TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ilmu Ukur Wilayah
Ilmu ukur wilayah (surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik-titik
dengan memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu
wilayah dengan cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan
digunakan untuk membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi,
dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah juga merupakan sebuah pekerjaan. Surveyor
menggunakan
berbagai
trigonometri,
2.1 Alat-Alat
2.2.1. Theodolite
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan
waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang
dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).
Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang
digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang
ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputarputar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar
mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan Tingkat ketelitian sangat tinggi.
Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut
memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini,
keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien.
Instrumen pertama lebih seperti alat survey theodolit benar adalah
kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di
Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen
yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut
pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah
dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan
yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu
instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran
keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut
horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti
dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada
1725.
Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787
dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal,
yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di
dalam pekerjaan pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun
pengamatan matahari.
Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat
Datar bila sudut verticalnya dibuat 90. Dengan adanya teropong pada theodolit,
maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan
gedung, theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk menguker
ketinggian suatu bangunan bertingkat. (Darfis, Irwan. 1995)
A. Keterangan Dan Fungsi-Fungsi Bagian Theodolit
Theodolit merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan untuk
mengukur sudut harisontal dan sudut vertikal, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak secara optis, membuat garis lurus dan sipat datar orde rendah
(Brinker, 1986).
Gambar: theodolite
diarahkan ke dua buah target hanya dapat diukur kalau skrup pengunci
lingkaran skala mendatarnya terkunci. Sebeb bila sekrup pengunci skala
lingkaran mendatar tidak dikunci, maka pada saat diputar, piringan skala
mendatar ikut berputar bersama-sama dengan indek pembaca lingkaran
mendatar.
Keuntungannya adalah dimungkinkannya mengubah bacaan pada suatu
arah garis bidik tertentu. Misal pada suatu arah garis bidik di A bacaan skala
mendatarnya dibuat 0o, kemudian garis bidik diarahkan ke B, maka bacaan
skala mendatar di B juga merupakan sudut APB (Frick, H. 1979)
2. Theodolit reiterasi
Lingkaran skala mendatar theodolit menyatu dengan tribrach, sehingga
lingkaran mendatar tidak dapat diputar. Akibatnya bacaan lingkaran
mendatarnya untuk suatu target merupakan suatu bacaan arah. Jadi sudut
yang dibentuk oleh garis bidik yang diarahkan kedua target adalah bacaan
arah kedua dikurangi bacaan arah pertama. (Frick, H. 1979)
3. Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal
biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary
encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau
meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh radial band. Pada dasarnya
alat theodolit konvensional sama dengan theodolit digital, hanya pada alat ini
pembacaan sudut azimuth dan sudut zenith dilakukan secara manual.
Theodolit 0 (T0) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah,
dan bagian bawah. Bagian bawah terdiri atas sumbu yang dimasukkan ke
dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembaca nonius. Di tepi lingkaran
terdapat alat pembaca nonius. Bagian atas terdiri dari bagian mendatar. Di
atasnya terdapat teropong dilengkapi dengan sekrup-sekrup pengatur fokus
dan garis-garis bidik diagfragma. (Frick, H. 1979)
2.2.2 Jalon
Jalon adalah tiang atau tongkat yang akan ditegakkan pada kedua ujung jarak
yang diukur. Jalon terbuat dari kayu, pipa besi yang merupakan tongkat
berpenampang bulat. Agar kelihatan terang dan dapat dilihat dari jauh maka diberi
warna merah putih menyolok. Selang seling merah putih sekitar 25 cm 50 cm.
Syarat-syarat pemasangan jalon pada pekerjaan survei adalah :
a) Pemancangan jalon harus tegak lurus, artinya harus merupakan proyeksi dari
titik. Titik disini bukan tegak lurus menuju permukaan bumi tetapi tegak
lurus terhadap titik pusat bumi atau searah dengan tarikan bumi.
b) Menancapkan jalon harus tepat di atas titik yang akan diambil
pengukurannya. Pemancangan jalon pada tanah yang miring untuk
menentukan tegak. lurusnya harus menyesuaikan keadaan sekelilingnya,
misalnya dengan patokan tegak lurus pada pohon di dekatnya. (Wongsotjitro,
1980).
Gambar 2 jalon
2.2.3 Patok
Patok dalam pekerjaan survei berfungsi untuk memberi tanda batas jalon,
dimana titik setelah diukur dan akan diperlukan lagi pada waktu lain, misalnyatanda
bangunan, jalan raya, pengairan dan sebagainya. Patok biasanya ditanam di dalam
tanah dan yang menonjol antara 5 10 cm dengan maksud agar tidak mudah lepas
dan mudah dilihat. Ujung patok umumnya dibuat runcing untuk mudah pemasangan.
Gambar : Patok
Pita ukur ini biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm. Contoh bacaan
pada pita ukur seperti pada gambar 4 berikut ini.
