PRAKTIKUM PERPETAAN
ACARA 5
POLIGON TERBUKA
Disusun oleh:
Peta didefinisikan sebagai representasi atau gambaran miniatur dari unsur-unsur (feature)
fisik (alamiah dan buatan manusia) permukaan bumi ke dalam media bidang datar dengan
skala dan sistem proyeksi tertentu. Contoh unsur-unsur alam adalah gunung, sungai,
danau, laut, vegetasi dan sebagainya. Sedangkan contoh unsur-unsur buatan manusia
adalah rumah, jembatan, gardu listrik, gudang, pelabuhan dan sebagainya.
Sistem proyeksi yang dimaksud di sini menyangkut proses hitungan dan cara
menggambarkan “kulit” bumi yang bentuknya mendekati elipsoid menjadi gambar yang
datar. Adapun tujuan dari pembuatan peta adalah untuk mengetahui bagaimana dan apa
saja unsur permukaan bumi suatu daerah dalam pandangan yang kecil, tanpa mendatangi
daerah tersebut, ataupun dapat juga sebagai perhitungan luas area. Metode poligon adalah
cara untuk penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik yang satu dengan lainnya
dihubungkan satu dengan yang lain dengan pengukuran jarak dan sudut sehingga
membentuk rangkaian titik-titik (poligon).
Prinsip dari poligon terbuka adalah menetapkan sudut jurusan dan panjang dari beberapa
gabungan garis yang bersama–sama membentuk kerangka dasar untuk keputusan
pemetaan dari suatu daerah tertentu, sudut–sudut diukur dengan tedolit searah jarum jam
dan sudut–sudut jurusan dari sudut yang akan di ukur, garis dari hasil pengukuran baik
sudut maupun luasan dapat di peroleh dengan baik.
Oleh karena itu, dilaksanakannya praktikum perpetaan tentang titik detail ini agar para
praktikan nantinya dapat menetukan sebuah kontur topografi pada area yang dilakukan
proses pengambilan data dengan menembak beberapa titik koordinat di lapangan yang
telah dipasangkan rambu ukur, menggunakan alat ukur teodolit.
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum perpetaan tentang poligon terbuka ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui jarak optis total setiap patok.
2. Untuk mengetahui besar elevasi pada setiap patok.
3. Untuk mengetahui besar elevasi setiap titik detail yang didapat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengukur tanah dengan
baik. Menghasilkan hasil pengukuran yang akurat dan cepat. teknik pengukuran bisa
menggunakan poligon tertutup maupun terbuka tergantung dari medan dan situasi
lapangan. Namun sebelum membahas keduanya. Poligon adalah metode untuk
menentukan posisi horizontal dari titik-titik di lapangan yang berupa segi banyak dengan
melakukan pengukuran sudut dan jarak. tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data
lapangan berupa koordinat horizontal (x, y). (Awliya Tribhuwana, 2018).
Patok poligon adalah sebagai kerangka dasar pemetaan yang memiliki titik-titik, dimana
titik tersebut mempunyai sebuah koordinat X dan Y. Poligon memiliki beberapa jenis
dipandang dari benntuk dan titik referensi yang digunakan sebagai sistem koordinat dan
kontrol kualitas dari pengukuran poligon. Jenis-jenis poligon tersebut yakni poligon
tertutup, poligon terbuka tidak terikat/lepas, poligon terbuka tidak terikat sempurna dan
poligon terbuka terikat sempurna (Ipah Saripah dkk, 2017).
Sistem koordinat adalah bilangan-bilangan yang menyatakan jarak suatu titik dari titik
pusat (o) dan ditulis dalam kurung dibelakang titik-titik yang bersangkutan. Sistem
koordinat yang umum dalam pengukuran adalah koordinat siku-siku, koordinat polar, dan
geografis. Koordinat siku-siku mengandung unsur absis yang bergerak sepanjang sumbu
X dan unsur ordinat yang bergerak sepanjang sumbu Y. koordinat polar dinyatakan
dengan sudut jurusan dan jarak dari 2 (dua) buah titik. Koordinat geografi dinyatakan
dalam lintang dan bujur (Hamzah Yusuf dan Hasmar Halim, 2014).
Poligon merupakan suatu rangkaian segi banyak yang menghubungkan banyak titik detail
di lapangan dan mempunyai banyak sudut. Pada rangkain segi banyak tersebut ada yang
mempunyai dua titik ujung (poligon terbuka), ada yang mempunyai satu titik ujung
(poligon tertutup) dan ada yang mempunyai banyak titik ujung (poligon bercabang). Jika
suatu poligon diketahui satu titik koordinatnya dan diukur sudut jurusannya atau poligon
diketaui dua titik atau lebih, titik koordinatnya. Kemudian diukur sudut-sudut horizontal,
sudut-sudut vertikal dan jaraknya. Dari hasil tersebut kemudian digunakan untuk mencari
koordinat dari titik-titik yang diukur atau titik-titik yang akan dicari koordinatnya. Setelah
koordinat diketahui, kemudian koordinat-koordinat ini digunakan untuk penggambaran
obyek. Maka penggambaran poligon ini disebut poligon numeris. Poligon grafis diperoleh
dari proses penggambaran yang dilakukan langsung dari data ukuran sudut, atau sudut
jurusan dengan bantuan busur derajat sedangkan jaraknya dengan bantuan mistar skala.
Selain itu untuk penggambaran poligon grafis dapat langsung digambarkan dari data
sudut horizontal atau sudut jurusan dan jarak tanpa bantuan busur derajat dan mistar skala
(Seno Aji, 2014).
Dalam ilmu ukur tanah posisi titik di muka bumi, misalnya titik A0 pada bidang datarnya
dinyatakan oleh absis XA dan ordinat YA dalam sistem koordinat kartesian. Sebagai
sumbu Y dalam sistem kartesian adalah dipilih garis meridian yang melalui satu titik.
Pada meridian yang dipilih adalah meridian melalui titik O. Titik ini selanjutnya
ditetapkan sebagai titik awal (titik nol) sistem koordinat. Sebagai sumbu X adalah garis
tegak lurus sumbu Y di titik nol. Maksud dari penentuan posisi horizontal adalah
menentukan koordinat titik baru dari satu atau beberapa titik yang telah diketahui
koordinatnya. Metode penentuan posisi horizontal dapat dikelompokkan ke dalam metode
penentuan titik tunggal (satu titik) dan metode penentuan banyak titik (Ipah Saripah dkk,
2017).
Pengukuran poligon terbuka biasa digunakan untuk mengukur jalan, sungai, maupun
irigasi. Tapi kenyataannya bisa digunakan untuk mengukur luas lahan terbuka. namun
tetap disarankan untuk menggunakan poligon tertutup apabila mengukur luas lahan. Yang
dimaksud terbuka disini adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti
pada tertutup. jadi pengukuran di mulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal
seperti pada gambar di bawah ini (Ipah Saripah dkk, 2017).
Poligon terbuka sendiri terbagi menjadi 2 yaitu terikat sempurna dan tidak terikat
sempurna. Dikatakan terikat sempurna apabila kita mempunyai data-data koordinat pada
titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x, y, z). Sedangkan terikat
tidak sempurna adalah hanya mempunyai data koordinat dan elevasi pada titik awal saja.
Data koordinat tersebut bisa didapatkan dari benchmark (Ipah Saripah dkk, 2017).
Pengukuran beda tinggi bermaksud untuk menentukan beda tinggi antara titik-titik di
muka bumi serta menentukan ketinggian terhadap suatu bidang referensi atau bidang
datum ketinggian tertentu. Perdefnisi bidang referensi atau bidang datum adalah suatu
bidang nivo tertentu dimana ketinggian titik-titik mulai dihitung. Bidang geoid atau
permukaan air laut rata-rata (mean sea level/MSL) merupakan bidang referensi ketinggian
yang umum digunakan di dalam praktek (Ipah Saripah dkk, 2017).
Secara geometrik, poligon tertutup dan terbuka terikat sempurna memiliki syarat penutup
sudut poligon yang dapat dijelaskan bahwa jumlah sudut–sudut diukur sama dengan
selisih sudut jurusan akhir dan sudut jurusan awal ditambah dengan kelipatan dari seratus
delapan puluh. Selain itu harus memenuhi persyaratan absis (X) dan ordinat (Y).
Persyaratan absis dan ordinat dapat dijelaskan bahwa jumlah absis harus sama dengan
selisih absis titik akhir dengan absis titik awal poligon dan jumlah ordinat harus sama
dengan selisih ordinat titik akhir dengan ordinat titik awal poligon (Ipah Saripah dkk,
2017).
Pada pengukuran jarak secara optis dapat kita menentukan suatu jarak atas dasar sudut
paralaktis dan suatu rambu dasar. Pengukuran jarak secara optis pada saat ini sebenarnya
sudah agak jarang digunakan karena adanya peralatan ukur tanah dengan cara elektronis
saat ini (Frick, 1979 dalam Ipah Saripah dkk, 2017).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
1. Patok
2. MM Blok
3. Formulir pengambilan data lapangan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya digunakan titik detail tiap patok lebih dari
lima agar hasil lebih bervariasi.
2. Sebaiknya pada praktikum selanjutnya digunakan titik patok lebih dari 5 agar
hasilnya lebih bervariasi.
3. Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya menggunakan kompas geologi dalam
penentuan azimuth awal.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Seno. 2014. Kajian Penentuan Luas Tanah Dengan Berbagai Metode. Universitas
Merdeka Madiun, Madiun
Saripah, Ipah. 2017. Modul 2 Dasar-Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan
Jalan. Kementrian PUPR, Bandung
Syifullah, Arief. 2014. Pengantar Survey dan Pengukuran. Institut Teknologi Bandung,
Bandung
Tribhuwana, Awliya. 2018. Perbandingan Pengukuran Luas Area Antara Theodolit dan
Global Positioning System (GPS). Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon,
Cirebon
Yusuf, Hamzah dan Hasmar Halim. 2014. Buku Ajar Survey dan Pemetaan. CV Budi
Utama, Yogyakarta