ABSTRAK
Saat ini terdapat berbagai jenis peta dengan karakteristiknya masing-masing. Peta
topografi memberikan manfaat berupa informasi mengenai tinggi dan bentuk suatu
tempat attau lokasi dengan menggunakan garis kontur. Gridding merupakan proses
penggunaan titik data asli (data pengamatan) yang ada file X,Y,Z untuk membentuk
titik-titik data tambahan pada sebuah grid yang tersebar secara teratur. Tujuan dari
Praktikum Gridding dan Surfer ini agar mampu melaksanakan pengukuran ketinggian
tempat dengan cara grid serta mampu membuat peta kontur menggunakan surfer.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini dilakukan dengan dua metode yaitu
metode pengukuran langsung di lapangan yaitu pengukuran gridding yang
menggunakan theodolite dan praktikum dengan menggunakan software surfer.
Praktikum ini berguna untuk memahami penggunaan surfer dalam pembuatan peta
kontur. Hasil yang diperoleh dari praktikum ini diperoleh bahwa tiap permukaan bumi
mempunyai bentuk topografi yang berbeda-beda. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap tittik pengukuran yang telah diperoleh dan
dimasukkan kedalam bentuk kontur 3 dimensi mempunyai ketinggian atau kedalaman
yang berbeda-beda.
Kata Kunci: Peta, Kontur, Gridding .
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan pembangunan pada suatu daerah telah membuka pemahaman baru
bahwa yang mampu memberikan informasi selengkapnya dan informatif mungkin
merupakan daerah yang berpotensi meraih keuntungan sebesar-besarnya dari prinsip
perdagangan dan pembangunan dari sumber yang tidak terbatas. Aspek yang dapat
dilihat seperti ruang dan infrastruktur kota, perdagangan dan perpajakan,
pengembangan masyarakat,pelayanan Pendidikan dan kesehatan. Hal ini diperlukan
suatu gambaran letak struktur daerah lewat pemetaan topografis di daerah tersebut.
Saat ini terdapat berbagai jenis peta dengan karakteristiknya masing-masing. Peta
topografi memberikan manfaat berupa informasi mengenai tinggi dan bentuk suatu
tempat atau lokasi dengan menggunakan garis kontur. Kontur merupakan garis yang
digambarkan dalam peta yang menunjukkan titik-titik yang sama tingginya dari suatu
bidang referensi tertentu,umumnya dipakai sebagai referensial dalam permukaan air
laut rata-rata atau MeanSea Level (MSL) (Nugroho & Yarianto, 2010).
Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik batuan topografi harus
diketahui sehingga model topografi yang dibuat menghasilkan nilai anomali medan
magnetik sesuai dengan fakta. Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan
titik-titik dengan ketinggian sama. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat
proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang-bidang mendatar dengan permukaan
bumi kebidang mendatar peta, peta umumnya dibuat dengan skala tertentu maka garis
kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta, dengan memahami
bentuk-bentuk tampilan garis pada peta, maka dapat diketahui bentuk ketinggian
permukaan tanah yang selanjutnya dengan bantuan pengetahuan (Arifin, 2010).
26
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horizontal yang dalam surfer berbentuk
segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi.
Garis horizontal dan vertikal memiliki titik perpotongan dan ada titik Z yang berupa
titik ketinggian atau kedalaman. Surfer merupakan salah satu perangkat lunak yang
digunakan untuk pembuatan peta kontur dan pemodelan tiga dimensi dengan
mendasarkan pada grid sesuai dengan data yang diukur (Fahmi et al., 2014).
Salah satu resiko teknis yang sering terjadi dalam pemilihan lokasi lahan pertanian
adalah lahan rawa dibangun pada lokasi yang elevasinya rendah sehingga tanah dasar
lahan terletak di bawah rata-rata air surut. Kondisi ini memaksa petani harus membuat
sistem tata air yang tepat (pintu air, pompa dan lain-lain). Hal ini akan berpengaruh
pada hasil mutu panen. Berbagai masalah yang sering menjadi kendala bagi budidaya
pertanian di persawahan pasang surut, antara lain masalah keasaman, salinitas dan
kurangnya ketinggian muka air untuk mencapai lahan pertanian, hal ini sering
disebabkan oleh sistem tata air yang kurang tepat, semua permasalahan diatas muncul
sebagai akibat dari tidak tepatnya dalam menentukan elevasi dasar lahan pertanian,
penentuan elevasi dasar lahan pertanian dalah merupakan faktor utama dari semua
perencanan terhadap lahan pertanian, sehingga penentuan elevasi dasar pertanian di
lahan pasang surut banyak dipengaruhi oleh kisaran pasang surut air laut. Berdasarkan
hal tersebut maka perlu dilakukan penentuan elevasi dasar lahan pertanian dengan
melihat kisaran pasang surut air laut yang terjadi (holdani kurdi, 2012).