2.2.5 Kompas
Kompas adalah sebuah alat dengan komponen utamanya jarum dan lingkaran
berskala. Salah satu ujung jarumnya dibuat dari besi berani atau magnet yang
ditengahnya terpasang pada suatu sumbu, sehinngga dalam keadaan mendatar jarum
magnit dapat bergerak bebas ke arah horizontal atau mendatar menuju arah utara atau
selatan. Kompas yang lebih baik dilengkapi dengan nivo, cairan untuk menstabilkan
gerakan jarum dan alat pembidik atau visir.
Kegunaan utama atau yang umum dari kompas adalah untuk menentukan arah
mata angin terutama arah utara atau selatan sesuai dengan magnit yang digunakan.
Kegunaan lain yang juga didasarkan pada penunjukkan arah utara atau selatan adalah
(1) penentuan arah dari satu titik/tempat lain, yang ditunjukkan oleh besarnya sudut
azimut, yaitu besarnya sudut yang dimulai dari arah utara atau selatan, bergerak
searah jarum jam sampai di arah yang dimaksud, (2) mengukur sudut horizontal dan
(3) membuat sudut siku-siku.Kompas adalah alat penunjuk arah di lapangan.
Orientasinya mengikuti Utara magnit bumi atau Selatan magnit bumi
Kompas digunakan untuk mencari atau menetapkan arah-arah jalur rintisan.
Oleh karena itu, penjelajahan survei dilakukan melalui jalur-jalur rintisan yang
kemudian titik-titik pengamatan akan ditunjukkan atau diletakkan pada peta dasar.
Oleh karena itu, arah jalur/rintisan haruslah diketahui, demikian pula jaraknya dari
satu titik awal ke titik-titik lainnya. Sebagai tambahan dari fungsi alat ini adalah
untuk mengevaluasi peta topografi. Untuk kompas sendiri cara pemakaiannya dapat
dilakukan dengan membidik salah satu mata ke kompas sehingga tanda indeks ada di
tengah-tengah lensa dan superpose dengan sasaran, yaitu dengan membidikkan mata
yang satu lagi terhadap sasaran (Abdullah, 1993).
Gambar 4. Kompas
Gambar : kompas
sudut antara ke dua titik tersebut dengan alat dapat ditentukan atau dengan
kata lain dapat difungsikan sebagai alat pengukur sudut horizontal.
Cara Mengoperasikan Alat Ukur Waterpas
Ada 4 jenis kegiatan yang harus dikuasai dalam mengoperasikan alat ini, yaitu :
1) Memasang alat di atas kaki tiga. Alat ukur waterpas tergolong kedalam
Tripod Levels, yaitu dalam penggunaannya harus terpasang diatas kaki tiga.
Oleh karena itu kegiatan pertama yang harus dikuasai adalah memasang alt
ini pada kaki tiga atau statif. Pekerjaan ini jangan dianggap sepele, jangan
hanya dianggap sekedar menyambungkan skrup yang ada di kaki tiga ke
lubang yang ada di alat ukur, tetapi dalam pemasangan ini harus diperhatikan
juga antara lain :
a) Kedudukan dasar alat waterpas dengan dasar kepala kaki tiga harus
pas, sehingga waterpas terpasang di tengah kepala kaki tiga.
b) Kepala kaki tiga umumnya berbentuk menyerupai segi tiga, oleh
karena itu sebaikny tiga skrup pendatar yang ada di alat ukur tepat di
bentuk segi tiga tersebut
c) Pemasangan skrup di kepala kaki tiga pada lubang harus cukup kuat
agar tidak mudah bergeser apalagi sampai lepas Skrup penghubung
kaki tiga dan alat terlepas
2) Mendirikan Alat ( Set up ) Mendirikan alat adalah memasang alat ukur yang
sudah terpasang pada kaki tiga tepat di atas titik pengukuran dan siap untuk
dibidikan, yaitu sudah memenuhi persyaratan berikut:
a) Sumbu satu sudah dalam keadaan tegak, yang diperlihatkan oleh
kedudukan gelembung nivo kotak ada di tengah
b) Garis bidik sejajar garis nivo, yang ditunjukkan oleh kedudukan
gelembung nivo tabung ada di tengah atau nivo U membentuk huruf
U.
3) Membidikan Alat. Membidikan alat adalah kegiatan yang dimulai dengan
mengarahkan teropong ke sasaran yang akan dibidik, memfokuskan
diafragma agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar objek yang
dibidik terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang diafragma tegak dan
diafragma mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan
centigrid (1ccg). Salah satu contoh pembacaan sudut horizontal dari alat ukur
waterpas NK2 dari Wild (Wongsotjitro, Soetomo. 1967)
Gambar : waterpas (penyipat datar)
gambar : payung
gambar : parang
Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi
slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang
permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta
timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau
bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis
perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta.
Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga
akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.
Pada gambar berikut ditunjukan jenis-jenis garis kontur:
Gambar Jenis-jenis garis kontur :
a) Kontur sebuah bukit,
b) Kontur sebuah sungai
c) Kontur pada daerah datar
Sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut:
a) Garis kontur selalu merupakan garis tertutup (loop), kecuali pada batas peta.
b) Dua buah garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling
berpotongan.
c) Garis kontur tidak mungkin bercabang (dalam hubungannya dengan keaslian
alam, kecuali buatan manusia).
d) Garis kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu, kecuali
pada bagian tanah yang vertikal akan digambarkan sebagai garis yang
berimpit.
e) Semakin miring keadaan tanah, kontur akan digambarkan semakin rapat.
f) Semakin landai kondisi tanah, kontur yang digambarkan semakin jarang.
g) Garis kontur yang melalui tanjung/lidah bukit akan cembung kearah turunnya
tanah.
h) Garis kontur yang melalui lembah atau teluk akan cembung kearah titik atau
hulu lembah.
i) Garis kontur yang memotong sungai akan cembung kearah hulu sungai
j) Garis kontur yang memotong jalan akan cembung kearah turunnya jalan.
Garis kontur merupakan ciri khas yang membedakan peta topografi dengan
peta lainnya dan digunakan untuk penggambaran relief atau tinggi rendahnya
permukaan bumi yang dipetakan. Dari pengertian di atas dapat dipahami betapa
pentingnya garis kontur antara lain untuk pembuatan trace jalan/rel dan menghitung
volume galian dan timbunan. (Mc Coomac, Jack. 2004)
dibuat dengan menggunakan kompas, maka perlu diberikan penjelasan bahwa utara
yang digunakan adalah utara magnetis. (Gabungan Asisten Survey. 2006)
Posisi titik-titik dan orientasi garis tergantung pada pengukuran sudut dan
arah. Dalam pekerjaan pengukuran tanah, arah ditentukan oleh sudut arah dan
azimut. Sudut yang diukur dalam pengukuran tanah digolongkan menjadi sudut
horizontal dan sudut vertikal. Sudut horizontal adalah pengukuran dasar yang
diperlukan untuk penentuan sudut arah dan azimut, sementara sudut vertikal untuk
penentuan sudut zenith.
Sudut-sudut dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung sudut diukur di lapangan dengan kompas, theodolit kompas, theodolit biasa
ataupun sextan. Sedangkan secara tidak langsung dapat diukur dengan metode pita,
yang harganya dihitung dari hubungan kuantitas yang diketahui dalam sebuah
segitiga atau bentuk geometrik sederhana lainnya.
Sudut vertikal adalah selisih arah antara dua garis berpotongan di bidang
vertikal. Seperti yang biasa dipakai dalam pengukuran tanah, sudut itu adalah sudut
yang berada diatas atau dibawah bidang horizontal yang melalui titik pengamatan.
Sudut diatas bidang horizontal disebut sudut plus atau sudut elavasi, sudut dibawah
sudut horizontal disebut sudut minus atau sudut junam (depresi). Sudut vertikal
diukur dalam sipat datar trigonometri dan dalam EDM serta pekerjaan takimetri
sebagai sebuah bagian penting dari prosedur lapangan.
Untuk mengukur sudut vertikal dengan transit, instrumen dipasang pada
titiknya dan di datarkan dengan cermat. Gelembung dalam tabung nivo teropong
harus tetap seimbang. Bila teropong dikunci pada kedudukan horisontal dan untuk
mengukur sudut vertikal dengan transit instrumen dipasang pada titiknya dan
didatarkan dengan cermat. Gelembung dalam tabung nivo teropong harus diputar
360o mengelilingi sumbu pertama. Jika nonius pada sudut vertikal tidak terbaca dan
nivo seimbang, maka ada galat indeks yang harus ditambahkan atau dikurangkan
pada semua pembacaan. Kekacauan tanda dihilangkan dengan menempatkan dalam
catatan lapangan. Sebuah pernyataan, misalnya "Galat indeks adalah minus 2 menit,
dikurangkan dari sudut-sudut junam dan ditambahkan pada sudut elavasi".
Bidik target 1,
Hal ini dinamakan 1 Sesi, mempunyai 2 besaran sudut (Biasa dan Luar
biasa), hal ini untuk menghindari efek kesalahan pada alat, untuk pengecekannya
dapat di lihat selisih antara bacaan awal dan akhir pada target 1 ataupun 2,
seharusnya selisih tidak terlalu jauh di angka 180 derajat. Ulangi hal ini dalam
pengukuran poligon setidaknya 2 atau 3 sesi.
memiliki kooordinat TM-3 dan diukur menggunakan GPS Geodetik. (Russel C.B. &
R.W. 1987)
Untuk pemetaan daerah kecil, penyelenggaraan titik-titik kerangka dasar
umumnya digunakan metode polygon. Karena metode polgon lebih bias
menyesuaikan dengan keadaan lapangan dan ketelitiannya dapat memadai untuk
pemetaan topografi. Poligon adalah serangkaian garis yang menghubungkan titiktitik yang terletak di permukaan bumi. Maksud dan tujuan pengukuran poligon
adalah untuk :
Sedangkan untuk menentukan koordinat suatu titik dari titik lain dengan cara poligon
maka harus diketahui atau diukur data sebagai berikut:
Koordinat awal/akhir (diketahui dari data koordinat yang sudah ada hasil dari
pengukuran sebelumnya misal titik triangulasi, titik GPS atau titik poligon
sebelumnya atau ditentukan sendiri (sebarang))