Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral
berukuran pasir atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat
butiran-butiran pasir dan biasanya terdiri dari partikel matriks (lanau atau lempung)
yang menempati ruang antar butiran pasir. Batu pasir adalah salah satu jenis batuan
sedimen yang paling umum dan banyak ditemukan dalam cekungan sedimen di seluruh
dunia. Batu pasir sering ditambang untuk digunakan sebagai bahan konstruksi. Di
bawah permukaan, batu pasir sering berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk atau
sebagai reservoir minyak dan gas alam.
Pasir terutama disusun oleh unsur-unsur rangka (framework elements), yang
merupakan fraksi detritus, dan void yang membentuk sistem ruang pori (pore
system) atau ruang kosong diantara unsur-unsur rangka. Sebagian atau semua void atau
ruang pori dalam batupasir tua dapat terisi oleh material padat. Dengan demikian,
pemelajaran terhadap pasir atau batupasir berpusat pada unsur-unsur rangka
(komposisi dan mikrogeometrinya) serta pada khuluk dan volume ruang pori dan
material pengisi ruang pori.
Menurut definisinya, rangka disusun oleh material berukuran pasir dengan
diameter 1/16–2 mm. Material itu biasanya dikemas sedemikian rupa sehingga setiap
partikel berhubungan dengan partikel lain yang bersebelahan dengannya serta
keseluruhan rangka itu membentuk suatu struktur yang stabil di bawah pengaruh
medan gravitasi bumi.
Konsentrasi stress pada titik-titik kontak itu dapat menyebabkan terjadinya
pelarutan pada titik kontak dan pengendapan di tempat lain. Hal itu pada gilirannya
menyebabkan bertambah luasnya bidang kontak antar partikel dan berkurangnya
volume ruang pori. Produk akhir dari aksi tersebut adalah terbentuknya batuan yang
partikel-partikel penyusunnya berada dalam kontak menerus serta memiliki porositas
nol.
Porositas dan permeabilitas pada batupasir ditentukan oleh ukuran butir dan
distribusinya, sortasi (pemilahan), bentuk dan kebundaran butir, penyusunan butir,
serta kompaksi dan sementasi. Batupasir antara formasi yang satu dengan yang lainnya
berbeda, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang porositas dan permeabilitas serta
hubungannya dengan ukuran butir dan sortasi pada formasi-formasi tersebut. Batupasir
merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang mempunyai porositas cukup
baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir atau akuifer, sedangkan butirannya yang
dominan berukuran pasir. Batupasir memiliki beberapa kenampakan fisik yang dapat
dibedakan dari batuan jenis lainnya, yaitu struktur, tekstur dan komposisi. Dari tekstur
batupasir dapat diturunkan menjadi tiga parameter empiris yaitu ukuran butir, bentuk
butir (pembundaran dan pembulatan) dan sortasi. Pemilahan (sorting) adalah cara
penyebaran berbagai macam besar butir.Dengan demikian rongga yang terdapat di
antara butiran besar akan diisi butiran yang lebih kecil lagi sehingga porositasnya
berkurang
Batupasir dapat memiliki struktur sedimen yang beragam. Struktur sedimen itu
paling jelas terlihat pada singkapan. Struktur internal dari individu-individu lapisan
batupasir sangat penting artinya. Batupasir umumnya memperlihatkan perlapisan
silang-siur. Skala perlapisan silang-siur dalam suatu tubuh batupasir merupakan fungsi
dari kekasaran partikel penyusun batupasir itu serta ketebalan lapisannya. Banyak pasir
memperlihatkan perlapisan gelembur (ripple bedding) berskala kecil. Batupasir lain
memiliki struktur graded bedding. Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, graded bedding dan perlapisan silang-siur merupakan dua gejala yang
tidak pernah ditemukan dalam satu lapisan yang sama serta mengindikasikan dua fasies
batupasir yang jauh berbeda. Graded bedding mengindikasikan pengendapan di bawah
alas gelombang dan terutama menjadi penciri batupasir endapan perairan yang dalam.
Sebagian batupasir tidak mengandung perlapisan silang-siur maupun graded bedding,
bahkan tidak memperlihatkan struktur internal sama sekali. Walau demikian, hasil
penelitian dengan menggunakan sinar-X menunjukkan bahwa sebagian besar batupasir
yang tampak masif itu sebenarnya memiliki laminasi internal (Hamblin, 1962).