Garis kontur didefinisikan sebagai garis khayal yang menghubungkan setiap titik
pada ketinggian yang sama. Garis kontur di atas dapat dijelaskan bahwa sifat dari salah
satu garis kontur tersebut memiliki nilai ketinggian yang tunggal. Untuk
merepresentasikan seluruh bentuk relief dalam bentuk gambaran garis kontur dalam
suatu peta, perlu dilakukan penggambaran beberapa garis kontur yang memiliki
ketinggian yang berbeda dengan garis kontur disebelahnya berdasarkan nilai tinggi
yang berurutan. Adanya nilai tinggi dari garis kontur yang berurutan dengan garis
kontur lainnya berarti terdapat suatu besaran yang membatasi antara dua kontur
tersebut, yang dinamakan interval kontur. Jadi, interval kontur adalah jarak tegak
antara dua garis kontur yang berdekatan atau jarak antara dua bidang mendatar yang
berdekatan. Garis kontur pada suatu peta merupakan proyeksi pada serangkaian titik
pada ketinggian yang sama secara tegak lurus pada bidang datar (peta) (Pertiwi, 2011).
Surfer (Surface Mapping System) merupakan perangkat lunak pengolahan data
spasial dan analisa tiga dimesi, dalam bidang oseanografi surfer digunakan untuk
mengolah dan menampilkan data batimetri, topografi, arus dan pola sebaran. Surfer
juga mempermudah dan mempercepat konversi data ke dalam bentuk peta kontur, plot
permukaan, wirefrime, vektor, gambar relief dan post map. Lembar kerja surfer terdiri
dari tiga bagian yaitu surface plot, worksheet dan editor. Surface plot adalah lembar
kerja yang digunakan untuk membuat tampilan dan grid. Worksheet adalah lembar
kerja yang digunakan untuk melakukan input dan pengolahan data X, Y dan Z. Jendela
editor adalah tempat yang digunakan untuk membuat dan mengolah file teks ASCII
dan analisa statistik data yang di grid (Prawira, 2015).
Cut and Fill adalah salah satu jenis pengerjaan tanah yang bertujuan untuk
mengubah elevasi muka tanah ke nilai yang dikehendaki. Cut and Fill diterapkan
untuk meminimalkan biaya konstruksi untuk memobilisasi massa tanah (m3) dari dan
ke tempat konstruksi. Pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill), suatu jalan yang
melintasi wilayah dengan topografi bergelombang. Setelah dilakukaan pengukuran
dan desain jalan akan diketahui berapa volume tanah yang harus digali dan berapa
kebutuhan tanah untuk timbunan. Ketepatan pengukuran dan perhitungan volume akan
27
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
menghasilkan biaya konstruksi yang tidak mahal, karena telah diketahui berapa
potensi dan kebutuhan tanah. Apabila terjadi kesalahan perhitungan volume cut and
fill, tentunya akan menambah biaya konstruksi. Terdapat beberapa metode yang dapat
dilakukan untuk melakukan perhitungan volume galian tanah (cut & fill), yaitu dengan
metode dasar perhitungan volume dan metode gridding. Areal yang akan dihitung
volumenya, dibagi dalam beberapa pias (potongan melintangnya). Selanjutnya cari
luas tiap pias tersebut, volume areal merupakan harga rata-rata pias yang
membatasinya dikalikan dengan jarak antara kedua pias tersebut (Kosanke, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum gridding dan surfer
untuk mengetahui bentuk topografi maupun ketingggian atau kedalaman suatu lokasi
yang digambarkan kedalam bentuk kontur tiga dimensi menggunakan surfer.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Adapun tujuan dari Praktikum Gridding dan Surfer adalah mampu melaksanakan
pengukuran ketinggian tempat dengan cara grid serta mampu membuat peta kontur
menggunakan surfer.
