3.1 JUDUL
Identifikasi Batuan Sedimen
3.2 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari acara identifikasi batuan sedimen adalah sebagai
berikut:
1.
2.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Lubang Preparat
2.
Mistar
3.
Pensil Warna
4.
5.
Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan sedimen dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.
No
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Batu Pasir
2.
Batu Gamping
3.
Batu Gamping
4.
Batu Gamping
5.
Batu Bara
2)
Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/ kasat mata berdasarkan sifat-
sifat fisinya:
Warna
Tekstur
Struktur
3)
4)
5. Well rounded (sangat bundar) (0,60-1,00): tidak ada permukaan, sudut, atau sisi asli;
semuanya membentuk lengkungan-lekungan besar; tidak ada bagian yang datar; tidak ada
sudut sekunder. Bentuk asli tidak terlihat lagi, amun dapat diperkirakan dari bentuknya yang
sekarang. (Alfonsus simalogi)
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen yang
diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya. Pembentukkannya dapat
terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan. Pada batuan
sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu :
Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, disebut juga sebagai
struktur primer.
Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar, dan lipatan.
Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari peneliti yang menganalisa
dan mempelajari struktur sedimen,pembagian struktur sedimen menurut Pettijohn :
1.
Struktur Sedimen Primer: Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada saat
proses sedimentasi sehingga dapat di gunakan untuk mengidentifikasi mekanisme
pengendapan.
2.
Struktur Sedimen Sekunder : struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen
pada saat sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat merefleksikan
lingkungan pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng,dan kondisi permukaan.
3.
Struktur Sedimen organik: Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses
organisme pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi. ( Pettijohn & Potter, 1964 )
1.
3.6 PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini yang di identifikasi adalah batuan meramorf, di,ama pengertian dari
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang
berupa bahan lepas. Dimana yang di identifikasi pada batuan ini adalah berdasarkan sifat
fisisnya, yang terbagi dalam 4 kategori sifat, yaitu meliputi: berdasarkan sifat-sifat fisinya:
warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan.
Pada batuan sedimen yang pertama yaitu batu pasir. Batupasir termasuk dalam batuan
sedimen klastik terigen. Hal ini berarti batu ini disusun oleh butiran detritus yang berasal
dari daratan. Mempunyai butiran yang berukuran 1/16 mm 2 mm. Berdasarkan klasifikasi
wentworth untuk ukuran butir, maka ukuran tersebut dinamakan pasir, sehingga batunya
dinamakan batupasir. Biasanya batupasir disusun dari lima komponen dasar, yaitu : fragmen
batuan (litik), butiran kuarsa, butiran feldspar, matriks, dan semen. Matriks terdiri dari
mineral lempung, dan biasa juga kuarsa yang berukuran lanau. Pada batu pasir yang diamati
pada pengamatan III tentang identifikasi batuan sedimen yaitu batu pasir yang mempunyai
warna putih, teksturnya yaitu Klasik, dan strukturnya Silang siur, ukuran butirannya yaitu
>256 dan sortasi dalam batuan yang diamati yaitu sedang.
Pada batuan sedimen yang kedua yaitu batu gamping. Koral batu gamping merupakan salah
satu bahan yang dapat digunakan sebagai media adsorbsi, absorbsi dan filtrasi untuk
menurunkan kadar minyak mineral pada limbah cair, namun saat ini belum begitu
dimanfaatkan secara umum. Batu kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara,
yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang
terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah
kerang dan siput, foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang
koral/kerang. Batu kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan
hitam, tergantung keberadaan mineral pengotornya. Batu gamping yang telah dilakukan
pada pengamatan kedua yaitu batu gamping yang berwarna putih jernih, Tekstur Non-klasik,
strukturnya Berdegradasi dan komposisinya Kwarsa sedangkan ukuran butirannya 1-5
mm(sedang) dan adapun sortasinya yaitu Baik.
