ABSTRAK
Polygon termasuk metode pengadaan kerangka dasar pemetaan horisontal dengan
membuat bangun segi banyak yang diukur semua jarak dan sudutnya. Pengukuran
sudut polygon alat yang digunakan yaitu theodolite. Metode yang digunakan adalah
membuat polygon dengan memasang patok ke wilayah yang memiliki bentuk tidak
sama lalu membidik patok tersebut menggunakan theodolite kemudian mencatat sudut
azimuth data pada tabel. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui metode
atau prosedur pengukuran sudut (polygon). Hasil yang diperoleh dari pengukuran
sudut polygon yaitu terbentuknya polygon tertutup karena titik awal dan titik akhir
pada polygon tersebut berada pada titik yang sama. Kesimpulan dari praktikum
pengukuran sudut (polygon) yaitu dibentuknnya polygon tertutup dimana titik yang
satu dan lainnya dihubungkan dengan jarak dan sudut sehingga membentuk sebuah
rangkaian sudut (polygon).
Kata Kunci : Polygon, Sudut, Theodolite.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengukuran termasuk suatu pekerjaan yang dilakukan untuk memperoleh suatu data
pengamatan. Setiap pengukuran pasti memiliki kesalahan. Perkembangan teknologi
pengukuran bukanlah untuk menghilangkan kesalahan pengukuran, tetapi untuk
meminimalkan kesalahan-kesalahan. Suatu model matematika sangat diperlukan
untuk mengestimasi nilai parameter yang dianggap benar. Model tersebut lebih dikenal
dengan istilah hitung perataan. Data yang dihasilkan dari pengukuran adalah berupa
sudut dan jarak. Kesalahan-kesalahan yang terdapat pada data akan diminimalisir
dengan hitung perataan
Polygon (poly=banyak; gonos=sudut) atau disebut traverse merupakan metode
pengadaan kerangka dasar pemetaan horisontal dengan membuat bangun segi banyak
yang diukur semua jarak dan sudutnya. Metode ini sering digunakan karena sifatnya
yang fleksibel dan kesederhanaan hitungannya. Fleksibel dalam arti bahwa polygon
dapat mengikuti berbagai bentuk medan pengukuran, mulai dari yang paling
sederhana, misalnya berupa segitiga, sampai bentuk kompleks misalnya segi n dengan
variasi loop (n adalah jumlah titik polygon yang tak terbatas) (Widan, 2017).
Pengukuran polygon berupa pengukuran sudut dan jarak yang keduanya harus
konsisten dalam hal ketelitiannya. Jelasnya, instrumen yang digunakan pada
pengukuran jarak hendaknya mememiliki ketelitian yang sepadan dengan instrumen
sudutnya. Jika ketelitian kedua alat itu tidak sepadan, dikatakan pengukuran tidak
konsisten. Pengukuran sudut polygon dengan theodolite ketelitian haruslah dihitung
kesepadanan instrumen pengukur jaraknya, jika akan diukur sisi-sisi polygon untuk
menhindari adanya kesalahan dalam mengolah data nantinya (Syaifullah, 2014).
Polygon terdiri atas dua yaitu polygon tertutup dan polygon terbuka. Polygon
tertutup adalah polygon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu. Polygon tertutup
ini hanya membutuhkan satu titik kontrol yang sudah diketahui koordinatnya yaitu titik
awal yang sekaligus digunakan sebagai titik akhir polygon, sudut jurusan sisi awal
14
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
akan sama dengan sudut jurusan akhirnya. Polygon terbuka terdiri atas dua jenis yaitu
polygon terbuka terikat sempurna dan polygon terbuka terikat koordinat. Polygon
terbuka terikat sempurna pada titik awal dan titik akhirnya dengan dua titik diawal dan
dua titik di akhir polygon sementara polygon terbuka terikat koordinat adalah polygon
yang diikat dengan satu titik kontrol di awal dan satu titik kontrol diakhir jalur
pengukuran. Data pengukuran yang biasa diambil pada pengukuran dilapangan adalah
jarak dan sudut (Lestari et al., 2014).
Theodolite adalah salah satu alat ukur pemetaan yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut (detik). Theodolite merupakan alat yang paling
canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Alat ini berupa teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk bulat atau piringan yang dapat diputar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut
tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi (Farrington, 2017).
Sudut-sudut dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
sudut diukur di lapangan dengan kompas, theodolite kompas, ataupun theodolite biasa.
Salah satu sudut yang dicari dan dihitung adalah sudut azimuth. Azimuth adalah sudut
yang diukur searah jarum jam dari sembarang meridian acuan. Pengukuran tanah datar,
azimuth biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi dan militer memakai
selatan sebagai arah acuan (Setiawan et al., 2021).
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum Pengukuran Sudut
(polygon) agar dapat mengetahui bagaimana melakukan pengukuran sudut dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang pertanian.
Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum yaitu dapat mengetahui metode atau prosedur pengukuran sudut
(Polygon), mampu menggambarkan bentuk polygon dalam hal ini polygon tertutup
dari suatu bentang alam dan mampu menentukan sudut azimuth.
Adapun kegunaan praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) yaitu untuk
mengetahui prinsip kerja pengukuran polygon suatu wilayah dengan bentuk yang tidak
seragam.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal
1 Oktober 2022, pada pukul 07.00 WITA-selesai, di Lapangan Teknik Lama,
Universitas Hasanuddin.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) yaitu theodolite
NE 102, statif atau kaki tiga, bak ukur atau mistar ukur, meteran, patok, GPS, bandul,
dan payung.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum Pengukuran Sudut (Polygon) adalah data
hasil pengolahan, kertas grafik dan kertas kalkir.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur kerja praktikum Pengukuran Sudut (Polygon), yaitu :
15
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
P1
254.167
P2 254°10'00'' 35.65 20.83
1.27 35.75 137 -32.33 15.25061 6.21 -2.40636 -26.12 12.84424 9973.88 5012.844242
S 05°08' 01.85'' 117.067
P5 117°04'00'' 35.75 7.52
E 119°29' 12.15''
169.919
P3 169°55'10'' 35.47 19.42
1.31 35.65 99 -35.62 1.419614 6.19 -2.39963 -29.43 -0.98002 9970.57 4999.019981
E 119°29' 11.02 70.875
P1 70°52'30'' 35.65 4.72
S 05°00' 02.30''
60.294
P4 60°17'40'' 48.39 1.69
1.36 35.47 70 27.45 22.46383 6.16 -2.38752 33.61 20.07631 10033.61 5020.076315 1444.966
S 05°08' 03.35'' 394.897
P2 349°53'50'' 35.47 6.9
E 119°29'11.21''
69.533
P5 69°32'00'' 25.87 5.62
1.41 48.39 185 33.71 -34.7184 8.41 -3.25717 42.12 -37.9755 10042.12 4962.024466
S 05°08' 02.77'' 244.950
P3 244°57'00 48.39 25.88
E 119°29' 12.47''
296.322
P1 296°19'20'' 35.75
1.37 25.87 49 -24.67 7.776329 4.49 -1.74133 -20.18 6.034996 9979.82 5006.034996
S 05°08' 02.40'' 247.133
P4 247°08'00'' 25.87
E 119°29' 13.23''
Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh, titik pergi dan titik pulang setiap titik-titiknya saling
berhubungan dan berada pada titik yang sama yaitu nol. Nilai ini mulai dari titik 1
kemudian ke titik 2 dan seterusnya akan kembali ke titik 1 lagi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa polygon ini membentuk polygon tertutup. Hal ini sesuai deng
pernyataan Lestari et al. (2014), bahwa polygon tertutup merupakan polygon dengan
nilai setiap titik akan kembali ke nilai pada titik 1.
Untuk menentukan sudut azimuth, hal yang harus diperhatikan yaitu menentukan
arah utara terlebih dahulu. Sudut azimuth adalah sudut-sudut yang terbentuk dan
tereferensi pada meridian atau arah utara sehingga dalam menentukan sudut azimuth
terlebih dulu ditentukan arah utaranya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Setiawan et
al. (2021) bahwa sudut azimuth ialah sudut yang dimulai dari utara diputar searah
jarum jam ke titik yang dituju.
Untuk mendapatkan sudut azimuth maka kita harus mengambil dua titik koordinat
dari sisi sebelah kanan dan kiri. Sudut azimuth diputar dari arah utara dengan nilai 0º
diputar searah jarum jam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Setiawan et al. (2021),
bahwa azimuth adalah sudut yang pengukurannya dilakukan searah jarum jam dari
sembarang arah meridian.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat ditentukan bahwa polygon yang diukur
merupakan bentuk polygon tertutup dan memiliki sudut dalam yang titik awal dan titik
akhirnya bertemu dikarenakan departure correction dan latitude correction bernilai
nol yang digunakan untuk membuktikan apakah titik pulang dan titik pergi berada pada
titik yang sama dengan parameter nilai nol yang menunjukkan bahwa titik pulang dan
titik pergi dari polygon berada pada titik yang sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Setiawan et al. (2021) bahwa hanya membutuhkan satu titik kontrol yang sudah
diketahui koordinatnya yaitu titik awal kemudian sekaligus digunakan sebagai titik
akhir pada polygon.
17
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui dan
mengukur sudut disuatu wilayah dengan teliti menggunakan theodolite dan bak ukur.
Hasil pengukuran yang diperoleh dimana titik pulang dan titik pergi berada pada titik
yang sama sehingga berbentuk polygon tertutup. Pada penentuan posisi
horisontaldengan metode ini, posisi titik yang belum diketahui koordinatnya
dilakukan dengan mengukur semua jarak dan sudut dalam polygon.