Adapun kegunaan dari Praktikum Griding and Surfer adalah memahami
penggunaan surfer dalam pembuatan peta kontur.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Gridding
1. Mentukan lokasi untuk penempatan titik grid.
2. Mengukur jarak antara titik dan pasang patok membentuk grid pada titik BM,
P0, P1, P2, P3, A0, A1, A2, A3, B0, B1, B2, B3, C0, C1, C2 dan C3. seperti gambar
berikut:
4. Menyimpan data Perhitungan X,Y dan Z yang telah dilakukan pada worksheet
file.
29
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
8. Kemudian klik kanan pada gambar tekan add, untuk menampilkan profile.
30
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
12. Memilh ikon untuk menampilkan jalur aliran air pada peta kontur.
13. Memilih opsi map kemudian klik overlay maps untuk menggabungkan
gambar jalur aliran air dengan peta kontur 3D.
32
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
33
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
lembar kerja yang digunakan untukmembuat tampilan dan grid. Worksheet adalah
lembar kerja yang digunakan untukmelakukan input dan pengolahan data XYZ.
Jendela editor adalah tempat yang digunakanuntuk membuat atau mengolah file teks
ASCII dan analisa statistik data yang di grid.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap lokasi
atau tempat tertentu memiliki ketinggian serta bentuk yang berbeda. Hasil
pengukuran yang didapatkan dapat dilihat dalam bentuk kontur 2D bahkan kontur
3D dengan mensimulasikan data hasil pengukuran kedalam surfer. Hasil
pengukuran yang didapatkan diolah dalam bentuk dua dimensi dan diperoleh
gambar peta berupa kontur tiga dimensi. Surfer digunakan dalam pembuatan peta
kontur. Surfer juga mempermudah dan mempercepat konversi data ke dalam bentuk
peta kontur, plot permukaan.wireframe,vektor, gambar, relief dan post map.
34
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, K., Elis, I., Wahyu , B, S. (2014). Kajian Arus dan Batimetri di Perairan Pesisir
Bengkulu. Vol. 3(8): 549–559.
Holdani, K. (2012). Penentuan Elevasi Dasar Lah An Pertanian Berdasarkan pada
Kisaran Pasang Surut Air Laut pada Lokasi Unit Kecamatan Barambai. Vol.
13(1): 28–38.
Kosanke, R. M. (2019). Modul Cut and Fill. did, 2–4.
Nugroho, A. Y. S. (2010). Pembuatan Peta Digital Topografi Pulau Panjang, Banten
Menggunakan Arcgis9.2 dan Surfer 8. Vol. 12: 1.
Pertiwi, A. (2011). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian
( Kontur ). Metoda Interpolasi Inverse Distance Untuk Peta Ketinggian
(Kontur), 2011(Semantik), 7.
Prawira, M. (2015). Pengenalan surfer. 1–7.
Santosa, B. J., Mashuri, M., Sutrisno, W. T., Wafi, A., Salim, R. dan Armi, R. (2012).
Interpretasi Metode Magnetik untuk Penentuan Struktur Bawah Permukaan di
Sekitar Gunung Kelud Kabupaten Kediri. Jurnal Penelitian Fisika dan
Aplikasinya (JPFA). Vol. 2(1): 7.
Widayati, S. R. I., Usman, D. N., Ashari, Y. dan Suherman. (2010). Di Bidang
Pertambangan. Mimbar. Vol. 26(1): 43–58.