Pada pengamatan yang ketiga yaitu batu gamping batu gamping. Penggunaan batu kapur
sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran bangunan, industri karet
dan ban, kertas, dan lain-lain. Mineral karbonat yang umum ditemukan berasosiasi dengan
batu kapur adalah aragonit (CaCO3), yang merupakan mineral metastable karena pada
kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit (CaCO3). Mineral lainnya yang umum
ditemukan berasosiasi dengan batu kapur atau dolomit, tetapi dalam jumlah kecil adalah
Siderit (FeCO3), ankarerit (Ca2MgFe(CO3)4), dan magnesit (MgCO3). Batu gamping yang
diamati pada 3.1 yaitu batu gamping berwarna putih, Teksturnya klasik, sedangkan
Strukturnya silang siur, komposisi mineralnya yaitu mika, ukuran butirannya kasar dan
sortasinya sangat buruk. Sedangkan pada pengamatan 3.2 yaitu btu gamping yang
berwarna putih, terksturnya non-klasik, sedangkan strukturnya berdeglarasi, komposisi
mineralnya yaitu mika, ukuran butirannya halus dan sortasinya sedang.
Pada pengamatan yang terakhir yaitu batu bara, Batuan ini terbentuk dari material organic
yang berasal dari tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan unsure
karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya. Batu yang diamati pada percobaan III
Tentang identifikasi batuan sedimen yaitu batu bara, batu bara pada pengamatan ini
berwarna hitam, teksturnya Non-klasik, dan struktur pada batu Bara yaitu Berlapis
sedangkan komposisi mineralnya yaitu mika, ukuran butirannya yaitu 1-5(sedang) dan
sortasi dalam batuan bara yang diamati yaitu Baik.
3.7 PENUTUP
1.8.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari acara III tentang identifikasi batuan Sedimen
yaitu sebagai berikut:
1.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada
sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organism, yang diendapkan lapis demi
lapis pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan.
2.
silang siur, ukuran butiran yaitu >256, sortasinya sedangkan komposisi mineralnya mika.
Berlapis, dan komposisi mineralnya mika, sedangkan ukuran butirannya yaitu 1-5(sedang)
dan sortasinya Baik.
1.8.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam praktikum acara tiga tentang identifikasi
batuan sedimen yaitu sebaiknya aturan-aturan yang telah disepakati dalam acara asistensi
sebelumnya di terapkan dalam praktikum supaya praktikan tidak seenaknya melanggar
aturan yang telah disepakati bersama. Dan praktikan tidak berlaku seenaknya pada asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Moss,S.J. et. al. 1997. New Observations on the Sedimentary and Tectonic Evolution of the
Tertiary Kutai Basin, East Kalimantan. In Fraser, A.J., Matthews, S.J. & Murphy, R.W. eds.
Petroleum Geology of Southeast Asia, Special Publications .126, pp. 395-416. The Geological
Society: London.
Alfonsus simalango,1986, the geology and geothermal activity of the east African rift
system, Kenya.
Standar
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan beku
Batuan beku adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan
magma, terbentuknya batuan beku ini disebabkan karena turunnya
temperatur magma sehingga dalam proses pembentukan batuan beku ini
sering disebut dengan proses kristalisasi.
Batuan sedimen
Adalah suatu batuan hasil perombakan dari batuan asal dan batuan ini
terbentuk melalui dua proses, yaitu proses mekanik dan biokimia. Batuan ini
awal mulanya tererosi dan tertransportasi oleh media air, angin, kemudian
terendapkan di suatu cekungan sungai, setelah itu barulah mengalami
proses litifikasi (pembatuan) dan membentuk suatu batuan yang dinamakan
batuan sedimen.
Batuan metamorf
Adalah batuan yang terbentuk karena adanya perubahan dari komposisi
mineral, tekstur dan struktur. Perubahan tersebut disebabkan karena adanya
perubahan tekanan dan temperatur sehingga batuan berubah hingga
menjadi batuan metamorf. Akibat bertambahnya temperatur dan tekanan,
batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya sehingga
membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.
Batuan piroklastik
Merupakan batuan hasil letusan gunung api, biasanya matrial-matrial yang
keluar dari letusan gunung api merupakan matrial vulkanik.
dengan SKS yang telah diambil oleh mahasiswa pada Semester III yang
merupakan salah satu mata kuliah dari Jurusan Teknik Geologi Fakultas
Teknik Mineral (FTM) di Institut Teknologi Medan (ITM).
1.2.2 Tujuan
Beberapa tujuan dari praktikum ini adalah :
sedimen.
Mengetahui komponen penyusun yang terdapat pada batuan sedimen.