18
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
DAFTAR PUSTAKA
19
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
LAMPIRAN
Lampiran 6. Tabel Pengukuran Sudut (Polygon)
Tabel 6. Hasil Pengukuran Sudut (Polygon)
Tinggi Batas
Titik Sudut Jarak
Titik Alat Tengah Koordinat
Bidik Azimuth (m)
(m) (m)
-
BM - - - - -
-
P2 254°10'00'' 35,65 20,83
P1 1,27
S 05°08' 01.85''
P5 117°04'00'' 35,75 7,52
E 119°29' 12.15''
P3 169°55'10'' 35,47 19,42
P2 1,31
S 05°00' 02.30''
P1 70°52'30'' 35,65 4,72
E 119°29' 11.02''
P4 60°17'40'' 48,39 1,69
P3 1.36
S 05°08' 03.35''
P2 349°53'50'' 35,47 6,9
E 119°29'11.21''
P5 69°32'00'' 25,87 5,62
P4 1,41
S 05°08' 02.77''
P3 244°57'00 48,39 25,88
E 119°29' 12.47''
P1 296°19'20'' 35,75 4,72
P5 1,37
S 05°08' 02.40''
P4 247°08'00'' 25,87 1,69
E 119°29' 13.23''
Lampiran 7. Perhitungan Pengukuran Sudut (Polygon)
1. Konversi Sudut Azimut
Pn – Pn+1
= 70,875°
e. Titik P3-P4 = 60°17'40''
17 40
= 60 + ( ) + ( )
60 3600
= 60,2944444°
f. Titik P3-P2 = 349°53'50''
53 50
= 349 + ( ) + ( )
60 3600
= 349,897222°
g. Titik P4-P5 = 69°32'00''
32 0
= 69 + ( ) + ( )
60 3600
= 69,5333333°
h. Titik P4-P3 = 244°57'00
57 0
= 244 + ( ) + ( )
60 3600
= 244,95°
i. Titik P5-P1 = 296°19'20''
19 20
= 296 + ( ) + ( )
60 3600
= 296,322222°
j. Titik P5-P4 = 247°08'00''
8 0
= 247 + ( ) + ( )
60 3600
= 247,133333°
2. Menghitung Sudut Dalam
𝛼Pn = PnPn-PnPn+1
21
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
22
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
5,8996
d. Titik P4 = -( ) × 48,39
181,13
= -1,5761 m
5,8996
e. Titik P5 = -( ) × 25,87
181,13
= -0,8426 m
7. Menghitung Departure Correction
DCr = D + CrD
a. Titik P1 = -32,334 + 4,52397
= -27,81 m
b. Titik P2 = -35,523 + 4,51132
= -31,012 m
c. Titik P3 = 34,003 + 4,48854
= 38,4915 m
d. Titik P4 = 33,708 + 6,1235
= 39,8315 m
e. Titik P5 = -22,775 + 3,27371
= -19,501 m
8. Menghitung Latitude Correction
LCr = L + CrL
a. Titik P1 = 15,2505 + (-1,1644)
= 14,0862 m
b. Titik P2 = 3,00088 + (-1,1612)
= 1,83972 m
c. Titik P3 = 10,0956 + (-1,1553)
= 8,94026 m
d. Titik P4 = -34,718 + (-1,5761)
= -36,294 m
e. Titik P5 = 12,2709 + (0,8426)
= 11,4283 m
9. Menghitung Koordinat Tinggi Di Sumbu X
X = 10000 + D Cr
a. Titik P1 = 10.000 + (-27,81)
= 9972,19 m
b. Titik P2 = 10.000 + (-31,012)
= 9968,99 m
c. Titik P3 = 10.000 + 38,4915
= 10038,5 m
d. Titik P4 = 10.000 + 39,8315
= 10039,8 m
e. Titik P5 = 10.000 + (-19,501)
= 9980,5 m
10. Menghitung Koordinat Tinggi Di Sumbu Y
Y = 5000 + L Cr
a. Titik P1 = 5000 + 14,0862
23
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
= 5014,09 m
b. Titik P2 = 5000 + 1,83972
= 5001,84 m
c. Titik P3 = 5000 + 8, 94026
= 5008,94 m
d. Titik P4 = 5000 + (-36294)
= 4963,71 m
e. Titik P5 = 5000 + 11,4283
= 5011,43 m
11. Menghitung Luas Polygon
1
A = (∑ plus product-∑ plus product)
2
1
A = 2 (250000380 – 249998455,1)
= 962,48 m2
4 3
1
Keterangan :
1. Jalan
2. Lapangan
3. Lab Teknik Energi Listrik Teknik Elektro
4. Fakultas Keperawatan
24
Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Ilmu Ukur Wilayah
25