2. Pembahasan tekstur dan srtuktur batuan karbonat
Serpih, atau dalam Bahasa Inggris shale merupakan nama untuk suatu kelompok
batuan sedimen klastik yang berukuran butir halus, meliputi batulempung
dan mudstone. (Potter, 1984). Namun Tucker (1981) dalam bukunya menyebutkan
serpih sebagai suatu definisi yang lebih spesifik lagi. Serpih merupakan batuan dengan
ukuran butir halus yang mempunyai ciri-ciri fisik tertentu.
Batu serpih tersusun oleh partikel lempung dan lanau dengan perbandingan
komposisi 2 : 1. Menurut klasifikasi Wentworth, lempung mempunyai ukuran lebih
kecil dari 1/256 mm, sedangkan lanau memiliki ukuran 1/256 – 1/16 mm. Ukuran butir
serpih sulit diamati dan biasanya hanya diamati dengan menggunakan mikroskop
elektron. Gigi depan kita dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan partikel
berukuran lanau, sementara partikel lempung tidak akan terasa di antara gigi depan
kita, saking halusnya.
Dari pengamatan melalui mikroskop elektron diketahui bahwa kebanyakan
mineral-mineral lempung mempunyai bentuk platy,flaky atau acicular.
Bentuk platy dan flaky merupakan bentuk seperti lembaran-lembaran tipis yang
memanjang. Flaky dibedakan dari platy dari bentuknya yang tidak beraturan,
sementara platy mempunyai bentuk yang lebih teratur, seperti papan.
Bentuk acicular merupakan bentuk seperti sekumpulan jarum. Karena bentuk dari
partikel penyusun serpih adalah pipih, maka dari itu serpih mempunyai sifat mudah
untuk membelah. Karena ukuran butirannya yang sangat kecil, maka bentuk dari
butirannya tidak banyak terpengaruh oleh erosi dan transportasi, sehingga
mencerminkan bentuk asal partikel saat diagenesis. Partikel pada serpih kebanyakan
mempunyai roundness yang rendah, atau sangat menyudut dengan derajat kebundaran
(sphericity) yang rendah juga.
Partikel serpih yang mempunyai bentuk pipih tersusun saling berhadapan dan
sejajar, sehingga biasanya membuat serpih mempunyai kemampuan membelah yang
baik. Kemampuan membelah atau fissility merupakan kecenderungan batuan untuk
membelah sepanjang bidang laminasi atau perlapisan. Bidang-bidang belahan pada
serpih disebut parting (Potter et al., 1980). Oleh karena itu maka struktur utama yang
terdapat dalam serpih yang murni adalah stratifikasi dan parting.
Stratifikasi merupakan istilah untuk menyebut lapisan-lapisan (layering) dalam
suatu batuan. Lapisan-lapisan ini dibedakan berdasarkan perbedaan vertikal dalam
tekstur, komposisi dan/atau kemas pada butiran-butirannya. Lapisan ini dapat
mempunyai tebal bervariasi. Lapisan yang mempunyai tebal > 1 cm disebut perlapisan,
sedangkan yang tebalnya < 1 cm disebut laminasi. Perlapisan dan laminasi ini masih
dibagi menjadi kelas-kelas lain berdasarkan ketebalannya.
Parting merupakan suatu sifat khas dari serpih, yaitu bidang-bidang belahan yang
mana material serpih dapat terpisah melalui bidang tersebut. Parting terbentuk di
antara bidang-bidang lapisan, dan struktur ini makin diperkuat seiring dengan
pelapukan yang intensif pada batuan. Partingdiklasifikasikan berdasarkan
ketebalannya. Fissile merupakan bagian dari bidang belahan ini yang mempunyai
ketebalan antara 0,5 mm hingga 1 mm. Bidang belahan yang kurang dari 0,5 mm
disebut papery, dan yang lebih tebal dari 1 mm namun masih lebih tipis dari bidang
laminasi disebut platy, atauflaggy. Sedangkan slabby merupakan sebutan untuk bidang
belahan yang lebih tebal dari laminasi (> 1 cm). Hubungan antara bidang belahan
(parting) terhadap perlapisan dan laminasi dapat dilihat pada tabel.