Anda di halaman 1dari 19

Batuan Sedimen Klastik dan Non Klastik

Batuan Sedimen Non Klastik


Batuan sedimenyang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme.
Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.Menurut R.P.
Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
A. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain
adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di
lingkungan sungai dan danau atau laut.

B. Golongan Detritus Halus


Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut
dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

C. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera.
Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih
dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras
sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.
Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih
menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom.
Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

E. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup
pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga
sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga
adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan
batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

F. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur unsur organik yaitu dari tumbuh tumbuhan. Dimana
sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya
sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara
adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu
mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
( Danang Endarto, 2005 )

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/03/batuan-sedimen-non-klastik.html
Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal.
Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan
pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut
berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan
laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari
ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan
dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau.
Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu,
golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan
yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal
sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi,
kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses proses proses
yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi.
Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.
Proses diagenesa antara lain :
A. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di
atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain
menjadi rapat.
B. Sementasi
Yaitu turunnya material material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat

butir butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan
pada ruang butir makin besar.C. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan
material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada
pembentukan batuan karbonat.
D. Autiqenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut
merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui
sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.
E. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume
asal.

BATUAN SEDIMEN

1. PENGERTIAN
Batuan Sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi.
Jadi, asalnya dari batuan yang telah ada, baik batuan beku, metamorf atau pun
batuan sediment lain yang mengalami pelapukan, tererosi, terbawa pergi kemudian
diendapkan ke tempat lain. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan
dan erosi, batuan sediment dapat digolongkan atas tiga bagian utama, yaitu:
Sedimen Aquatis, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga air. Contohnya
adalah gosong pasir, flood plain, natural levee, alluvial fan, delta dan sebagainya
Sedimen aeolis/ aeris, yaitu sediment yang diendapkan oleh tenaga
angina(aeolis). Contohnya tanah loss, sand dunes, seris, dan sebagainya
Sedimen glacial, yaitu sediment yang diendapkan oleh gletser. Contohnya: morena,
drumlin, dan sebagainya

2. PENGENALAN
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi (di
daratan ataupun lautan), dan boleh mengalami proses angkutan dari satu kawasan
ke kawasan yang lain. Air dan angin merupakan pengangkut yang utama. Sedimen
ini apabila mengeras akan menjadi batu sedimen. Kajian mengenai sedimen dan
batu sedimen ini sebut sedimentologi. Antara sedimen yang ada ialah lumpur, pasir,
kelikir dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batu sedimen apabila mengalami
proses pengerasan.
Sedimen = Bahan partikel yang peroi(lumpur, pasir, kelikir dan lain-lain)
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan
yang melibatkan;
1. Pemampatan (Compaction)
2. Penyemenan (Cementation)
3. Penghabluran Semula (Recrystallization) terutama sedimen karbonat

3. TANDA-TANDA ATAU PENUNJUK BATUAN SEDIMEN


Kehadiran perlapisan atau stratification

Selang lapis batu pasir dengan lodak/syal


Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan

Struktur lapisan silang


Terjumpanya fosil
Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)

Klas yang telah mengalami angkutan


Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite)

4. PENGGOLONGAN BATUAN SEDIMEN


Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sediment dapat dikelompokkan atas
tiga macam, yaitu klastis, kimia, dan organik.
a. Sedimen Klastis
Jenis batuan endapan klastis sangat berbeda dengan batuan beku baik dalam
bentuk maupun susunan butirannya. Pada pertikel partikel batuan endapan
terdapat adanya tanda-tanda goresan akibat berlangsungnya pengankutan. Batuan
endapan klastis juga mengalami penyemenan sehingga terjadi pengikatan partikel
partikel satu dengan yang lainnya. Ciri penting dari batuan endapan adalah kadangkadang terbentuk dari bahan fosil.
Batuan sediment klastis/ mekanis/fisik yaitu yang terangkut dalam bentuk padat/
tidak larut kemudian diendapkan di tempat lain mengalami sementasi menjadi
batuan sediment. Berdasarkan besarnya butir-butir, batuan dapat digolongkan lagi
seperti terlihat pada table
Nama Partikel Diameter Sebutan Endapan lepas Sebutan batuan gabungan
1. Batu besar >256 kerikil Konglomerat
2. Kerikil kasar 64-256 kerikil Sediment
3. Kerikil Halus 2-64 kerikil Breksi
4. Pasir 1/16-2 pasir Batu pasir
5. Debu 1/256-1/16 debu Batu Pasir
6. Liat <1/256 liat Batu liat, batu lumpur, dan shale

Pengelompokan Batuan Sedimen


Ukuran butir (mm) Keadaan Lepas Mengeras Vulkanis
<64 Batu-2 besar konglomerat Bom
2-<64 Kerikil Breksi Lapilli
0,05-<2 Pasir/ sand Batu pasir/ sandstone Pasir
0,02-<0 Debu/ silt Batu debu Debu/tuf
<0,02 Lempung/clay Batu lint
Keterangan:
Konglomerat adalah batu-batu atau kerikil yang telah mengalami sementasi
menjadi padat, dimana butir-butir kerikil tersebut bentuknya bulat-bulat/halus/
Breksi sama dengan konglomerat tetapi butirannya runcing tidak beraturan. Oleh
karena itu, dapat ditrafsirkan bahwa batuan konglomerat telah terbawa jauh dari
sumbernya
Batuan sediment yang tegolong sediment klastik ini mempunyai sifat yang koheren,
pada umumnya warna bervariasi tergantung kepada penyusunannya. Biasanya
dicirikan oleh sekumpulan batu atau kerikil yang bulat dan kukuh tersusun
sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
b. Sedimen Kimia
Batuan sediment kimiawi, yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian
diendapkan secara kimia ditempat lain. Sediment kimiawi sulit digolongkan lebih
lanjut karena butir-butirnya sangan kompleks
Contoh batuan sediment kimiawi sebagai berikut
a) Batu tetes (stalagtit dan stalagmit) yang banyak di jumpai didalam gua-gua
bawah tanah didaerah kapur
b) Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral mineral halit/NaCL)
yang diendapkan didasar laut atau dasar danau-danau garam karena penguapan
c) Limestone (dari Kalsit), Gypsum (dari mineral sulfat), Hematit (dari mineral kayu
besi)
c. Sedimen Organik
Batuan Sedimen Organik/organogen, yaitu batuan sediment yang dibentuk atau di
endakan oleh organisme. Contohnya adalah sebagai berikut.

Batu bara terbentuk dari timbunan sisa tumbuhan di dasar danau/ rawa-rawa,
berubah menjadi gambut selanjutnya menjadi batu bara muda/ batu bara
Endapan diatomae/ kerangka silica/kersik, kerangka tumbuhan bersel satu
diatomeae yang banyak hidup di laut atau didanau garam. Bangkainya tertimbun
didasar laut/ danau membentuk batuan sediment
Karang dibangun oleh organisme algae calcareous dank oral. Binatang koral
biasanya hidup dilaut yang tidak dalam, kurang dari 50 meter, cahaya matahai
masih tembus sampai ke dasar, temperaturnya tinggi ( sekitar 21-26o C), airnya
tenang dan tidak keruh
5. STRUKTUR SEDIMEN
Adapun struktur sedimen dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis :
1. Struktur Sebelum Endapan
Struktur sebelum endapan dapat ditemui diats lapisan, sebelum lapisan atau
endapan yang muda atau baru di endapkan. Merupakan struktur hakisan seperti
terusan (chanel), 'scour marks', 'flutes', 'grooves', 'tool marking' dan sebagainya.
Struktur-struktur ini sangat penting karena dapat memberikan arah aliran arus.
Adapun contoh struktur sedimen sebelum endapan ini dapat dilihat sebagai
berikut :

2. Struktur Semasa Endapan


Struktur yang terbentuk semasa proses endapan sedang berlaku termasuk lapisan
mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro
(micro-crosslamination), yaitu kesan riak.
Adapun contoh struktur sedimen semasa endapan ini dapat dilihat sebagai berikut :

3. Struktur Setelah Endapan


Struktur ini terbentuk setelah sedimen terendap. Kemudian termasuklah strukur
beban, 'pseudonodules' dimana sebahagian lapisan pasir jatuh dan masuk kedalam

lapisan lumpur di bawahnya, laminasi konvolut (convolute lamination) dan


sebagainya. Struktur nendatan, hasil dari pergerakan mendatar sedimen yang
membentuk lipatan juga termasuk dalam struktur setelah endapan. Nendatan
terdapat di tebing sungai, delta dan juga laut dalan dan sangat berguna untuk
menentukan arah cerun kuno.
Adapun contoh struktur sedimen setelah endapan ini dapat dilihat sebagai berikut :

6. PENGANGKUTAN DAN PENGENDAPAN


Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin dengan meluncur pada Suatu
lereng bukit atau mungkin dibawa oleh angina, gleteser, atau oleh Aliran air. Pada
saat endapan diangkut melalui peluncuran atau penggelindingan menuruni bukit,
hasilnya berupa sebuah campuran partikel dengan berbagai ukuran. Endapan yang
dibawa melalui gletser akan diendapkan di bawah es atau pada tebing sungai es.
Dalam mengangkut partikel-partikel endapan melalui angina atau air akan terjadi

pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angina secara perlahan-lahan


menurun pada suatu kecepatan dimana partikel-partikel tidak dapat bergerak lagi.
Oleh karena itu, pada umumnya butiran butiran dalam dalam endapan yang dibawa
oleh angin atau air dapat menjelaskan segala sesuatu tentang kecepatan
pengangkutan. Endapan kasar menunjukkan endapan berasal dari aliran cepat dari
angin atau air, endapan halus menunjukkan bahwa endapan disebabkan oleh
angina atau air yang bergerak secara perlahan, atau hanya ada endapan halus
yang untuk diangkut

7. DIAGENESIS
Diagenesis merupakan istilah yang dipergunakan untuk menyatakan Terjadinya
suatu perubahan (transformasi) bentuk dari bahan deposit Menjadi batuan endapan

8. SIFAT BATUAN SEDIMEN


1. Stratifikasi
Stratifikasi sediment adalah hasil dari sebuah penyusunan lapisan partikel yang
berupa endapan atau batuan endapan. Tiap lapisan merupakan lapisan yang
berbeda dari batuan karena akumulasi pada permukaan bumi. Pada umumnya
diameter partikel pada tiap lapisan mempunyai ukuran yang berbeda dengan yang
lainnya.
2. Sortasi
Akibat yang mencolok dari pengangkutan partikel-partikel oleh aliran air atau
angina adalah penyortiran bahan-bahan yang didepositkan. Penyortiran terjadi
akibat specific gravity (perbandingan antara berat dari sebuah volume material
terhadap berat volume satu kubik air).
Sortasi adalah salah satu penyebab penting dari stratifikasi. Urutan-urutan lapisan
tidak dipisahkan oleh ukuran butiran maupun komposisi lainnya, tetapi melainkan
dipisahkan oleh permukaan yang mewakili antar lapisan
3. Lapisan Sejajar (pararel strata)
Lapisan-lapisan dari endapan dapat dibagi dalam dua kelas yang didasarkan atas
sifat geometris lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan yang
lainnya. Lapisan ini disebabkan oleh deposit air. Misalnya, deposit didasar danau
pararel lurus dan berombaklapisan yang tidak sejajar (cross strata)
4. Bentuk Silang
Bentukan silang ini berbeda dengan lapisan sejajar, karena bentuk silang adalah
bentuk yang membengkok (cenderung miring) dengan kecenderungan menuju
lapisan lebih tebal. Bentuk silang umumnya terlihat pada delta-delta sungai, bukitbukit pasir, pantai-pantai dan endapan sungai. Bentuk tersebut dapat terjadi jika
terdapat lubang-lubang pada lapisannya, sehingga pada lubang tersebut akan diisi

deposit baru yang akan membentuk lapisan sungai. Disamping itu, lapisan silang
dapat terjadi pada daerah-daerah yang berlereng curam, dimana pergerakan air
cepat dan membentuk aliran yang membengkok atau miring.

9. SUSUNAN PARTIKEL DALAM LAPISAN


1. Lapisan Homogen
Lapisan yang terdiri atas partikel yang kira-kira diameternya sama disebut lapisan
seragam. Lapisan seragam dari batuan klastik menunjukkan deposisi partikel
ukuran tunggal dengan sedikit perubahan kecepatan agen penggerak. Lapisan
seragam batuan non klastis menunjukkan aliran seragam dari larutan yang
menghasilkan partikel kristal dengan ukuran tunggal.
2. Lapisan Berbulir
Jika sejumlah partikel padat dengan diameter yang berbeda dan bobot jenis yang
sama ditempatkan dalam segelas air, digoyang kuat, lalu dibiarkan berdiri maka
partikel akan tenang dan membentuk endapan

PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN


Tuesday, August 25th, 2009

PEMBENTUKAN BATUAN SEDIMEN


Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi karena pengendapan materi hasil erosi atau pelarutan.
Jadi asalnya dari batuan yang sudah ada, baik batuan beku, batuan metamorf yang mengalami
pelapukan, terkikis, tersangkut kemudian diendapkan ditempat lain, sehingga mengalami proses
sementasi dan litifikasi menjadi batuan sedimen yang keras. Sedimen akan menjadi batuan
sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)
2.1.1 Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan butiran
akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang lembut seperti syal, sedimen
lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan menjadi lebih nipis,
porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan yang
berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam pelarutan dan
pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang
tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika
yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.
2.1.2 Penyimenan (cementation)
Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan rongga (pore
fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya tumbuh-tambah atau
tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis simen yang
utama ialah kuarza dan kalsit.
Simen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya
berlaku diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh
mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan tekanan.
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil daripada pelarutan
organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Simen
kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.
2.1.3 Penghabluran Semula (recrystallization)

Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk, tanpa adanya
perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan saiz boleh
berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit menjadi
bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.
2.2 JENIS BATUAN SEDIMEN
Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :
1) terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak mengalami proses
pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen autochthonous. Antara sedimen yang
termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.
2) mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan luar
lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini ke lembangan
pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Antara yang termasuk
dalam kumpulan ini ialah konglomerat, volkanoklastik.
Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan kepada beberapa jenis,
bergantung kepada cara dan proses pembentukannya. Antara klas batuan sedimen yang utama
ialah;
1- Terrigenous (detrital atau berklas / klastik clastic). Batuan klastik merupakan batuan yang
puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam lembangan baru
setelah mengalami proses pengangkutan. Antara nama batuan utama yang terdapat dalam
kumpulan ini ialah;Konglomerat atau breksia, Batu pasir,Batu lodak, & Syal.
2- Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat kimia merupakan
batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia daripada larutan, ataupun terdiri
daripada endapan hidupan bercangkang mineral karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lainlain.. Antara batuan yang tergolong dalam kumpulan ini ialah; Evaporit, Batuan sedimen
karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen bersilika (rijang), & Endapan organik (batu
arang).
3- Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal daripada
aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung berapi ini akan terendap seperti
sedimen yang lain. Antara batuan yang ada dalam kumpulan ini ialah; Batu pasir bertuf &
Aglomerat.
2.3 PENGGOLONGAN BATUAN SEDIMEN
Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, dapat digolongkan atas :
a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh: gosong pasir, flood
plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.
b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh : sand dunes,
tanah loss, dan sebagainya.
c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser Contoh : morena, drumline.
Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan bermacam-macam, ada
yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltion, terbawa dalam duspensi,

ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen
dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya : endapan sungai
(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan delta
dan endapan rawa-rawa (limnis).
Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik
berdarkan genetis maupun diskriptif. Secara genetis disimpulkan dalam dua golongan (Pettijohn,
1975 ddan W. T. Huang, 1962) :
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses pengendapan
secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen
klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di lingkungan
sedimenasi atau pada saat sedimenasi berlangsung). Allogenic mineral mempunyai daya tahan
yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada yang telah mengalami tahap
transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimenasi. Beberapa contoh mineral
ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite, montmorillonite,
hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.
b. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia baik
dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali
dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau lingkungan
sedimenasi). Beberapa contoh Authigenic mineral yaitu gypsum, anhydrite, kalsit, dan halit.
Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen batuan dan
fosil. Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan
sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal dilakukan oleh Howell
dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :
Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari
0,75mm.
Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga
0,75mm.
Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2
mm.
Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01
mm
2.4 TEKSTUR BATUAN SEDIMEN
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang berkaitan dengan butir sedimen, mulai

dari ukuran butir, bentuk butir, hingga orientasi. Proses pembentukan batuan sedimen dapat kita
lihat pada strukturnya. Dari tekstur, kita juga dapat mengintepretasikan lingkungan sedimenasi
suatu batuan sedimen.
2.4.1 Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut :
Fragmen, butiran yang berukuran lebih besar daripada pasir.
Matrik, butiran yang ukurannya lebih kecil daripada fragmen, dan mengisi sela- sela diantara
fragmen, serta diendapkan bersama fragmen.
Semen, material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen
dan matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi.
Untuk mengukur ukuran butir pada batuan sedimen klastik digunakan skala Wentworth (1922).
Ukuran Butir (mm) Nama Butir
>256 Bongkah
64-256 Brangkal
4-64 Kerakal
2-4 Kerikil
1-2 Pasir Sangat Kasar
-1 Pasir Kasar
- Pasir Sedang
1/8-1/4 Pasir Halus
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus
1/16-1/256 Lanau
Lempung
Skala Wentworth
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran butir. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Jenis Pelapukan
b. Jenis Transportasi
c. Waktu / jarak Transport
d. Resistansi
Bentuk Butir
Bentuk butir batuan sedimen yang utama terdiri atas dua macam. Pertama, membulat
(konglomerat). Dan kedua adalah meruncing (Breksi). Tingkat kebundaran butir batuan sedimen
klastik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai berikut :
- Komposisi butir
- Ukuran butir
- Jenis proses transprtasi
- Jarak transport
Butiran dari mineral yang resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan batuan yang