35
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
LAMPIRAN
Lampiran 11. Tabel Pengukuran dan Perhitungan Gridding dan Surfer
Tabel 7. Hasil Pengukuran Gridding
BT (m) TTA (m) Jarak (m) Tinggi Alat (m)
BM
P0 1.253 5
P1 1.282 10
16 1.27
P2 1.27 15
P3 1.324 20
P0
A0 1.43 5
B0 1.529 16 10 1.27
C0 1.57 15
P1
A1 1.34 5
B1 1.457 16 10 1.27
C1 1.533 15
P2
A2 1.395 5
B2 1.5 16 10 1.22
C2 1.51 15
P3
A3 1.335 5
B3 1.398 16 10 1.24
C3 1.548 15
Tabel 8. Hasil Perhitungan Pengukuran Gridding
TTA Jarak Tinggi Alat
BT (m) (m) (m) (m) TGB (m) TT (m)
BM
P0 1.253 5 17.270 16.017
P1 1.282 10 17.270 15.988
16 1.27
P2 1.27 15 17.270 16.000
P3 1.324 20 17.270 15.946
P0
A0 1.43 5 17.270 15.840
B0 1.529 16 10 1.27 17.270 15.741
C0 1.57 15 17.270 15.700
P1
A1 1.34 5 17.270 15.930
B1 1.457 16 10 1.27 17.270 15.813
C1 1.533 15 17.270 15.737
P2
A2 1.395 5 17.220 15.825
B2 1.5 16 10 1.22 17.220 15.720
C2 1.51 15 17.220 15.710
36
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
P3
A3 1.335 5 17.240 15.905
B3 1.398 16 10 1.24 17.240 15.842
C3 1.548 15 17.240 15.692
Tabel 9. Hasil Perhitungan X,Y dan Z
X Y Z
0 0 16.547
5 0 16.518
10 0 16.530
15 0 16.476
0 5 16.370
5 5 16.271
10 5 16.230
15 5 16.460
0 10 16.343
5 10 16.267
10 10 15.825
15 10 16.250
0 15 16.240
5 15 16.435
10 15 16.372
15 15 16.222
Lampiran 12. Perhitungan Titik Garis Bidik dan Titik Tinggi
1. Tinggi Garis Bidik
TBG = TTA + Tinggi Alat
a. Titik BM P0, P1, P2 dan P3
TGB = 16 + 1.27
= 17.270
b. Titik BM A0, B0 dan C0
TGB = 16 + 1.27
= 17.270
c. Titik BM A1, B1 dan C1
TGB = 16 + 1.27
= 17.270
d. Titik BM A2, B2 dan C2
TGB = 16 + 1.22
= 17.220
e. Titik BM A3, B3 dan C3
TGB = 16 + 1.24
= 17.240
2. Titik Tinggi
TT = TBG – BT
a. Titik BM P0
TT = 17.270 - 1.253
= 16.017
b. Titik BM P1
TT = 17.270 - 1.282
37
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
= 15.988
c. Titik BM P2
TT = 17.270 – 1.27
= 16.000
d. Titik BM P3
TT = 17.270 - 1.324
= 15.946
e. Titik BM A0
TT = 17.270 – 1.43
= 15.840
f. Titik BM B0
TT = 17.270 - 1.529
= 15.741
g. Titik BM C0
TT = 17.270 – 1.57
= 15.700
h. Titik BM A1
TT = 17.270 - 1.34
= 15.930
i. Titik BM B1
TT = 17.270 - 1.457
= 15.813
j. Titik BM C1
TT = 17.270 - 1.533
= 15.737
k. Titik BM A2
TT = 17.220 - 1.395
= 15.825
l. Titik BM B2
TT = 17.220 - 1.5
= 15.720
m. Titik BM C2
TT = 17.220 - 1.51
= 15.710
n. Titik BM A3
TT = 17.240 - 1.335
= 15.905
o. Titik BM B3
TT = 17.240 - 1.398
= 15.842
p. Titik BM C3
TT = 17.240 - 1.548
= 15.692
Lampiran 13. Data Gridding Report
——————————
Gridding Report
——————————
38
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
Data Source
Active Data: 7
Original Data: 16
Excluded Data: 0
Deleted Duplicates: 9
Retained Duplicates: 1
Artificial Data: 0
Superseded Data: 0
Exclusion Filtering
Duplicate Filtering
Deleted Duplicates: 9
Retained Duplicates: 1
Artificial Data: 0
——————————————————————————————————
——————————
X Y Z ID
Status
——————————————————————————————————
——————————
0 0 16.017 2
Retained
39
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
0 0 0 6
Deleted
0 0 0 10
Deleted
0 0 15.7 9
Deleted
0 0 15.741 8
Deleted
0 0 15.84 7
Deleted
0 0 15.93 11
Deleted
0 0 15.946 5
Deleted
0 0 15.988 3
Deleted
0 0 16 4
Deleted
——————————————————————————————————
——————————
Breakline Filtering
Z Data Transform
Data Counts
Active Data: 7
Univariate Statistics
——————————————————————————————————
——————————
X Y Z
——————————————————————————————————
——————————
Count: 7 7 7
1%-tile: 0 0 0
5%-tile: 0 0 0
40
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
10%-tile: 0 0 0
25%-tile: 0 10 15.71
50%-tile: 10 15 15.737
75%-tile: 10 15 15.813
90%-tile: 15 15 15.825
95%-tile: 15 15 15.825
99%-tile: 15 15 15.825
Minimum: 0 0 0
Maximum: 15 15 16.017
Sum: 55 80 94.822
Sum Absolute: 55 80 94.822
41
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