1.3. Aplikasi Petrologi Dalam Bidang Geologi
Adapun aplikasi dari petrologi dalam bidang geologi banyak sekali,
diantaranya adalah:
BAB II
BATUAN SEDIMEN
1.
2.
Golongan karbonat
Batuan ini sekali terbentuk dari kumpulan cangkang mollusca, algae,
foraminifera, atau lainnya yang bercangkang kapur. Jenis batuan karbonat ini
banyak sekali jenisnya tergantung dari material penyusunnya, misalnya
batugamping terumbu.
Golongan silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik,
kimiawi untuk lebih penyempurnakannya. Termasuk golongan ini antara lain
Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup, dan untuk terjadinya batuan sediment ini harus ada air yang
memiliki larutan kimia cukup pekat.Yang termasuk golongan ini adalah
gipsum, anhidrit, batu garam, dan lain-lain.
Golongan batubara
Batuan sediment ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuhtumbuhan, dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pelapukan.Lingkungan terbentuknya batubara
adalah khusus sekali.
Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan
bentuk butir serta susunannya (Pettijohn, 1975). Butiran tersusun dan
1.
Pemilahan (Sortasi)
Pemilahan atau sortasi merupakan tingkat keseragaman ukuran butir
penyusun batuan, dapat dibedakan atas :
Terpilah sangat baik (very well sorted)
Terpilah baik (well sorted)
Terpilah sedang (moderate sorted)
1.
Kemas
Kemas menyatakan hubungan antara butir penyusun batuan, dimana hal ini
dikontrol oleh tingkat diagenesa yang dialami batuan, kemas dapat
dibedakan atas:
Kemas terbuka, yaitu bila kontak antara butiran tidak bersentuhan.
Kemas tertutup, yaitu bila kontak antara butiran saling bersentuhan.
Porositas
Porositas dimaksudkan dalam tingkat atau kemampuan dalam menyerap air,
dibedakan atas :
Porositas baik, bila mampu menyerap air.
Porositas buruk, bila tidak mampu menyerap air.
Porositas sedang, bila kemampuan menyerap air diantara baik dan
buruk.
1.
Kekompakkan
Kekompakkan juga dikontrol oleh tingkat diagenesa, dibedakan atas:
Mudah diremas
Getas
Kompak
Lunak
Padat
Keras
2.
Struktur Batuan sedimen Klastik
Pengertian struktur tidak berbeda dengan tekstur, hanya saja dalam
pengamatan struktur harus dalam skala yang luas (tidak cukup hanya
dari specement). Secara umum struktur dibatuan sedimen dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.
Perlapisan (Beds)
Massive (Structureless)
Bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat struktur sediment.
1.
3.
Adalah bagian butirannya yang ukurannya paling besar dan fragmen dapat
berupa batuan, mineral maupun fosil.
Matrik
Adalah bagian butir yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan terletak
diantara fragmen. Matrik dapat berupa batuan maupun fosil.
Semen
Adalah bahan pengikat diantara fragmen dan matrik. Semen dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ;
1.
Semen, yaitu material yang sangat halus (hanya dapat dilihat dengan
mikroskop) yang berfungsi sebagai pengikat. Semen umumnya terdiri dari
silika, kalsit, oksida besi atau lempung
Contoh penamaan batuan:
1.
Ukuran butir
1) batu pasir: bila butiran berukuran pasir
2) batu pasir krikilan: butiran dominan berukuran pasir tetapi ada juga
ukuran kerikil yang cukup banyak.
1.
1.
2.2.1.2.
Kesimpulan
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang proses
pembentukannya pada umumnya dari hasil rombakan batuan asal secara
fisika dan umumnya disusun oleh material-material allogenik.
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan
bentuk butir serta susunannya. Yang meliputi ukuran butir (grain size),
bentuk atau tingkat kebundaran (Roundness), Pemilahan atau Sortasi,
kemas, porositas dan kekompakkan.
Berdasarkan proses pembentukan batuan sedimen klastik, maka komposisikomposisi batuannya dipisahkan atas: Fragmen, Matrik, dan semen.
Pemisahan tersebut semata-mata hanya berdasarkan perbandingan ukuran
butir penyusun satu batuan. Penamaan batuan sedimen klastik berdasarkan
atas ukuran butir dan komposisi mineral penyusunnya.
