Anda di halaman 1dari 19

BATUAN SEDIMEN (SEDIMENTARY ROCK)

ACARA V( 5)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2022
 PENDAHULUAN
Pengertian umum mengenai batuan endapan/sedimen adalah batuan yang
terbentuk akibat litifikasi bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia
maupun hasil kegiatan organisme.. Dimuka bumi ini dibandingkan dengan batuan
beku, batuan endapan sangatlah sedikit, ± 5% volume walaupun demikian
penyebarannya di muka bumi menempati lebih dari 65% luasan. Oleh karena itu
batuan endapan merupakan lapisan tipis di kulit bumi.

Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah


perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak
kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. Pada Sedimen yang Kristalin,
umumnya monomineralik dan tergolong ke dalam batuan Sedimen Non Klastik
seperti rijang, kalsit, gypsum.
 PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN

1. Pelapukan
 Pelapukan Fisika
Pelapukan mekanis atau fisika melibatkan pemecahan
batuan dan tanah melalui kontak langsung dengan kondisi atmosfir, seperti
panas, air, es dan tekanan.
 Pelapukan kimia
pelapukan kimia, melibatkan efek langsung dari bahan kimia
atmosfir atau bahan kimia yang diproduksi secara biologis yang juga dikenal
sebagai pelapukan biologis dalam pemecahan batuan, tanah dan mineral
 Pelapukan Biologi
 Pembentukan batuan sedimen
2. Transportasi
 gravitasi :Sejumlah besar sedimen, mulai dari lumpur sampai batu-batu
besar, bisa bergerak turun karena gravitasi, sebuah proses yang disebut
pergerakan massa.
 Angin :Angin mengangkut sedimen yang didekat permukaan dengan
mengangkat dan memindahkannya ke tempat arah pergerakannya.
 Glesier : Glesier (Glacier) adalah tumpukan es / salju yang mencair dengan
cepat, pada saat mencair tersebut air yang mengalir tersebut mampu
mentransportasikan sediment ke tempat lain
 Air : Air merupakan agen paling utama dalam proses transportasi sedimen
dari sumbernya ke tempat yang lebih rendah. Air membawa partikel dengan
berbagai bentuk pergerakan, tergantung bentuk dari dari butiran partikel
 Pembentukan batuan sedimen
3 . pengendapan
Deposisi/Pengendapan adalah proses geologi di mana sedimen yang
dihasilkan oleh proses pelapukan, ataupun tanah dan batuan ditambahkan ke
suatu lahan yang dataran lebih rendah yang di tansportasikan oleh angin, es, air,
dan gravitasi
4. pemandatan(compacsion) dan penyemenan (cementation)
Pemadatan: terjadi ketika sedimen terkubur dalam-dalam, menempatkan mereka
di bawah tekanan karena berat lapisan di atasnya.
Penyemenan: adalah mineral baru menempel pada butiran sedimen bersama
sama seperti semen mengikat butiran pasir pada bahan bangunan. Jika dilihat
dengan seksama foto mikroskop, itu bisa dilihat kristal mineral yang tumbuh di
sekitar butiran sedimen dan mengikatnya bersama-sama.
 PENGGOLONGAN DAN PENAMAAN
Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu Batuan
Sedimen Klastik dan Batuan sedimen Non Klastik
A. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan Kembali rombakan
batuan asal, baik batuan beku, batuan metamorf ataupun batuan sedimen yang lebih tua.
Adapun fragmentasi batuan asal dimulai dari pelapukan, baik mekanik maupun kimiawi,
lalu tererosi, tertransportasi dan terendapkan pada cekungan pengendapan lalu mengalami
proses Diagenesa yaitu proses perubahan-perubahan pada temperatur rendah yang meliputi
Kompaksi, Sementasi, Rekristalisasi, Autigenesis, dan Metasomatisme,
 Klastik yang bersifat Silikaan ( Breksi, Konglomerat, Pasir, Lanau, Lempung
 Klastik yang bersifat Karbonatan ( Kalsirudite, Kalkarenite, Kalsilutite )
 PENGGOLONGAN DAN PENAMAAN
B. Batuan Sedimen Non Klastik
Terbentuk dari Reaksi kimia atau kegiatan organisme. Reaksi kimia
yaitu Kristalisasi atau reaksi Organik ( Penggaraman unsur – unsur laut,
pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement.
 Nonklastik bersifat Silikaan ( Rijang )
 Non Klastik bersifat Karbonatan ( Batu Gamping Nonklastik )
 PEMER1AN BATUAN SEDIMEN KLASTIK
A. Tekstur
tekstur adalah kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya (

Pettijohn, 1975 ). Tabel 1.1 Ukuran butir pada batuan Sedimen


(Wentworth, 1922)

1. Ukuran Butir ( Grain Size )


Pemerian ukuran butir didasarkan pada
pembagian besar butir yang disampaikan
oleh Wentworth, 1922, seperti Gambar
tabel di samping ini:
 PEMER1AN BATUAN SEDIMEN KLASTIK

2. Pemilahan ( Sorting )
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan
endapan / sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan
sebagai berikut :

• Terpilah baik (well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran


besar butir yang seragam pada semua komponen batuan sediment.

• terpilah buruk (poorly sorted) merupakan kenampakan pada batuan


sediment yang memiliki besar butir yang beragam dimulai dari
lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah. Gambar 2.1. derajat sortasi
 PEMER1AN BATUAN SEDIMEN KLASTIK Gambar 3.2 Bangun Butiran
3. Kebundaran ( Roundness ) Sedimen
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya
bagian tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar.
Kebundaran dibagi menjadi
• Membundar Sempurna (Well Rounded) Hampir semua
permukaan cembung (Ekuidimensional.)
• Membundar (Rounded), Pada umumnya memiliki permukaan
bundar, ujung-ujung dan tepi butiran cekung.
• Agak Membundar (Subrounded), Permukaan umumnya datar
dengan ujung-ujung yang membundar.
• Agak Menyudut (Sub Angular), Permukaan
datar dengan ujung- ujung yang tajam
• Menyudut (Angular), permukaan
kasar dengan ujung-ujung butir runcing
dan tajam
4. Kemas ( Fabric )

Kemas yaitu hubungan antar tiap butir pada batuan Sedimen.


Batuan sediment yang memiliki kemas tertutup memiliki sedikit ruang
antar butir dan sebaliknya batuan sediment yang berkemas terbuka berarti
bahwa banyak ruang atau rongga antar butir yang cendrung tertutup
yang memilki ukuran butir pasir halus hingga lempung karena pada
ukuran tersebut cendrung sekali memiliki ruang antar butiran
B. Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari
batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Studi Struktur paling baik dilakukan di lapangan (Pettijhon, 1975 ).
Menurut Selley, 1970, struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjadi tiga
macam yaitu :

1. Struktur Sedimen Pre-Depositional


Terbentuk sebelum pengendapan
sedimen yang lebih muda dan dapat dilihat pada
permukaan bidang perlapisan.
Contoh: Grooves, Flutes, Scour Mark, Tool Markings

Gambar 1.2 Flute Cast


2. Struktur Sedimen Syn-Depositional
Terbentuk bersamaan dengan proses pengendapan Sedimen
Contoh : Cross Bedding, Graded Bedding, Lamination

Gambar 2.1 Cross Bedding Gambar 2.2 graded Bedding


3. Struktur Sedimen Post-Depositional
Terbentuk setelah terjadi pengendapan sedimen, yang umumnya
berhubungan dengan proses deformasi
Contoh: Slump, Load Cast, Flame Structure

Gambar 3.1 slump stucture Gambar 3.2 Flame Structure


Macam - Macam Perlapisan :
1. Masif adalah Bila tidak menunjukkan struktur dalam ( Pettijohn & Potter, 1964 )
atau ketebalan lebih dari 120 cm. ( Mc. Kee & Weir, 1953 )
2. Perlapisan Sejajar adalah Bila menunjukkan bidang perlapisan yang sejajar.
3. Laminasi Perlapisan sejajar adalah yang memiliki ketebalannya kurang dari 1 cm.
4. Perlapisan Pilihan adalah Bila perlapisan disusun oleh butiran yang berubah dari halus ke
kasar pada arah vertikal.
5. Perlapisan Silang Siur adalah Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan
yang berada di atas atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat
intensitas arus yang berubah-ubah.
 Komposisi mineral
Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan menjadi :
1. Fragmen
Fragmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa pecahan-pecahan
batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organi k.
2. Matrik (masa dasar)
Matrik adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak diantaranya
sebagai masa dasar. Matrik dapat berupa pecahan batuan, mineral atau fosil.
3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat berbentuk
Amorf atau Kristalin. Bahan bahan semen yang lazim adalah :
• Semen karbonat (kalsit dan dolomit)
• Semen silika (kalsedon, kuarsit)
• Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)
 PEMERIAN BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK

A. Tekstur
1. Kristalin

Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking. Untuk pemeriannya menggunakan skala

Wenthworth dengan modifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.3. Pemerian Batu Pasir dari skala Wentworth


Nama butir Besar Butir (mm)
Berbutir kasar >2
Berbutir sedang 1/16- 2
Berbutir halus 1/126- 1/16
Berbutir sangat halus <1/126

2. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau metamorf
B. Struktur
Struktur batuan sedimen Non klastik terbentuk oleh reaksi kimia maupun aktifitas organisme. Macam-macamnya :
• Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil
• Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat konsentrisdengan diameter kurang dari 2 mm.
• Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
• Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
• Cone in cone, strutur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.
• Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu .
• Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
• Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya adalah adanya rekahan-rekahan tak teratur akibat
penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang semua celah- celahnya terisi oleh mineral karbonat.
• Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristal-kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga
tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun kuarsa.
• Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.

C. Komposisi Mineral
Monomineralik Karbonat
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai