Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.

1, Edisi Mei 2019 2019

RECOVERY KONSENTRAT PASIR BESI MENGGUNAKAN ALAT SLUICE BOX


CONCENTRATE SAND IRON RECOVERY USING THE SLUICE BOX TOOL

Yusuf Rumbino 1) dan Ika F. Krisnasiwi1)


Prodi Teknik Pertambangan, FST UNDANA
E-mail: yusufrumbino70@gmail.com, ikafitri_0102@yahoo.co.id

Abstrak
Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan dalam bentuk gumuk pasir-gumuk
pasir di sepanjang dataran pantai, antara lain di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa
dan Bali, pantai-pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua. Endapan ini
mengandung mineral utama, seperti magnetit (Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit
(FeTiO3/FeO.TiO2) serta mineral ikutan pyrhotit (Fe.nSn), pirit (FeS), markasit (FeS2), kalkopirit
(CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit [Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta
unsur jejak (trace element) lainnya, antara lain: Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V.
Dikatakan pasir besi karena pasir ini memiliki konsentrasi besi yang signifikan. Hal ini biasanya
berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Alat sluice box dapat digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi bahan galian berdasarkan sifat fisik dari bahan galian yaitu berat jenis. Beberapa penunjang
parameter dari keberhasilan alat sluice box ditentukan dari bahan pembuatan alat sluice box, dimensi
alat, kemiringan, debit air yang digunakan dan jenis riffle yang digunakan pada sluice box. Masing-
masing parameter tersebut menghasilkan recovery yang berbeda-beda.

Kata Kunci: recovery, konsentrat, pasir besi, sluice box, mineral

PENDAHULUAN memisahkan mineral-mineral tersebut


Pasir Besi adalah partikel yang mengandung berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
besi (magnetit), terdapat di sepanjang pantai, Mineral ringan dan mineral berat yang
terbentuk karena proses penghancuran batuan mengandung besi diendapkan dalam bentuk
asal oleh cuaca, dan air permukaan, yang gumuk pasir–gumuk pasir sepanjang dataran
kemudian tertransportasi dan diendapkan di pantai, antara lain di sepanjang pantai barat
sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-
tertentu memilah dan mengakumulasi endapan pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku
tersebut menjadi pasir besi yang memiliki nilai dan pantai utara Papua. Endapan ini mengandung
ekonomis. Pembentukan endapan pasir besi mineral utama, seperti magnetit
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain (Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit
batuan asal, proses perombakan, media (FeTiO3/FeO.TiO2) serta mineral ikutan pirhotit
transportasi, proses serta tempat (Fe.nSn), pirit (FeS), markasit (FeS2), kalkopirit
pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir (CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit
besi pantai sebagian besar berasal dari batuan [Fe3Al2(SiO4)3], andradit [Ca3Fe2(SiO4)3],
gunungapi bersifat andesit–basal. Proses SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element)
perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan lainnya, antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu,
karena proses alam akibat panas dan hujan yang Pb, As, Sb, W, Sn, V, (Hersenanto, 2007).
membuat butiran mineral terlepas dari batuan. Oksida logam ini ditemukan dalam dua fase di
Media transportasi endapan pasir besi pantai dalam pasir besi yaitu Fe2O3 dan Fe3O4 yang
antara lain: aliran sungai, gelombang, dan arus berkontribusi dalam sifat kemagnetan. Fe2O3
laut. Proses transportasi membawa material memiliki berat jenis berkisar antara 4,12–5,26
lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral- gr/cm3 ini memiliki interaksi lebih lemah
mineral terangkut hingga ke muara, kemudian dimedan magnet dibandingkan Fe3O4 dengan
gelombang dan arus laut mencuci dan berat jenis berkisar 4,9–5,18 gr/cm3. Bijih besi

61
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
dalam bentuk endapan pasir biasanya alat untuk menampung bahan galian yang
mengandung kadar Fe 38% - 59% (Setiady, akan dilakukan pengujian. Semakin besar
2012). Dikatakan pasir besi karena pasir ini dimensi dari alat semakin besar pula
memiliki konsentrasi besi yang signifikan. Hal kekuatan alat untuk menampung bahan
ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau galian dalam ton/jam. Ada beberapa
berwarna kehitaman. Telah diketahui bahwa macam dimensi yang dapat digunakan
endapan pasir besi memiliki mineral-mineral tergantung dari kebutuhan seperti, 0,5m
seperti magnetit, hematit, dan magnetit sampai dengan 6m.
(Yulianto, 2002).
2. Model Riffle yang dipasang. Parameter
Teknologi pengolahan endapan placer
penunjang lainnya yaitu riffle, yang
memiliki banyak ragam jenis pengolahan, tetapi
berperan untuk menahan bahan galian
umumnya memanfaatkan sifat fisik dari bahan
dan tempat terjadinya proses pemisahan
galian tersebut dengan metode gravitasi yang
pada alat sluice box. Ada dua macam
merupakan metode pemisahan mineral yang
jenis riffle yang biasa digunakan antara
didasarkan kepada perbedaan massa jenis antara
lain: American riffle dan Hungarian
material konsentrat dan material pengotor.
riffle.
Metode gravitasi akan lebih efektif apabila
dilakukan pada material dengan diameter yang 3. Sudut Kemiringan. Parameter lain dari
seragam, karena pada perbedaan diameter besar alat ini adalah kemiringan dimana
perilaku material ringan (massa jenis kecil) akan kemiringan menentukan laju aliran air
sama dengan material berat dengan diameter dengan membawa material sehingga,
kecil. Sehingga sebelum dilakukan proses semakin besar sudut miring alat maka
pengolahan (separation), tahap awal harus laju air akan semakin cepat dan apabila
dilakukan proses screening terlebih dahulu tidak diimbangi dengan jenis, tinggi, dan
menggunakan trommel screen ataupun sieve bentuk riffle maka bahan galian tidak
shaker. Setelah itu baru masuk kedalam alat akan tertahan dan akan terbawa arus.
pengkonsentrasian. Apabila sudut kemiringan kecil maka air
Salah satu alat yang dapat dilakukan untuk akan menggenang dan material akan
pengkonsentrasian dengan metode gravitasi yang mengendap semua.
paling sederhana adalah alat sluice box/pinched 4. Debit Air. Parameter ini berperan penting
sluice yang bisa untuk mengolah partikel yang karena akan membawa material yang
berukuran 100 sd 1000 mikron (Drzymala, 2007). akan dipisahkan dan. Debit air yang besar
Sluice box / pinch sluice merupakan salah satu akan mengakibatkan bahan galian mudah
alat pengolahan yang masuk kedalam bagian terbawa melewati riffle, sedangkan debit
pemisah (separation). Alat ini biasa digunakan yang terlalu kecil akan mengakibatkan
pada tambang semprot untuk lapisan alluvial. bahan galian bersama tailing ikut
Dimana lapisan alluvial ini disemprot dengan air terendapkan. Dalam menghitung volume
bertekanan tinggi menggunakan pompa penampang, dapat dilakukan dengan
sederhana untuk melepaskan butiran material menggunakan aqua botol yang telah
berharga dengan fragmen alluvial. Selanjutnya diketahuai luasan atau volume isi
aliran lumpur alluvial ini disemprotkan ke dalam sehingga nantinya tinggal menghitung
sluice box tersebut untuk dilakukan proses kecepatan air dengan satuan waktu
pemisahan awa (Vieira, 2014). hingga botol tersebut terisi penuh.
Setiap alat pengolahan memiliki ciri khas
dan karakteristiknya masing-masing. Terdapat 5. Saringan dan Jenis Karpet. Parameter
beberapa parameter yang menjadi ciri dan terakhir dari alat sluice box adalah
karakter dari alat sluice box untuk mencapai saringan. Dimana saringan ini yang
recovery yang diinginkan. Parameter dari alat nantinya akan memisahkan bahan galian
sluice box adalah sebagai berikut (Owen, 1990): yang kasar sampai halus. Saringan juga
dapat berperan pada pertama pemisahan
1. Ukuran dimensi dan jenis bahan box Pada ukuran apabila pada sluice box dipasang
dasarnya dimensi dari sluice box hopper. Ada beberapa jenis dan ukuran
merupakan parameter dari alat tersebut saringan atau karpet seperti, Rubber Mat
karena dimensi menentukan kekuatan atau karpet kasar yang berfungsi untuk

62
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
menangkap emas dengan ukuran butir - butiran yang lebih kecil dari –1/8 mm.
besar dan miner moss atau karpet halus Masing-masing fraksi jumlahnya dinyatakan
yang berfungsi untuk menangkap emas dalam persen berat yang dapat digambarkan
atau bahan galian dengan ukuran halus. dalam bentuk diagram balok sehingga sebaran
fraksi pasir besi yang dominan dapat diketahui.
Setelah melalui proses konsentrasi selanjutnya
Variabel kemiringan yang dilakukan pada
dilakukan proses perhitungan derajat liberasi
penelitian ini ada pada sudut 5o dan 10o. Debit
untuk mengetahui perbandingan mineral bebas
yang digunakan dianggap konstan. Konsnetrat
terhadap keseluruhan mineral yang ada. Setelah
dan tailing yang didapatkan dikeringkan dalam
dilakukan proses derajat liberasi kemudian
oven selama 24 jam dengan suhu 100oC,
dilakukan proses perhitungan grain counting
kemudian dilakukan penimbangan pada
untuk mengetahui kadar awal bahan galian dan
konsentrat dan tailing yang telah dikeringkan.
kadar hasil bahan galian yang diperoleh secara
Untuk menentukan performance alat
kasar yang diperoleh dengan menggunakan rumus
didasarkan pada nilai recovery (R) konsentrat dan
Tujuan penelitian secara umum adalah ratio of concentration (K) dmana nilai R dan K
meningkatkan perolehan konsentrat dari ditentukan dari kadar konsentrat dan berat
endapan pasir besi pada kondisi optimum. konsentrat yang didapatkan. Adapun rumus R dan
Adapun tujuan khusus dari penelitian adalah K adalah sebagai berikut:
. .
sebagai berikut: = 100% dan = 100% dimana :
. .
1. Mengetahui pengaruh kemiringan yang
C = berat konsentrat kering (gram)
paling optimal dimana semua material yang
c = kadar konsentrat kering(%)
tertahan pada pada riffle dianggap sebagai
F = berat umpan kering (gram)
konsentrat, sedangkan material yang terbawa
f = kadar feed kering (%)
keluar dari alat dianggap sebagai tailing.
2. Mengetahui pengaruh kecepatan air terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
berat konsentrat yang dihasilkan. Hasil
Sluice box yang digunakan dalam penelitian
Manfaat dari penelitian adalah mengetahui adalah sluice box yang dibuat di Jurusan Teknik
bahwa alat sluice box dapat digunakan sebagai Pertambangan FST UNDANA seperti tampak pada
alat pemisah untuk pasir besi yang selama ini Gambar 1. Sluice ini memeliki Panjang 1,5 meter,
lebih sering menggunakan peralatan magnetic dengan lebar 25 cm dan dilengkapi riffle dari bahan
separator yang memerlukan energi besar untuk karpet karet dan hopper dari bahan aluminium.
membangkitkan medan magnet yang akan
menarik mineral yang mengandung besi dari
Fe2O3, sedangkan yang memiliki daya magnet
lemah Fe3O4 masih belum terambil seluruhnya.
METODE
Pasir besi yang akan digunakan berasal
dari Pantai Manikin yang ada di Kabupaten
Kupang. Setelah sampel dibersihkan maka
dilakukan pengujian XRF dan XRD untuk
menentukan kandungan Fe dalam bahan yang
akan digunakan dalam penelitian. Analisis
XRF dan XRD dilakukan pada umpan,
konsentrat dan tailing. Gambar 1. Sluice Box
Analisis ayak dilakukan untuk mengetahui Pasir yang dijadikan umpan dalam sluice box
ukuran butiran pasir besi yang dominan. Analisis dicuci dan dibersihkan dari pengotor (daun, ranting)
ayak dilakukan terhadap conto pilihan berasal dari setelah itu dikeringkan dengan dijemur matahari.
bagian-bagian blok interval dalam bentuk conto Pasir tersebut diayak dan memiliki distribusi ukuran
komposit berat 500 gram yang dibagi menjadi 6 sebagai tergambar pada Gambar 2. Umpan yang
fraksi, yakni: digunakan terdiri 85,96% berukuran ¼ sampai 1/8
- butiran antara –1/2 + ¼ mm atau –35 + 72 mesh; mm.
- butiran antara –1/4 + 1/8 atau –72 + 150 mesh

63
ISSN: 1693-9522
Jurnal Ilmiah Teknologi FST Undana Vol.13, No.1, Edisi Mei 2019 2019
kemiringan 5o sebesar 1,28, hal ini menunjukkan
telah terjadi proses pemisahan/pengolahan. Nilai
rata-rata R pada kemiringan 10o sebesar 49,6%
dengan nilai konsentrat yang dihasilkan rata-rata
75,3%. Nilai K pada kondisi 10o sebesar 2,05.
Dari kedua kondisi kemiringan Nampak bahwa
alat sluice box dapat digunakan untuk
memisahkan dan meningkatkan kadar pasir besi
yang semula 42,5%.
SIMPULAN
Kemiringan sluice box akan mempengaruhi
Gambar 2. Persentasi berat umpan terhadap
nilai R dan nilai K dimana semakin miring sluice
distribusi ukuran.
box maka nilai recovery semakin menurun namun
Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa pasir besi di
terjadi proses pemisahan/pengolahan yang lebih
Pantai Manikin memiliki komposisi magnetite dan
baik dibandingkan pada kemiringan 5o.
hematite seperti tampak pada Gambar 3.
Penambahan kemiringan 10o dapat meningkatkan
nilai K sebesar 63% namun berakibat pada
penurunan nilai perolehan. Hal ini menunjukkan
bahwa konsentrat yang didapat semakin sedikit
namun nilai kadarnya semakin meningkat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian dan pembuatan alat ini dilaksanakan
dengan menggunakan dana Fakultas Sains dan
Teknik UNDANA DENGAN Nomor Kontrak
53/UN15.15.2.PPK/SPP/FST/IV/2019.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3. Analisis XRD pasir besi umpan Affan, Fajrin. 2011. “Endapan Placer dan Sluice
Pembahasan Boxes”. Blogger.
Kemiringan dari sluice box akan Alaudin. 2016. “Panduan Eksplorasi Emas
mempengaruhi nilai R (recovery) dan nilai K Placer”. PT Bahana Selaras Alam, Jakarta.
(ratio of concentration). Dengan menggunakan C.W. Hersenanto, Hananto K. 2007. “Prospeksi
umpan pasir besi sebanyak 1 kg menghasilkan Emas Letakan di Perairan Bayah,
hasil seperti pada Gambar 4. Kabupaten Lebak, Provinsi Banten”. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi
Kelautan.
Drzymala Jan. 2007. “Mineral Processing”
Wroclaw University of Technology.
Jacobson Chris, Gary W. 2009. “How To Build
and Operate Sluice Boxes Part lll Riffle
Testing”. Northern California.
Owen Peer, Randy Clarkson P.Eng. 1990. “An
Analysis of Sluice Box Riffle
Performance”. Whitehorse, Yukon Y1A
2R8.
Setiady D, Darlan Y. 2012. “Karakteristika Pantai
Gambar 4. Nilai R dan K pada kemiringan 5o Dalam Penentuan Asal Sedimen di Pesisir
dan 10o Bayah Kabupaten Lebak, Banten”.
Puslitbang Geologi Kelautan, Bandung.
Nilai R rata-rata dari 3 kali pengambilan data pada Vieira Rickford. 2014. “Optimization of Sluice
kemiringan 5o sebesar 78.3% dimana nilai Box Performance”. Guyana.
konsentrat rata-rata 51,2%. Nilai K pada kondisi

64
ISSN: 1693-9522

Anda mungkin juga menyukai