Anda di halaman 1dari 56

SEDIMENTOLOGI (GL2151)

TEKSTUR SEDIMEN (MINGGU KE 3)


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Dwiharso Nugroho
Hendra Saputra, M. T.
Dicko Rizky Febriansanu, M. Eng.
MINERAL DAN PELAPUKAN KIMIA
DISTRIBUSI BATUAN SEDIMEN

Model Tektonik
Distribusi
Batuan Sedimen

Darat Laut Dangkal Laut Dalam


TRANSPORTASI SEDIMEN DAN UKURAN BUTIR SEDIMEN

Laut Darat

Transportasi
Ukuran dan bentuk
dari sedimen
butir adalah
menyebabkan
fungsi dari
pembundaran
jarak dan
mekanisme
dengan caratranportasi
abrasi dan pemilahan (sorting).
Nilai kebundaran
Dua jenis dan transportasi:
mekanisme sorting sangatarus
tergantung pada
traksi dan arus
ukuran butir, jarak
turbit (viskositas transportasi dan proses
tinggi)
pengendapan.
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
SEDIMEN DETRITUS/KLASTIK
Detrital sedimentary rocks
• The chief “constituents of detrital rocks” (grain)
include
• Quartz
• Feldspars
• Micas
• Clay minerals
• Lithic (rocks) fragments

• Grain size is used to distinguish among the various


types of detrital rocks
Tekstur Sedimen
Tiga aspek terpenting dari tekstur sedimen adalah:
• Size (Ukuran Butir)
• Shape (Bentuk Butir)
• Packing or Fabric (Kemas)
Detrital Sediments & Grain Size
gravel
• gravity flows
&
• fluid flows
conglomerate

sand
• fluid flows
• gravity flows
&
sandstone

• suspension & clay, silt


flocculation &
• gravity flows mudstone
Basic of Detrital Sed. Rocks Classification
• The phi scale is a numerical representation of the Wentworth
Scale. The Greek letter ‘f’ (phi) is often used as the unit for
this scale. Using the logarithm base two, the grain size can be
denoted on the phi scale as :
f = -log2 . d (grain diameter in mm)

• The negative is used because it is conventional to represent


grain sizes on a graph as decreasing from left to right
Sphericity
Sphericity adalah derajat atau tingkat bagaimana suatu partikel mendekati
bentuk bola.
Triaxial Ellipsoids
Roundness (Derajat Kebundaran)

Roundness adalah suatu sifat dari bentuk partikel


yang dihubungkan dengan keruncingan atau
kelengkungan yang terdapat pd sudut - sudut
sekeliling partikel tersebut.
Power, 1953 membagi derajat kebundaran
butir menjadi enam kelas, yaitu:
1. Sangat menyudut (VA), 0,0 –0,15
2. Menyudut (A) 0,15–0,20
3. Menyudut tanggung (S.A) 0,20–0,30
4. Membundar tanggung (S.R) 0,30–0,40
5. Membundar (R) 0,40–0,60
6. Membundar bagus (W.R) 0,40–1,00
Pemilahan
Sortasi adalah keseragaman ukuran butir penyusun batuan sedimen.

Pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen.


Breksi (breccia)
Konglomerat
Kemas
Kemas (fabric) adalah hubungan/susunan partikel-partikel
penyusun batuan. Bila ukuran & bentuk butir merupakan
karakter individu butiran,maka kemas merupakan karakter
agregat butiran penyusun batuan.

Packing

Contacts
Kemas
Penjajaran

Fabric
Semen
Semen batupasir, umumnya berasal dari pelarutan/pengendapan silika/kuarsa atau
kalsit/karbonat, hematit (oksida besi) diantara butiran selama diagenesa.
Porositas

Porositas adalah perbandingan


antara jumlah rongga (pore
space) dan volume
keseluruhan/ total dari suatu
batuan. Dalam hal ini dipakai
istilah kualitatif yang
merupakan fungsi daya serap
batuan terhadap fluida.
• Porositas Baik,
• Porositas Sedang,
• Porositas Buruk.
Permeabilitas

Permeabilitas adalah kemampuan batuan untuk meloloskan fluida


Deformation
Granular Organization
Maturity

• Immature, tingkat ini umumnya kaya material lempung, butiran relative tidak membulat,pemilahan
butirannya tidak baik, di endapkan dengan mekanisme energi yang rendah, atau awal dari proses
terjadinya tekstur batuan.
• Submature, tingkat kedewasaan tekstur relatif belum dewasa.
• Mature, tingkat kedewasaan tekstur relative dewasa.
• Super mature, dimana kehadiran material lempung relatif sedikit, sortasi baik, butirnya relative
membundar, merupakan proses yang sudah stabil/ komplit. Umumnya disebabkan proses dengan energi
yang relatif ekstrim
Maturity Related to Depo Environment
Batuan Sedimen Klastik
Arenite, matriks < 15%
▪Quartz arenite → kuarsa >>
▪Lithic arenite → litik >>
▪Feldspathic arenite → feldspar >>
➢Arkhose → kuarsa <
➢Lithic arkose → litik <
▪Sublitharenite → litik, kuarsa >> &
feldspar <<
▪Subarkose → kuarsa, feldspar >> &
litik <<

Wacke → matriks 15 – 75%


▪Quartz wacke → kuarsa >>
▪Lithic wacke → litik >>
▪Feldspathic wacke → feldspar >>
▪Greywacke → kuarsa = litik = feldspar
Composition classification
COMPONENTS OF SILICICLASTIC SEDIMENTARY ROCK COMPOSITION
Since quartz, for all practical purposes, does not weather into anything else, and will
Quartz remain after everything else is weathered or sorted out, it is one of the most important of the
four components of sedimentary rock composition.
Pure quartz sandstones are rare. Usually quartz is mixed with one or more of the remaining
three components. Pure quartz sandstones form only under great tectonic stability when the
land is not high enough for rocks to be exposed to weathering, such as during Wilson Cycle
Stage A and Stage I.
Feldspars are some of the most abundant minerals in the earth's crust. With only a few
Feldspar exceptions all igneous rocks have large amounts of feldspar; e.g. calcium plagioclase in
gabbro, and sodium plagioclase and orthoclase in granite. Medium to high grade
metamorphic rocks also have large amounts of feldspar.
Sediments near high mountains frequently have large percentages of feldspar as batholiths
and regional metamorphic rocks are uplifted and eroded (Wilson Cycle Stage F and Stage H).
Rift systems (Stage B and Stage C) frequently also have large amounts of feldspar.
Very simply, if a siliciclastic particle is not quartz or feldspar it is classified a lithic
Lithics fragment. Lithic means "rock" and all mechanically weathered pieces of another rock, or
non-feldspar minerals weathered from a rock, are included here. Frequently they are small,
dark in color, and difficult or impossible to specifically identify in hand specimen. The
exception to this is conglomerates and breccias. Lithic fragments are especially abundant in
volcanic arc systems (Stage E), but are common in most collision mountain buildings (Stage
F and Stage H).
Matrix is the finer material in which larger particles are embedded. So, in a sandstone the
Matrix matrix is silt and clay. In a gravel the matrix may be a sand. However, since all minerals
other than quartz will eventually weather into silt or clay sized particles, silt or clay is very
common in sedimentary rocks.
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Mudrock : Siltstone & Claystone
• Clay is a textural term to define the finest grade
of clastic sedimentary particles, those :
• less than 4 microns (Nichols, 2009), or
• 2 microns (Hopkins,1899; Burgess, 2006), or
• 1 microns (Atterberg,1903; Simonson,1999)
in diameter.
• Individual particles are not visible to the naked
eye and can only be decided with a high power
optical microscope.
• Clay minerals are a group of phyllosilicate
minerals that are the main constituents of clay-
sized particles.
Basic of Claystone Classification
Clay minerals commonly form as breakdown products of
feldspars and other silicate minerals.
They are phyllosilicates with a layered crystal structure
similar to that of micas and compositionally they are
aluminosilicates.
The crystal layers are made up of silica with aluminium
and magnesium ions, with oxygen atoms linking the
sheets
Tekstur Batuan Piroklastik
Classification
SIZE VOLKANOCLASTIC VOLKANOCLASTIC
SEDIMENT
>64mm Bombs - ejected fluid Agglomerate,
Blok - ejected solid volcanic breccsia
2mm - 64mm Lapilli lapillistone
0.06mm - 2mm Ash Tuff
<0.06mm Dush Tuff
Tekstur Batuan Karbonat

• Butiran karbonat (carbonate grain) :


Butiran skeletal, ooid, pisoid, pelloid/pellet, agregat
(lump/grapestone), litoklas (intraklas & ekstraklas)
• Matrik berupa microcrystalline calcite/micrite atau lumpur
karbonat/lime mud :
Agregat (kumpulan) kalsit/aragonit yang berukuran < 4m
(sangat halus/lempung).
• Semen (sparry calcite/sparite) :
Kristal-kristal kalsit granular yang terekristalisasi dalam
rongga-rongga pada endapan karbonat atau batugamping,
terutama dalam rongga-rongga antar butir dan dalam rongga
fosil.
BATUGAMPING KIMIAWI (OOLITE)
Batu Gamping Klastika
Nama Butir Ukuran Butir Nama Batuan
Rudit 2 – 256 mm Kalsirudit
Arenit 62 µm – 2 mm Kalkarenit
Lutit 3 µm – 62 µm Kalsilutit
BATUGAMPING KRISTALIN
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
BATUAN SEDIMEN KIMIAWI:
RIJANG (CHERT) BERLAPIS DG BATUGAMPING MERAH (KRISTALIN)
Chert
Chert is a siliceous rock (composed of SiO2) that forms from the recrystalized
skeletons of " animals " (single celled radiolarians, and glass sponges).
And although the silica comes from skeletons to become chert it must be chemically
recrystallized, thus putting it in the chemical category (but it is confusing).
BATUAN SEDIMEN

Batuan garam (Halite) dan Gipsum adalah endapan evaporit


kimiawi yang dihasilkan dari kritalisasi selama proses
evaporsi air.
KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
GRANULOMETRI
Granulometri atau sering diterjemahkan dengan analisa besar butir adalah salah satu dari
sekian banyak metoda yang sering dipakai untuk menganalisa batuan sedimen klastik.
Ukuran butir partikel sedimen penting dalam beberapa hal. Ukuran butir mencerminkan :
• Resistensi partikel terhadap pelapukan, erosi dan abrasi. Partikel partikel yang lunak
seperti batugamping dan fragmen-fragmen batuan makin lama makin mengecil, bahkan
partikel kuarsa yang besar dan resistensi akan terabrasi dan berubah ukurannya.
• Proses transportasi dan deposisi seperti kemampuan air angin untuk menggerakkan dan
mengendapkan partikel.
Material-material yang diangkut oleh media pengangkut (air, angin) akan terdistribusi
menjadi berbagai macam ukuran butir seperti gravel (boulder, coble, dan pebble), pasir dan
mud. Distribusi ukuran butir ini menunjukkan :
• Terdapatnya bermacam-macam ukuran butir dari batuan induknya.
• Proses yang terjadi selama sedimentasi terutama kompetensi (kemampuan arus untuk
membawa suatu beban sesuia ukurannya. Jika ada beban yang lebih berat maka beban
tersebut akan diendapkan).
Dapat dijadikan
petunjuk asal mula
Menurut Friedman Analisis granulometri
partikel sedimen
(1979), analisis dapat dilakukan dengan
(provenance), sejarah
granulometri pada 2 cara yaitu dengan
transportasi, dan kondisi
dasarnya suatu analisis melakukan perhitungan
pengendapan partikel
perhitungan persentase secara matematis atau
sedimen serta
dari perbedaan ukuran dengan melakukan
menginterpretasikan
butir pengeplotan grafik.
lingkungan
pengendapan.

Analisis besar butir yang umum digunakan (dari nanometer hingga millimeter). Besar partikel ditabel ini hanya sebagai
panduan, untuk pastinya tergantung dari jenis dan tipe alat yang digunakan (López, 2016)
Kurva Frekuensi

Mean: Populasi/nilai rata-rata, Mode: Frekuensi tertinggi ukuran butir,


Median: Ukuran butir yang jumlahnya 50%
Skewness
Skewness menyatakan derajat ketidaksimetrian suatu kurva yang menyatakan persebaran dan kecenderungan nilai
frekuensi yang dilihat berdasarkan ”ekor” atau bagaian kurva yang melandai. Bila Sk berharga positif maka sediment
yang bersangkutan mempunyai mode (kelas dg frekuensi terbanyak) butir halus dan sebaliknya jika berharga
negative maka sediment tersebut mempunyai mode (kelas dg frekuensi terbanyak)butir kasar.
Menurut sam bogg jr, 2009 skewness dirumuskan sebagai:

Mode Mode

Median Median

Mean Mean
% %

Coarse Fine Coarse Fine

Skewness Positif Skewness Negatif


Kurtosis
Kurtosis menunjukan harga perbandingan antara pemilahan bagian tengah terhadap bagian
tepi dari suatu kurva. Untuk menentukan harga K digunakan rumus yang diajukan oleh Folk
(1968), yaitu :

Leptikurtic

Normal (Mesokurtic)
%

Platykurtic

Coarse Fine

Jenis-jenis Kurtosis berdasakan bentuk grafik


Kurtosis

Folk menetukan koefisien sortasi sebagai defiasi standar grafis:

Kemudian disempurnakan sebagai deviasi standar grafis inklusif dengan


rumus :

Sortasi material sedimen


Aplikasi
a c

a. Penamaan batuan (Folk, 1980)


b. Penentuan Lingkungan Pengendapan (Visher, 1969)
c. Penentuan asal material (Besler, 2005)

Anda mungkin juga menyukai