BATUAN SEDIMEN
72
awalnya diendapkan secara mendatar. Lapisan-lapisan ini tebalnya berbedabeda dari
beberapa centimeter sampai beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu
pada umunya tebal, sedang semakin maju ke arah laut endapan-endapan ini akan menjadi
tipis(membaji) dan akhirnya hilang. Di dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya
merupakan butir-butir besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih halus
lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen itu disebabkan oleh beda butir batuan yang
diendapkan. Biasanya di dekat pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir
ini berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi pembentukkan
batugamping(Katili dan Marks).
73
A. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali
rombakan batuan asal, baik batuan beku, batuan metamorf ataupun batuan sedimen
yang lebih tua. Melaui proses pelapuak, baik mekanik maupun kimiawi, tererosi,
tertransportasi dan terendapkan pada cekungan pengendapan lalu mengalami
diagenesa.
B. Batuan Sedimen Non Klastik
1. Warna
Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena mencerminkan
komposisi butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan untuk
menginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan merah menunjukan
lingkungan oksidasi, sedangkan warna batuan hitam atau gelap menunjukan
lingkunganreduksi. Secara umum warna pada batuan sedimen dipengaruhi oleh :
Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral pembentuk batuan
sedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna putih (misal batupasir
quartz arenite).
Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung oksida besi,
maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.
Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir kuarsa yang
diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan komposisi sama
jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.
2. Tekstur
Tekstur adalah kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta
susunannya ( Pettijohn, 1975 ).
1. Ukuran Butir ( Grain Size )
Adalah suatu ukuran yang menyatakan besar atau kecilnya butiran pada batuan
sedimen, yang mana pemerian ukuran butir didasarkan pada pembagian besar
butir yang disampaikan oleh (Wentworth, 1922), seperti di bawah ini:
74
Tabel Ukuran butir pada batuan Sedimen (Wentworth, 1922)
Nama Butiran
4 – 64 Kerakal Pebble
2. Pemilahan ( Sorting )
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan sedimen.
Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai berikut :
- Tepilah Baik (well sorted), Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar
butir yang seragam pada semua komponen batuan sedimen.
- Terpilah Buruk (poorly sorted), merupakan kenampakan pada batuan
sedimen yang memiliki besar butir yang beragam dimulai dari lempung
hingga kerikil atau bahkan bongkah.
- Selain dua pengelompokan tersebut adakalanya seorang peneliti
menggunakan pemilahan sedang untuk mewakili kenampakan yang agak
seragam.
75
Gambar. Derajat sortasi
3. Kebundaran ( Roundness )
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya bagian tepi butiran pada
batuan sedimen klastik sedang sampai kasar. Kebundaran dibagi menjadi:
Membundar Sempurna (Well Rounded) Hampir semua butiran
permukaannyacembung (Equidimensional).
Membundar (Rounded), Pada umumnya butiran memiliki permukaan
bundar,ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
Agak Membundar (Subrounded), Permukaan butiran umumnya datar
denganujung-ujung yang membundar.
Agak Menyudut (Sub Angular), Permukaan butiran datar dengan ujung-
ujungyang tajam.
Menyudut (Angular), Permukaan kasar dengan ujung-ujung butiran runcing
dantajam.
Gambar Kebundaran
4. Kemas
Kemas yaitu banyak sedikitnya rongga antar butir pada batuan sedimen.
Batuan sedimen yang memiliki kemas tertutup memiliki sedikit ruang antar butir dan
sebaliknya batuan sedimen yang berkemas terbuka berarti bahwa banyak ruang atau
rongga antar butir yang cenderung tertutup yang memilki ukuran butir pasir halus
hingga lempung karena pada ukuran tersebut cenderung sekali memiliki ruang antar
butiran.
76
5. Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total
batuan (dinyatakan dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan
(air) ke dalam batuan. Istilah yang dipakai adalah porositas baik (batuan
menyerap air), porositas sedang (di antara baik-buruk), dan porositas buruk
(batuan tidak menyerap air). Jenis-jenis porositas : intergranular, microporosity,
dissolution dan fracture.
6. Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan
sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy
pembentuknya.Studi Struktur paling baik dilakukan di lapangan (Pettijhon, 1975 ).
Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjadi tiga
macam yaitu :
1. Struktur Sedimen Primer
Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat merefleksikan mekanisme
pengendapannya. Struktur sedimen primer antara lain : perlapisan, gelembur
gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun dan lain-lain.
2. Struktur Sedimen Sekunder
Terbentuk setelah Proses sedimentasi, sebelum atau setelah diagenesa.
Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapanmya. Contoh : Struktur sedimen
sekunder antara lain : Cetak beban, cetak suling dll. Struktur Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing
atau binatang lainnya. Struktur organik antara lain : kerangka, laminasi
pertumbuhan dan lain-lain. Struktur batuan sedimen yang terpenting adalah
perlapisan. Struktur ini umum terdapat pada batuan Sedimen Klastik yang
terbentuknya disebabkan beberapa faktorantara lain:
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenampakan adanya struktur perlapisan
adalah :
77
Adanya perbedaan warna mineral.
Adanya perbedaan ukuran besar butir.
Adanya perbedaan komposisi mineral.
Adanya perubahan macam batuan.
Adanya perubahan struktur sedimen.
Adanya perubahan kekompakan.
1. Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam ( Pettijohn & Potter, 1964 ) atau
ketebalan lebih dari 120 cm. ( Mc. Kee & Weir, 1953 )
2. Perlapisan Sejajar
Bila menunjukkan bidang perlapisan yang sejajar.
3. Laminasi
Perlapisan sejajar yang memiliki ketebalannya kurang dari 1 cm. Terbentuk
darisuspensi tanpa energi mekanis.
4. Perlapisan Pilihan
Bila perlapisan disusun oleh butiran yang berubah dari halus ke kasar pada
arahvertikal. Perlapisan Silang Siur
Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada di
atas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat
intensitas arus yang berubah-ubah.
78
Gambar Bentuk – Bentuk lapisan Sedimen
79
Tabel. Pembagian lapisan berdasarkan ketebalannya (Mc. Kee&Weir, 1953)
• Komposisi Mineral
Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan menjadi :
1. Fragmen
Fragmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa
pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.
2. Matrik (masa dasar)
Matrik adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak
diantaranya sebagai masa dasar. Matrik dapat berupa pecahan batuan, mineral
atau fosil.
3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen,
dapatberbentuk Amorf atau Kristalin. Bahan bahan semen yang lazim adalah :
Semen karbonat (kalsit dan dolomit).
Semen silika (kalsedon, kuarsa).
Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit).
Pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya
tidakhadir karena tidak adanya rongga antar butiran.
• Struktur
Struktur batuan sedimen Non klastik terbentuk oleh reaksi kimia maupun
aktifitasorganisme. Macam-macamnya :
a. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil.
80
b. Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non
klastik,bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
d. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
e. Cone in cone, struktur pada batugamping kristalin berupa pertumbuhan
kerucut.
f. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.
g. Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya
adalah adanya rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan
tersebut karena proses dehidrasi yang semua celah-celahnya terisi oleh mineral
karbonat.
i. Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi
oleh kristal-kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. Kristal dapat
berupa kalsit maupun kuarsa.
j. Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.
• Tekstur
Tekstur dibedakan menjadi :
a. Kristalin
Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking. Untuk pemeriannya
menggunakan
skala (Wenthworth, 1922) dengan modifikasi sebagai berikut :
81
b. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf (non
klastik).
c. Komposisi Mineral
Monomineralik Karbonat.
• Struktur
Struktur batuan sedimen karbonat klastik sama dengan batuan sedimen klastik.
• Tekstur
Tekstur pada batuan sedimen karbonat klastik sama dengan batuan sedimen klastik
yaitu, ukuran butiran, pemilahan, kebundaran butiran, kemas, abrasi, kontak antar
butiran. Namun ada sedikit perbedaan dalam pembagian ukuran butirnya.
Tabel. Ukuran Butir Batuan Sedimen Karbonat Klastik
Rudite >1
Arenit 0,062 ±1
84
b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau meruncing yang
tersusun oleh micrite dan tanpa struktur internaL Ukuran dari peloid antara 0,1 - 0,5
mm.
c. Pellet
Pellet merupakan partikel berukuran < 1mm berbentuk spheris atau elips dengan
komposisi CaCO3. Secara genetic pellet merupakan kotoran dari organisme.
d. Agregat dan Interklas
Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang tersemen
bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material organik.
Sedangkan intraklas ialah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi atau setengah
terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasang surut/ tidal
flat.
85
2) Skeletal Grain
Merupakan butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari seluruh
mikrofosil, butiran fosil ataupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang ini
merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping.
Pemeriannya sama dengan pemerian batuan sedimen Non Klastik lainnya hanya
sajadalam jenis batuan memakai Karbonat Non Klastik.
86
Calcipulverite : batugamping hasil presipitasi kimiawi seperti batugamping
kristalin.
Batugamping organik : batugamping hasil pertumbuhan organisme secara
insituseperti batugamping terumbu dan stromatolite.
2. Klasifikasi Folk (1962)
Berdasarkan perbandingan relatif antara allochem, micrite dan sparite serta jenis
allochem yang dominan, Folk mengklasifikasikan batugamping menjadi 4 yaitu :
batugamping tipe I allochemical rocks dengan sparry calcite cement, batugamping
tipe II allochemical rocks dengan microcrystalline calcite matrix (allochemical
>10%), batugamping tipe III orthochemical rocks (allochemical ≤10%), dan
batugamping tipe IV autochthonous reef rocks. Batas ukuran butir yang digunakan
Folk untuk membedakan antara allochem dan micrite adalah 4 micron (lempung).
87
Gambar Klasifikasi Dunham (1962)
88
6.10 Diagenesa Batuan Karbonat
• Lingkungan Diagenesis
Diagenesis di bawah air laut : laut dangkal, bagian laut dalam
Meteoric diagenesis / freskwater diagenesis : diatas muka air tanah, di bawah muka
air tanah
• Lingkup Dan Proses Diagenesis
Lingkup diagenesis : pengisian pori, lithifikasi, neomorphisme dan pelarutan
Proses diagenesis
1. Pengisian pori dengan mikrit/lumpur karbonat
2. Mikritisasi oleh gangang
3. Pelarutan
4. Sementasi
5. Polimorfisme
6. Rekristaliasi
7. Pengubahan/penggantian
8. Dolomitisasi
9. Silisifikasi
Sementasi : proses perekatan antar butir batuan akibat adanya proses pelarutan dan
pembatuan
89
Nama Batuan : Nama Batuan : Nama Batuan :
Breksi/Konglomerat/ Kalkarenit/Kalsirudit/Kalsilutit
RijangBatubara/Batugamping
Batupasir/Batulempung/ kristalin, dll
Batulanau, dll
90