Batuan sedimen merupakan batuan yang paling baik sebagai reservoar
hidrokarbon. batuan-batuan yang dapat dijadikan reservoar adalah
batupasir, dan mungkin banyak lagi batuan lainnya yang akan ditemukan
pada explorasi-explorasi geologi selanjutnya.
1.
Kristalin
Terdiri dari kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristalnya saling mengunci
satu sama lain. Pemeriannya dapat menggunakan skala Wentworth dengan
modifikasi sebagai berikut :
Table 2.2. Pemerian ukuran butir
1.
Nama butir
Berbutir kasar
>2
Berbutir sedang
2 1/16
Berbutir halus
1/16 1/256
<1/256
Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf (non
kristalin).
Struktur
Struktur batuan sedimen non klatik terbentuk dari proses reaksi kimia
ataupun kegiatan organik. Contoh struktur yang sering hadir yaitu :
1.
Fossilliferaus
Struktur yang di tunjukkan oleh adanya fosil atau komposisi terdiri darifosil
sedimen organik.
1.
Oolitik
Struktur dimana suatu fragmen klastik di selubungi oleh mineral non klastik
bersifat konsentris dengan diameter berukuran <2 mm.
1.
Pisolitik
Sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya >2 mm.
1.
Konkresi
Kenampakan struktur ini sama dengan struktur oolitik tetapi tidak
menunjukkan adanya sifat konsentris.
1.
Cone in cone
Struktur pada batugamping kristalin yang menunjukkan pertumbuhan
kerucut perkerucut.
1.
Bioherm
1.
Biostrome
Seperti bioherm tetapi bersifat klastik. Bioherm danbiostrome merupakan
struktur luar dan hanya tampak di lapangan.
1.
Septaria
Sejenis konkresi tetapi mempunyai komposisilempungan.ciri khasnya adanya
rekahan-rekahan yang tidak teratur sebagai akibat penyusutan bahan
lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celah
yang terbentuk terisi oleh kristal-kristal karbonat yang kasar.
1.
Geode
Banyak di jumpai pada batuan gamping, berupa rongga-rongga yang terisi
oleh kristal-kristal yang tumbuh kea rah pusat rongga tersebut. Kristal bisa
berupa kalsit ataupun kwarsa.
J. Styolit
Merupakan hubungan antar butir yang bergerigi.
Komposisi mineral
Komposisi mineral batuan sediment non klastik cukup penting dalam
menentukan penamaan batuan. Pada batuan sedimen jenis non klastik
biasanya komposisi mineralnya sederhana yaitu bisa terdiri satu atau dua
macam mineral. Sebagai contoh :
Table 2.3. Hubungan komposisi mineral dan nama batuan
Nama batuan
Komposisi mineral
Batu gamping
Kalsit, dolomite
Chert
Kalsedon
Gypsum
Gypsum
Anhidrit
Anhidrit
2.2.2.1.Sedimen Silika
Sedimen Silika merupakan salah satu jenis batuan sidemen non klastik
dimana disusun oleh mineral mineral silika yang berbentuk dari proses
kimiawi maupun biologis. Silikat dapat diendapkan dari larutan, baik oleh
evaporasi maupun oleh kegiatan organisme-organisme yang hidup. Deposit
ini mempunyai arti yang penting dan sangat menarik, terutama yang
biogenik. Komposisi dari batuan sedimen silika ini dapat berupa kuarsa
(kristal silikat murni), chalsedom (mikro fibrousdari kuarsa) dan opal (non
kristalin silikat yang mengandung molekul air).
Karakeristik endapan silika berbeda dengan sedimen klastik, sangat jelas
endapan tersebut tidak tergolong dalam sedimen klastik karena komponenkomponen bukan berasal dari pecahan, transportasi maupun mekanik
lainnya melainkan terjadi karena adanya parsipitasi kimiawi.
Endapan yang dibentuk melalui parsipitasi mineral dari larutan air adalah
endapan kimiawi. Sebagai contoh, organisme kecil yang hidup di dalam air
laut dapat menurunkan keasaman sekeliling air dan juga menyebabkan
kalsium karbonat mengendap, sehingga sedikitnya akan terdapat endapan
dari batuan.
Endapan kimiawi (silika) juga berasal dari hasil reaksi senyawa anorganik
dalam air, bilamana airnya berasal dari sumber air panas dan secara tibatiba mengalami pendinginan akan menghasilkan endapan opal atau kalsit.
Contoh lainnya adalah evaporasi dari air laut dan air danau.Evaporasi ini
akan menyebabkan konsentrasi garam dalam larutan akan tinggi, sehingga
sampai suatu saat garam tidak lagi dalam bentuk larutan melainkan
terbentuk batuan.
Gambar 2.12. Baturijang
2.2.2.1.1. Tahap Pendeskripsian
1) Tekstur, batuan sedimen silika memiliki tekstur yaitu
teksturmicrograined.
2) porositas, tidak semua batuan sedimen silika memiliki porositas.
Porositas pada batuan ini adalah porositas primer dan porositas skunder.
2.2.2.1.3. Kesimpulan
Sedimen Silika merupakan salah satu jenis batuan sedimen non klastik
dimana disusun oleh mineral mineral silika yang berbentuk dari proses
kimiawi maupun biologis. Silikat dapat diendapkan dari larutan, baik oleh
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% 98% unsur karbon (C)
dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-
10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di
Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh
3.
2.2.2.2.3.Kesimpulan
Batubara digolongkan pada batuan sedimen non-klastik, yaitu batuan
sedimen organik. Batubara merupakan kelanjutan suatu proses dari
pembentukan gambut dan juga batuan sedimen yang mudah terbakar,
berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak
pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang akan mengakibatkan
pengkayaan kandungan karbonnya. Gambut adalah batuan sedimen yang
mudah terbakar, berasal dari tumbukan hancuran atau bagian dari
tumbuhan yang terhumifikasi dan kondisi tertutup udara.Berdasarkan
sejarah geologi yang di kenal sejak zaman pembentukan batubara adalah
karbon bawah sampai Permian, kapur bawah sampai tersier terbentuk
batubara muda dan lignit sedangkan gambut di asumsikan terbentuk pada
zaman kuarter.
2.2.2.3.Sedimen Karbonat
Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mempunyai komposisi yang
dominan (lebih dari 50%) terdiri dari garam-garam karbonat, yang dalam
prakteknya secara umum meliputi Batugamping dan Dolomit.
Proses Pembentukannya dapat terjadi secara insitu, yang berasal dari larutan
yang mengalami proses kimiawi maupun biokimia dimana pada proses
tersebut, organism turut berperan, dan dapat pula terjadi butiran rombakan
yang telah mengalami transportasi secara mekanik dan kemudian
diendapkan pada tempat lain, dan pembentukannya dapat pula terjadi akibat
proses diagenesa dari batuan karbonat yang lain (sebagai contoh yang
sangat umum adalah proses dolomitisasi, dimana kalsit berubah menjadi
dolomite).
Seluruh proses pembentukan batuan karbonat tersebut terjadi pada
lingkungan laut, sehingga praktis bebas dari detritus asal darat. Batuan
karbonat memiliki nilai ekonomi yang penting, sebab mempunyai porositas
karbonat menyusun 10% sampai 20% dari seluruh batuan sedimen yang ada
dipermukaan bumi ini. Meskipun batuan karbonat secara volumetrik lebih
kecil dibandingkan dengan batuan sedimen silisiklastik, tetapi tekstur,
struktur dan fosil yang terkandung di dalam batuan karbonat dapat
memberikan informasi yang cukup penting mengenai lingkungan laut purba,
kondisi paleoekologi dan evolusi bentuk kehidupan terutama organismeorganisme laut.
Batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih
dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan
atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu,
1986). Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai
batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat
keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut
definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium
karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah
batugamping.Komponen penyusun batugamping menurut Tucker
(1991), komponen penyusun batugamping dibedakan atas non skeletal
grain, skeletal grain, matrik dan semen.
1. Non Skeletal grain, terdiri dari :
a. Ooid dan Pisoid-Ooid
Ooid dan Pisoid-Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat
atau elips yang punya satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan
mengelilingi inti. Inti penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran
kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuran butir < 2 mm dan apabila
memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.
b. Peloid-Peloid
Peloid-Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau
meruncing yang tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran
peloid antara 0,1 0,5 mm. Kebanyakan peloid ini berasal dari kotoran
(faecal origin) sehingga disebut pellet (Tucker 1991).
c. Agregat Dan Interaksi
Agregat dan Intraklas Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam
butiran karbonat yang tersemenkan bersama-sama oleh
semen mikrokristalin atau tergabung akibat material organik. Sedangkan
intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi atau setengah
terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasang
surut atau tidal flat(Tucker,1991).
2. Skeletal Grain
Skeletal Grain Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan
karbonat yang terdiri dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan
dari fosil-fosil makro.Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum
dijumpai dalam batugamping (Boggs, 1987). Komponen cangkang pada
batugamping juga merupakan penunjuk pada
distribusi invertebratapenghasil karbonat sepanjang waktu geologi (Tucker,
1991).
3. Lumpur Karbonat atau Mikrit-Mikrit
Lumpur Karbonat atau Mikrit-Mikrit merupakanmatriks yang biasanya
berwarna gelap. Pada batugamping hadir sebagai butir yang sangat halus.
Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer. Pada studi mikroskop
elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak homogen dan menunjukkan
adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang
berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit dapat
mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar
(Tucker, 1991).
4. Semen-Semen
Semen-Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar
butiran dan mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan
matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.
2.
dapat diidentifikasi.
Dibawah mikroskop kenampakkan hampir opak.
Hadirnya matrik diantara butiran-butiran menunjukkan lingkungan
Transported grains
Very coarse
Coarse
Authigenic
grains
Extremely
Coarsely
crystalline
Medium
Calcirudite
Fine
Very Coarsely
crystalline
Very coarse
Coarse
Medium
Coarsely
crystalline
Fine
Calcarenite
Very fine
Medium
crystalline
Finelly
crystalline
Calcilutite
Aphanocrysta
lline
5.
Porositas
Porositas batuan karbonat dibedakan atas dua macam, yaitu :
1.
Saluran (channelling)
Gerowong (vug)
2.2.2.3.3.
Dasar Penamaan
Penamaan biasa di lakukan dengan mengacu pada beberapa
klasifikasi yaitu :
1.
A.W. Grabau (1904), batu gamping di bedakan atas:
1)Batugamping organik atau biogenik, terutama terdiri dari fosil utuh yang
belum berpindah dari habitatnya.
2)Batugamping klastik, jenis batugamping ini dibedakan berdasarkan ukuran
butirnya, yaitu :
1.
Klasifikasi R.J.Dunham
Pembagian batugamping didasarkan pada proporsi antara lumpur karbonat
(mikrit) terhadap butiran, secara umum di pisahkan atas:
Batugamping didukung oleh Lumpur karbonat
yaitumudstone dan weakstone.
Batugamping yang didukung oleh butiran
yaitupicstone dan grainstone.
1.
1.
organik seperti koral dan bryozoa, tetapi telah diikat kembali oleh kerak
lapisan-lapisan (encrustation) gamping yang dikeluarkan oleh ganggang
merah. Batuan ini digolongkan juga padaboundstone(Dunham, 1962).
Baffestone, batuan ini terdiri dari kerangka organik seperti koral (misal
2.2.2.3.4. Kesimpulan
Batuan karbonat merupakan salah satu jenis batuan sedimen non klastik.
Secara definisi, batuan karbonat adalah batuan yang mengandung mineral
karbonat lebih dari 50 %. Mineral karbonat sendiri terdiri dari gugusan Co23 dan satu atau lebih kation. Jenis yang paling umum adalah kalsit (Ca Co3).
Penamaan batuan karbonat di dasarkan pada ukuran butir serta kehadiran
Lumpur karbonat. Dengan melihat tekstur dan struktur maka dapat diketahui
genesa terbentuknya batuan.
Sedimen Silika merupakan salah satu jenis batuan sedimen non-klastik
dimana disusun oleh mineral mineral silika yang berbentuk dari proses
kimiawi maupun biologis. Silikat dapat diendapkan dari larutan, baik oleh
evaporasi maupun oleh kegiatan organisme-organisme yang hidup.batuan
sedimen silika memiliki tekstur yaitu micrograined.Porositas pada batuan ini
adalah porositas baik, porositas buruk dan porositas sedang. Komposisi dari
batuan sedimen silika ini dapat berupa kuarsa (kristal silikat murni),
chalsedom (mikro fibrous dari kuarsa) dan opal (non kristalin silikat yang
mengandung molekul air).
Penamaan pada batuan sedimen silika yaitu berdasarkan ukuran butir dan
komposisi dari pada batuan.Berdasarkan penamaannya batuan sedimen
silika terbagi menjadi dua jenis, yaitu Rijang (chert) dan Diatomea.
BATUAN PIROKLASTIKBAB III
3.1. Tinjauan Umum Batuan Piroklastik
Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk dari letusan gunung api
(berasal dari pendinginan dan pembekuan magma) namun sering kali
bersifat klastik. Menurut william (1982) batuan piroklastik adalah batuan
volkanik yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian proses
yang berkaitan dengan letusan gunung api, dengan material asal yang
berbeda, dimana material penyusun tersebut terendapkan dan terkonsolidasi
sebelum mengalami transportasi(rewarking) oleh air atau es.
Batuan piroklastik disebut juga dengan batuan vulkanik klastik yang
didefinisikan sebagai batuan yang disusun oleh material material vulkanik
yang bersifat klastik, terbentuk oleh proses fragmentasi, diangkut oleh
berbagai media transportasi dan diendapkan disuatu lingkungan
pengendapan serta dapat juga berupa pencampuran dengan fragmen
fragmen non vulkanik (Fisher, 1984).
Batuan piroklastik adalah batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang
dihasilkan oleh serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung
api (W.T. Huang, 1962 dan William, 1982). Hasil letusan gunung api
umumnya berupa produk efusif, yaitu berupa lava dan produk eksplosif yang
dapat berbentuk padat ataufragmental, gas, dan cair.
Pengklasifikasian batuan piroklastik sampai sekarang ini masih menjadi
masalah, ada yang berpendapat batuan piroklastik ini masuk kedalam
batuan beku (Hyndman, 1972), ada juga pihak lain yang mengelompokkan
batuan ini kedalam batuan tersendiri, yaitu batuan vulkanik klastik (Fisher,
1972), ada pula yang berpendapat bahwa batuan piroklastik ini masuk
kedalam kelompok batuan sedimen (Petti John, 1956).
Secara genetis telah diketahui bermacam macam batuan vulkanik, namun
demikian yang akan diperkenalkan hanya beberapa diantaranya, seperti
batuan piroklastik, batuan sedimen tufaan (tuffaceous sedimentary rock)
dan epiklastik.
langsung dikeluarkan oleh magma, terdiri dari padatan, cairan dan kristal
(mineral).
Cognate (accesorys), dimana material penyusunnya berupa material
non gunung api atau dari batuan dasar yang beragam komposisinya baik
berupa batuan beku, sedimen atau batuan metamorf.
Material material penyusun batuan piroklastik tersebut hadir dalam bentuk
fragmen fragmen (piroklas) dari letusan gunung api secara langsung.
Fragmen piroklastik berdasarkan ukuran butirnya oleh Fisher (1961)
danSchmid (1981) dibedakan atas tiga, yaitu :
Bom dan blok, fragmen piroklatik berukuran > 64 mm
Lapili, fragmen piroklastik berukuran 2 64 mm dapat
1.
2.
3.
Nama
Endapan
Piroklastik
> 64 mm
64 mm 2
mm
Lapili
Tephara lapili
2 mm 1/16
mm
Debu kasar
Debu kasar
< 1/16 mm
Debu halus
Debu halus
2.
Menyudut (angular)
Menyudut tanggung (sub angular)
Membundar tanggung (sub rounded)
Membundar (rounded)
Sangat membundar (very rounded)
3.
seragam.
4.
Kemas, menunjukan hubungan antar butir, dibedakan atas :
relatif teratur.
Scoria, struktur dimana terdapatnya lubang lubang gas yang tidak
teratur.
Amikdoloidal, struktur dimana lubang lubang gas diisi oleh mineral
lain.
dan ash dimana lapili lebih dominan. Oleh Schmid (1981), tufa lapili disebut
juga Lapili.
2.
Klasifikasi untuk tufa, berdasarkan pada material penyusun tufa
(William, Turner, Gilbert, 1954) dibedakan atas: