
3.79380492893

Sum: 55 80 94.822
Sum Absolute: 55 80 94.822

41
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Sum Squares: 675 1100 1498.601552


Mean Square: 96.4285714286 157.142857143 214.085936
——————————————————————————————————
——————————

Inter-Variable Covariance

————————————————————————————————
X Y Z
————————————————————————————————
X: 40.47619 11.904762 20.188333
Y: 11.904762 30.952381 -9.8925
Z: 20.188333 -9.8925 35.690457
————————————————————————————————

Inter-Variable Correlation

————————————————————————————————
X Y Z
————————————————————————————————
X: 1.000 0.336 0.531
Y: 0.336 1.000 -0.298
Z: 0.531 -0.298 1.000
————————————————————————————————

Inter-Variable Rank Correlation

————————————————————————————————
X Y Z
————————————————————————————————
X: 1.000 0.092 -0.257
Y: 0.092 1.000 -0.657
Z: -0.257 -0.657 1.000
————————————————————————————————

Principal Component Analysis

——————————————————————————————————
——————
PC1 PC2 PC3
——————————————————————————————————
——————
X: -0.28327221496 -0.28327221496 -0.573080059371
Y: -0.828106284107 -0.828106284107 0.550596668376
Z: 0.483732192907 0.483732192907 0.550596668376

42
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Lambda: 58.6597339787 40.8033012367 7.6559928799


——————————————————————————————————
——————

Planar Regression: Z = AX+BY+C

Fitted Parameters
——————————————————————————————————
——————
A B C
——————————————————————————————————
——————
Parameter Value: 0.668380357143 -0.576673214286
14.8849910714
Standard Error: 0.33890501898 0.387552716229 4.72320739315
——————————————————————————————————
——————

Inter-Parameter Correlations
————————————————————————————
A B C
————————————————————————————
A: 1.000 -0.336 -0.248
B: -0.336 1.000 -0.748
C: -0.248 -0.748 1.000
————————————————————————————

ANOVA Table
——————————————————————————————————
——————————————————
Source df Sum of Squares Mean Square F
——————————————————————————————————
——————————————————
Regression: 2 115.189351295 57.5946756473
2.32815374595
Residual: 4 98.9533887054 24.7383471763
Total: 6 214.14274
——————————————————————————————————
——————————————————

Coefficient of Multiple Determination (R^2): 0.537909206236

Nearest Neighbor Statistics

—————————————————————————————————
Separation |Delta Z|

43
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

—————————————————————————————————
1%-tile: 5 0.01
5%-tile: 5 0.01
10%-tile: 5 0.01
25%-tile: 5 0.027
50%-tile: 5 0.076
75%-tile: 5 0.105
90%-tile: 5 0.204
95%-tile: 5 0.204
99%-tile: 5 0.204

Minimum: 5 0.01
Maximum: 14.1421356237 15.825

Mean: 6.30601937482 2.32485714286


Median: 5 0.076
Geometric Mean: 5.8006469308 0.109420983782
Harmonic Mean: 5.50872839942 0.0347014064954
Root Mean Square: 7.07106781187 5.98200396427
Trim Mean (10%): N/A N/A
Interquartile Mean: 5 0.05875
Midrange: 9.57106781187 7.9175
Winsorized Mean: 5 0.0932857142857
TriMean: 5 0.071

Variance: 11.9398062518 35.4426458095


Standard Deviation: 3.4554024732 5.95337264158
Interquartile Range: 0 0.078
Range: 9.14213562373 15.815
Mean Difference: 2.61203874964 4.55971428571
Median Abs. Deviation: 0 0.049
Average Abs. Deviation: 1.30601937482 2.29571428571
Quartile Dispersion: 0 0.590909090909
Relative Mean Diff.: 0.414213562373 1.96128794396

Standard Error: 1.30601937482 2.2501633531


Coef. of Variation: 0.547953037855 2.56074772589
Skewness: 1.61984774147 1.6194270068
Kurtosis: 3.79591836735 3.79506625532

Sum: 44.1421356237 16.274


Sum Absolute: 44.1421356237 16.274
Sum Squares: 350 250.4906
Mean Square: 50 35.7843714286
—————————————————————————————————

Complete Spatial Randomness

Lambda: 0.0311111111111

44
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Clark and Evans: 2.22455453714


Skellam: 68.4169066782

Gridding Rules

Gridding Method: Kriging


Kriging Type: Point

Polynomial Drift Order: 0


Kriging std. deviation grid: no

Semi-Variogram Model
Component Type: Linear
Anisotropy Angle: 0
Anisotropy Ratio: 1
Variogram Slope: 1

Search Parameters
No Search (use all data): true

Output Grid

Grid File Name: C:\Users\eyric\OneDrive\Documents\lenovo.grd


Grid Size: 100 rows x 100 columns
Total Nodes: 10000
Filled Nodes: 10000
Blanked Nodes: 0
Blank Value: 1.70141E+038

Grid Geometry

X Minimum: 0
X Maximum: 15
X Spacing: 0.15151515151515

Y Minimum: 0
Y Maximum: 15
Y Spacing: 0.15151515151515

Univariate Grid Statistics

——————————————————————————————
Z
——————————————————————————————
Count: 10000

45
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

1%-tile: 4.14526502342
5%-tile: 8.4417830041
10%-tile: 10.8027577443
25%-tile: 14.0369688578
50%-tile: 15.756403309
75%-tile: 16.0450631428
90%-tile: 16.5707921379
95%-tile: 16.794989487
99%-tile: 17.0406424835

Minimum: -1.00131014591e-012
Maximum: 17.1891268231

Mean: 14.5618738651
Median: 15.7564906062
Geometric Mean: N/A
Harmonic Mean: N/A
Root Mean Square: 14.8100236039
Trim Mean (10%): 14.9082289991
Interquartile Mean: 15.4996317289
Midrange: 8.59456341154
Winsorized Mean: 14.833699131
TriMean: 15.3987096547

Variance: 7.28935762021
Standard Deviation: 2.69988103816
Interquartile Range: 2.00809428501
Range: 17.1891268231
Mean Difference: 2.51054244032
Median Abs. Deviation: 0.650466129257
Average Abs. Deviation: 1.63065602025
Quartile Dispersion: N/A
Relative Mean Diff.: N/A

Standard Error: 0.0269988103816


Coef. of Variation: N/A
Skewness: -2.15391558516
Kurtosis: 7.82515811149

Sum: 145618.738651
Sum Absolute: 145618.738651
Sum Squares: 2193367.99147
Mean Square: 219.336799147
——————————————————————————————

46
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah

Lampiran 14. Denah Pengukuran Gridding dan Surfer

2 6
5

3 1

2 2
Gambar 25. Denah Lokasi Pengukuran Gridding
Keterangan :
1. Lokasi pengukuran
2. Jalan raya
3. Fakultas Farmasi
4. Fakultas MIPA
5. Laboratorium Ilmu Komunikasi
6. Gedung PBT
Lampiran 15. Dokumentasi Praktikum Pengukuran Gridding dan Surfer

Gambar 26. Mengukur dengan Theodolite

47

Anda mungkin juga menyukai