kurang resisten. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih bundar dibandingkan yang
berukuran lebih kecil. Jarak transport berpengaruh pada tingkat kebundaran. Semakin jauh jarak
transport, maka akan semakin bundar.
Pemilahan atau Sortasi
Terdiri atas sortasi baik dan sortasi buruk.
- Sortasi baik, jika ukuran butir merata atau sama besar.
- Sortasi buruk, jika ukuran butir tidak merata, terdapat fragmen dan matrik.
Kemas
Kemas pada batuan sedimen klastik terdiri atas :
- Kemas terbuka, biila butiran tidak saling bersentuhan.
- Kemas tertutup, jika butiran saling bersentuhan.
2.4.2 Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut
monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan
memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen nonklastik adalah sebagai berikut :
Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin
Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau
berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm 2mm
Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar,
lebih dari 2mm
Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama
besar
Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar
Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas :
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm
- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm
2.5 STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
Secara umum, struktur batuan sedimen terbagi atas 2 macam
Struktur Syngenetik, struktur ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen,
kerap kali disebut sebagai struktur primer batuan.
Struktur Epiginetik, struktur ini terbentuk setelah terbentuknya kekar, sesar, dan lipatan.
Struktur Sygenetik batuan sedimen terklasifikasikan atas dua bagian, karena proses fisik dan
karena proses biologi.
Karena Proses Fisik
1. Struktur Eksternal, kenampakan struktur batuan sedimen yang terlihat secara keseluruhan di
lapangan. Contoh struktur eksternal, antara lain sheet, lensa, wedge, dan prisma tabular.
2. Struktur Internal, kenampakan struktur ini terdapat pada bagian dalam batuan sedimen.

Macam-macam struktur internal adalah sebagai berikut :


Perlapisan dan Laminasi
Perlapisan dan laminasi terbentuk karena terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Jika
tebalnya lebih dari 1 cm, maka disebut perlapisan. Jika tebalnya kurang dari 1 cm, maka disebut
laminasi. Macam-macam laminasi dan perlapisan:
a. Perlapisan / laminasi sejajar, lapisan / laminasi tersusun secara horisontal dan saling sejajar
satu dengan yang lainnya.
b. Perlapisan / laminasi silang siur, lapisan / laminasi saling memotong satu dengan yang lainnya.
c. Gradaed Bedding, dimana butiran-butiran berubah secara gradual.
Masif, Bila di dalam struktur sedimen tidak ada kenampakan mengenai struktur sedimen.
3. Kenampakan Pada Permukaan Lapisan
- Ripple Mark, bentuk permukaan bergelombang, karena adanya arus.
- Flute Cast, bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus.
- Mud Cracks, bentuk retakan pada lapisan lumur, pada umumnya memiliki bentuk poligonal.
- Rain Marks, kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.
4. Struktur Yang Terjadi Karena Deformasi
- Load Cast, lekukan yang timbul pada permukaan lapisan akibat beban yang ada diatasnya.
- Convolute Structure, liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.
- Sandstone Dike and Siil, timbul karena pasir dapat terinjeksi pada lapisan sedimen yang di
atasnya.
Karena Proses Biologi
- Jejak (Track and Trail)
Track, merupakan jejak yang berupa tapak organisme. Sedangkan Trail adalah jejak yang berupa
seretan bagian tubuh organisme.
- Galian (Burrow)
Merupakan lubang akibat dari akitivitas organisme.
- Cetakan (Cast and Mold)
Mold merupakan cetakan bagian tubuh organisme. Sedangkan Cast adalah cetakan dari Mold.
2.6 STRUKTUR SEDIMEN
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
1. Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimenasi dapat
merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang,
perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan
beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting
sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam

batuan sedimen.
Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan
mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (microcrosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed, 2007).
2. Struktur Sedimen Sekunder
Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimenasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga
merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan
organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.
3. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya.
Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.
2.7 PETUNJUK BATUAN SEDIMEN
1- Kehadiran perlapisan atau stratification
2- Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan
3- Terjumpanya fosil
4- Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)
5- Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite)

Anda mungkin juga menyukai