Inter-Variable Covariance
————————————————————————————————
X Y Z
————————————————————————————————
X: 40.47619 11.904762 20.188333
Y: 11.904762 30.952381 -9.8925
Z: 20.188333 -9.8925 35.690457
————————————————————————————————
Inter-Variable Correlation
————————————————————————————————
X Y Z
————————————————————————————————
X: 1.000 0.336 0.531
Y: 0.336 1.000 -0.298
Z: 0.531 -0.298 1.000
————————————————————————————————
————————————————————————————————
X Y Z
————————————————————————————————
X: 1.000 0.092 -0.257
Y: 0.092 1.000 -0.657
Z: -0.257 -0.657 1.000
————————————————————————————————
——————————————————————————————————
——————
PC1 PC2 PC3
——————————————————————————————————
——————
X: -0.28327221496 -0.28327221496 -0.573080059371
Y: -0.828106284107 -0.828106284107 0.550596668376
Z: 0.483732192907 0.483732192907 0.550596668376
42
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
Fitted Parameters
——————————————————————————————————
——————
A B C
——————————————————————————————————
——————
Parameter Value: 0.668380357143 -0.576673214286
14.8849910714
Standard Error: 0.33890501898 0.387552716229 4.72320739315
——————————————————————————————————
——————
Inter-Parameter Correlations
————————————————————————————
A B C
————————————————————————————
A: 1.000 -0.336 -0.248
B: -0.336 1.000 -0.748
C: -0.248 -0.748 1.000
————————————————————————————
ANOVA Table
——————————————————————————————————
——————————————————
Source df Sum of Squares Mean Square F
——————————————————————————————————
——————————————————
Regression: 2 115.189351295 57.5946756473
2.32815374595
Residual: 4 98.9533887054 24.7383471763
Total: 6 214.14274
——————————————————————————————————
——————————————————
—————————————————————————————————
Separation |Delta Z|
43
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
—————————————————————————————————
1%-tile: 5 0.01
5%-tile: 5 0.01
10%-tile: 5 0.01
25%-tile: 5 0.027
50%-tile: 5 0.076
75%-tile: 5 0.105
90%-tile: 5 0.204
95%-tile: 5 0.204
99%-tile: 5 0.204
Minimum: 5 0.01
Maximum: 14.1421356237 15.825
Lambda: 0.0311111111111
44
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
Gridding Rules
Semi-Variogram Model
Component Type: Linear
Anisotropy Angle: 0
Anisotropy Ratio: 1
Variogram Slope: 1
Search Parameters
No Search (use all data): true
Output Grid
Grid Geometry
X Minimum: 0
X Maximum: 15
X Spacing: 0.15151515151515
Y Minimum: 0
Y Maximum: 15
Y Spacing: 0.15151515151515
——————————————————————————————
Z
——————————————————————————————
Count: 10000
45
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
1%-tile: 4.14526502342
5%-tile: 8.4417830041
10%-tile: 10.8027577443
25%-tile: 14.0369688578
50%-tile: 15.756403309
75%-tile: 16.0450631428
90%-tile: 16.5707921379
95%-tile: 16.794989487
99%-tile: 17.0406424835
Minimum: -1.00131014591e-012
Maximum: 17.1891268231
Mean: 14.5618738651
Median: 15.7564906062
Geometric Mean: N/A
Harmonic Mean: N/A
Root Mean Square: 14.8100236039
Trim Mean (10%): 14.9082289991
Interquartile Mean: 15.4996317289
Midrange: 8.59456341154
Winsorized Mean: 14.833699131
TriMean: 15.3987096547
Variance: 7.28935762021
Standard Deviation: 2.69988103816
Interquartile Range: 2.00809428501
Range: 17.1891268231
Mean Difference: 2.51054244032
Median Abs. Deviation: 0.650466129257
Average Abs. Deviation: 1.63065602025
Quartile Dispersion: N/A
Relative Mean Diff.: N/A
Sum: 145618.738651
Sum Absolute: 145618.738651
Sum Squares: 2193367.99147
Mean Square: 219.336799147
——————————————————————————————
46
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
2 6
5
3 1
2 2
Gambar 25. Denah Lokasi Pengukuran Gridding
Keterangan :
1. Lokasi pengukuran
2. Jalan raya
3. Fakultas Farmasi
4. Fakultas MIPA
5. Laboratorium Ilmu Komunikasi
6. Gedung PBT
Lampiran 15. Dokumentasi Praktikum Pengukuran Gridding dan Surfer
47